BAB 6 #Rumah Ericsson

"Mommy!" Axel dan empat adiknya, bersama istri tetangga, mereka berlari ke arah Aizhe yang turun dari mobil.

"Hm, Ara mana, Mommy?" tanya mereka dan melihat wajah Aizhe sembab. "Pak, gadis kecilnya dimana?" tanya istri tetangga.

"Akhh, Mommy!" kelima anak itu terkejut dan menangkap Aizhe yang hampir pingsan lagi.

"Maaf, Bu. Anak itu hilang,"

Jeddar!! Petir langsung menyambar di atas langit.

"Ara hilang? Sungguh, Paman?" Mereka berlima tercengang.

"Kenapa bisa, Pak?" tanya istri tetangga sambil memapah Aizhe.

"Waktu mau pulang, anak itu sudah tidak ada di mobil. Tapi kalian tidak perlu cemas, bapak sudah laporkan ke kantor polisi. Kita berdoa dan menunggu kabar baik dari mereka," tutur suaminya menenangkan mereka.

"Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini…." Lirih istri tetangga merasa kasihan. Mereka berdua membawa anak dan Ibu itu masuk ke Apartemen.

"Terima kasih, Paman, Tante," ucap Axel lirih. Tetangga itupun mengangguk dan pulang. Kini di apartemen kumuh itu, hanya ada tangisan Zee yang marah dan kecewa pada dirinya sendiri. Sedangkan Arzqa, Nath dan Axel hanya bisa duduk diam di sebelah Aizhe.

"Hiks, Zee udah capek! Capek! Kenapa Ara yang harus hilang? Kenapa?! Dia kan belum tahu apa-apa, dia tidak seperti kita, seharusnya jangan dia, hiks." Zee memukul pahanya. "Zee, sudah. Kalau kamu menangis, tetap saja tak ada hasilnya. Tenanglah." Axel menenangkan Zee.

Zee berdiri, berlari ke kamarnya. Sudah capek bekerja dan sekarang adik paling kecilnya hilang. Dia lanjut marah di dalam selimut, menyalahkan diri sendiri. Sedangkan Chloe, satu bocah ini memakai headset dan dengan tiga komputer bekasnya, ia sedang meretas cctv rumah sakit. Dia juga sedih, tapi masih kuat. Dengan tenang dia menelusuri setiap cctv yang ada di area parkiran. Kejeniusannya dalam bidang ini sudah tak terbantahkan lagi. Dia mendapat kejeniusan tersebut dari gen ayahnya.

"Chloe, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Axel, Nath dan Arzqa masuk. Melihat Chloe sangat fokus bekerja dan melirik Zee yang masih terisak-isak di dalam selimut.

"Lihat! Aku temukan dia!"

Zee keluar dari selimut, melompat dan melihat arah jari telunjuk Chloe.

"Apa yang kamu tunjuk?" tanya Nath tak melihat apa-apa.

"Lihat baik-baik, ada yang bergerak di situ dan itu adalah Ara! Dia jalan ke sana pasti mencari Mommy!" jawab Chloe.

"Terus, Ara kemana lagi?" tanya Zee.

"Itulah, aku tidak bisa lanjut, komputer ini tidak mampu melacaknya." Chloe menjawab dan menunduk, berpikir dulu.

"Kalau begitu, ke tempat aku saja!" sahut Arzqa.

"Aku sering ke warnet, dan kita bisa gunakan komputer di sana!" lanjutnya yakin.

"Semoga Ara tidak diculik," ucap Zee mulai terisak lagi dan takut adik mereka dijual ke orang lain.

"Sudah, jangan berpikir buruk dulu. Kita harus yakin Ara baik-baik saja sekarang," kata Axel si paling tua yang bisa menenangkan para adiknya.

"Kriuk"

Mereka berlima pun diam, mendengar suara perutnya keroncongan.

"Duh, lapar nih, kita makan dulu yuk," mohon Nath.

"Baiklah." Chloe paham, dan keluar bersama.

"Axel," panggil Aizhe yang sudah siuman.

"Mommy!" seru mereka memeluk cepat Aizhe.

