BAB 5 #Keracunan

"Nek, aku sebenarnya mau menikah, tapi karena Nenek lagi sakit, mendingan mikirin kesembuhan Nenek dulu. Lagian, masih banyak ratusan stok wanita di luar sana yang bisa aku ajak nikah kapan saja," tutur Arzen tersenyum. Nyonya Arita geleng-geleng kepala. Setiap hari, jawabannya juga selalu sama.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau ajak satu wanita ke rumah ini? Siapa tahu Nenek bisa sembuh dengan melihat calon istri pilihan mu." Nyonya Arita, akhirnya dapat menjebak Arzen dengan permohonannya.

"Ha? Nenek, serius suruh Arzen bawa wanita? Serius, Nek?" tanya Arzen setengah terkejut. Ia tahu, dulu wanita berkuasa di rumah itu tak pernah sekalipun meminta wanita lain mendatangi rumahnya.

"Yah, habisnya, Nenek merasa kesepian, Ibu kamu itu nggak pernah asik kalau diajak bercanda. Bicaranya selalu serius." Nyonya Arita menjawab dengan alasan Katherine yang cuek.

'Yaelah, wanita tua itu malah asal tuduh. Padahal dia yang selama ini tak sudi bicara dengan ku! Cih, munafik!' gerutu Katherine di luar kamar sambil menguping pembicaraan mereka.

"Bagaimana, Arzen sudah siapkan wanitanya?" Nyonya Arita menatap pewarisnya itu dengan seksama yang tampak gugup dan bingung. Arita cemas, perusahaan dan kekayaannya tak diwariskan ke keturunannya di masa depan.

"Ohhh soal itu, gampang kok, Nek! Hahaha… siapa coba yang akan menolak? Mereka diluar sana pasti akan bertekuk lutut dan mengemis untuk dinikahi oleh cucu pemegang saham NEO."

Nyonya Arita tertawa geli melihat sifat sombongnya menurun ke Arzen.

"Sudah, jangan banyak bicara. Pergi dan bawa wanita itu." 

"Yaelah, Nenek! Belum juga ada satu jam, aku sudah diusir," ketus Arzen cemberut.

"Oh, terus mau apa? Mau tunggu Nenek minta rotan terus pukul—"

"Hehe, baiklah yang mulia. Anda tak perlu marah, permisi." Arzen mengundurkan diri, keluar dari kamar dan membiarkan pembantu menemani Nyonya Arita.

"Mah," panggil Arzen mendekati Katherine yang pura-pura memukul cicak di atas tembok.

"Hm, kenapa?" tanya Katherine.

"Victor mana?" Ternyata Arzen mencari si Dokter.

"Barusan pergi ke rumah sakit," jawab Katherine jujur.

"Hais, aku sudah membayarnya cukup mahal, tapi masih keluar melayani pasien lain. Memang tak tahu diuntung!" kesal Arzen. Mau bagaimana lagi, Nyonya Arita tak pernah melarang Victor melayani pasien lain.

"Hm, kau mau pergi kemana?" tanya Katherine melihat Arzen mengambil kunci mobil.

"Ke kantor dong, Mama. Coba lihat, sudah pukul 12 siang. Aku punya meeting penting hari ini. Dah, Ma." Arzen pamit, pergi ke kantornya.

"Ishhh, langsung pergi gitu ajah. Nyebelin banget deh!" gerutu Katherine tak bisa memaksa Arzen lagi untuk ke studio Erina.

—----——----

"Ara, kamu di mana, sayang? Mari, ikut makan sama Mommy."

Aizhe masuk mencari Ara di dalam kamar. Hari ini, putrinya itu tampak pulang lebih awal dari sekolah. Tapi yang sebenarnya, Ara tak masuk hari ini karena bersembunyi di warung dekat sekolah. 

Aizhe meraba tempat tidur, mengira Ara mungkin sedang tidur siang, tetapi yang Aizhe dapatkan beberapa lembar uang di bawah bantal dan beberapa biji permen.

"Hm, uang siapa ini?" Seingat Aizhe, uang hasil jerih payah anak-anaknya selalu tersimpan baik ke dalam kaleng bekas susu.

Aizhe sontak menoleh saat pintu kamar digeser. Terlihat Ara berdiri mematung di sana dan melihat di tangan Ibunya ada uang miliknya.

"Ara, ini uang siapa, sayang?" tanya Aizhe tahu itu Ara.

"Ara, jawab Mommy!" desak Aizhe maju. Ara mendekat dan mencoba merebut uangnya tetapi Aizhe segera menaikkan tangannnya ke atas.

"Ara, tidak mencurikan, sayang?"

Ara tersentak kaget, kemudian menggeleng cepat, tapi percuma, Aizhe tak bisa melihatnya. "Ara! Jawab, Mommy!" bentak Aizhe merasa kecewa.

Ara menunduk dan menangis, mencoba menjelaskan pada Aizhe. "Mommy jangan mallah dulu, uang itu Ala dapat dali sekolah," isaknya.

