Raina 8

"Hari ini Marella tidak datang. Udara disini jadi sedikit bersih." Lili datang membawa dua gelas jus wortel dan meletakkannya di atas meja dapur.

Raina menyelesaikan piring terakhir yang ia cuci, lalu mengelapkan tangan di apronnya yang agak basah.

"Dia masuk shift malam?" Tanya Raina setelah meneguk separuh jus wortelnya.

"Tidak datang. Ada acara keluarga, katanya." Sahut Shani yang baru keluar dari kamar mandi.

"Ah, begitu ya."

"Kau baik-baik saja?" Tanya Lili pada Raina. "Aku sering melihatmu melamun."

Raina menghela napas. Dia memang banyak pikiran belakangan ini.

"Lili, waktu kita datang ke Densy dan aku menghilang, apa kau sempat masuk ke dalam hutan larangan?"

"Benar. Tapi tidak bisa. Kau kan, tahu, itu hutan yang dikunci supaya tidak ada manusia yang masuk kedalam."

Alis Raina menyatu. "Kau serius?"

Lili mengangguk. "Hm. Tubuhku langsung terdorong kebelakang seolah ditolak untuk masuk. Lagi pula, aku juga tidak berani masuk terlalu dalam. Hiiy. Ngeri. Membayangkannya saja sudah membuatku merinding." Lili mengedikkan bahu mengingat lorong hutan yang gelap.

"Jangan coba-coba masuk. Kau tak tahu apa yang ada didalam." Sahut Shani yang tiba-tiba sudah duduk membawa beberapa cemilan.

"Kakekku pernah bercerita, dahulu kala, ada makhluk penguasa hutan yang sering mengamuk dan mengganggu penduduk desa. Zaman dulu Densy adalah desa yang cukup maju karena banyak dari mereka yang mengandalkan kekuatan makhluk dari dalam hutan." Cerita Shani panjang lebar.

"Lanjutkan" Lili penasaran.

"Manusia berkekuatan itu lahir dari makhluk hutan yang menikah dengan manusia. Banyak dari mereka yang saling jatuh cinta."

"Apa?" Raina tak pernah mendengar cerita ini sebelumnya.

"Ya, begitulah awal mula mereka ada. Yah, walau terdengar mengerikan, tapi aku juga ingin punya kekuatan." Keluh Shani. Perempuan berbadan gemuk itu menunduk lesu.

"Hei, lanjutkan soal makhluk penguasa tadi!" Tukas Lili.

"Aku tidak tahu banyak, yang kudengar dia sudah mati karena mengejar kekuatan tak terbatas."

Alis Raina berkerut. "Apa itu?"

"Savior. Kekuatan tertinggi di dunia ini. Dia sudah seperti kekuatan dewa. Tapi aku tidak percaya. Mana ada manusia berkekuatan seperti dewa. Ya kecuali dia memang dewa." Jelas Shani sambil mengunyah.

Savior? Raina seperti pernah mendengarnya. "Kekuatan macam apa itu? Melindungi bumi?"

Shani tergelak mendengar pertanyaan Raina. "Melindungi bumi itu tugas penguasa dunia, kan? Savior itu tidak ada. Percayalah. Makhluk yang mati karena mengejar kekuatan savior itu adalah makhluk gila. Padahal waktu itu, dialah penguasanya. Tapi yah, makhluk serakah itu menginginkan kekuatan lebih. Jadi, aku rasa dia mati karena ambisi."

Raina termenung. Apa cerita Shani ini berkaitan dengannya? Makhluk kuat yang diceritakan ayahnya yang mati karena mengejar kekuatan yang ada didalam dirinya. Kekuatan savior? Raina benar-benar penasaran.

"Jadi mereka punya bos juga?" tanya Lili, ikut mengunyah makanan Shani.

"Katanya sih, begitu. Penguasa hutan yang wajib dihormati walau kekuatannya tak besar. Kata kakek, terakhir dia tahu, penguasa hutan itu adalah harimau."

"Semua orang juga tahu kalau harimau penguasa hutan!" Seru Lili.

"Bukan harimau biasa! Dia manusia harimau yang punya kuasa." Jawab Shani tegas.

Ditengah pembicaraan Lili dan Shani, Raina malah merasa merinding dengan apa yang terjadi belakangan. Morgan adalah harimau yang sangat besar dan ada di tengah hutan. Bukankah artinya dia.. penguasa hutan yang dimaksud Shani?

