BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang

Tiba di apartemen. Isak tangis Aizhe pecah setelah memeluk tubuh putrinya. "Huhuhu…. syukurlah, kalian masih bersama Mommy." Mencium berkali-kali kepala Ara dan memeluk anaknya bergantian.

"Pak, apa yang sekarang anda pikirkan?" tanya Davis di samping Arzen yang memandangi begitu lama Aizhe dan enam anak kembarnya.

"Davis, kira-kira apa pilihan ini terbaik?"

"Pilihan apa, Pak?"

"Saya merasa ingin membawa mereka ke rumah, tapi saya ragu, apakah ini yang terbaik bagi saya atau tidak?"

"Daripada membawa mereka, langsung nikahi saja Ibunya," saran Davis mantap, bukan kaleng-kaleng.

"Tidak, saya tidak mau, pernikahan itu berdasar atas cinta, bukan—" putus Arzen dipotong oleh ucapan Davis.

"Tuan Arzen, saya heran, jika anda tidak mau, lalu kenapa anda waktu itu merebut kesuciannya?" Tatap Davis jengkel.

"Kan sudah saya bilang, waktu itu saya, khilaf bukan karena cinta. Cinta dan khilaf itu artinya beda jauh." Arzen memperjelas.

"Baiklah, terserah anda. Tapi saran dari saya, sebaiknya menikah demi masa depan anak-anak kalian. Lagipula, cinta bisa datang kapan saja," kata Davis menepuk bahu Arzen. "Saya percaya, Tuan Arzen dapat memberi keputusan tepat soal ini." Davis keluar, tak tahan melihat suasana yang mengharukan itu.

Aizhe yang sudah tenang, memanggil Arzen. "Tuan, apakah anda masih ada di sana?"

"Ya, Om itu masih ada, Mommy," ucap anak kembarnya.

"Mengapa menanyakan saya?" tanya Arzen sedikit gugup dan was-was.

"Terima kasih banyak telah menemukan Ara dan memenjarakan pemilik tanah yang jahat itu. Saya berhutang budi sebesar-besarnya kepada anda. Silahkan katakan apa yang anda inginkan malam ini, Tuan?"

Arzen menyentuh dagu dan melirik satu demi satu enam anak di dekat Aizhe. "Baiklah, saya mau bertanya sesuatu, tapi saya harap bisa dijawab malam ini juga,"

"Baik, katakan saja, Tuan," angguk Aizhe.

"Begini, ehem… kalau boleh tahu, dimana ayah anak-anakmu?" tanya Arzen ingin dengar langsung dari mulut Aizhe. Begitupula, enam anak itu telah lama ingin tahu tentang ayah mereka.

"Soal itu, saya tidak tahu," jawab Aizhe lirih. Membuat anaknya menunduk lesu, sedangkan Arzen malah cemberut.

"Maaf, kalau begitu, apa kau pernah menyukai pria selama hidup mu?"

Enam anak Aizhe mengernyit heran, pertanyaan Arzen diluar lapisan tujuh atmosfer bumi.

Aizhe menunduk, "Tidak ada, saya belum pernah merasakan itu sebelumnya. Dicintai atau mencintai adalah perasaan yang tak mungkin saya dapatkan dari seorang pria."

"Berarti, cuma ayah mereka yang pernah dekat dengan mu?" tanya Arzen mendekat. Aizhe mengangguk. "Iya, hanya dia," jawab Aizhe tak bisa jujur kalau sebenarnya, ia langsung diperkosa bukan karena berawal dari cinta.

"Om, kenapa bertanya tentang itu? Apa tidak ada lain?" Axel, Nath, dan Zee merasa risih mendengar Arzen ingin tahu soal Ibunya.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi, ini sudah cukup," ucap Arzen sebelum mereka curiga.

"Kalau begitu, apa lagi yang perlu saya lakukan?" tanya Aizhe.

"Mommy, sudah," mohon Axel tak suka Ibunya begitu.

"Tidak, sayang. Ini belum cukup membalas bantuan mereka kepada kita," kata Aizhe. Arzen pun mengamati dan kemudian matanya berhenti ke arah dapur.

