Damian menarik napas sebelum menceritakan ini pada anaknya. Kisah dimana manusia berkekuatan seperti Raina berpotensi semakin kuat saat gerhana bulan muncul. Kejadian yang jarang sekali terjadi. Mungkin sekitar 8 tahun sekali.
"Raina, ayah masih ingat saat usiamu 3 tahun, pertama kali kami tahu kau mempunyai kekuatan. Saat itu, ibumu sakit. Selama beberapa hari ia tak sembuh-sembuh. Lalu kau duduk disampingnya, sambil menangis menggenggam tangan ibumu. 'Cepatlah sembuh, ibu'." Damian bercerita sambil tersenyum mengingat momen itu.
"Dan setelah kau berkata begitu, ibumu langsung sehat. Energinya kembali. Dia bilang, saat kau menyentuhnya, dia merasa ada sesuatu yang masuk dan mengalir dalam tubuhnya melalui tanganmu."
Raina menatap telapak tangannya. Dia bersyukur mempunyai kekuatan itu, walau akhirnya sang ibu tetap meninggal dunia.
"Kemudian saat usiamu 6 tahun, kau tak sengaja menjatuhkan vas bunga peninggalan ibu. Sambil menangis kau bertanya, 'Ayah, apa vas ini bisa kembali seperti semula?' Dan kau menyentuhnya. Beberapa detik kemudian, vas itu kembali dengan sempurna."
Ya, Raina ingat kejadian itu. Waktu itu, dia bingung kenapa dia memiliki dua kekuatan. Ternyata kekuatannya bukan bertambah, melainkan meningkat. Bukan hanya manusia, Raina bahkan bisa mengembalikan benda yang rusak.
"Berarti sekarang kekuatanku meningkat lagi?" Tanya Raina menatap segelas teh hangat yang sempat pecah tadi.
"Aku.. tadi memikirkannya. Hanya berpikir supaya gelas ini utuh. Ternyata dia bergerak sendiri tanpa kusentuh. Artinya kekuatanku..."
Damian mengangguk. "Ya. Semakin bertambah." Walau tersenyum, dalam hari Damian mulai khawatir. Kekuatan besar Raina, bisa mengundang orang-orang jahat termasuk Tigri, manusia harimau kejam yang pernah mengusik keluarganya.
Mengingatnya membuat tangan Damian terkepal.
"Ayah, apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Raina tampak masih bingung menatap kedua telapak tangannya.
"Tetap sama. Jangan pernah beritahu siapapun soal kekuatanmu. Kau harus dengarkan ayah. Ayah tidak ingin kau dikelilingi orang-orang jahat. Kau tahu, kekuatan Healer sepertimu sangat ingin dimiliki oleh siapapun. Apalagi kau bisa melakukannya tanpa menyentuh. Ayah pikir ini akan lebih gampang disembunyikan."
Raina mengangguk. Dia selalu mengingat ucapan ayahnya untuk tidak memberitahu soal kekuatannya, terkecuali Lili. Ya, sahabat kecilnya yang sama-sama memiliki kekuatan.
"Oh. Ayah." Tiba-tiba saja Raina mengingat kejadian tadi malam. Ia ingin mengatakan sesuatu tentang Elian. Dia ragu apakah ayahnya tahu atau tidak soal Elian yang ternyata manusia setengah hewan.
"Emm.. apa ayah tahu sesuatu soal.. Elian?"
"Kau sudah mencarinya?"
Raina mengangguk.
"Kau bertemu dengannya?" Mata Damian melebar, seperti tak sabar mendengar jawaban sang anak.
Raina menggeleng lambat. Dia perlu tahu sesuatu sebelum memberitahu ayahnya soal Elian.
"Ayah, apa di dunia ini ada makhluk sejenis werewolf?"
Damian sedikit kaget dengan pertanyaan Raina. Namun dengan cepat pria itu menyadari bahwa memang sudah seharusnya Raina mengetahui sesuatunya. Tapi jika Raina menyebut werewolf, artinya gadis itu memiliki sesuatu yang ingin dia sampaikan.
"Apa kau mengetahui sesuatu, Raina?" Tanya Damian.
Raina menunduk. "Sebenarnya.. aku bertemu Elian tadi malam. Tidak sengaja bertemu. Dan aku sangat terkejut melihatnya yang ternyata manusia serigala. Ayah.. menjodohkan aku dengan orang sepertinya?" Raina memilin jari dibawah meja. Dia ingin menolak perjodohan itu. Dia tak mau menikah dengan seorang serigala.
"Ayah mengerti, Raina." Damian kembali menghela napas. "Baiklah. Ayah akan ceritakan padamu semuanya tanpa ada yang ayah tutupi."
