BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om

"Mah, tenangkan dirimu. Ini sudah masuk tindak kekerasan, lihat, kedua betis anak ini, sudah merah dan lebam." Arzen merebut rotan itu dan membuangnya ke lantai.

"Hei, nak, turunlah, berikan ini pada dia," ucap Arzen mengambil spon dari tangan mungil Ara yang bergetar, kemudian menggendongnya.

"Bik, selesaikan,"

"Baik, Tuan muda."

Pembantu menggantikan Ara.

"Arzen! Berhenti, kau mau bawa kemana anak itu?" tanya Katherine.

"Mama, lihat sendiri, gara-gara perbuatan Mama, anak ini mengalami luka di betisnya. Kalau ada orang yang tau dan meliput perbuatan Mama, mereka bisa menuntut Mama ke penjara dan nama baik Arzen juga bisa tercoreng!" jelas Arzen, pergi membawa Ara ke ruang tamu.

"Bagaimana, sakitnya masih ada?" tanya Arzen selesai mengobati kedua kaki Ara dan memperbannya dengan baik. Ara cuman diam, dan menunduk. "Ck, dasar tak tau diuntung, bukannya berterima kasih, malah diam seperti patung," cibir Katherine.

"Mama, berhenti deh, dia ini sedang ketakutan gara-gara Mama," kata Arzen melihat Katherine yang duduk santai dan menggigit buah apel.

"Baiklah, saya kupas apel untuk mu juga," ucap Arzen, mengambil buah apel tetapi Katherine merebutnya. "Mama, tolong deh, berhenti bersikap kekanak-kanakan, dia ini butuh diperhatikan, bukan untuk dimusuhi," tegur Arzen, akhirnya ia mengambil jeruk.

"Nih, makanlah, biar kamu sehat, buah ini mengandung vitamin c dan baik untuk tubuh mu," kata Arzen. Ara membuka mulut dan menerima suapan darinya. "Tellima kasih, Om," lirih Ara tersenyum senang.

"Cih, payah sekali. Makan jeruk seperti tidak pernah mencobanya, segitu miskinnya kah orang tua kalian sampai tidak bisa membeli buah ini?" cemoh Katherine.

Victor yang datang cukup terkesima pada Arzen, tapi tidak untuk Katherine yang mulutnya mulai pedas dan tajam seperti cabai ijo.

"Ada apa kau datang kemari?" tanya Arzen menatap Victor.

"Tuan muda, tugas saya di sini sudah selesai, sekarang saya mau membawa anak itu kembali ke Ibunya," jawab Victor sopan.

"Hm, memang kau sudah tau siapa dia?" Arzen bertanya sambil menguyah buah jeruk juga.

"Ya, Tuan muda. Saya tau dan nama dia adalah Ara." Senyum Victor.

"Oh, kalau begitu, kau tak perlu membawanya pulang, suruh saja orang tuanya atau Papa dia datang ke sini. Sekalian aku mau memarahi dia yang bodoh sekali menjaga putrinya!" kesal Arzen meramas kulit jeruknya.

"Hei, nak, kau tau nomor handphone Papa mu?" tanyanya ke Ara.

"Ala, ndak punya Papa, Om," jawab Ara menunduk.

"Ha? Maksudnya, Papa kamu pisah sama Mama?" tanya Arzen gagal paham.

"Bukan, Ala cuman punya Mommy, Ala ndak tawu dimana Papa," ucap Ara sambil menahan tangisnya.

"Cih, Arzen. Dia itu anak haram, hasil hubungan di luar nikah," cibir Katherine sangat menyakitkan, langsung memperjelas di depan Ara.

"A-ala, bukan-bukan anak hallam!" pekik Ara menangis.

"Mama, kalau mau bicara, dipikir-pikir dulu. Belum tentu dia anak seperti itu," tegur Arzen merasa sedih mendengarnya.

"Apa? Ini memang kenyataannya! Ibunya pasti hamil dan ditinggal oleh kekasihnya. Sangat menyedihkan, lebih buruk dari bangkai." Katherine berdiri, pergi dan tak tahan mendengar tangis Ara.

"Ya Tuhan, sungguh kejam ucapan dari wanita ini, benar-benar tak bisa memfilter mulutnya," hembus Victor duduk di sebelah Ara.

"Tenanglah, anak manis, kamu itu anak baik-baik, semua anak terlahir sebagai anugrah dan cinta, jangan dengarkan ucapan dia, anggap saja ada helikopter yang lagi rusak di sebelah mu," hibur Victor dan menatap Arzen yang meliriknya sinis.

"Apa maksud kau hina-hina Mama saya? Sudah bosen hidup?"

"Jangan tersinggung dulu, saya cuma bermaksud menghibur anak ini, Tuan muda. Lagian, saya juga tidak bermaksud menganggap Nyonya Katherine sebagai helikopter rusak," jelas Victor.

"Dih, sok baik banget," cibir Arzen.

"Sudah, saya masih ada pekerjaan, sekarang mari anak manis ikut sama Dokter, tinggal di sini hanya membuat mu berada di gurun pasir, panas dan bikin hati terbakar." Victor menggendong Ara.

