BAB 8 #Tuyul Aizhe

"Kenapa kau teriak pagi-pagi begini, Arzen?" Katherine di samping pembantu, bertanya dan berdiri di dekat pintu dan melihat Arzen yang meramas rambutnya dengan frustasi.

"Ma, coba kesini dan lihat sendiri! Selimut aku kotor!"

"Ye terus, apa masalahnya? Kan bisa dicuci sama pembantu." Katherine mendekat dan diam sesaat melihat noda berwarna emas-keemasan di kain selimut polos putranya.

"Arzen, ini kau sungguh ngompol tadi malam?" tanya Katherine menunjuk.

"Sumpah, Arzen benar-benar nggak tahu, Ma," ucap Arzen.

"Coba sini Mama lihat celana mu!" Katherine menarik lengan piyama Arzen. Sedangkan pembantu cuma bisa menunduk dan tertawa kecil diam-diam di belakang mereka.

"Hm, loh, kok nggak ada?"

"nggak ada apanya, Ma?" Arzen melihat dahi Katherine mengerut.

"Celanamu bersih, tidak ada yang basah!" jawabnya membuat Arzen dan pembantu tersentak. "Kalau begitu, siapa yang ngompol di sini, Ma?" Arzen menunjuk selimut. Sedangkan Katherine mengangkat kedua bahunya, nggak tahu.

"Nyonya, Tuan,"

"Hm, apa?" tanya anak dan Ibu itu menoleh.

"Kalau boleh, saya mau jujur, kemarin saya mendengar ada anak kecil tertawa di rumah ini, saya rasa mungkin di rumah ini ada sosok lain selain kita, Nyonya, Tuan muda."

"Ha, sosok lain? Maksudnya, benar-benar ada tuyul? Kalau begitu, semua uang Arzen bisa habis dicuri sama tuyul itu dong!" Arzen mulai panik. Sedangkan Katherine menepuk wajah, merasa konyol mendengar ucapan takhayul sang pembantu.

"Udah deh, berhenti bahas itu!" kata Katherine.

"Tidak, Ma! Tuyulnya harus ditangkap hidup-hidup! Berani masuk, berarti... harus berani menampakkan dirinya!"

"Arzen, mau kemana kau?" tahan Katherine.

"Aduh, mau cari dukun lah, Mama. Kalau dibiarkan, rumah ini bisa lenyap dan dicuri sama tuyul itu."

Sekali lagi, Katherine menepuk wajah. Sudah jaman modern masih percaya dengan hal seperti itu. Batin Katherine dan menyusul Arzen. Tak memakan waktu lama, sang Dukun datang dengan berbagai bahan ritualnya. Gula pasir, gula aren, santan kelapa, rempah-rempah dan juga lima biji telur ayam kampung.

"Oh, apa yang sedang terjadi di sini?" Victor yang datang, merasa bingung melihat ada Dukun di rumah pasiennya. Sebagai Dokter, tentu Victor merasa tugasnya sedang dipermainkan.

"Tuan Arzen, nenek anda itu sakit karena tekanan darahnya naik, bukan karena terkena guna-guna!" kata Victor.

"Berisik, kau diam saja!" balas Arzen. Victor pun bertanya ke pembantu dan pembantu menjelaskan semuanya.

"Arzen-arzen, ada-ada saja otak buntu mu itu," ucap Victor, hanya dia yang berani karena sudah diberi jaminan hidup oleh Nyonya Arita.

"Daripada kau buang-buang bahan itu, mendingan kau beli daging terus suruh pembantu buatkan rendang kesukaanmu," lanjutnya berkomentar.

"Ck, kau ini, diam saja di situ!" ketus Arzen, tapi dalam benaknya, ada benarnya juga. Tapi keselamatan uangnya yang sudah ber triliun lebih penting daripada sepanci rendang.

"Sana, pergi saja kau cek kesehatan nenek saya!" usir Arzen. Tetapi Victor tetap duduk sambil menunggu hasil dari sang dukun yang sudah mulai berkomat-kamit.

