"Mommy!" Axel dan empat adiknya, bersama istri tetangga, mereka berlari ke arah Aizhe yang turun dari mobil.
"Hm, Ara mana, Mommy?" tanya mereka dan melihat wajah Aizhe sembab. "Pak, gadis kecilnya dimana?" tanya istri tetangga.
"Akhh, Mommy!" kelima anak itu terkejut dan menangkap Aizhe yang hampir pingsan lagi.
"Maaf, Bu. Anak itu hilang,"
Jeddar!! Petir langsung menyambar di atas langit.
"Ara hilang? Sungguh, Paman?" Mereka berlima tercengang.
"Kenapa bisa, Pak?" tanya istri tetangga sambil memapah Aizhe.
"Waktu mau pulang, anak itu sudah tidak ada di mobil. Tapi kalian tidak perlu cemas, bapak sudah laporkan ke kantor polisi. Kita berdoa dan menunggu kabar baik dari mereka," tutur suaminya menenangkan mereka.
"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini…." Lirih istri tetangga merasa kasihan. Mereka berdua membawa anak dan Ibu itu masuk ke Apartemen.
"Terima kasih, Paman, Tante," ucap Axel lirih. Tetangga itupun mengangguk dan pulang. Kini di apartemen kumuh itu, hanya ada tangisan Zee yang marah dan kecewa pada dirinya sendiri. Sedangkan Arzqa, Nath dan Axel hanya bisa duduk diam di sebelah Aizhe.
"Hiks, Zee udah capek! Capek! Kenapa Ara yang harus hilang? Kenapa?! Dia kan belum tahu apa-apa, dia tidak seperti kita, seharusnya jangan dia, hiks." Zee memukul pahanya. "Zee, sudah. Kalau kamu menangis, tetap saja tak ada hasilnya. Tenanglah." Axel menenangkan Zee.
Zee berdiri, berlari ke kamarnya. Sudah capek bekerja dan sekarang adik paling kecilnya hilang. Dia lanjut marah di dalam selimut, menyalahkan diri sendiri. Sedangkan Chloe, satu bocah ini memakai headset dan dengan tiga komputer bekasnya, ia sedang meretas cctv rumah sakit. Dia juga sedih, tapi masih kuat. Dengan tenang dia menelusuri setiap cctv yang ada di area parkiran. Kejeniusannya dalam bidang ini sudah tak terbantahkan lagi. Dia mendapat kejeniusan tersebut dari gen ayahnya.
"Chloe, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Axel, Nath dan Arzqa masuk. Melihat Chloe sangat fokus bekerja dan melirik Zee yang masih terisak-isak di dalam selimut.
"Lihat! Aku temukan dia!"
Zee keluar dari selimut, melompat dan melihat arah jari telunjuk Chloe.
"Apa yang kamu tunjuk?" tanya Nath tak melihat apa-apa.
"Lihat baik-baik, ada yang bergerak di situ dan itu adalah Ara! Dia jalan ke sana pasti mencari Mommy!" jawab Chloe.
"Terus, Ara kemana lagi?" tanya Zee.
"Itulah, aku tidak bisa lanjut, komputer ini tidak mampu melacaknya." Chloe menjawab dan menunduk, berpikir dulu.
"Kalau begitu, ke tempat aku saja!" sahut Arzqa.
"Aku sering ke warnet, dan kita bisa gunakan komputer di sana!" lanjutnya yakin.
"Semoga Ara tidak diculik," ucap Zee mulai terisak lagi dan takut adik mereka dijual ke orang lain.
"Sudah, jangan berpikir buruk dulu. Kita harus yakin Ara baik-baik saja sekarang," kata Axel si paling tua yang bisa menenangkan para adiknya.
"Kriuk"
Mereka berlima pun diam, mendengar suara perutnya keroncongan.
"Duh, lapar nih, kita makan dulu yuk," mohon Nath.
"Baiklah." Chloe paham, dan keluar bersama.
"Axel," panggil Aizhe yang sudah siuman.
"Mommy!" seru mereka memeluk cepat Aizhe.
