Raina 9

Raina mulai gemetar takut saat harimau ini benar-benar tidak mengizinkannya bergerak. Dia terus memantau sembari mengitari Raina yang menegang.

Kini dia berhenti di depan Raina. Mata bulat dengan bola berwarna oranye itu terlihat sangar. Dia melangkah maju dengan seringai hingga memperlihatkan taring, membuat Raina mundur perlahan hingga punggungnya menyentuh batang pohon basah. Mau apa harimau ini? Raina sampai memikirkan beberapa hal yang ingin ia lakukan untuk menyerang sang harimau.

"Kau ketakutan, ya?"

Eh?

Raina mendengar suara Morgan dari harimau yang menatapnya tajam. Ia dia memperhatikan harimau yang perlahan berubah menjadi manusia.

Morgan yang jongkok setelah perubahnnya pun berdiri. Dia tersenyum. "Benar kan, kau bisa masuk."

Raina rasanya ingin mengutuk, bisa-bisanya Morgan menakutinya seperti itu.

Tidak menyahut, Raina malah memeluk tubuh karena tubuhnya menggigil kedinginan. Hujan telah berhenti dan menyisakan kuyup untuknya.

Melihat itu, Morgan tersenyum. "Ayo, ikut aku." Morgan menarik perlahan tangan Raina. Dan dalam hitungan detik, mereka sudah berpindah tempat.

Raina sedikit terguncang dengan perpindahan dadakan itu sampai ia harus memegang pohon untuk menahan tubuhnya.

Morgan tertawa kecil. Dia berjongkok dan mulai mengumpulkan ranting.

"Jadi, ada apa kesini? Bukan mencari Elian, kan? Dia tidak tinggal disini."

Ctik! Morgan menjentikkan jari dan keluarlah api dari telunjuknya. Ia memanaskan ranting basah cukup lama sampai ranting itu terbakar dan berbunyi berisik akibat bekas air.

"Sampai kapan berdiri disana?"

Raina tersentak sesaat setelah menyadari kekuatan Morgan selain manusia setengah harimau.

"Ada yang ingin kutanyakan." Raina duduk diakar pohon yang besar. Ditadahkannya kedua telapak tangan ke dekat api supaya merasakan hangat.

Morgan terus memasukkan ranting-ranting kecil kedalam api. "Tanya saja."

Raina menatap sekitar. Hari benar-benar sudah sangat gelap. Ia agak takut tapi banyak yang ingin ia tanyakan sebelum meninggalkan hutan.

"Kemarin kau bilang tidak semua manusia bisa masuk kesini."

"Benar."

"Lalu, kenapa.. aku bisa?"

Alis Morgan naik sebelah. "Kau menanyakan sesuatu yang kutanyakan sejak kemarin."

"Tapi aku juga tidak tahu kalau hutan ini dikunci untuk manusia."

"Bukan hanya manusia, tapi makhluk di dalam hutan ini pun tidak semuanya bisa keluar."

Raina tidak tahu itu. Pantas saja dunia luar begitu tenang padahal banyak makhluk aneh disini.

"Apa.. ada syarat, kenapa manusia sepertiku bisa masuk kesini?" Tanya Raina masih penasaran. Dia belum menemukan jawaban.

"Syarat, ya. Hm.. sepertinya ada."

"Apa?"

"Kau punya kekuatan luar biasa."

"Contohnya?"

Morgan mengedikkan bahu. "Aku juga ingin tahu kekuatanmu."

"Healer." Sejenak Raina diam dan menggigit bibir. Rasanya menyesal telah mengatakan itu padahal berulang kali ayahnya memintanya untuk diam sebab akan ada saja makhluk yang menginginkan kekuatan itu.

"Itu bukan sesuatu yang spesial." Ucap Morgan akhirnya. "Healer disini tidak begitu berguna. Belum sempat kekuatannya berfungsi, pasiennya sudah mati." Morgan lalu menggelengkan kepala. "Lambat dan tidak berguna." Sambungnya lagi sembari membesarkan perapian supaya lebih hangat pada cuaca dingin ini.

Raina menghembuskan napas perlahan. Syukurlah kalau Morgan berpikir demikian walau itu ada benarnya. Tepatnya sebelum kekuatannya bertambah.

"Aawww!" Raina mengibaskan tangan kanannya saat gemercik api mengenainya.

"Ah, maaf." Morgan mendekati Raina. Dilihatnya punggung tangan pucat dan dingin itu melepuh terkena api.

Raina mengumpat dalam hatinya. Ini sakit sekali, bahkan panasnya terasa menjalar keseluruh nadi dalam tubuhnya.

"Benar, kan, yang aku bilang." Ucap Morgan dengan senyum miringnya terus memperhatikan bekas api di tangan Raina yang belum juga tertutup.

Raina menarik tangannya. Sumpah, ini panas membakar sampai kedalam tubuhnya, padahal hanya setitik api kecil. Sebesar apa sih, kekuatan api Morgan? Batin Raina bertanya-tanya.