Raina semakin serius menatap sang ayah. Sesuatu yang.. disembunyikan darinya? Apa itu?
"Kau pernah bertanya, kan. Dari mana kau mendapatkan kekuatanmu?" Ucap Damian mengulang ingatan yang lalu saat Raina bertanya soal dirinya. "Ayah dan Ibumu, kami juga punya kekuatan itu."
"Apa?" Mendengar inipun membuatnya terkejut.
"A-ayah.. punya kekuatan?" Dia tidak tahu, sebab ayahnya tidak pernah mengatakan itu.
Damian mengangguk. Lalu dia teringat saat dimana ia dan istrinya harus mentransfer semua kekuatan mereka pada Raina, untuk melindungi putri semata wayang dari kejaran makhluk bernama Tigri.
"Apa kekuatan ayah dan ibu?" Tanya Raina ingin tahu. Sejak tadi alisnya terus berkerut. Ini sungguh tak pernah ia pikirkan sebelumnya.
"Healer. Sama sepertimu. Ayah bisa menyembuhkan tubuh yang terluka atau sakit, dengan mengalirkan energi baru. Lalu ibumu, dia bisa menggerakkan benda dengan pikirannya. Sama seperti yang baru saja kau dapatkan."
Raina terpaku. Selama ini sang ayah menyembunyikan ini, kenapa? Lalu, kenapa pula sang ayah terus sakit? Apakah ia tak bisa menyembuhkan dirinya sendiri?
"La-lalu.. kenapa ayah.." kalimat Raina terhenti. Kenapa ayahnya selalu sakit dan membutuhkan tenaga darinya?
Damian menunduk paham maksud pertanyaan anaknya. "Ayah telah memberikan semuanya padamu."
"A-apa.."
Raina menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kenapa? Kenapa ayahnya melakukan itu??
Damian langsung menceritakannya pada Raina. Semuanya, tanpa ia tutupi.
Sekitar 21 tahun yang lalu, saat Milla, Ibunda Raina, tengah mengandung Raina 9 bulan. Milla harus terus melarikan diri dari kejaran Tigri, manusia harimau yang tahu bahwa anak yang dikandung Milla mempunyai kekuatan besar.
Entah apa yang membuat Tigri beranggapan demikian, namun caranya yang kejam membuat Milla dan Damian harus melarikan diri sebab makhluk itu ingin membunuh janin yang ada di kandungan Milla. Dia mengatakan bahwa janin itu akan menjadi ancaman bagi kehidupan makhluk berkekuatan.
Waktu itu, Damian dan Milla benar-benar bersembunyi sampai Tigri tak dapat menemukan mereka lagi. Sampai Raina lahir dan berusia 3 tahun, Tigri datang lagi dan mencium keberadaan mereka.
Damian kembali membawa Milla dan putri kecilnya, Raina, untuk kabur dengan mengendarai mobil.
Lalu, entah bagaimana ban mobil mereka tergelincir hingga menyebabkan mobil masuk kedalam jurang.
Keadaan saat itu sangat menyedihkan. Milla sudah penuh dengan darah, Damian terlempar keluar sedangkan Raina, gadis kecil itu menangis dipelukan sang ibu.
Milla, tanpa berpikir panjang meletakkan tangannya diatas kepala Raina. Lalu memindahkan semua kekuatannya untuk sang anak, karena dia tahu, Tigri sudah dekat dengan mereka.
Damian yang penuh luka tertatih mendekati sang istri yang sekarat, ingin menyembuhkan wanita itu. Namun sayang, kekuatan dan energi Milla terkuras habis hingga akhirnya ia meregang nyawa.
Merasakan kehadiran Tigri yang semakin dekat, Damian pula ikut mengisi kekuatan Raina dengan kekuatannya. Saat itu, kekuatan besar yang dikeluarkan Damian membuat aura kekuatan besar menyebar keseluruh tempat, hingga seseorang tertarik untuk mendekat. Dan disanalah mereka bertemu William Olimpus.
"Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?" Tanya Raina penasaran.
"Kau ingat yang ayah ceritakan soal bagaimana bisa ayah menandatangani perjanjian pernikahanmu dan Elian? Itu karena sebenarnya, William-lah yang membunuh Tigri dan menyelamatkan kita berdua. Bukan hanya jasanya memberikan rumah ini untuk kita, Raina, melainkan juga nyawa kita yang sudah ia selamatkan."
Raina tak bisa berucap apa-apa. Pikirannya berusaha menggali memori, tapi sungguh, dia tak bisa mengingat apapun.
"Karena kekuatanmu lah, Damian ingin cucunya dilindungi olehmu. Cucunya, Elian, yang memiliki darah campuran serigala yang sangat mengerikan."