"Sayang, bagaimana adik kalian? Apa sudah ada laporan dari polisi?" tanya Aizhe, gara-gara Ara, ia tak bisa tenang malam ini.
"Mommy, tidak usah cemas, kita sudah mendapat Ara! Besok kami mau pergi membawanya pulang!" jawab mereka.
"Syukurlah, adik kalian masih bisa bersama kita. Maafkan Mommy tidak becus melindungi adik kalian," lirih Aizhe.
"Mommy, jangan sedih. Ara sekarang pasti baik-baik saja!" ujar Chloe.
"Yuk, kita makan dulu, Mom." Ajak Axel. Tetap saja, mereka merasa nasi yang masuk ke dalam perutnya terasa hambar tanpa rasa. Apalagi Zee sungguh tak bisa makan tanpa adiknya. "Ara kemana ya…"
—---—---
"Ciiitt"
Suara mobil berhenti di depan rumah mewah dan luas. Arzen keluar dari mobil itu dan lagi-lagi marah kepada si Dokter.
"Kau ini memang sengaja! Aku barusan ke rumah sakit, tapi kau malah menangani pasien lain! Memangnya uang yang aku berikan puluhan juta itu belum cukup untuk membayar mu?" bentak Arzen kesal. Mau berkonsultasi soal kondisi neneknya tapi Victor sedang melakukan operasi pada pasiennya tadi.
"Tuan muda, anda tenang dulu, saya tahu apa yang perlu saya lakukan. Selain itu, anda juga harus sadar, nyawa pasien saya lebih berharga dari semua uang anda," kata Victor berada di ruang kerjanya.
"Ck, kalau saja kau tidak dikontrak oleh nenekku sendiri, aku sudah pasti memecat mu dari jabatan Dokter kebanggaan mu itu!" celetuk Arzen dan memutuskan panggilannya sebelum Victor bicara.
"Diih, mentang-mentang cucu dari Nyonya Arita, sifatnya sok-sokan! Dasar Presdir baastard!" umpat Victor kemudian melanjutkan tugasnya.
"Bugh"
Saking emosi pada Victor, Arzen menendang ban mobilnya kemudian memberikan mobilnya kepada security-nya untuk diparkirkan. Ia pun berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah sombong.
"Ahh, Ala dimana?" Ara terbangun dan melihat isi mobil yang gelap.
"Mommy…." lirihnya, keluar dari mobil.
"Hm, siapa?" Security yang baru selesai memperbaiki posisi mobil Arzen yang lain, ia kaget mendengar suara pintu mobil dibuka. Ia pun pergi mengecek dan bengong melihat pintu mobil terbuka sendiri.
Karena merasakan angin menghembus dingin, ia segera mengunci semua mobil kemudian pergi ke pos penjagaannya. Sedangkan Ara, berjalan sambil terbelalak memandangi rumah di depannya yang besar. 10x lipat dari apartemennya.
"Hm, apa ini istana di Dongen?" gumam Ara diam-diam mendekati jendela dan mengintip ke dalam rumah sambil memegang kantong infusnya. Gara-gara kekagumannya pada rumah besar, ketakutannya pada suntikan, tidak lagi membuat Ara menangis.
"Glug"
Ara menelan ludah susah payah. Matanya berbinar-binar melihat hidangan lezat di atas meja yang ada di dalam sana, begitu banyak dan isi dapur yang juga mewah.
"Woah, Ala benar-benar ada di istana!" heboh gadis mungil itu pun mencari pintu dan mengelus dengan sabar, perutnya yang kelaparan.
"Mudah-mudahan olang di dalam baik-baik sama Ala, tellus bisa bawa Inalla pulang ke llumah Mommy." Ara masuk setelah mengucapkan salam meski tak ada orang di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Suky Anjalina
sedih banget bacanya 6 anak kecil bertahan hidup dengan ibunya yang buta 😭
2024-01-30
0
Alya Yuni
Kesal dngan saudra Ara
2023-06-19
3
sella surya amanda
lanjut
2023-06-01
1