"Mbah, bagaimana? Apakah tuyul itu sudah ditemukan?" tanya Arzen. Sedangkan Katherine cuman bisa menyeruput kopinya di sofa dan melihat kebodohan Arzen. 'Ya Tuhan, aku sangat heran, apa yang sudah terjadi pada putra ku itu.' Batinnya geleng-geleng kepala.

"Benar, saya merasakan sosok itu ada di rumah ini,"

"Ya emang, ada di rumah ini," sahut Victor memutar bola mata dengan malas.

"Ck, diamlah!" decak Arzen kesal, kemudian, "Terus, letak dan posisinya di mana, Mbah?" tanyanya lagi.

"Dia ada di kamar anda, Tuan," jawab Mbah dengan suara berat.

"Mbah," panggil Victor.

"Hmm, kau mau apa?" tanya Arzen.

"Tidak minta apa-apa sih, cuman saran saya, tolong kalau boleh, sikat giginya setiap hari, tiap pagi dan sebelum tidur," jawab Victor tersenyum.

"Yaelah, kau ini dari tadi ngeselin banget! Pergi sana!" Arzen mendorong bahu Victor. "Apa sih, Dokter kasih saran itu di dengar, ini juga baik untuk kesehatan gigi kalian." Kata Victor membela diri dan jujur tak suka mencium bau mulut si Mbah. Apalagi giginya juga berwarna hitam, jelas terlihat bahwa sudah banyak bakteri berumah tangga di sana.

"Dih, bukan waktunya, Pak Dokter yang baik hati." Tatap Arzen melotot kemudian berpaling muka. "Mbah, lanjutkan lagi dan abaikan manusia astral ini. Jadi, sekarang apa yang harus saya lakukan supaya tuyulnya pergi?" tanya Arzen.

"Begini Tuan, saya sudah mendengar alasannya, sosok ini berkata, anda terlalu tampan," kata Mbah.

"Puff, hahaha…" Victor tertawa lepas, sudah tak tahan.

"Dih, kenapa kau tertawa? Duh, jangan-jangan tuyulnya masuk ke sini?" Arzen bergeser dan menjauhi Victor. Sementara Katherine yang menonton hanya bisa tertawa geli di sofa.

"Tuan muda, sebaiknya berhenti saja. Saya tidak yakin ada tuyul di sini," kata Victor menahan perutnya yang mulai sakit.

"Bodo amat, pergi saja sana!" usir Arzen lagi.

"Mbah, aku ini memang dari embrio sudah terlalu tampan, karena itu calon anak-anak Mama saya langsung mundur dan sadar diri kalau mereka akan kalah dari saya, tapi Mbah juga harus tahu ketampanan saya ini tidak bisa dinegosiasi. Jadi, apa ada cara lain selain menghilangkan ketampanan saya?" tanya Arzen.

"Dih, pede banget," ucap Victor geli mendengarnya.

"Kalau begitu, Mbah punya jalan pintasnya,"

"Apa itu, Mbah?" tanya Arzen tak sabar melihat wujud tuyulnya.

"Begini, sosok ini berbisik dan berkata, sebagian harta Tuan harus diberikan ke dalam nomor rekening ini, 123********."

"BYURS"

Katherine menyemburkan kopi hangatnya, ia kaget mendengar permintaan Dukun itu. Ia berdiri dan dengan lantang, berkata, "ARZEN! KELUARKAN DIA DARI SINI!" Victor seketika tersadar, hampir terhipnotis juga dari sang penipu.

"Hei, apa-apaan ini? Kenapa kau menyuruh saya mengirim uang?!" marah Arzen pun tersadar. "Woah, dasar penipu!" seloroh Victor segera berdiri dan meringkusnya.

"Tidak, lepaskan saya, maafkan saya," rontanya ketakutan melihat Arzen sudah marah besar.

