Raina 10

"Ba-bagaimana cara memadamkannya?"

Raina masih terpaku menatap tangan kanannya yang penuh kobaran api.

Raina berusaha mengibas tangannya. Tidak ada tanda-tanda api itu akan padam. Lalu ia mencoba memerintah.

"Padamlah. Padamlah!"

Tidak juga. Kemudian ia memberi titah melalui pikirannya. Namun api itu juga padam.

"Bagaimana ini?" Raina mulai panik apalagi ini sangat baru baginya. Raina terus mencoba dengan cara yang ia buat-buat, tapi api itu nampak betah sekali di tangannya.

"Tanganmu terbak- Aaakhhh!"

Wuzz! Raina yang terkejut dengan kehadiran seseorang langsung melemparkan api itu, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Elian berusaha memadamkan api yang menempel di bajunya.

Api di tangan Raina seketika padam dan ia buru-buru memadamkan api yang sempat dengan refleks ia lemparkan ke orang yang mengagetkannya.

Raina tercengang mendapati Elian dengan wajah berang menatapnya tajam. Ada asap kecil yang keluar dari dasi Elian yang hangus terbakar.

"M-maafkan aku.." lirih Raina menunduk.

Elian menepuk-nepuk dasinya sampai asapnya menghilang. Lalu ia membuka dasi itu dan membuangnya kesembarang arah. Sudah terbakar sebagian. Untuk apa lagi dipakai, pikirnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Suara Elian terdengar berat. Ia menekannya, mungkin supaya tak ada yang mendengar pembicaraan mereka.

Raina mengangkat pandangan ke wajah Elian. Melihat manik merah itu membuatnya sedikit gentar. Ah, tapi mungkin pria ini bisa menjawab banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya.

"Aku-"

Auman kembali terdengar keras. Mendengar itu seperti sebuah kode, membuat Elian menarik tangan Raina dan membawanya pergi.

Dengan lari yang begitu kencang, membuat Raina lagi-lagi terduduk saat Elian berhenti di suatu tempat. Gadis itu memegangi perutnya yang terasa mual. Percepatan itu membuat matanya seperti berputar dan pusing.

Angin kencang menyapu wajah dan rambut panjang Raina yang perlahan mulai kering. Angin itu tak membuatnya dingin meski bajunya belum sepenuhnya kering. Mungkin efek panas yang masih tersisa di tubuh Raina.

Raina segera sadar dan mendapati dia sangat tinggi saat ini. Gadis itu berdiri perlahan memperhatikan sekitar.

"Waw.." gumaman takjub keluar dari bibirnya saat melihat apa yang ada di sekelilingnya.

Elian membawanya keatas gedung pencakar langit tertinggi. Raina berani bersumpah, belum pernah kakinya menginjak tempat seperti ini. Dia bisa melihat seluruh kota dengan gemerlip lampu kuning yang hangat. Terus terang, ini indah sekali.

"Siapa kau?"

Raina tersadar dari ketakjubannya. Dia lupa ada Elian yang membawanya ke tempat ini.

Raina berbalik, hingga bisa melihat dengan jelas wajah Elian yang rambutnya tertiup angin dengan lembut. Lelaki itu terlihat masih mengenakan pakaian kerja.

"A-aku.. Raina." Dia paham betul bahwa bukan jawaban itu yang ingin didengar oleh Elian.

Tapi mata lelaki itu menyipit, seperti tengah mengingat sesuatu.

"Apa yang kau lakukan di hutan larangan? Kau tahu, tidak ada manusia yang masuk kesana. Kau bisa mati dan menjadi santapan para plasmata."

Siapa itu? Apa maksudnya para makhluk di dalam hutan? Dari pada itu, Raina lebih ingin tahu sesuatu.

"Itu dia. Tidak ada manusia yang bisa masuk kesana. Tapi kenapa aku bisa?"

Pertanyaan itu membuat Elian mengernyit bingung.

"Kau bilang, kau bisa membaca seseorang. Bisakah kau membaca aku? Masa lalu, masa depan, atau apapun yang membuatku paham soal diriku."

Kembali Elian menatap bola mata berwarna hazelnut yang penuh keingin tahuan itu.

Tapi itu juga yang membuat Elian terus kepikiran. Sejak bertemu perempuan di depannya ini, dia tak bisa menebak apa isi kepala gadis ini. Justru setelah malam gerhana bulan itulah, tiba-tiba Elian bisa mendengar suara hati, yang belakangan ia ketahui adalah suara hati Raina. Dan tentu sebab malam gerhana itu pula, Elian merutuki diri, kenapa ia harus berhadapan dengan Raina disaat yang tidak tepat hingga membuat dirinya terus berhubungan dengan gadis ini.

"Aku tidak bisa melakukannya."

"Apa?" Sekarang dahi Raina yang mengernyit.

