Raina 7

"Kau terkejut?" Bisik Elian. Raina masih tegang menatap harimau yang sangat besar itu. Mendadak tubuhnya menggigil takut.

"Kupikir kalian sudah kenalan tadi."

Alis Raina menyatu. Kenalan?? Maksudnya.. itu.. Morgan??

Harimau itu benar-benar Morgan karena ia kembali merubah bentuk seperti semula. Morgan berjongkok. Tangannya menyentuh sesuatu di atas tanah. Itu darah Raina. Dia mengendus darah itu, lalu menengok kesana kemari memastikan bahwa Raina sudah tak lagi ada disana. Hingga akhirnya ia pun pergi dengan berlari sangat kencang dan menghilang dibalik bangunan tinggi yang ada diujung sana.

Di detik itu pula, Raina menghembuskan napas lega. Dia tidak tahu kalau Morgan mengikutinya sampai seperti itu. Mau apa sebenarnya dia? Kenapa jadi sangat mengerikan?

Namun dibalik ketakutannya, ada ketakutan lain yang menimpanya. Yaitu, duduk diatas pohon tinggi, bersama seekor serigala pula.

Perlahan kepala Raina memutar, melihat werewolf yang ada disebelahnya yang juga tengah menatap kearahnya.

Raina merasa aneh. Tidak bisa. Ini terlalu dekat.

"B-bisa turunkan aku?"

Permintaan itu tak dikabulkan. Elian masih saja diam menatapnya. Seolah menyelidik dengan tatapannya, ingin tahu banyak soal gadis yang belakangan mengganggunya.

'Hilang satu, muncul lagi satu. Bukankah ini seperti keluar dari kandang harimau dan masuk ke kandang buaya?'

"Aku bukan buaya."

"Ehh??" Raina terkaget. Elian.. Benar-benar bisa membaca isi kepalanya?

Elian melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Raina. Tanpa mengucapkan apa-apa, dia melompat turun hingga membuat Raina reflek menjerit dan memeluknya.

Elian menunduk, melihat Raina yang memendamkan wajah di dadanya karena takut, padahal mereka sudah mendarat sempurna diatas tanah.

Perlahan Raina melepaskan tangannya yang tanpa sadar melingkar di leher Elian.

"M-maaf.." Raina mundur perlahan. Sedetik kemudian dia berbalik dan membereskan barangnya yang jatuh.

"Kau yakin dia sudah pergi? Kenapa dia tidak bisa mencium keberadaanku?" Tanya Raina bingung.

"Karena aku yang menyamarkannya."

"Ah, begitu, ya." Raina mengangguk mengerti.

"Ada apa?" Tanya Elian dingin, menatap Raina yang tengah berjongkok mengutip barang-barang yang keluar dari dalam tasnya.

"Ada.. apa?" Ulang Raina dengan bingung.

"Kau mencariku."

"Tidak." Jawab gadis itu cepat. Lalu sedetik kemudian ia terbelalak, mengingat bahwa benar, dia memang mencari Elian.

"Sejak tadi mencari cara supaya bisa bertemu lagi denganku. Ada apa?"

Raina mematung. Wajahnya mendongak melihat Elian yang berdiri menjulang di depannya.

Elian mendesah. Dengan tangan yang bertolak dipinggang, ia berujar.

"Aku pusing mendengar suaramu yang terus menanyakan keberadaanku. Sampai aku sulit sekali beristirahat."

Raina masih saja diam. Benarkah Elian mendengar isi kepalanya? Atau hanya kebetulan?

Raina berdiri perlahan. "Suaraku.. terdengar? Kau.. bisa ... mendengar .. isi kepalaku?" Tanyanya dengan terputus-putus.

Elian mengangguk malas. "Makanya, diamlah. Kau hanya boleh berpikir, tapi jangan berbicara dalam pikiranmu."

Hah? Bagaimana maksudnya? Ini aneh. Raina sampai tak bisa berkata-kata. Dia tak paham. Apa Elian memang memiliki kekuatan seperti itu?

"Jadi, kau bisa mendengar isi hati orang lain?"

Elian mengangguk lagi. "Ya. Tapi suaramu paling keras."

"Apa?" Raina melengos. Padahal jarak mereka kan, sangat jauh. Beda kota lagi.

"Jadi, cepat. Ada perlu apa sampai kau harus memikirkan cara untuk menemuiku?"

Raina berusaha tak berbicara dalam pikirannya, karena ia masih bimbang, apakah langsung mengatakan kalau mereka telah dijodohkan? Tapi dia malu untuk mengatakannya.

"Aku hanya ingin tahu kabarmu. Apa.. lukamu benar-benar sembuh?" Tanya Raina yang kini sudah berada diatas sepedanya dengan kaki yang bersiap mengayuh.

Elian menatapnya dingin. Dia tahu gadis itu menyembunyikan pertanyaannya. Dan itu cukup membuat Elian kesal. Seharusnya dia tak usah bilang bahwa kemampuannya adalah mendengarkan suara hari seseorang.

Elian tak mau menjawabnya. Ini membuang waktu. Jadi dia pergi dengan langkah cepat dan dalam hitungan detik tanpa pamit, Elian menghilang menyisakan angin yang berhembus ke wajah Raina.