"Sayang, bagaimana adik kalian? Apa sudah ada laporan dari polisi?" tanya Aizhe, gara-gara Ara, ia tak bisa tenang malam ini.

"Mommy, tidak usah cemas, kita sudah mendapat Ara! Besok kami mau pergi membawanya pulang!" jawab mereka.

"Syukurlah, adik kalian masih bisa bersama kita. Maafkan Mommy tidak becus melindungi adik kalian," lirih Aizhe.

"Mommy, jangan sedih. Ara sekarang pasti baik-baik saja!" ujar Chloe.

"Yuk, kita makan dulu, Mom." Ajak Axel. Tetap saja, mereka merasa nasi yang masuk ke dalam perutnya terasa hambar tanpa rasa. Apalagi Zee sungguh tak bisa makan tanpa adiknya. "Ara kemana ya…"

—---—---

"Ciiitt"

Suara mobil berhenti di depan rumah mewah dan luas. Arzen keluar dari mobil itu dan lagi-lagi marah kepada si Dokter.

"Kau ini memang sengaja! Aku barusan ke rumah sakit, tapi kau malah menangani pasien lain! Memangnya uang yang aku berikan puluhan juta itu belum cukup untuk membayar mu?" bentak Arzen kesal. Mau berkonsultasi soal kondisi neneknya tapi Victor sedang melakukan operasi pada pasiennya tadi.

"Tuan muda, anda tenang dulu, saya tahu apa yang perlu saya lakukan. Selain itu, anda juga harus sadar, nyawa pasien saya lebih berharga dari semua uang anda," kata Victor berada di ruang kerjanya.

"Ck, kalau saja kau tidak dikontrak oleh nenekku sendiri, aku sudah pasti memecat mu dari jabatan Dokter kebanggaan mu itu!" celetuk Arzen dan memutuskan panggilannya sebelum Victor bicara.

"Diih, mentang-mentang cucu dari Nyonya Arita, sifatnya sok-sokan! Dasar Presdir baastard!" umpat Victor kemudian melanjutkan tugasnya.

"Bugh"

Saking emosi pada Victor, Arzen menendang ban mobilnya kemudian memberikan mobilnya kepada security-nya untuk diparkirkan. Ia pun berjalan masuk ke dalam rumah dengan langkah sombong.

"Ahh, Ala dimana?" Ara terbangun dan melihat isi mobil yang gelap. 

"Mommy…." lirihnya, keluar dari mobil.

"Hm, siapa?" Security yang baru selesai memperbaiki posisi mobil Arzen yang lain, ia kaget mendengar suara pintu mobil dibuka. Ia pun pergi mengecek dan bengong melihat pintu mobil terbuka sendiri.

Karena merasakan angin menghembus dingin, ia segera mengunci semua mobil kemudian pergi ke pos penjagaannya. Sedangkan Ara, berjalan sambil terbelalak memandangi rumah di depannya yang besar. 10x lipat dari apartemennya.

"Hm, apa ini istana di Dongen?" gumam Ara diam-diam mendekati jendela dan mengintip ke dalam rumah sambil memegang kantong infusnya. Gara-gara kekagumannya pada rumah besar, ketakutannya pada suntikan, tidak lagi membuat Ara menangis.

"Glug"

Ara menelan ludah susah payah. Matanya berbinar-binar melihat hidangan lezat di atas meja yang ada di dalam sana, begitu banyak dan isi dapur yang juga mewah.

"Woah, Ala benar-benar ada di istana!" heboh gadis mungil itu pun mencari pintu dan mengelus dengan sabar, perutnya yang kelaparan.

"Mudah-mudahan olang di dalam baik-baik sama Ala, tellus bisa bawa Inalla pulang ke llumah Mommy." Ara masuk setelah mengucapkan salam meski tak ada orang di sana.

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

sedih banget bacanya 6 anak kecil bertahan hidup dengan ibunya yang buta 😭

2024-01-30

0

Alya Yuni

Alya Yuni

Kesal dngan saudra Ara

2023-06-19

3

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-06-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!