"Om, lihat apa?" tanya Ara yang berada dipangkuan Aizhe.

"Kalian punya makanan? Saya mulai lapar," ucap Arzen memegang perut datarnya.

Axel berdiri, langsung menawarkan rendang buatannya. "Ada, tadi kami makan rendang bebek, mungkin masih ada sisanya di dalam, Om mau coba?"

Mata Arzen berbinar-binar dan seketika berdiri. "Bagus, tunjukkan mana rendangnya."

"Sini, ikut masuk, Om!" Axel mengajak Arzen.

"Hm, kenapa kalian diam saja, sayang?" tanya Aizhe pada Chloe, Nath, Zee, dan Arzqa, kecuali Ara yang telah terlelap di pangkuan Aizhe.

"Itu, Mom, Om itu orang kaya, kalau lapar 'kan tinggal makan di restoran, bukan makan di sini," ucap mereka heran, apalagi kepada Axel, yang tadi geram pada Arzen, tiba-tiba berubah lembut. Aneh, bukan?

"Tidak perlu dipikirkan, yang jelas kita harus bersyukur ada orang kaya yang bersedia membantu kita dan makan masakan kakak kalian," kata Aizhe tersenyum. Mereka pun tersenyum dan memeluk Aizhe.

"Hei, Nak, apa kamu yang buat ini?" tanya Arzen senang melihat rendangnya tampak lezat dan nikmat.

"Benar, Om. Saya dan Mommy," jawab Axel cepat.

"Hm, aromanya enak," hirup Arzen dalam-dalam sampai ke paru-parunya. Tersenyum lebar, membayangkan dirinya berada dalam panci yang berisi daging bebek.

"Kalau begitu, panggil orang yang bersama Om, mungkin dia juga lapar dan mau mencicipi masakan ini,"

"Baik, Om!" Axel segera memanggil Davis. Tiga puluh detik, Davis datang. "Hei, Pak, serius anda mau makan di sini?" tanya Davis ragu.

"Diam dan duduklah, coba sendiri rendangnya!" kata Arzen. Davis pun mengambil piring yang diberikan Axel, kemudian ikut menikmati hidangan di atas meja kayu. Mata sipitnya, langsung membulat sempurna.

"Wow, ini lebih enak dari rendang di rumah anda," puji Davis makan dengan lahap. "Hahaha, sudah aku duga, kau akan menyukainya!" tawa Arzen kemudian melihat Axel. Benihnya, yang tahu kesukaannya. Ini luar biasa! 5 bintang untuk Axel.

"Hei, Nak, di masa depan, saya jamin, kamu akan menjadi koki terkenal di kota ini!" kata Arzen memberi jempol. Wajah Axel memerah, mendengar itu hatinya berdebar-debar senang. Tetapi, ia langsung menunduk lesu karena sadar diri itu hanyalah angan-angan saja.

"Hm, kenapa kamu sedih?" tanya Davis heran.

"Terima kasih, tapi Asel tidak punya apa-apa untuk mewujudkan itu," lirih Axel.

Davis tertawa kecil, "Puff, tak usah sedih, Daddy mu ini punya banyak uang, nomor satu di kota ini," ucap Davis, saking mabuknya dengan rendang, mulutnya tidak sengaja keceplosan. Bahkan, Arzen nyaris mati tersedak tulang, setelah mendengarnya.

"Daddy? Maksudnya?" Tatapan Axel kembali tajam.

"Hahaha, lupakan," tawa Davis mencairkan suasana. Arzen mengelus dada, sudah mengatur nafasnya kembali.

"Kalau begitu, Asel keluar dulu, Om lanjut saja makannya," pamit Axel mulai risih berada di samping dua pria itu yang bertingkah aneh.

"Ck, kau ini hampir membunuhku!" Kesal Arzen.

"Maaf-maaf, Pak." Davis menunduk, mengaku bersalah.

..

🤣🤣Ayo bongkar saja lah🤭

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

hayoo yg keceplosan

2024-01-30

0

Ma Em

Ma Em

aku senang akhirnya sikembar di pertemukan dengan ayah kandungnya semoga saja Arzen mau menikahi aidze.

2023-06-06

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!