"Bugh"

Akhirnya menerima satu bogem mentah dari Arzen. "Security, bawa dia dan penjarakan selama-lamanya! Hidupnya, layak menderita di sana." Arzen memerintah dengan keras dan tegas. Tak mau ada korban di luar sana. Benar saja, Arzen mendapat laporan dari asistennya bahwa dukun tersebut penjahat yang sering meresahkan para pengusaha dan masyarakat.

"Tidak, saya minta maaf, Tuan!" Hukum telah berlaku, Arzen tak akan pernah menarik kata-katanya.

"Ck, menyebalkan. Hampir saja aku dibuat bangkrut hari ini!" decak Arzen.

"Apa lagi yang kau tertawakan?" Lalu ia melirik Victor yang terbahak-bahak di sampingnya.

"Saya kira Tuan muda itu bodoh, ternyata masih tahu cara membalas kejahatan orang lain."

"Dih, mata kau yang kejahatan." Arzen mendecak lidah lalu menuju ke kamar neneknya. Tiba di kamar neneknya, lagi-lagi Arzen mengagetkan semua orang gara-gara berteriak heboh.

"Apa yang terjadi, Arzen?" Katherine dan Victor datang.

"Mama, lihatlah, Nenek berubah menjadi bocil." Arzen menunjuk Ara yang terlelap di kasur dan mengenakan pakaian Nyonya Arita. Victor pun tak bisa berkata-kata lagi melihat pasiennya berubah sebagai anak kecil. Katherine mendekat, melihat wajah Ara benar-benar mirip Ibu mertuanya versi mungil.

"Ya Tuhan, ada apa ini?" sahut seseorang di dekat kamar mandi. Arzen, Katherine dan Victor sontak menganga, dan menunjuk wanita tua di sana.

"Loh, kenapa nenek ada dua?" Arzen menatap bergantian Ara dan Arita.

.