"Heh, berhenti!" Arzen menahan.

"Apa, mau ikut?" tanya Victor.

"Tidak, nih berikan semuanya kepada dia." Arzen memberikan sekeranjang buah-buahan. Masih merasa tidak enak pada Ara yang mendapat perlakuan buruk dari Katherine.

"Anak manis, kalau orang ini membawa mu ke suatu tempat aneh, pukul saja perutnya dan larilah ke rumah ini," pesan Arzen.

"Tuan muda, saya Dokter, bukan penjahat. Permisi dan terima kasih." Victor dengan sesal, keluar membawa Ara pulang. Arzen pun juga pergi, kembali ke kantornya untuk mendengar cerita Davis soal anak kembar itu.

—---—----

"Axel, aku mendapatkannya!" seru Chloe.

"Ara ada di sini?" Tunjuk Axel ke rumah besar milik Arzen.

"Hm, benar. Lihatlah, foto ini, plat mobilnya sama seperti di cctv parkiran rumah sakit. Pasti Ara ada di sini!" jelas Chloe, lalu menghapus semua hasil kerjaannya agar tak ada yang curiga atas kejeniusannya.

"Kalau begitu, ayo kita ke sana!" usul Axel.

"Hm, ayo!" Setuju Chloe berdiri.

"Hm, kemana Zee dan Arzqa?" tanya Chloe.

"Tadah! Kita habis kerja juga," sahut Zee dan Arzqa di belakang.

Axel dan Chloe terperangah, melihat di tangan Zee ada lima lembar uang merah, bernilai cukup tinggi.

"Dapat dari mana?" tanya Axel dan Chloe.

"Ayo, kita pulang dulu, nanti dijalan kami beritahu, setelah itu kita kasih uang ini ke Mommy, terus kita jemput Ara," kata Zee mengantonginya. "Baiklah." Mereka berempat pun, pulang.

"Nath, buka pintunya!" Axel mengetuk pintu. Setelah Nath membukanya, Aizhe di belakang anak itu langsung bertanya, "Sayang, apakah kalian sudah pulang bersama adik kecil kalian?" 

"Itu …." Tiba-tiba sahutan Ara menghentikan Axel bicara.

"Mommy! Kakak!" 

Mereka semua menoleh ke sumber teriakan.

"Akhhh, Ara!" balas Zee teriak. ia berlari, memeluk adiknya dengan erat dan mencium lima kali rambut Ara yang harum.

"Ara, dari mana, sayang?" tanya Aizhe di samping Nath.

"Hm, itu kakinya—" putus Zee saat dibungkam oleh empat saudaranya. Agar Aizhe tidak cemas kalau mendengar kedua kaki Ara yang habis diperban. 

"Mommy, Ala dallih lumah Nenek baik," jawab Ara memeluk Aizhe.

"Syukurlah, kamu baik-baik saja, tapi Ara pulang bersama siapa?" tanya Aizhe lagi dan membelai rambut Ara yang lembut sekali. Tentu saja, sebelum makan, Nyonya Arita menyuruh pembantu memandikan dan memberikan baju baru yang mewah untuk Ara, sehingga anak itu pulang dengan keadaan seperti putri dari keluarga tajir.

"Mommy, itu dia, Om Dokter!" Tunjuk lima anak laki-lakinya pada Victor yang berjalan ke arah mereka.

"Dokter? Yang kemarin periksa Mommy?" Aizhe kemudian mengulurkan tangannya. "Tuan Dokter, terima kasih sudah berbaik hati kepada kami." Meskipun buta, Aizhe tau cara berterima kasih.

Dokter pun mau membalasnya, tetapi Chloe langsung menarik tangan Ibunya. "Om, terima kasih." Dan menjabat tangan Victor sebagai perwakilan Ibunya.

.

Chloe terlalu posesif😘tapi bagaimana nanti kalau ketemu sama Arzen?😂

Daftar nama tokoh ;

-Arzen Neo Ericsson \= CEO Neo

-Aizhe Aza Eveline \= Ibu si twins enam

-Inara  \= Bungsu, cantik, imut dan manja.

-Axel \= Sulung, Juru masak, perhatian

-Chloe  \= Dua, Juru komputer, pengertian dan posesif.

-Nathan \= Tiga, Juru Akting, suka bercanda.

-Zee \= Empat, Juru bicara, suka debat

-Arzqa \= Lima, Juru bisnis, suka uang.

..

Katherine Jenkins \= Istri Ericsson, Ibu Arzen.

Ericsson Maleveric \= Ayah Arzen Neo.

Arita Maleveric \= Pemilik utama saham Neo.

Evelin \= Nenek yang merawat Aizhe.

Davis \= Asisten Arzen.

Victor \= Dokter

Alur santai dan Konflik ringan. Terima kasih dan ikuti selalu ya, jangan lupa favoritkan untuk bab berikutnya🥰

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

aneh orang kaya kok pelit gitu

2024-01-30

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-06-02

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!