BAB 7 #Sombong Dan Playboy

"Permisi, Tuan muda,"

"Hm, ada apa?" tanya Arzen yang sedang duduk di meja kerjanya dan mengecek hasil meeting nya tadi siang.

"Makan malam sudah siap," jawab pembantu di dekat pintu.

"Hmmm, baiklah. Saya segera turun," ucap Arzen tanpa menoleh.

"Oh, sebentar!" Pembantu itu berhenti dan bertanya, "Ya, Tuan muda?"

"Apa kau sudah memberikan bagian untuk Nenek saya?"

"Sudah, Tuan muda. Saya barusan mengantarkan—"

"Sana, pergi. Saya tak perlu mendengarnya sampai selesai."

"Baik, Tuan muda." Pembantu mengangguk dan pergi dengan sedikit kesal karena sifat Arzen yang terlalu sombong dan acuh. 'Tuan Arzen tampan, tapi sayang sekali sombong dan playboy! Lebih baik, dia tak usah punya istri. Kasihan nanti istrinya punya suami tak bisa menghargai orang lain!' gerutu pembantu dalam hati.

Sampai di dapur, ia diam dan kaget melihat sisi di kiri atas meja, kosong. "Hm, kemana hidangan untuk Tuan muda?" gumamnya bingung.

"Ah, duh, mungkin saya lupa menaruhnya!" Ia pergi mengambil pengganti lain. Bersamaan Katherine dan Arzen masuk ke dapur.

"Arzen, bagaimana perusahaan mu? Apa semua berjalan lancar?" tanya Katherine basa-basi.

"Yah dong, Ma. Kalau Arzen yang urus, semuanya berjalan mulus." Arzen menjawab sambil menyombongkan dirinya.

'Hm, kenapa dia sangat sombong?' pikir Ara di bawah meja. Bersembunyi di sana dan makan daging sambil melihat bayangan kaki mereka di balik kain taplak meja.

"Baguslah," ucap Katherine mengelus dada.

"Loh, Bik!" panggil Arzen.

"Ya, Tuan muda?"

"Rendang bebek saya mana?" tanya Arzen menunjuk piringnya yang kosong.

"Ehh, barusan saya sudah taruh di sini, Tuan,"

"Cih, kerja yang benar dong! Sana, bawakan yang lain!" seloroh Arzen kesal. "Loh, kenapa tidak pergi juga? Mau saya beri uang dulu?"

"Mohon maaf, Tuan. Daging bebeknya sudah tidak ada di dalam panci."

"APA?!!" Arzen menggebrak meja sehingga Ara hampir tersedak di bawah sana. Ia segera mengintip dan terkejut melihat ada tiga orang besar dengan pakaian mahal sedang bertatap-tatapan.

"Waduh, kenapa ada manusia di sini? Apa meleka dikilim ke sini juga?" gumam Ara segera mengambil termos air di atas meja. Minum sampai benar-benar tenang.

"Loh, Bik, air di sini juga mana?" Kali ini Katherine yang bingung.

Tiba-tiba lampu di dapur berkedip, dan hembusan angin dari jendela membuat mereka mengelus lengan dan merinding.

"Ah sial, aku makan ke kamar saja deh!" Arzen mengambil sepiring hidangan kemudian naik ke kamarnya. Sedangkan Katherine juga membawa hidangan miliknya ke kamar.

"Duh, sejak kapan dapur angker begini?" gumam pembantu sambil membereskan sisa makanan di atas meja. Saat mencuci piring lagi-lagi bulu kuduknya berdiri setelah terdengar suara cekikikan.

"Siapa itu?" Pembantu menoleh dan tak ada siapa-siapa.

"Akhh..... jangan ganggu saya setan!" Pembantu yang menyelesaikan cucian piringnya, bergegas keluar dari dapur.

"Hihihi…. melleka semua penakut." Tawa Ara yang berdiri di belakang pintu dan sudah kenyang makan satu potong daging bebek milik Arzen.

"Umm....mommy mana ya?" Ara berjalan mencari Aizhe di lorong, kemudian naik ke lantai atas. "Mommy…." panggil Ara pelan dan takut karena rumah itu besar dan luas. Bahkan tak ada satupun orang yang terlihat.