Mengerikan, Raina membenarkan itu. Karena sampai sekarang dia merasa ngeri jika mengingat Elian.
"William melihat kekuatanmu sangat besar hingga diincar oleh Tigri. Walau William tidak mau mengatakan, kekuatan apa yang dimaksud sampai Tigri yang awalnya menginginkan kematianmu, malah memintamu ikut dengannya sebagai Savior untuk kerajaannya."
"Savior?"
Damian meneguk teh, saat kerongkongannya terasa kering.
"Entah itu benar atau tidak, tapi Savior adalah kekuatan terhebat dari semua kekuatan."
Raina tidak mengerti. Dia merasa dirinya tidak memiliki apa-apa hingga membuat dirinya dianggap Savior.
"Atas dasar berhutang budi, ayah menandatangani perjanjian pernikahanmu dengan Elian. Karena Elian akan membutuhkanmu suatu hari nanti." Damian kemudian tertunduk.
"...maafkan ayah, Raina. Ayah tak bisa melindungimu."
"Ayah, ayah bicara apa?" Raina menggenggam kedua tangan ayahnya. "Ayah sangat melindungiku. Sampai detik ini ayah adalah orang tua terbaik."
Walau begitu, Damian tak bisa menghentikan air matanya. Milla, dan semua kepahitan itu menimpa orang yang ia cinta.
"Sebenarnya.. kenapa aku dianggap pelindung? Aku hanya bisa menyembuhkan."
"Ayah juga tidak paham. Tapi William mengatakan hal yang sama dengan Tigri."
Raina menatap lagi telapak tangannya. Kekuatan yang ia punya sebenarnya juga dimiliki orang lain. Memang langka sekali, tapi Raina pernah melihat Healer yang sama seperti dirinya. Namun kenapa hanya dia yang diincar?
"Tapi, ayah merasa.. Tigri belum benar-benar mati."
"Apa maksud ayah?" Tanya Raina dengan mata membulat. Jika Tigri belum mati, bukankah artinya dia bisa saja bertemu kembali dengan makhluk itu?
"Semoga saja ayah salah." Ucap Damian menunduk. Ia ingat saat terakhir William mengerahkan kekuatannya untuk menghabisi Tigri. Makhluk oranye itu tiba-tiba menghilang dengan luka yang sangat parah. William bilang, dia sudah mati. Tapi Damian tetap merasa khawatir.
"Ayah.. Bagaimana cara mentansfer kekuatan pada orang lain?"
Tanyanya penasaran. Kenapa ayah dan ibunya bisa memberikan kekuatan mereka? Bagaimana caranya? Raina baru tahu.
"Tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Kau bisa mati jika memberikan semua kekuatanmu."
Raina tertunduk. Jadi.. ibunya meninggal karena telah memberikan semua kekuatan pada dirinya?
"Jangan berpikir kalau ibumu meninggal karena dirimu. Dia tidak punya pilihan lain. Karena ayah pun akan melakukan hal yang sama jika ada di posisinya. Lagi pula, Ibumu tahu hidupnya sudah tak terselamatkan. Setidaknya sebelum mati, dia memberikannya padamu supaya kau bisa lebih kuat."
Raina terisak. Dia jadi merasa bersalah. Sebenarnya apa yang ada didalam tubuhnya sampai menjadi incaran? Dia merasa tak ada sesuatu yang spesial dari dirinya. Jika hanya karena healer, bukan cuma dia yang memiliki kekuatan ini.
Damian menggeser duduknya. Ia peluk Raina. "Sebab inilah ayah tak ingin memberitahumu. Itu juga alasan ayah meminta tuan William membuatmu melupakan kejadian pahit itu."
Raina tahu bukan hanya dirinya, sang ayah juga tersiksa. Apalagi ayahnya kehilangan seorang istri dan kekuatannya dalam satu waktu demi melindunginya. Maka Raina pun tak ingin mengecewakan Damian. Ia mengangkat wajahnya.
"Ayah, jika begitu, aku akan membawa surat itu pada Elian. Jika dia setuju, maka akupun menikah dengannya. Tapi jika tidak, kuharap ayah tidak kecewa."
Damian mengeratkan pelukannya. Dia takkan kecewa sebab bukan mereka yang membutuhkan Elian, melainlan Elian lah yang paling membutuhkan Raina. Jika bukan karena sebuah janji dan hutang nyawa, Damian tidak akan melakukan sampai sejauh ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Rebecca Suwandy
wew
2023-11-26
0
ega
lanjutkan
2023-09-08
1
Naliska
baru nyambung saya pen, lanjut trs pen jgn kendur.
2023-09-08
1