BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!

"Hei, coba perhatikan video ini!" ujar seorang karyawan mengajak rekan-rekannya menonton sebuah video di On-tube. "Luar biasa! Ini 'kan game yang sangat sulit dimainkan, tetapi cara bermain dua anak ini melebihi pemain yang lain!" Mereka kagum melihat Zee dan Arzqa di sana tengah disorot oleh anak-anak remaja.

"Hm, apa yang kalian lihat itu?" tanya Davis, sekretaris dan asisten kepercayaan Arzen.

"Pak, lihatlah, dua anak ini sangat luar biasa!" Mereka memperlihatkannya.

"Mereka kembar?" tanya Davis, sedikit kaget.

"Ehhh, sungguh, kembar?" Mereka kembali mengamati dan benar saja dua anak itu kembar identik. Sungguh mata Davis, juga luar biasa bisa mengenali anak itu kembar di tengah keramaian.

"Pak, sepertinya mereka kembar," ucap mereka yakin.

"Hm, bagus. Kalau begini, perusahaan kita bisa menciptakan acara terbaru bulan ini." Davis tersenyum tipis, mendapat ide cemerlang untuk perusahaan NEO agar terus menjadi stasiun televisi nomor satu. Karena anak-anak seperti ini langka dan jarang disorot oleh media.

Davis berjalan ke ruang kerjanya, menghubungi sang atasan yang sekarang sedang menunggu Ara selesai makan di sebelah Nyonya Arita. "Hm, siapa itu Arzen? Apa itu Erina?" tanya Katherine juga masih di sana, duduk dan memperhatikan Ara disuapin oleh Nyonya Arita sendiri. Sementara Victor ada di luar dan sibuk berpikir apakah mau pergi menjenguk Aizhe atau tidak hari ini.

"Mah, aku keluar dulu, ini ada urusan di kantor," ucap Arzen lalu keluar mengangkat panggilannya.

"Sudah kenyang?" tanya Nyonya Arita.

"Sudah, Ala sudah kenyang. Tellima kasih, Nek." Ara tersenyum.

"Baguslah, sekarang sudah bisa cerita?" tanya Nyonya Arita lagi.

"Bisa." Ara mengangguk, kemudian menceritakan semuanya. Dari nama Ibunya dan kelima kakak kembarnya. "Eh, maksudnya, kamu bersaudara kembar enam?" tanya Nyonya Arita sampai tercengang.

"Hm, benall, Nenek. Ala paling kecil di llumah, dan cuma Ala yang punya mata billu ini," jawab Ara menunjuk matanya.

"Kalau begitu, Ara tau dimana rumahnya?" tanya Nyonya Arita sambil mengikat kuncir rambut Ara.

"Ndak, Ala ndak tawu di mana Mommy," ucap Ara lirih.

Tok…tok…tok…

Victor masuk dan ingin mendengar cerita Ara juga..

"Oh, jadi nama Mommy kamu adalah Aizhe?" tanya Victor.

"Ya, Ayize," kata Ara pelan.

"Kenapa, Victor?" tanya Nyonya Arita.

"Ya ampun, Nyonya, saya tau rumah dia dan anak ini rupanya salah satu dari pasien saya kemarin lalu," jelas Victor, merasa tak sangka masih ada satu anak yang belum dia lihat dan ini cukup menakjubkan.

"Oh ya, Ara tau berapa nomor handphone Papa?" Victor bertanya dan ingin menghubungi orang tuanya. Ara menunduk sedih, dan menggelengkan kepala.

"Hm, kenapa?" tanya Nyonya Arita.

"Ala, ndak punya Papa,"

"Deg"

Suasana seketika hening dan tiba-tiba berubah setelah Katherine mencibir. "Cih, rupanya anak haram."

"Bellentti! Ala bukan anak halam!" pekik Ara sudah capek mendengar hinaan itu. "Katherine! Jaga ucapan mu," kata Nyonya Arita cukup terkejut kepada menantunya yang kurang ajar.

