Kekuatan Yang Meningkat

Elian mengerang kearahnya. Dia tampak tak suka dengan kehadiran lelaki bermata oranye. Apa mereka saling kenal? Raina jadi ingin tahu.

"Bukankah malam ini sangat penting untukmu, Elian?" Ucap lelaki itu menatap keatas langit. "Apa kau mendapatkan kekuatan baru?"

Kekuatan baru? Raina ikut mengadahkan wajah ke atas langit. Apa itu ada kaitannya dengan gerhana bulan barusan? Raina mendengarkan sambil terus berpikir.

"Bukan urusanmu!" Ketus Elian.

"Ah. Tadi kulihat kau terluka parah saat bertarung. Kupikir kau akan mati. Tapi aku lupa kalau kau monster yang mengerikan. Lukamu cepat sekali pulih." ujarnya, lalu melirik Raina. "Apa kau yang menyembuhkannya?"

"Jangan urusi yang bukan urusanmu!"

Mendengar itu dari Elian, membuat lelaki bermata oranye tersenyum. Entah kenapa pria itu terlalu santai walau Elian menyerangnya tadi.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi pada Raina.

"Kalau kau masih mengusik, aku tak segan menyerangmu lagi." Erang Elian geram. Nampaknya ia benar-benar tak suka dengan pria bermata oranye itu.

Lelaki itu memiringkan kepalanya menatap Raina yang berdiri dibelakang Elian. "Aku akan segera tahu tentangmu. Sampai bertemu lagi, gadis." Ucapnya menyeringai dan berlari dengan sangat cepat.

Segera tahu? Raina merasa takut. Memangnya dia mau melakukan apa?

Lagi pula, sebenarnya makhluk apa mereka ini? Raina bertanya-tanya dalam hatinya, sebab ia baru tahu ada manusia setengah hewan di dunia ini.

Selama ini yang ia tahu hanyalah manusia berkekuatan. Itupun tak sedikit yang merahasiakan kekuatan mereka, termasuk Raina sendiri.

"Aku akan mengantarmu. Sebelum itu, jelaskan padaku siapa dirimu. Kenapa kau tahu namaku."

Raina menelan ludah. Bagaimana ini? Dia benar-benar tak boleh jujur sebab dia tak tahu siapa manusia setengah hewan ini.

"A-aku.. bisa.. menebak nama orang." Raina berbohong. Dia tak tahu lagi harus berbuat apa sebab tak ingin menjadi santapan hewan buas seperti Elian.

Elian menatapnya dengan penuh selidik. Pertanyaan yang sama lagi-lagi ia lontarkan. "Siapa kau?" Tanyanya dengan alis mata yang menyatu.

Kembali Raina bungkam. Dia ragu apakah Elian mengingat namanya?

"Ma-maaf, manusia anjing. Aku hanya ingin pulang. Aku sudah menyembuhkanmu maka kembalikanlah aku.

"Manusia... anjing?!"

Raina tersentak mendengar suara besar Elian secara tiba-tiba. Tubuhnya langsung bergetar. Kenapa Elian marah?

"Aku bukan anjing!" Senggaknya.

Raina menunduk dan memejamkan mata kuat-kuat. Dia sangat takut mendengar erangan Elian.

'Bukan anjing, lalu apa?'

"Manusia serigala."

Kepala Raina terangkat. Elian.. menjawab apa yang ada dibenaknya? Dia bisa membaca pikiran atau ini hanya kebetulan saja?

"Aku akan mengantarmu."

~

Raina menghampiri Lili yang tengah terduduk menangis gugu di depan pintu masuk hutan terlarang.

Dia menyesal kenapa lari begitu saja tanpa memastikan Raina ikut dibelakangnya atau tidak. Dia terlalu ketakutan tadi. Sekarang dia tidak tahu kemana sahabatnya itu. Apakah sudah dimakan makluk mengerikan tadi? Memikirkannya membuat Lili histeris.

Dia tidak tahu bagaimana caranya untuk masuk kedalam hutan. Sebab hutan itu seperti ada perlindungan yang membuat tubuhnya terasa berat ketika hendak melangkah masuk. Lagi pula, dia tidak berani sendirian ke dalam hutan. Dia tak tahu makhluk buas jenis apa yang ada di dalam.

"Lili.."

Gadis itu mengangkat wajah dengan cepat saat mendengar suara Raina. Dia bangkit dan memeluk Raina dengan kuat.

"Sialan! Kau kemana, hah? Aku mencarimu sejak tadi. Kukira kau sudah mati dilahap hewan buas tadi. Huuhuuuuu." Lili sesegukan.

"Kau kemana saja?" Lili melepaskan pelukan. Lalu ia mengusap air matanya. Dilihatnya Raina dari atas sampai bawah, tidak ada yang berubah. Hanya ada bekas darah di baju dan tangannya.

"Rai, kau baik-baik saja? Apa kau diserang makhluk tadi?"

"Aku... baik-baik saja."

Sejujurnya tidak. Raina masih merasa ketakutan. Kejadian yang begitu cepat dan singkat, juga apa yang terjadi di dalam hutan membuat tubuhnya masih bergetar.

"Ini apa?" Lili menunjuk bekas darah Elian di bajunya.

Raina menghela napas. Masih berat rasanya ia menerima kejadian barusan di dalam hutan. Dia belum siap menceritakannya pada Lili.

"Aku.. diserang makhluk tadi. Tapi dia sudah pergi."

"Aahh.." Lili menghela napas lega. "Tapi kau benar-benar sudah sembuh, kan? Syukurlah. Untung saja kau punya kekuatan super penyembuh. Sekarang, ayo pulang."

