Chapter 20

Selesai mereka makan, ossan mengabari kalau mobil mereka sudah siap di permukaan. Kenalan ossan sudah menunggu di permukaan. Hayato, Akane, Kazuya, Harumi dan Renai pamit kepada ossan dan langsung menuju permukaan. Mereka bergegas dan berniat mendahului pasukan red oni datang ke utara. Begitu sampai di permukaan, sebuah mobil sport tanpa atap sudah siap dan ada beberapa orang yang menjaga nya. Ke limanya naik ke dalam mobil dan pamit kepada para penjaga nya, kemudian mereka langsung saja berjalan menuju utara. Di perjalanan, Akane duduk di depan dengan Hayato yang mengemudikan mobil nya,

“Ossan tadi sebenarnya siapa sih ?” Tanya Akane.

“Dia pengelola kota timur, restoran itu hanya kedok operasional nya saja.” Jawab Hayato.

“Ooo begitu.....” Balas Akane.

“Berhubung Renai chan tidur, aku mau bertanya, bagaimana menurut kalian mengenai legenda itu ?” Tanya Kazuya.

“Jujur aniki, aku penasaran, mimpi kita waktu itu benar benar nyata, seakan akan aku mengalami nya sendiri.” Jawab Hayato.

“Aku malah ingin tahu, siapa Rena chan sebenarnya, mungkinkah rumor dia anak dewa yang lahir 100 tahun sekali benar ?” Tanya Akane.

“Di cerita legenda itu, biksuni Teng Fang Yin, memiliki umur yang sama dengan Ren Ren sekarang, kebetulan kah ?” Tanya Harumi.

Ke empatnya kembali terdiam dan berpikir. Legenda yang di ceritakan ossan benar benar menggelitik mereka. Kazuya dan Harumi memperhatikan Renai yang tidur di tengah mereka.

“Apa ya alasan Ren Ren tidak mau ke tengah ?” Tanya Harumi.

“Itu yang kita tidak tahu dan kita tidak mungkin memaksanya.”  Jawab Kazuya.

“Mungkin kita bisa coba mencari asal usul Ren chan, dia datang ke timur sama siapa aku tidak tahu, dia tiba tiba muncul di keluarga angkat ku.” Gumam Hayato.

“Tapi kalau di pikir pikir, aku juga tidak tahu siapa orang tua ku yang sebenarnya.” Balas Akane.

“Hmmm benar juga, bukan hanya Renai chan, kita sendiri juga tidak jelas.” Gumam Kazuya.

“Loh aniki kan bukan nya adik nya Kirara nee san ?” Tanya Hayato.

“Sama seperti kamu, aku juga anak angkat.” Jawab Kazuya.

“Yah sama, aku malah sampai umur 14 tahun tidak punya keluarga dan hidup sendirian di sebuah rumah di kota selatan, aku di angkat oleh keluarga yang mengangkat Rena chan waktu umur ku 15 tahun.” Tambah Akane.

“Pantas kamu rada aneh....” Sindir Hayato.

“Grrr terima kasih pemulung.....” Balas Akane.

“Kamu kenapa diam saja cebol ?” Tanya Kazuya.

“Mengerikan, ternyata aku juga sama seperti kalian.....dan jangan panggil aku cebol.” Jawab Harumi.

“Tapi aku ingat, aku punya masa kecil dan ingatan ku jelas soal itu.” Balas Hayato.

“Kalau itu, kurasa semua sama....” Balas Kazuya.

Akhirnya mereka terus berpikir dan menganalisa sama sama sambil meneruskan perjalanan mereka ke utara. Setelah beberapa jam menempuh perjalanan dengan mobil, mereka sampai di oasis utara. Setelah parkir, mereka bergegas masuk ke dalam kota dan memeriksa keadaan. Semuanya menuju kantor Harumi dan memantau kota selatan melalui satelit. Tidak ada pergerakan apa apa di kota selatan, pasukan itu juga sama sekali tidak terlihat. Tapi mereka ingin mempersiapkan diri dengan bermeditasi untuk menenangkan diri untuk maju berperang kalau pasukan itu datang, akhirnya mereka kembali ke apartemen mereka. Begitu di dalam apartemen,

“Baiklah, aku mau bermeditasi di kamar, jangan ganggu ya.” Ujar Kazuya yang langsung masuk ke dalam kamarnya.

“Aku juga.....” Hayato masuk ke dalam kamarnya.

“Baiklah, aku kembali ke apartemen ku, lewat depan saja, kalau lewat kamar si bongsor nanti mengganggu...dah Merah, Ren Ren.” Harumi keluar dari unit apartemen Hayato dan kembali ke apartemen nya sendiri.

“Kita juga di kamar saja yuk Rena chan....” Ajak Akane.

“Iya onee chan.....”

Keduanya masuk ke kamar mereka. Akane juga mulai bermeditasi di dalam kamar dan Renai hanya duduk saja memperhatikan nya. Hayato, Akane, Kazuya dan Harumi tenggelam di dalam meditasi mereka di kamar masing masing dan tanpa sadar membangkitkan sesuatu.