'Hah. Sial. Dia bahkan belum mengucapkan terima kasih sejak hari itu.' Ucap Raina dalam hati sembari mengayuh sepedanya dengan kuat.

"Aaaaakkkk!!" Kembali Raina mengerem sepeda hingga ia hampir saja terjatuh saat Elian mendadak muncul di depannya.

Dia benar-benar tekejut sampai memegang jantungnya yang berdegub kencang.

Makhluk gila! Bisa- bisanya dia muncul mendadak begitu!

"Apa kau bilang?" Alis Elian mengerut.

"Apa?" Tanya Raina bingung.

Pria itu menghela napas. "Terima kasih soal kemarin."

"Upss.." Raina menutup mulut. "Aku lupa kau bisa mendengar suara di kepalaku." Katanya sembari tersenyum jahil.

Elian tahu itu. Gadis itu pasti sengaja melakukannya. Padahal dia sendiri belum berterima kasih karena Elian membantunya barusan.

"Sekarang minggirlah."

Lama Elian berdiri, sampai ia menghela napas. "Sendirinya tidak mengucapkan terima kasih padahal sudah kutolong."

Eh! Raina terenyak. Benar juga. Barusan dia ditolong, kan.

"Terima kasih!"

Elian masih berdiri menatapnya dengan tangan bersedekab di dada. Matanya menyiratkan sesuatu sampai membuat beberapa lipatan di dahinya muncul.

"Ada apa?" Tanya Raina akhirnya.

"Sierra. Kau pernah dengar?"

Kini dahi Raina yang berkerut. Apa Elian tengah menyebut nama tempat, atau nama orang?

"Tidak." Mau nama orang atau apapun, Raina memang belum pernah mendengarnya. "Kenapa?"

Ada sesuatu yang mengganjal di hati Elian setiap kali dia melihat Raina. Tetapi saat mencoba melihat isi pikiran Raina lebih dalam, dia gagal.

Elian langsung pergi begitu saja sampai lari kencangnya menyisakan angin berhembus ke wajah Raina.

Apa-apaan dia? Raina menggelengkan kepala, tidak mau memikirkan siluman aneh yang kemarin masih mengerikan, tapi mendadak hari ini rasa takut Raina padanya berkurang. Entah karena Raina tahu Elian bukan makhluk jahat, atau keramahan pria setengah serigala yang mau muncul karena Raina diam-diam memang mencari dirinya.

~

Sudah larut. Raina belum ingin tidur. Dia menggulung lengan bajunya hingga siku. Setelahnya, dia duduk di tepi ranjang dan menatap benda yang ada diatas lemari.

Beberapa hari ini terasa aneh, bertemu orang aneh pula. Raina merasa perlu mengasah ketajaman kekuatannya.

Telekinesis. Itu kekuatan ibunya, dan belakangan Raina memiliki kekuatan itu.

"Aku kan, belum pernah mencoba kekutan baruku." Raina memusatkan pandangan pada sebuah kotak yang ada diatas lemari.

Dipandangnya kotak itu sampai kotak yang berada diatas lemari perlahan bergeser ke kiri dan kanan.

"Oh!" Raina menutup mulutnya, takjub karena ia bisa memindahkan dengan hanya memerintah melalui otak. "Keren..." Desisnya pelan.

Raina menggosok kedua telapak tangannya yang dingin. Kekuatan ini malah membuatnya merinding.

Pertama, dia bisa menggerakkan benda dengan pikirannya. Kedua, proses penyembuhan dirinya terasa begitu cepat. Lalu, apa ada lagi? Dia benar-benar penasaran. Rasanya ada sesuatu yang masih tersembunyi dalam dirinya. Tapi kalau bukan karena sebuah kecelakaan seperti di dapur kafe tadi, Raina takkan mungkin tahu apa lagi yang baru dalam dirinya.

Mendadak ia tegang. Entah kenapa ada rasa takut yang muncul. Apa benar kekuatannya ini bisa menjadi luar biasa sampai kakek Elian dan juga makhluk bernama Tigri mengincarnya?

Lalu, soal ucapan Morgan juga menjadi pikirannya. Ada apa dengan hutan terlarang itu? Apa benar tidak semua orang bisa masuk kedalamnya. Informasi ini seharusnya ia tanyakan pada Elian tadi. Mungkin karena pria itu yang menariknya, hingga ia juga bisa masuk kedalamnya. Entah kenapa rasa penasaran Raina terasa begitu besar.

"Apa.. aku harus mencobanya sendiri?" Dia jadi ingin masuk ke dalam hutan terlarang itu sendirian.

TBC...

Terpopuler

Comments

Naliska

Naliska

makin seru ya pen, tlg dong pen klu bs up nya tiap hari. Terimakasih.

2023-09-14

2

Cipluk Wibisono

Cipluk Wibisono

Raina,,,masuk ke hutan terlarang sama aja masuk ke kandang harimau dan serigala tau.tpi,daripada penasaran mending masuk ajalah..urusan bahaya d pikir belakangan ..🤣🤣🤣

2023-09-14

1

moona

moona

kamu menantang bahaya Raina....

2023-09-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!