Raina mengangguk. Lalu berjalan berdampingan dengan Lili menuju halte bus yang tak jauh dari sana.

"Sebenarnya aku baru pertama kali melihat werewolf." Ujar Lili tiba-tiba. "Aku sangat terkejut ternyata mereka benar-benar ada. Selama ini aku hanya mendengar cerita orang. Aku pikir itu hanya khayalan."

"Werewolf.. Manusia serigala?"

"Iya. Katanya, jika gerhana bulan, mereka akan selalu melolong sepanjang malam."

'Ah. Jadi Elian memang manusia serigala? Berat sekali. Bagaimana caraku mengatakan ini pada ayah?'

Ngomong-ngomong soal gerhana bulan..

"Li.."

"Ya?"

"Kau tahu kalau tadi adalah gerhana bulan total?"

Lili langsung membelalak. "Benar. Tadi gerhana bulan total. Tapi aku tidak begitu memperhatikan sebab aku menangis terus memikirkanmu. Aku kira kau tewas dimakan makhluk mengerikan itu."

"Maaf.."

"Sudahlah. Yang penting kau selamat." Ujar Lili.

"Tapi, kau pernah bilang kalau malam bulan purnama total membuat seluruh manusia yang punya kekuatan menjadi lebih kuat."

"Ya. Tapi aku tidak tahu itu benar atau tidak. Kenapa? Apa kau merasa kekuatanmu bertambah?"

Raina menggelengkan kepala. "Tidak."

Dia hanya penasaran soal percakapan Elian dan makhluk hutan itu. Mereka bilang, malam ini adalah malam penting. Itu sebabnya para makhluk hutan tak ada yang menyerangnya saat di dalam hutan karena harus ke tempat yang membuat tubuh mereka terkena sinar bulan.

...🍀...

Raina termenung di dapur. Tangannya berputar mengaduk teh dengan sendok. Kejadian kemarin malam benar-benar diluar nalar. Sepanjang usianya, Raina baru tahu di dunia ini ada manusia setengah hewan dan orang itu Elian pula. Bagaimana cara ia memberitahu soal ini pada ayahnya? Apa ayahnya tahu siapa laki-laki yang dijodohkan dengannya itu?

"Raina."

Trang!

Terkejut, Raina sampai menjatuhkan gelas berisikan teh yang ia buat untuk ayahnya. Gelas itu pecah berkeping-keping di bawah kaki Raina.

"Ada yang kau tengah pikirkan, nak?"

Raina menggelengkan kepala dengan senyuman. Diperhatikannya pecahan gelas itu.

Hah. Dia lelah jika harus membersihkan tanpa kekuatan. Tapi tadi malam kekuatannya sudah terkuras banyak untuk menyembuhka Elian.

Raina menatap pecahan gelas, lalu tiba-tiba saja gelas itu kembali utuh bersama air teh yang tumpah, masuk kedalam gelas dan naik keatas meja.

Hah? Raina menutup mulutnya. Gelas itu... kembali utuh sendiri padahal Raina tak menyentuh atau menggerakkan tangannya sedikitpun.

Ditatapnya sang ayah dengan wajah yang masih terkejut. Dia yakin ayahnya juga menyaksikan itu.

"Raina.. kekuatanmu..."

Raina menggelengkan kepala. Tidak. Dia tidak menyentuhnya. Tapi kenapa dia bergerak sendiri?

"Kekuatanmu meningkat."

Alis Raina terangkat. Apa? Kekuatannya meningkat?

Damian terus menatap anaknya yang masih terkejut dengan keadaan barusan.

"Kau memikirkannya?" Tanya Damian.

"Me-memikirkan apa.."

"Gelas itu. Apa kau memikirkan supaya dia kembali utuh?"

Raina merenung, mengingat kembali apa yang ia pikirkan tadi.

Raina merasa ada yang berbeda dari dirinya. Tapi dia penasaran jika memang kekuatannya meningkat.

TRANG!

Kembali Raina menjatuhkan gelas tadi, lalu Raina menatap pecahan kaca sambil memerintah dalam pikirannya, supaya gelas itu kembali utuh ke tangannya.

Dalam hitungan detik, Raina menutup mulut dengan sebelah tangan saat gelas itu kembali menyatu dan naik ke tangan Raina dengan cepat.

Gadis itu membeku menyaksikan langsung bagaimana kekuatannya bisa bertambah seperti itu. Ini.. luar biasa.

"A-ayah! Lihat. Kekuatanku bertambah!" Raina kegirangan mendapati peningkatan. Apalagi dia bisa mentitah tanpa harus menyentuh bendanya.

Berbeda dengan Raina, Damian justru merasakan kekalutan dalam dirinya melihat kekuatan penyembuh Raina semakin kuat. Dia takut, justru kekuatan itu membahayakan diri Raina.

"Rai.."

Raina yang masih kesenangan itu menoleh.

"Duduklah dulu. Ada yang ingin ayah katakan padamu."

Damian akan menceritakan sesuatu pada putrinya. Dia ingin Raina tetap waspada akan bahaya yang mungkin akan muncul persis seperti kejadian yang menimpa ibunya.

**

Hai, Jangan Lupa Subscribe!

By the Way, Aku belum nemu visual yang pas untuk cerita ini😌

🍀🍀🍀

Terpopuler

Comments

Shee Larisa

Shee Larisa

visual cowonya warbiasa thor..
caakeewppp😍😍

2023-09-12

1

Naliska

Naliska

lanjut thor, masih sangat penasaran bingit, bsk up yg banyak ya thor.

2023-09-05

1

ega

ega

di tunggu next nya pen

2023-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!