BAB 12 #Dia Mirip Anakku

"Haha, sama-sama." Victor tertawa gemas dan merasa ke-enam anak Aizhe memang cukup mengesankan.

"Maaf, kalau anak-anak merepotkan Anda, Tuan," ucap Aizhe dengan sopan. "Tak apa-apa, Nona. Semua anak anda, anak yang baik dan berbakti. Saya kagum dengan didikan anda pada mereka." Puji Victor.

Aizhe tersenyum, sedikit tersanjung dan tersipu.

"Kalau begitu, saya pamit pulang." Victor tersenyum pada enam anak Aizhe kemudian berjalan pergi.

"Mommy, ayo masuk, Ala punya oleh-oleh buat Mommy!" Ara dan Zee menuntun Aizhe masuk ke dalam. Sedangkan, Chloe, Nath, Axel dan Arzqa berlari mengejar Victor.

"Om, Dokter!" panggil mereka lantang.

"Hm, ada apa memanggil saya?" Victor yang mau menuruni anak tangga apartemen, berhenti sejenak.

"Om, kalau kita punya uang lima ratus, apakah itu sudah cukup membayar biaya rumah sakit?"

"Hm, untuk apa kalian menanyakan itu?" tanya Victor mengangkat alis.

"Kami, sayang Mommy dan mau kasih mata baru untuk Mommy, Om," jawab mereka serempak.

Victor terdiam, sangat tersentuh mendengarnya. Kegigihan dan kasih sayang mereka sungguh besar terhadap Aizhe. Victor memegang kepala Axel dan menjelaskannya sedikit-sedikit.

"Om cukup kagum pada kalian, tapi sayang sekali, melakukan operasi mata tidaklah semurah dan semudah itu. Lagipula, kita juga perlu menyiapkan mata pengganti," jelas Victor.

"Om, untuk mata pengganti, Arzqa mau beri mata ini ke Mommy,"

"Benar, Nathan juga bersedia kasih mata buat Mommy,"

"Kami semua sayang Mommy, Om."

Mereka berharap Dokter tersebut mau mengabulkan permohonan mereka, namun Victor menggelengkan kepala karena itu tidaklah baik. Ia tak bisa memutuskan tanpa persetujuan Aizhe sendiri.

"Maaf, anak-anak. Saya tidak bisa." Victor menolak dan pergi.

Chloe, Axel, Nath dan Arzqa menunduk. Mereka merasa sedih karena niat baiknya ditolak. "Axel, mungkin Mommy belum saatnya melihat," lirih Nath.

"Hm, aku tidak tau, aku benci orang itu." Axel pergi, dengan emosi kesal.

Mereka pun menyusul Axel dengan perasaan hancur karena tak bisa memberikan hadiah terbesar untuk Ibu mereka.

"Hahah… Kakak Zee lucu tau!" tawa Ara terpingkal-pingkal.

"Hm, apa yang lucu, sayang?" tanya Aizhe sambil menerima suapan jeruk dari tangan kecil Ara. "Mommy, lihat sendilli, Kakak Zee bisa sillikus!" Tunjuk Ara kepada Zee yang melakukan antraksi lempar jeruk.

Aizhe diam, dan tersenyum. Zee berhenti dan sadar kalau Ara telah menyinggung perasaan Ibunya. "Mommy, mau Zee kupas jeruknya?" Ia mengganti dengan lain dan tidak menyalahkan adiknya yang polos itu.

"Hm, boleh, coba sini Mommy makan." Aizhe membuka mulut.

"Kakak, kasih Mommy ini!" pinta Ara. "Hm, okeh." Zee menyuapinya.

"Ara, kamu dapat dari mana buah-buhan ini?" tanya empat kakaknya datang.

"Dali, Om tampan!" ujar Ara jujur.

"Hm, Dokter yang tadi?" tebak Aizhe.

"Bukan, Mommy. Om Tampannya Olang lain, suka malah-malah sama Dokter tadi, tapi baik sama Ala," jelas Ara, kemudian mengeluarkan amplop dari dalam sakunya.

"Hm, kenapa kalian semua diam?" tanya Aizhe cemas.

"Mommy, Ala punya banyak uang!" kata kelima anaknya.

"Hm, uang? Dari mana Ara dapatkan?" tanya Aizhe terkejut.

"Dali Om tampan juga, Mommy," jawab Ara terus terang.

"Olang di sana juga ada Nenek Allita! Dia yang kasih Ala uang ini, Mommy," lanjutnya lagi, "Tellus, Nenek itu titip salam juga."

