BAB 9 #Enam Bibit Unggul

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Nyonya Arita berjalan perlahan ke tempat tidur, lalu ia menyelimuti kembali Ara.

"Nenek, kami kaget karena anak kecil ini. Kenapa dia bisa ada di kamar Nenek dan memiliki wajah seperti Nenek?" tanya Arzen.

Nyonya Arita duduk lalu meminum sejenak air gelas di atas meja. Setelah itu, menghela nafas lega. "Nek, ayo jawab," desak Arzen sudah tak sabar.

"Arzen, begini, …." Nyonya Arita pun menceritakan awal Ara pergi ke kamarnya, karena gadis kecil itu terbangun di jam dua dini hari setelah ngompol dan karena itu Ara datang ke kamarnya, kemudian ia meminta tolong kepadanya untuk memberi pakaian pengganti dan sekalian ia membuka infus di tangannya.

Mulut Katherine semakin lebar mendengarnya. Apalagi Arzen kini paham yang ngompol adalah ulah Ara, bukan tuyul.

"Kalau begitu, apakah Nyonya tahu siapa anak ini?" tanya Victor. Nyonya Arita menggeleng, tak tahu. "Waktu saya mau bertanya, anak ini tiba-tiba tidur di sebelah saya," ucap Nyonya Arita dan membelai rambut Ara.

"Jangan-jangan, konspirasi itu benar! Kalau mesin waktu itu memang ada, dan gadis ini adalah—"

"Pletak"

Nyonya Arita melempar majalah ke atas kepala Arzen. Ia paham apa yang dimaksud cucunya itu. "Jangan ngawur lagi, dia bukan Nenek!"

"Kalau begitu, anak kecil ini siapa, Nek?" tanya Arzen, merasakan anak itu terasa dekat atau seperti tak asing baginya. Ketika Nyonya Arita mau berbicara, tiba-tiba Ara menggeliat dan sesenggukan, memanggil seseorang dengan rindu. "Mommy…. dimana," lirihnya ketakutan.

"Hei, nak manis, bangunlah," ucap Nyonya Arita membangunkannya.

Ara membuka mata, beranjak duduk dan menunduk. Setelah itu, ia mengangkat kepalanya. Sontak, Katherine, Arzen dan Victor diam tertegun melihat mata Ara yang unik.

"Um, nenek, Ala takut." Ara mundur dan bersembunyi di belakang Nyonya Arita. "Tidak apa-apa, mereka semua keluarga saya," ucap Nyonya Arita dengan lembut. "Nenek, Ala mawu pulang, ndak mawu di sini, Ala lindu Mommy," lirih Ara tetap takut dan sadar, dirinya bukan berada di istana tapi di rumah orang lain.

Victor memberanikan diri maju, dan bertanya baik-baik pada Ara. "Hai, anak manis, coba kasih tahu sama Om, kamu dari mana? Siapa tahu Om bisa bantu memulangkan kamu," ucap Victor lemah lembut. Sedangkan Arzen cemberut mendengar Victor membujuk anak itu.

"Huwaa… Ala takut sama Doktel," tangis Ara memeluk Nyonya Arita. Karena melihat bekas infus Ara, Victor dan Arzen menyadari anak itu habis dirawat di rumah sakit.

"Nah, ini pasti ulah kau, Victor!" kata Arzen sinis.

"Hadeh, kalau saja aku tahu, aku juga tidak akan bertanya, Tuan muda," balas Victor sinis. Sementara Katherine hanya bisa diam mendengar cerita Ara.

Kini Arzen yang maju. Tersenyum manis dan menunjukkan boneka teddy boy di tangannya entah dapat darimana. "Hai, sayang, jangan takut, katakan saja dari mana kamu berasal, kami semua disini orangnya baik-baik kok bukan orang jahat atau kejam, kecuali Dokter ini, memang kadang aneh, tapi kamu jangan khawatir, Om akan memulangkan mu dengan selamat sentosa kepada sang Mommy," bujuk Arzen.

Ara keluar, maju perlahan dan mengambil boneka itu. Kemudian menatap lekat-lekat Arzen, setelah itu, "Papa…." Ia tiba-tiba memeluknya.

