BAB 4 #Kapan Menikah?

Jam delapan malam, anak-anak telah tertidur pulas. Mereka tak bisa bergadang karena besok harus bekerja lebih awal lagi. Di tengah keheningan dan dinginnya apartemen sempit itu, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu begitu keras. Aizhe yang terbangun, mencari tongkat kemudian pergi mengecek siapa itu. Seketika, setelah membuka pintu, Aizhe langsung menerima cemoohan pedas dari pemilik tanah apartemennya.

"Hei, wanita jall*ng, kau tahu, pajak kamar apartemen ini beberapa bulan ini sudah sangat menunggak! Sini, berikan uang kalian! Kalau tidak, malam ini juga kau dan anak-anak haram kau itu harus pergi dari sini!"

Aizhe merem4s tongkat, sakit dan perih mendengar caciannya. Kalau saja Aizhe bisa melihat, dia sudah menampar mulut yang sombong dan tidak berhati itu.

"Mohon maaf, Pak. Apartemen ini sudah dibeli lunas oleh Nenek saya dulu, dan orang-orang yang tinggal di sini juga tahu kalau anda sudah tak punya hak menagih kepada kami. Tolong berhenti, dan pergilah dari sini," ujar Aizhe lantang dan mengusir.

"Akhh!" Aizhe menjerit tatkala pria gendut itu menarik rambutnya.

"Lepaskan, Pak! Sakit!" Aizhe meronta dan melawan, tetapi karena buta, dia hanya bisa memukul udara.

"Dasar wanita cacat tak tahu diri, Nenek peyot itu sudah mati, dan kau tak punya hak menghuni apartemen ini. Tapi,"

"Tapi, kalau kau mau pergi bersama saya dan tidur bersama saya malam ini, saya berikan kesempatan untuk kalian tinggal di sini selama setengah tahun, gimana?" godanya yang ternyata datang dengan niat busuknya.

"Plak!"

Satu tamparan cukup menjawab mulut menjijikkannya. Aizhe pun segera menutup pintu sebelum pemilik tanah tersebut berdiri dan menghajarnya.

"Jall*Ng berengsek! Mulai sekarang, kau dan anak-anak mu tak akan bisa tenang hidup di apartemen ini. Kalau sampai anak-anak itu muncul, saya berjanji akan langsung menggilingnya." Pria cab*ll tersebut pergi dari sana. Sedangkan Aizhe berupaya mengontrol nafasnya yang sesak. Ia jatuh di dekat pintu dan menangis ketakutan. Sekarang, pikirannya penuh dengan nasib anak-anaknya yang pasti akan lebih menderita lagi.

Dengan langkah terhuyung, Aizhe menuju ke arah meja. Mencari dan meraba bingkai foto yang Aizhe kira terdapat foto Neneknya, tapi bingkai itu hanyalah kertas kosong.

"Nenek, Aizhe sudah tidak tahan lagi …."

"Setiap anak-anak pulang kerja, hatiku sungguh perih dan sakit. Mereka masih kecil, seharusnya mereka hidup enak seperti anak yang lain. Tapi karena aku buta, mereka sekarang memilih mencari nafkah sendiri. Aku juga sudah berusaha mencari kerja, tapi mereka menolak karena kekurangan ku." Ia pun terisak di depan meja dan memeluk bingkai di dadanya.

"Nek, apa aku boleh menyerah?" Aizhe memejamkan mata, menahan erangaaan tangisnya dan nafasnya.

"Nek, aku harus berbuat apa? Aku lemah, buta, tidak punya apa-apa lagi, dan hanya menyusahkan anak-anak. Apakah aku boleh ikut Nenek?"

"Mereka sudah besar, pintar cari uang, kalau bersama mereka, aku hanya akan membebani mereka." Aizhe meracau dan menepuk dadanya. Tak sadar, di depannya telah berdiri Axel dan ke-empat adiknya, kecuali Ara. Anak-anaknya menahan isak tangisnya melihat kondisi Aizhe yang lelah dan menyedihkan.

"Mommy……" panggil mereka berbarengan dengan lirih. Aizhe tersentak dan secepatnya menghapus air matanya. Berdiri dan menarik nafas sejenak.

"Axel, kenapa kalian belum tidur?" Bukan jawaban, tetapi pelukan dan permohonan dari mereka. "Mommy, jangan tinggalkan kami." Air mata mereka berlinang malam ini. Aizhe balas memeluk mereka dan menenangkan kelima anaknya. Sedangkan Ara, gadis itu tidaklah tidur, ia berdiri di dekat tembok dan menunduk sedih. Kini yang terbesit di dalam hatinya adalah sosok sang Ayah.

"Daddy, Inalla butuh Daddy." Ia berharap, mendapat ayah yang baik untuk melindungi dan menyayangi Aizhe, dan kelima kakak kembarnya.