"Shan. Apa benar tidak semua orang bisa masuk kedalam hutan?" Tanya Raina.

"Tidak semua orang?" Shani berdecak. "Bahkan tidak ada satupun orang yang bisa masuk kedalamnya dan jangan coba-coba. Karena bukan cuma harimau, tapi mungkin kau akan bertemu kelelawar, burung, belalang, kuda-"

"Hei, Shan, itu tidak seram!" Potong Lili.

"Ya, tidak seram kalau mereka hanya hewan biasa. Tapi mereka monster dan bentuknya tidak normal!"

"Ah, aku percaya itu." Ucap Lili akhirnya. "Karen kami pernah melihat serigala."

Mata Shani membulat dengan mulut penuh makanan yang menganga. "Benarkah? Kalian bertemu dimana?"

"Waktu kami..." Lili menatap Raina. Hampir saja dia kelewatan bicara. "Maksudku, tidak sengaja saat bermain di dekat hutan Densy."

"Kalian gila, main di dekat hutan Densy? Main apa sampai harus kesana? Lain kali berhati-hatilah. Kalian bisa saja diseret masuk kedalam dan dihabisi secara brutal!"

Lili menelan ludah. "Untungnya kami bisa segera lari."

Raina jadi bingung. Diseret masuk kedalam, artinya memang manusia bisa masuk jika ada yang menariknya? Tiba-tiba Raina jadi ingin tahu sekali.

"Kau tahu banyak, memangnya siapa kakekmu?" Tanya Lili.

"Dia punya kekuatan angkat benda berat dengan hanya satu jari. Ah sial, aku tidak punya kekuatan apapun!" Keluh Shani.

...🍀...

Anggap saja dia gila. Raina benar-benar tidak mengerti kenapa dia bisa mengikuti feeling-nya untuk datang ke hutan Densy. Dia tahu ini bahaya. Tapi dia juga tak paham kenapa dia sepenasaran ini.

Dia ingin tahu kekuatan apa yang membuat kedua orang tuanya dalam bahaya dan diincar oleh Tigri.

Langit bergemuruh. Awan hitam mulai bergerak cepat dan perlahan menurunkan rintik hujan. Raina masih mengambil napas sembari memperhatikan daun yang bergoyang mengikuti arah angin.

Pohon-pohon tinggi dengan semak yang mulai menutupi jalan tapak rusak menuju tengah hutan. Benar-benar sangar dan mengerikan. Raina bisa merasakannya.

Tak salah ia mendengar Shani menceritakan bagaimana hutan ini ditutup saat manusia sudah sering keluar masuk hutan bahkan saling jatuh cinta dengan makhluk di dalamnya. Ada sesuatu didalam sana, Raina yakin itu.

Dia mulai menggerakkan kaki perlahan, memasang defensif hati-hati jika ada sesuatu pelindung yang mungkin membuatnya terpental kebelakang, menolaknya untuk masuk.

"Heii!!"

Raina tersentak saat tangannya ditarik cukup keras sampai membuatnya mundur beberapa langkah.

"Kau gila, hah? Jangan dekati hutan! Kau tidak baca tulisan diatas??!"

Raina mengadah wajah membaca tulisan besar di papan yang tertancap didekatnya.

Petugas itu memakai jas hujan. Dengan tegas ia menasehati Raina.

"Jangan masuk! Ini hutan larangan. Kau bahkan tak boleh ada didekat sini karena hewan buas bisa saja menyeretmu ke dalam!" Bentaknya pada Raina yang hanya terdiam.

"Cepat pergi dari sini!"

Raina melihat petugas lain yang ada didalam mobil. Dia mengalihkan wajah saat Raina menatapnya.

"Ba-baik." Raina melangkah menjauh dengan perlahan. Matanya kembali melihat kearah petugas lain di dalam mobil yang kembali tertunduk saat Raina menatapnya. Ada apa dia? Raina tidak kenal dengannya. Tapi sikapnya mencurigakan.

"Ingat! Jangan coba-coba dekati hutan!!" Pekik petugas itu.

Raina duduk di bangku tak jauh dari hutan yang dikelilingi pagar kawat itu. Herannya, pintu hutan tak dihalangi banyak kawat seolah membiarkan siapa saja yang ingin masuk jika bisa.