Katherine membelalak, panggilan itu tidak seharusnya keluar dari mulut Ara. Karena kesal dan merasa Ara sudah lancang, ia mengangkat tangan untuk memisahkan Ara dan Arzen, tetapi Nyonya Arita menangkap tangannya.

"Jangan, ganggu anak ini, Katherine." Ia melotot tajam dan tegas, sehingga Katherine tak berdaya dan perlahan mundur. Katherine pun hanya bisa menggigit bibir bawah mendengar Ara menangis di pundak Arzen.

'Sial, siapa anak aneh ini? Beraninya dia memanggil putraku seperti itu!' pikir Katherine tak lupa, mengumpat.

—---—---

"Axel, jam berapa kita keluar mencari Ara?" Zee bertanya, sudah siap dengan sweater berwarna biru.

"Ho'oh, kalau lama-lama di sini, kita nanti kehilangan jejak Ara," ucap Nath dengan sweater berwarna hijau.

"Hm, mumpung hari ini tidak terlalu panas," sahut Arzqa, bersweater berwarna hitam.

"Kita tunggu Chloe dulu," jawab Axel, bersweater jingga. Mereka berempat kini di luar dan menunggu Chloe.

"Hei, hari ini salah satu dari kalian harus tinggal sama Mommy, kalau kita pergi semua, tidak ada yang menjaga Mommy disini." Chloe datang dengan mengenakan sweater berwarna kuning. Masing-masing berpasangan, kecuali Ara yang hilang dan tak dapat memakai sweater merah mudanya. Meskipun sweater bekas yang penuh jahitan tangan, mereka tetap senang dan bersyukur memakainya.

"Kalau begitu, aku yang jaga Mommy!" Nath mengangkat tangannya. Sebelum pergi, mereka saling berjanji harus pulang bersama. Setelah itu, Nath pergi menjaga Aizhe, sedangkan empat saudaranya berjalan ke tempat warnet Arzqa sering bermain. Tidak lama menempuh jalan, mereka tiba di sana. Chloe diam terkagum melihat warnetnya lumayan besar dan ramai. Orang-orang yang disana pun juga terpesona melihat ada empat anak kembar identik datang berkunjung.

Sebagian dari mereka ada yang diam-diam merekam dan mengirim secara live wajah empat anak tersebut. Axel dan Chloe segera menuntun Zee dan Arzqa ke tempat bagian yang sepi.

"Hei, kau lihat itu? Mereka kembar empat!"

"Benar, jarang-jarang aku melihat anak kembar sebanyak itu di sini, apalagi mereka tampan dan menggemaskan!"

"Ululu, lucu banget sih mereka," gemas sekelompok remaja cewek-cewek tersebut. "Aku jadi penasaran, siapa orang tua mereka!" lanjutnya.

"Hei, Zee, kamu jago main gem, kan?" Arzqa menyenggol bahu Zee.

"Jago, memang kenapa?" tanya Zee.

"Bagus, kalau begitu, bagaimana…." Arzqa berbisik, memberitahukan sebuah permainan yang bisa menghasilkan uang.

"Hei, kalian mau kemana?" tanya Axel di sebelah Chloe yang mulai menelusuri cctv rumah sakit.

"Diam saja di situ dan jaga Chloe! Kami berdua mau bermain sebentar!" kata Arzqa tersenyum.

"Baiklah, tapi ingat, jangan jauh-jauh!"

"Ya, siap kapten!" Zee dan Arzqa kemudian pergi menggoda cewek-cewek itu agar mau merekam mereka bermain game supaya dapat sebagian uang dari viewer mereka. Apalagi Zee, juru bicara yang pandai menggombal, ia dengan mudah berhasil meluluhkan mereka. Kecil-kecil sudah tahu menggoda. Itulah enam bibit unggul Aizhe memang tak pernah mengecewakan.

..

😘Jenius di bidang masing-masing

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

next

2024-01-30

0

Daliffa

Daliffa

mampir nyimak,karyamu okey🥰😎💪💪

2023-10-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!