"Aku tidak bisa membacamu sejak awal bertemu. Maka dari itu, aku tidak bisa menebak siapa dirimu."

Benarkah begitu? Raina menunduk frustrasi saat tak mendapatkan jawaban apapun. Tapi dia memang mendapatkan keajaiban lain, yaitu kekuatan yang bertambah.

Ditatapnya telapak tangan kanan yang bertitik hitam tembus sampai ke punggung tangannya. Karena percikan api yang dibuat Morgan, dia jadi mendapat kekuatan baru. Tapi.. kenapa bisa begitu? Apa sekarang kekuatan Morgan hilang karena ia tak sengaja berbagi kekuatan?

"Siapa kau sebenarnya?" Pertanyaan itu keluar lagi. Elian sepenasaran itu. Terlebih gadis di depannya tidak menjawabnya sejak pertama kali bertemu. Elian juga telah mengikutinya, namun tak ada tanda-tanda perempuan ini seorang yang hebat.

Raina menatap mata Elian dengan perasaan resah. Dia ingin sekali menjawab, bahwa dia adalah perempuan yang telah dijanjikan untuk menjadi istrinya. Tapi lidah Raina kelu. Tidak mungkin pula ia langsung mengatakan itu.

"Aku.. juga tidak tahu." Raina menunduk. "Itu sebabnya aku masuk hutan supaya aku bisa mengenal diriku sendiri." Desisnya.

Elian memperhatikan jari-jari yang saling memilin dibawah sana. Gadis itu tiba-tiba merasa sedih hanya karena ia belum mendapatkan jati dirinya.

Elian mengalihkan wajah, membuang napasnya perlahan. Entah siapapun gadis ini, yang jelas mereka sudah saling terpaut sejak malam itu. Dia bahkan mendengar kekhawatiran Raina di dalam hutan tadi saat ingin keluar dari sana, membuat Elian mau tak mau meninggalkan rapat dan menyusul Raina kedalam hutan sana.

Akhh. Mengingat betapa rumitnya hidupnya sekarang, membuat Elian kesal sendiri.

"Elian. Bisa tidak kau antar aku menemui penguasa di hutan itu?"

Lelaki itu menatapnya. Walau dia ingin tahu kenapa gadis ini sampai seperti ini, wajahnya tetap berekspresi datar.

"Pada siapa lagi aku bertanya, kalau bukan penguasa hutan, soal kenapa aku bisa masuk kedalamnya."

"Hanya itu?"

"Aku sangat penasaran dan ini sungguh membuatku hampir gila. Bagaimana kekuatanku semakin meningkat dan siapa aku sebenarnya sampai ibuku meninggal karena kejaran makhluk aneh yang menginginkan kekuatanku yang bahkan belum lahir saat itu. Aku ini apa?" Tanyanya frustrasi. Napasnya tak beraturan mengingat tak satupun pertanyaan itu terjawab.

Elian mulai paham. Diperhatikannya wajah dengan gurat sedih itu. Wajah yang sudah sangat ia hapal karena terus menemani mimpinya.

"Datanglah ke tempatku. Ada banyak buku-buku peninggalan tentang semua kekuatan. Kau bisa cari tahu disitu." Ucap Elian akhirnya.

"Dimana?"

Elian menjelaskan alamatnya secara detail sampai Raina mengangguk-angguk paham. Setelahnya, Elian mengantar Raina sampai kedepan rumahnya.

Seperti biasa, gadis itu langsung berpegangan pada pohon saat merasa pusing dengan perpindahan yang sangat cepat.

"Rainaa! Astaga, Raina."

Damian dengan tergopoh mendekati Raina yang masih memeluk batang pohon.

"Ayah.." Raina memegangi tangan ayahnya dengan gemetar. Pusing, dia belum terbiasa dengan semua ini.

"Ayah mencarimu kemana-mana. Ayah khawatir. Kau dari mana saja? Apa yang terjadi padamu?" Tanya Damian panik.

"Oh. Aku bersama... eh?" Raina menoleh ke sekelilingnya dan tak mendapati Elian disana.

"Masuklah, masuk. Aduh, badanmu jadi panas begini. Kau pasti hujan-hujanan." Damian menuntun anaknya masuk kedalam rumah dengan perasaan yang masih khawatir dengan keadaan putrinya itu.

Sementara dari atas, seseorang terus memperhatikan dua orang yang berjalan saling berpegangan hingga pintu rumah mereka tertutup. Walau tidak begitu jelas terlihat wajahnya, namun ia yakin, ia mengenal orang yang dipanggil ayah oleh gadis tadi.

TBC

Terpopuler

Comments

Putri Jasmin

Putri Jasmin

lihat TBC, aku malah bacanya Tuberkulosis 🤣🤣🤭

2023-10-04

1

Abdul Kholiq

Abdul Kholiq

belum up pen??

2023-09-25

0

Naliska

Naliska

lanjut terus pen, jgn lama2 up nya.

2023-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!