Aizhe memegang dada, antara merasakan syukur dan terharu ada orang lain yang berhati tulus memberikan Ara hadiah sebesar itu.

'Kalau saja aku bisa melihat, hari ini juga aku akan ke sana dan berterima kasih kepada mereka.' Aizhe membatin sedih, tak bisa membalasnya.

Aizhe pun penyimpan uang mereka, kemudian mengajak anak-anaknya tidur. Karena uang yang banyak dari Nyonya Arita, anak-anak tak perlu bekerja dulu sementara ini. Meskipun begitu, Chloe tetap bekerja untuk mencari tahu siapa yang sudah tega melukai adiknya. Ia tak semudah itu melepaskan sang pelaku. Walau Chloe baik pada saudaranya, tapi dia anak yang sangat pendendam kepada penindas.

—----—

"Yeah, hali ini pellgi belanja! Asik, asik! Keluall sama Mommy, hihi," riang Ara membawa tas Ibunya.

"Ingat ya sayang, jangan rusuh di sana," pesan Aizhe yang diajak keluar berbelanja oleh anak-anaknya.

"Baik, yang mulai ratu!" ujar kelima kakak Ara memberi hormat.

"Hm, kalau Ala apa?" tanya Ara.

"Yang mulia putri," jawab Zee.

"Hihihi, kalau kalian apa?" Ara cekikikan. Sedangkan Aizhe tertawa geli mendengar kelima anak laki;lakinya itu bagaikan anak yang sudah cerdas menggombal orang dan polosnya tak sepolos Ara.

"Kami adalah kesatria milik Mommy dan Ara," jawab mereka bersama.

"Hahaha, kalian lucu!" Ara tertawa geli. Memang itu tujuan mereka, melihat Ibu dan adiknya tersenyum.

"Sudah, nanti kita kesiangan. Yuk, pergi sekarang," ajak Axel.

"Baik, Pak Jendral." Lagi;lagi tiga adiknya menjawab begitu, kecuali Chloe yang sudah capek. Mereka pun membawa dan memegang erat tangan Aizhe. Sedangkan Ara, dikawal oleh Zee dan Arzqa.

Melihat kedatangan mereka, orang-orang di toko swalayan memusatkan perhatiannya kepada Aizhe dan anak-anaknya. Karena ini pertama kalinya, ada wanita dikawal oleh anak kembar sebanyak itu. Terutama Aizhe yang berparas cantik dan Ara yang imut serta lima sang tampan jenius.

"Ara, jangan lari-lari. Nanti hilang seperti kemarin!" teriak Zee.

"Hihihi, Ala suka sini, lihat, ada daging ayam dan bebek, ayo beli satu, Kakak!" Ara menunjuk ke dalam kaca lemari pendingin yang tembus pandang. Gara-gara merasakan rendang bebek di rumah Arzen, ia mulai suka memikirkannya.

"Pakh"

Saat tangan kecilnya mau membuka pintu, Ara tersentak setelah sesorang berdiri di sampingnya dan menutup dengan keras. Nyaris saja tangannya terjepit. Ara pun menoleh dan melihat pakaiannya mewah. Ara kemudian lanjut menengok ke atas dan diam membelalak, orang itu adalah Katherine.

"Hoh, rupanya bertemu dengan mu di sini, anak dekil," cibir Katherine sedikit kesal. Ara mundur dan meneguk saliva. Pelan-pelan ingin kabur, tetapi Zee datang.

"Ara! Jangan jauh-jauh perginya," tegur Zee dan membelakangi Katherine.

"Ayo, kembali ke Mommy." Zee membawa Ara. Katherine pun diam memucat saat melihat sekilas wajah Zee.

'Dia mirip anakku,' batin Katherine memegang dada.

"Tidak, mungkin aku kurang tidur semalam." Katherine menepis jauh-jauh pikirannya. Kemudian terlonjat kaget saat Arzen menepuk bahunya.

"Ma, dari tadi aku tunggu, ternyata malah bengong di sini. Pilih bebeknya sudah selesai?" tanya Arzen. Rupa-rupanya datang juga ke toko swalayan. Seandainya saja Katherine tidak merengek, Arzen tidak mau ikut berbelanja.

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

arzen punya saudara gak sih

2024-01-30

0

Suky Anjalina

Suky Anjalina

next

2024-01-30

0

Hartaty

Hartaty

hmmm anak2 arzen ya

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!