Wkwk mungkin Neneknya🤭

Terpopuler

Comments

Suky Anjalina

Suky Anjalina

OOO ternyata Ara mirip neneknya

2024-01-30

0

Suky Anjalina

Suky Anjalina

haaa seorang CEO percaya tuyul 😂

2024-01-30

0

Hartaty

Hartaty

🤣🤣🤣🤣

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 #Enam Anak Kembar
2 Bab 2 #Mengalami Depresi
3 Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4 BAB 4 #Kapan Menikah?
5 BAB 5 #Keracunan
6 BAB 6 #Rumah Ericsson
7 BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8 BAB 8 #Tuyul Aizhe
9 BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10 BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11 BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12 BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13 BAB 13 #Bertemu Arzen
14 BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15 Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16 BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17 BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18 BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19 BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20 BAB 20 #Mengusir Aizhe
21 BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22 BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23 BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24 BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25 BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26 BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27 BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28 BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29 BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30 BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31 BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32 BAB 32 #Belum Yakin
33 BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34 BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35 BAB 35 #Menangis Terharu
36 BAB 36 #Arzen Cemburu
37 BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38 Bab 38 #Menikahlah Denganku
39 Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40 BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41 BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42 BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43 BAB 43 Bermuka Dua
44 BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45 Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46 BAB 46 Hampir Jatuh
47 BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48 BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49 BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50 BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51 BAB 51 Nenek Paling Galak
52 BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53 BAB 53 Suka Gengsi
54 BAB 54 Kedatangan Erina
55 BAB 55 Itu Adalah Cinta
56 BAB 56 Mencurigakan
57 BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58 BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59 BAB 59 Anak Yang Dibuang
60 BAB 60 Takut Kebobolan
61 BAB 61 Permintaan Terakhir
62 Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63 BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64 BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65 BAB 65 Polisi Mencari Arita
66 BAB 66 Kabar Bahagia
67 BAB 67 Permintaan
68 BAB 68 Takut Arita Meninggal
69 BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70 BAB 70 Emosi
71 BAB 71 Dapat Cincin
72 BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73 BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74 BAB 74 Meninggal
75 BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76 BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77 BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78 Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 #Enam Anak Kembar
2
Bab 2 #Mengalami Depresi
3
Bab 3 #Hadiah Dari Mommy
4
BAB 4 #Kapan Menikah?
5
BAB 5 #Keracunan
6
BAB 6 #Rumah Ericsson
7
BAB 7 #Sombong Dan Playboy
8
BAB 8 #Tuyul Aizhe
9
BAB 9 #Enam Bibit Unggul
10
BAB 10 #Ala Bukan Anak Halam!
11
BAB 11 #Ala Ndak Punya Papa, Om
12
BAB 12 #Dia Mirip Anakku
13
BAB 13 #Bertemu Arzen
14
BAB 14 #Menawarkan Pernikahan
15
Bab 15 #Punya Enam Anak Kembar?
16
BAB 16 #Om Ndak Boleh Masuk!
17
BAB 17 #Enam Anak Dalam Setahun
18
BAB 18 #Keluallkan, Ala!
19
BAB 19 #Daddy Mu Banyak Uang
20
BAB 20 #Mengusir Aizhe
21
BAB 21 #Pergi Kau Wanita Murahan!
22
BAB 22 #Ternyata Punya Suami Tampan
23
BAB 23 #Kita Mau Kemana, Om?
24
BAB 24 #Sebagai Ayah Biologis
25
BAB 25 #Kelahirannya Tidak Diinginkan
26
BAB 26 #Rasanya Menyakitkan
27
BAB 27 #Lepaskan! Aku Nggak Mau!
28
BAB 28 #Menjadi Teman Tidurku
29
BAB 29 #Aku Nggak Mau Dia Mati
30
BAB 30 #Mommy Kenapa Menangis?
31
BAB 31 #Melakukan Tes DNA
32
BAB 32 #Belum Yakin
33
BAB 33 #Menyuruh Arzen Menikah
34
BAB 34 #Iya, Om Tampan!
35
BAB 35 #Menangis Terharu
36
BAB 36 #Arzen Cemburu
37
BAB 37 #Dia Ayah Anakku?
38
Bab 38 #Menikahlah Denganku
39
Bab 39 #Panggil Sayang Dong
40
BAB 40 #Di-dia Papa Kalian
41
BAB 41 Daddy, Ini Apa?
42
BAB 42 Tak Sudi Punya Menantu Cacat!
43
BAB 43 Bermuka Dua
44
BAB 44 Anak Haram Kok Dibela
45
Bab 45 Hanya Setara Pembantu
46
BAB 46 Hampir Jatuh
47
BAB 47 Langsung Jadi Suami Tampan
48
BAB 48 ERROR BERJAMAAH
49
BAB 49 Kapan Mommy Melihat?
50
BAB 50 Cintaku Sebesar Matahari
51
BAB 51 Nenek Paling Galak
52
BAB 52 Apa Maksud Nenek?
53
BAB 53 Suka Gengsi
54
BAB 54 Kedatangan Erina
55
BAB 55 Itu Adalah Cinta
56
BAB 56 Mencurigakan
57
BAB 57 Ayo Mandi Sayang
58
BAB 58 Siapa Orang Tua Aizhe?
59
BAB 59 Anak Yang Dibuang
60
BAB 60 Takut Kebobolan
61
BAB 61 Permintaan Terakhir
62
Bab 62 Flashback Ericsson : Titipan Dari Tuhan
63
BAB 63 Anak Tuan Ericsson
64
BAB 64 Flashback Ericsson : Surat Terakhir
65
BAB 65 Polisi Mencari Arita
66
BAB 66 Kabar Bahagia
67
BAB 67 Permintaan
68
BAB 68 Takut Arita Meninggal
69
BAB 69 Cucu Baru Untuk Mama
70
BAB 70 Emosi
71
BAB 71 Dapat Cincin
72
BAB 72 Donor Mata Untuk Mommy
73
BAB 73 Membawa Aizhe Operasi
74
BAB 74 Meninggal
75
BAB 75 Pemakaman (ENDING)
76
BAB 76 EKTRA PART 1 : Mau Melahirkan
77
BAB 77 EKTRA PART 2 : Kelahiran Bayi Jenius [Last Part]
78
Novel Baru Istri Tawanan Tuan Kejam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!