Hujan mengguyur tubuh Raina yang menyerapnya sebagai tenaga. Dia menunggu sampai sepi dan tidak ada lagi orang disekitar sini.

Tak lama, hujan reda dan tak ada lagi orang disekitarnya sebab hari mulai gelap. Dengan sisa cahaya matahari, Raina memberanikan dirinya melangkah menuju pintu.

Raina berjalan perlahan, benar-benar hati-hati sampai tanpa terasa apapun kakinya berhasil menginjak jalan tapak yang berlumut. Raina menahan napas saat merasa bahwa dia sudah masuk kedalam hutan.

Gadis itu berbalik badan, dan matanya membulat saat melihat seperti ada dinding merah transparan yang membatasi area hutan. Ternyata dia bisa melihat itu saat berada di dalam. Jadi, dinding merah inilah yang menjadi penghalang?

Raina mendekat. Tadi dia tidak melihat ini dan hanya melewatinya. Gadis itu mengulurkan tangan ingin menyentuhnya. Apa benar dia bisa melewati ini?

Raina tercengang. Benar. Tangannya tembus melewati dinding transparan itu. Raina mundur perlahan. Ditatapnya tangan yang baru menembus dinding merah.

Ternyata dia memang bisa melewati dan masuk kedalam hutan.

Suara berisik membuat Raina berbalik badan dengan tegang. Sekilas dia melihat beberapa makhluk bersembunyi dibalik pohon, daun, dan semak, seolah penasaran siapa yang baru masuk ini.

Raina menatap sekeliling. Suara hewan-hewan aneh mulai terdengar. Tapi yang membuatnya heran adalah, hutan ini tak seseram saat ia menatapnya dari luar. Justru hutan ini sangat rapi dengan susunan pohon dan... indah.

Perlahan Raina melangkahkan kakinya. Ini tidak seseram saat terakhir kali dia masuk. Seolah hutan menyambut kedatangannya.

"Hai.."

Sapa Raina pada seekor kelinci yang datang mendekati. Mata bulat nan jernih itu terus menatapnya. Raina tahu, dia bukan kelinci biasa.

suara auman keras membuat kelinci dan beberapa makhluk yang mengintip langsung berhambur pergi. Raina berdiri. Dia mendengar suara harimau. Apa itu Morgan?

Raina berjalan cepat memasuki hutan. Dia ingin sekali bertemu Morgan dan menanyakan banyak hal. Apa yang dikatakan Morgan ternyata benar, bahwa dia bukan manusia sembarang yang bisa masuk kedalam hutan.

Raina tersentak kaget saat sesosok makhluk besar dengan tubuh mirip belalang namun kakinya berselaput. Makhluk apa ini? Raina mundur beberapa langkah. Dia mulai takut.

"Makanan baru, uh?"

Raina mendongak dan mendapati manusia berbulu seperti monyet berada diatas pohon.

Sialan! Makhluk apa mereka semua? Raina mengutuk dalam hatinya. Rasanya menyesal telah berjalan terlalu jauh.

Belalang itu mengembangkan sayapnya dan bersiap meluncur kearah Raina.

"Aaaaa..!!"

Raina menjerit saat belalang itu terbang ke arahnya, namun seekor harimau bertubuh besar menyerang terlebih dahulu hingga makhluk aneh itu hilang entah kemana.

Harimau itu mengerang berdiri melindungi Raina, menghangi siapapun yang hendak menyerang gadis itu.

"Morgan?" gumamnya.

Harimau kembali mengaum keras sampai beberapa burung terbang menjauh, begitu juga makhluk lain yang ada disana, langsung pergi ketakutan.

Melihat itu Raina semakin yakin bahwa Morgan adalah raja hutan yang dimaksud Shani.

Harimau itu kini menghadap Raina.

Dia mengitari gadis yang mendadak kaku. Harimau itu menatapnya tajam sampai Raina ragu kalau ini Morgan. Mungkin saja bukan, sebab harimau di hutan kan, bukan cuma satu? Lalu.. siapa ini?

TBC..

Terpopuler

Comments

Naliska

Naliska

lanjut up lg pen, pingin baca terus.

2023-09-17

2

Asma

Asma

kamu punya shani.... kamu punya kekuatan MAKAN... 😝

2023-09-17

1

moona

moona

memang benar kata Lily,saat orang dg energi negatif tdk ada didekat kita,udara jdi semakin bersih😁🙏

2023-09-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!