"Uhh, kamall apa ini?" Ara berhenti dan mengintip ke dalam. Ia terdiam sejenak melihat Arzen di sana sedang bekerja. "Oh, itu kan Paman galak yang suka malah-malah! Kenapa dia ada di sini? Kenapa belum pulang?"

"Oh, jangan-jangan lagi catat kejahatan ollang?" gumam Ara.

"Kalau begitu, Ala halus ke sana telus suluh paman itu catat k kejahatan ollang yang suka ganggu Mommy! Iyah, Ala hallus bantuin Mommy." Ara maju perlahan dan diam-diam. Ia berdiri di depan meja Arzen yang tinggi dan besar. Sementara Arzen sibuk mencatat sesuatu.

"Hm, kira-kira catat apa lagi ya?" gumam Arzen bingung. Tiba-tiba ada yang menyahut, "Catat ollang jahat, Om!"

"Hm, catat olang? Apa itu?"

"Ehh, loh, dari mana suara tadi berasal?" Arzen menoleh kiri dan kanan, tetapi hanya dirinya saja di ruangan itu.

"Hiiih, sejak kapan rumah besar ini ada tuyulnya?" Bulu kuduk Arzen berdiri semua. Ia pun kembali melompat kaget ada jawaban lagi. "Ala bukan tuyul...Om!"

"Ihh...tuyulnya bahkan punya nama?"

"Argh, ini mungkin ulah Victor! Dia pasti sudah mengirim sesuatu di rumah ini!" Arzen menggerutu dan berjalan keluar tanpa melihat di depan mejanya ada Ara yang cemberut.

[Ilustrasi Rumah Arzen]

"Hmm, kenapa pellgi? Sehalusnya Ala yang mallah tawu!" sentak Ara merasa sebal ditinggal sendirian. Gadis kecil itupun menyusul Arzen di belakang dan masih memegang kantong infusnya.

"Arzen, siapa yang membuatmu marah?" tanya Katherine tak sengaja berpapasan dengannya. Ara pun bersembunyi di belakang pot bunga besar dan memperhatikan Katherine.

"Barusan aku dengar ada anak kecil menyahut di ruang kerjaku, dan sekarang aku mau menemui Victor, Ma."

"Sudahlah, mungkin kau terlalu capek sampai halusinasi, lebih baik sana masuk ke kamar dan istirahatlah," suruh Katherine.

"Huh, baiklah, Ma." Arzen masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Katherine menuju ke kamar sendiri.

"Hm, ndak boleh tidull dulu, Om itu halus bantu Ala pulang!" Ara berjalan cepat. Ia membuka pintu perlahan dan masuk ke dalam kamar. Gadis itu diam-diam mendekati Arzen yang terbaring di atas tempat tidur.

"Uhh, Om, udah tidull ya?" panggil Ara berbisik. Tapi Arzen yang lelah telah masuk ke dalam mimpi.

"Aduh, bagaimana ini? Ala kan mawu pulang." Ara berjalan ke arah jendela. Membuka gorden dan melihat langit di luar sana yang gelap gulita. Ara yang ketakutan, ia pun naik ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut gara-gara udara malam yang dingin. Ia tidur begitu saja di samping Arzen.

Esok paginya yang cerah benderang, Arzen terbangun. Beranjak duduk dan meregangkan kedua otot tangannya. Sontak, hidung mancungnya bergerak naik turun mencium bau pipis. "Hueek, bau dari mana ini?" Arzen menarik selimutnya dan terperangah melihat bekas pipis di sana.

"Akhhhh! Sejak kapan aku ngompol?!" Arzen berteriak kaget. Padahal umurnya sudah 26 tahun, tapi masih ngompol?

"Tolong bangunkan saya, ini pasti mimpi!" Arzen juga tak habis pikir, Presdir muda yang tampan sepertinya telah menodai selimutnya sendiri. Namun aslinya, itu adalah perbuatan Ara, si kecil cantik yang ketakutan sampai ngompol di tempat tidurnya.

...

🤣Dikasih oleh-oleh tuh Pak Ceo

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

hahahaha🤣🤣🤣

2024-01-30

0

Rafanda 2018

Rafanda 2018

ko ara bodoh,katanya anak jenius,binggung

2023-10-15

2

Siti Nurjanah

Siti Nurjanah

good Ara kasih kado salam kenal untuk tuan arogan ,sombong nan playboy yang tak bertanggung jawab

2023-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!