"Hik…hik… Ala bukan anak halam, Ala anaknya Mommy," tangis Ara. Katherine pun keluar, sudah lelah mendengar tangis Ara dan takut juga pada tatapan Nyonya Arita.

"Victor, setelah kamu selesai di sini, tolong antarkan dia pulang ke rumah Ibunya," pesan Nyonya Arita.

"Tidak beritahu ke Tuan Arzen dulu, Nyonya?" tanya Victor.

"Tidak perlu, dia hanya akan menghambat mu," jawab Nyonya Arita dan melihat Ara. "Hei, anak manis, ambil ini dan keluarlah bermain di luar. Setelah Dokter ini memeriksa saya, dia akan mengantarmu ke Mommy kalian," lanjutnya memberikan amplop berisi uang merah yang banyak.

"Tidak usah sedih, ambil dan jaga baik-baik. Titip salam pada Ibumu,"

"Baik, tellima kasih, Nek!" balas Ara memeluk Nyonya Arita. Setiap pelukan itu sedikit membuat Nyonya Arita tenang.

"Mari, Ara keluar bersama saya," ucap pembantu. Ara turun dan dibawa keluar dari kamar. Kini Victor lanjut memeriksa kesehatan Nyonya Arita.

"Hei, Bik!" panggil Katherine masuk ke dapur.

"Ya, Nyonya?"

"Nih, kau keluar dan tanam bibit bunga ini di luar sana,"

"Tapi, saya sedang ditugaskan menjaga anak ini, Nyonya," ucap pembantu menolak.

"Oh, jadi kau sudah berani menolak perintah dari saya?" Tatap Katherine tajam.

"Ba-baik, maafkan saya, Nyonya." Pembantu pergi, meninggalkan Katherine dan Ara di dapur.

"Hei, anak haram!" panggil Katherine lagi-lagi dengan cibirannya. Setiap kata itu didengar, sungguh menyayat hati kecil Ara.

"Ck, kalau dipanggil harusnya nyahut!" bentak Katherine menarik tangan Ara. "Aduh, sakit, Tante," ringisnya merintih di atas kursi.

"Tante-tante, saya bukan Tante kamu, panggil Nyonya, dasar dekil!!" bentak Katherine lagi dan menyeret anak lima tahun itu turun dari kursi menuju ke wastafel.

"Sebelum kamu pulang, sana cuci semua piring itu!" Tunjuk Katherine.

Ara mundur dan menggelengkan kepala, "Maaf, Ala ndak bisa, Tante," tolak Ara karena wastafelnya tinggi. "Menyedihkan! Sudah numpang gratis di sini, malah tidak tahu membalas budi. Bahkan, sudah dibilangin panggil Nyonya, tapi masih ngeyel! Sana, kerjakan, dan cuci itu! Berhenti menatap saya dengan mata aneh dan mengerikan mu, itu!" hardik Katherine tak segan-segan memaksa Ara bekerja.

"Ya Tuhan! Nyonya, dia masih kecil, biarkan saya yang menyelesaikannya." Pembantu datang dan menghampiri Ara yang berdiri di atas kursi sambil dijaga ketat oleh Katherine yang memegang rotan.

"Diam kau!" tukas Katherine membentak.

"Ta-tapi, Nyonya, ini sudah keterlaluan—" putus pembantu diam saat Katherine mengangkat rotannya dan ingin mencambuk kaki Ara lagi, tetapi dengan cepat seseorang menangkap tangan Katherine.

"Berhenti, Mama!" ujar orang itu, Arzen dengan tatapan marah.

.

kasihan Ara, sudah nyasar eh bertemu nenek galak lagi🤧satu rumah isinya kejam semua🥺kecuali Nenek Arita.

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

mungkin si Ara itu cucu mu tauk

2024-01-30

0

Rafanda 2018

Rafanda 2018

katanya jenius ko alamat rumah aja ga tahu

2023-10-15

2

dita18

dita18

saya kira Katherine org nya baik ck ternyata galak & judes 😤

2023-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!