Aizhe mengatup mulutnya, terkejut dan segera berjongkok di depan Ara.

"Kenapa, Ara bisa dapat uang? Ara tidak belajar di sekolah?" tanya Aizhe baik-baik sambil memeluk putrinya. "Tidak. Ala pellgi jualan, bukan menculi, maafkan Ala, Mommy." Hampir saja Aizhe hancur jika Ara benar sudah berbuat demikian.

"Ya sudah, maafkan Mommy juga ya sayang," ucap Aizhe mencium tangan Ara dan terkejut merasakan kulit tangan yang biasanya lembut itu telah berubah sedikit kasar.

"Dan tolong, Ara jangan jualan. Di sekolah, gunanya belajar, bukan cari uang." Aizhe menasehati Ara baik-baik. "Mengellti, Mommy." Angguk Ara pelan.

"Baiklah, sekarang kita pergi makan dulu." Aizhe membawa Ara dan berjalan menggunakan tongkatnya. Tiba di meja makan yang kecil, Aizhe duduk di depan Ara. Makan dengan tenang, namun lama-lama perasaan Aizhe mulai tidak enak tatkala Ara tak bersuara di depannya.

"Ara, kenapa diam? Ara tak suka bubur buatan Mommy?" tanya Aizhe.

Tetap saja hening.

"Ara, marah sama, Mommy?"

"...."

"Ara." Aizhe segera berdiri dan seketika saja gelas plastik di tangannya jatuh setelah tangannya menyentuh wajah Ara yang dingin dan pucat.

"Ara, kamu kenapa, sayang? Ara, bangun, Nak?!" Aizhe yang dilanda kepanikan segera mencari pergelangan tangan dan merasakan denyut nadi Ara yang lemah.

"Ya Tuhan, Ara!" Aizhe menggendongnya, berjalan cepat mencari tembok dan meraba pintu rumah. Ia berusaha meski berulang kali terjatuh dan kepalanya terbentur dinding. Ia tak peduli darah yang mengalir di dahinya, yang jelas nyawa Ara lebih penting sekarang.

"Buk, tolong! Tolong saya! Tolong saya, Buk!" panggil Aizhe mengetuk pintu apartemen tetangganya.

"Ya Tuhan, apa yang sudah terjadi?" Tetangga itu, syok melihat darah Aizhe berlumuran di baju Ara. 

"Buk, to-tolong putri saya, tiba-tiba dia tidak bergerak." Mohon Aizhe dan menangis-nangis di depannya.

"Baiklah, saya bawa kalian ke rumah sakit!"

"Pak! Cepat ke sini! Aizhe dan putrinya butuh bantuan kita!" panggilnya ke dalam. "Yah, baik Bu." Sahut suaminya dan segera membawa mereka berdua. Kecuali istrinya di rumah untuk menunggu kembar lima pulang.

Tiba di rumah sakit, Aizhe tak sengaja kehilangan putrinya. "Araaa! Di mana kamu, sayang?!!!" Membuat orang-orang merasa risih dan juga iba mendengar Aizhe berteriak panik di lorong-lorong rumah sakit. Gara-gara Dokter ikut mem-perban kepalanya, Aizhe terpisah dari Ara yang kata Dokter mengatakan bahwa Ara mengalami sedikit keracunan akibat mengkonsumsi permen kadaluarsa. Tapi beruntung Ara bisa ditangani dengan cepat.

"Nak Aizhe!" panggil tetangganya datang menghampiri.

"Pa-pak, dimana putri saya?" tanya Aizhe panik.

"Kamu tenang saja, Nak. Putri kamu sudah bapak bawa ke mobil, beserta kantong infusnya. Sekarang mari bapak bawa kalian pulang," jawabnya tak bisa berlama-lama di rumah sakit karena biaya yang cukup mahal.

"Syukurlah, mari, Pak." Aizhe dituntun keluar dan nyaris berpapasan dengan Victor yang memakai jubah operasi. Tetapi, saat mereka tiba di mobil, Ara hilang lagi.

"Pak, kenapa diam?" tanya Aizhe cemas. "Nak Aizhe, maaf, Ara tidak ada di dalam mobil."

"Apa? Ara tidak ada? Bapak pasti bohong, kan?" Aizhe membuka pintu, meraba-raba di kursi tengah benar-benar tak ada putrinya.

"Nak, Aizhe. Di sini saja dulu, biar bapak cari dia." Bapak itu bergegas menelusuri area parkiran. Namun di dalam mobil orang lain tidak ada.

"Ya Tuhan, apa yang harus aku katakan pada Aizhe?" Ia berdiri kebingungan dan tak sadar satu buah mobil hitam mewah keluar dari parkiran, di mana di dalam sana terdapat Ara yang sedang terlelap. Karena lelah mencari Ibunya, Ara masuk ke dalam mobil yang salah.

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

sedih banget bacanya

2024-01-30

0

Yuli Yanti

Yuli Yanti

sedih thor bca nya😭😭

2023-06-30

1

Aulelie Aulelie

Aulelie Aulelie

😭

2023-06-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!