——

Pagi telah tiba dengan sinar matahari yang cerah dan terbit indah dari timur. Seperti biasa, lima kembar Aizhe bersiap untuk bekerja. Dengan modal Arzqa yang cerdas dalam bisnis kecil-kecilan, mereka siap menjual per-botol susu kepada tetangganya. Namun, setelah membuka pintu, Axel kaget melihat di depan pintunya ada kotoran sapi.

"Hei, Axel, kenapa berhenti?" tanya Chloe.

"Lihat, ada kotoran sapi. Kalian tahu, siapa yang menaruhnya?" tanya Axel menunjuk. Chloe dan tiga adiknya mencubit hidung, tak tahan mencium bau yang menjijikan..

"Ihh, pasti ini perbuatan orang bodoh itu!" Arzqa menggerutu dan tahu perbuatan ini adalah si pemilik tanah apartemen yang meresahkan.

"Sekarang, siapa yang mau mengurusnya?" tanya Nath.

"Ihh, jangan aku!" sentak Zee melihat mereka menatapnya.

"Baiklah. Biar aku saja. Kalian pergi duluan." Axel mengambil balok, lalu dengan ujung baloknya, ia mendorong kotoran itu ke pinggir lantai kemudian menjatuhkannya ke bawah.

"Plak!"

Suara kotorannya terdengar mendarat dengan sempurna. Axel dan empat adiknya maju menengok ke bawah. Mereka kaget melihat kepala pemilik apartemen penuh kotoran sapi dan tampak marah-marah di sana. Baru juga berbuat jahat, ia sudah mendapat karma di pagi ini.

"Hahaha…. rasakan!" Tawa mereka berlima mengejek.

"Woi, kalian! Beraninya pada saya!" teriaknya menunjuk dan membuang sekopnya ke tanah. Tapi, mereka semakin terbahak-bahak dan segera kabur.

"Hei, Pak! Apa yang terjadi?" tanya seorang penghuni lain dan mundur ke belakang setelah mencium bau tubuhnya yang menjijikan.

"Ck, pake nanya!" Kesal pria itu mendorong dan pergi membersihkan kepala serta wajahnya. 

"Ya ampun, memang patut dibalas t*aik sapi, sifatnya lebih buruk dari binatang. Kalau saja dia bukan anak dari pemilik apartemen ini, aku juga sudah memberinya pelajaran." Penghuni kamar lain yang kecewa, ia pergi berlalu.

—----—------

"Hei, Tor! Bagaimana keadaan Nenek?" tanya sang Tuan muda tak sengaja berpapasan dengan Dokter pribadinya yang kemarin, bernama Victor Pochettino.

"Tenang saja, Nyonya Arita hanya kelelahan," jawab Victor kepada Arzen Neo Ericsson, seorang Presdir Muda yang mengatur perusahaan Entertainment terbesar setelah Presdir Arita pensiun, akibat umurnya yang telah lanjut usia dan lemah.

"Arzen, kau tidak ke kantor?" sahut seorang wanita glamor datang menghampiri dua pria muda tampan tersebut.

"Mama, Arzen pergi kok, cuma hari ini masuknya tengah siang saja." Arzen dengan sopan menjawabnya, bernama Katherine Jenkins yang menikah dengan Ericsson, putra tunggal Arita. Tetap hidup mewah di dalam keluarga kaya raya itu meskipun Ericsson telah tiada.

"Oh, kalau begitu, sebelum ke kantor, Arzen jangan lupa ke studio Erina dulu ya, Nak." Katherine memohon.

"Ck, apa sih, Ma? Erina itu sudah besar, tak perlu dijenguk. Buang-buang waktu." Arzen menolak, dan masuk ke dalam kamar Nyonya Arita.

Katherine membuang nafas dengan kasar, tak habis pikir Arzen masih menolak mendekati Erina.

"Padahal Erina sudah cantik, kaya, terkenal, artis, dan ideal. Apa coba yang kurang dari wanita itu?" keluh Katherine ingin menjadikan Erina calon menantu untuknya. Dokter cuman bisa diam dan melihatnya mengeluh sepanjang hari.

"Pagi, Nek." Arzen menyapa Nyonya Arita dan mencium tangannya  yang keriput. Nenek kesayangan Arzen, memiliki pupil mata biru indah menawan. Sedangkan Katherine dan Ericsson, berwarna hitam pekat yang cantik berkarisma, sepertinya.

"Arzen…" lirih Nyonya Arita.

"Ya, Nek. Apa?" tanya Arzen sambil mengupas kulit apel.

"Kapan kau menikah, Nak?" Kulit apel yang dikupas Arzen langsung jatuh ke piring. Pertanyaan Nyonya Arita, selalu saja sama setiap hari dan itu membuat Arzen kurang nyaman.

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

anak yg pertama siapa Thor

2024-01-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!