"Tapi aku yakin kau punya kekuatan lain. Karena bukan cuma aku, semua makhluk di hutan ini pun, bisa merasakannya." Morgan menatap sekitar, diikuti Raina yang langsung membuat banyak makhluk bersembunyi, tak ingin ketahuan telah mengintip dari jauh.

Raina kembali menatap punggung tangannya. Apa ini efek dari api yang dibuat Morgan? Sangat panas dan membakar sampai kekuatannya tak mampu menutupi rasa sakitnya. Dia jadi membayangkan, sekuat apa Morgan ini, sampai makhluk belalang tadi pun lari saat melihatnya.

"Belum sembuh juga?" Nada itu sebenarnya terdengar agak mengejek.

Raina mengabaikan rasa perih dan juga ejekan Morgan.

"Morgan, boleh aku tahu siapa penguasa hutan?"

Morgan tersenyum kecil. "Kau ingin menemuinya?"

"Apa.. itu kau?"

Morgan menggeleng pelan. "Bukan."

Baru menjawab. Sebuah auman keras terdengar sampai membuat Raina terbelalak bersamaan suara hewan lain yang berlari menjauh.

Morgan malah tertawa. "Aku dipanggil." Katanya sembari berdiri.

"Ah, setidaknya antar aku keluar." Tukas Raina ikut berdiri. Dia panik, apalagi kalau Morgan benar-benar pergi meninggalkannya sendiri.

"Kau bisa masuk sendiri, artinya kau juga bisa keluar sendiri."

Terdengar auman lagi, membuat Morgan langsung merubah diri kembali menjadi harimau.

"Sampai bertemu lagi."

"Apa? Heiii, Morgan!!"

Teriakan Raina tak digubris. Morgan menghilang dibalik gelapnya hutan.

Kini Raina sendiri. Dia tegang bahkan mematung di depan perapian yang diciptakan Morgan. Sejak tadi dia memang mendengar berbagai suara, tapi ia bisa mengabaikannya karena ada Morgan didekatnya. Tapi sekarang, tak ada yang bisa dia andalkan.

'Sial. Sejak tadi aku diikuti. Kalau aku terlihat takut seperti ini, mereka pasti akan menghabisiku. Aku harus cepat keluar dari sini. Tapi.. Bagaimana?.' Batinnya mulai berbicara sendiri sembari terus mengibaskan rasa panas di tangan yang belum juga pergi.

Kilat menyambar, membuat Raina mendongak melihat langit yang tak begitu terlihat tertutup daun lebat, tapi dia merasa hawa semakin dingin. Nampaknya akan hujan lagi.

"Ah. Sial." Umpatnya saat melihat satu makhluk keluar dari persembunyian.

Suara erangan makhluk itu terdengar bersamaan air liur yang mentes dari mulutnya.

Makhluk lain yang merasa kekuatannya dibawah Raina, hanya bisa melihat dari jauh. Berbeda dengan makhluk yang lebih kuat, pasti sejak tadi mengincar Raina. Mengingat tidak ada manusia yang masuk setelah bertahun-tahun lamanya.

"Pergilah, sebelum aku menghabisimu." Tukas Raina dengan tegas, walau perasaannya berkecamuk juga takut.

Kembali Raina mengumpat saat makhluk itu malah semakin melangkah. Disatu sisi Raina tak tahan lagi dengan panas di tangannya yang semakin menjadi.

"Aaakhh!" Panas sekali. Raina mengibas-ngibaskan tangannya, sampai entah bagaimana dari telapak tangan Raina mengeluarkan api.

Mata gadis itu melebar sempurna dengan mulut menganga menyaksikan tangan kanannya terbakar. Benar-benar mengeluarkan api yang cukup besar.

Raina berteriak histeris dan terus mengibaskan tangannya sampai-sampai dari tangannya menjatuhkan anak api kebawah tanah dan rumput dibawahnya hangus seketika.

Raina terdiam. Tangannya tidak terbakar bahkan api pun tidak menjalar ke tubuhnya yang lain dengan kobaran yang masih sama besarnya.

Apa ini? Kenapa api Morgan malah menempel padanya?

Erangan kembali terdengar dari makhluk di depannya. Cepat-cepat Raina melemparkan api di tangannya kearah makhluk itu dan...

Bussh!

Makhluk itu lari dengan bulunya yang sempat terbakar mengeluarkan bau hangus.

Makhluk lain yang menonton ikut terdiam, sampai Raina menyadari sesuatu yang meledak dalam tubuhnya. Kekuatan baru, uh? Raina menyengir.

"Selanjutnya!"

Dan Wuzz.. semua makhluk-makhluk itu kabur tanpa sisa.

Sejenak Raina termangu menatap kobaran api di tangannya. Kini dia menyadari, bahwa memang ada kekuatan lain yang mulai muncul dari dalam dirinya.

TBC

Terpopuler

Comments

Evi Marena

Evi Marena

keren pakai bingiitttt othorrrrr,love yuo🥰😁

2023-09-20

1

Siti Umi

Siti Umi

lanjutannya arsy gmn pennn?

2023-09-20

1

Asma

Asma

wah jangan2 dia bisa meng copy paste kekuatan org lain yg kena dia....
bahaya dia nih... 😒

2023-09-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!