***

Di suatu pegunungan, di sebuah tempat, di dunia Shenwu. Hujan deras melanda, empat orang yang sedang menggendong anak kecil dan menarik seekor kuda berlari menghindari hujan deras. Mereka tiba di sebuah gua dan masuk ke dalam untuk berteduh.

“Selamat, untuk sementara kita berteduh di sini.” Ujar Yuan Long.

“Ayin, kamu tidak apa apa ?” Tanya Xiao Nan sambil mengeringkan pakaian Ayin.

“Tidak apa apa, terima kasih Xiao Nan.” Balas Ayin.

“Sekarang kamu sudah tidak basah lagi....” Ujar Wang Xia sambil mengelus kuda putih yang di tunggangi Ayin.

“Baiklah, aku membuat api sebentar.” Hui Lan mulai menyusun batu dan mencari apa saja yang bisa di bakar di dalam gua.

Sambil menunggu Hui Lan yang masuk ke dalam gua untuk mencari sesuatu yang bisa di bakar, Yuan long, Xiao nan, Ayin dan Wang xia duduk berdempetan untuk menghangatkan badan. Tak lama kemudian Hui lan kembali, tapi dia tidak membawa apa apa,

“Semuanya, cepat ikut aku ke dalam....” Ajak Hui lan.

“Ada apa Lan ?” Tanya Wang xia.

“Ikut saja dulu, kalian tidak akan percaya ini.” Balas Hui lan.

Karena penasaran, mereka semua berdiri dan mengikuti Hui lan masuk ke dalam gua. Mereka berjalan menelusuri gua yang panjang, tiba tiba mereka melihat cahaya terang dari ujung gua. Ketika keluar, mata ke empatnya tebelalak, Hui lan menunjukkan pemandangan di bawah tebing tempat mereka keluar kepada mereka, ada sebuah desa yang terisolasi di tengah pegunungan. Tanah yang hijau, sawah yang membentang di depan desa yang mirip seperti desa di jaman china kuno, banyak hewan berkeliaran seperti ayam, sapi dan kucing liar, anak anak terlihat bermain dan berlarian, para orang tua sedang duduk di depan rumah mereka sambil berbicara dan menghirup cangkir teh mereka, memperlihatkan suasana desa yang damai dan nyaman. Hui lan mengajak teman teman nya turun ke bawah menuju desa. Ketika mereka mulai mendekati desa,

“Sebentar Lan, bau siluman....” Ujar Yuan long.

“Kamu benar Yuan......kental sekali bau siluman nya.” Tambah Xiao nan.

“Tidak usah khawatir, mari kita masuk ke dalam....” Ajak Ayin yang jalan lebih dulu dari ke empatnya.

“Tunggu Ayin....” Cegah Wang xia.

“Tidak apa apa Wang xia.....” Balas Ayin.

“Kita bersiap saja, tapi jangan berbuat apa apa.” Tambah Hui lan yang berjalan di sebelah Ayin.

Mereka berjalan melewati persawahan, banyak sekali petani petani yang sedang menyiangi sawah mereka menanam padi. Ketika mereka lewat para petani itu menunduk menyapa mereka dengan wajah ceria. Tapi yang menjadi perhatian Yuan long, Xiao nan dan Wang xia adalah mata mereka yang merah, tanda kalau mereka adalah siluman. Tapi karena mereka melihat Ayin dengan yakin melangkah masuk ke desa, mereka diam saja. Begitu sampai di depan gerbang desa, beberapa penduduk menyambut Ayin, mereka berlutut di hadapan Ayin lalu mempersilahkan Ayin masuk ke dalam desa. Mereka membawa Ayin dan ke empat nya menuju sebuah rumah di paling belakang desa. Seorang nenek menyambut mereka,

“Selamat datang di desa kami biksuni Teng Fang Yin....mari, silahkan masuk.”

“Terima kasih baasan.” Balas Ayin.

Ayin dan ke empat nya masuk ke dalam. Rumah nenek itu sangat sederhana tapi terasa nyaman dan damai. Setelah meminta semuanya duduk, nenek masuk ke dalam untuk menyuguhkan teh kepada tamu. Ayin terlihat senyum senyum saja, sementara Yuan long, Xiao nan, Wang xia dan Hui lan sedikit gelisah. Setelah menghidangkan teh, nenek duduk bersama mereka. Ayin langsung meminum teh nya,

“Ayin.... “ Xiao nan mencegah Ayin minum.

“Tidak apa apa Xiao nan.” Balas Ayin.

“Maaf kan aku yang tidak sopan, nama ku Chin Nio, ada apa ke desa ini biksuni Teng Fang Yin ?” Tanya nenek Chin nio.

“Kami tidak sengaja mampir ke sini baasan, bagaimana kehidupan di sini baasan ?” Balas Ayin yang bertanya kembali pada Chin nio.

“Kami tenang dan damai di sini tanpa terganggu oleh keadaan di luar.” Jawab Chin nio.

“Syukurlah kalau begitu....semoga selama nya seperti ini.” Balas Ayin.

“Maaf, boleh saya bertanya baasan. Apa anda siluman ?” Tanya Yuan long.

“Benar, kami seluruh penduduk desa ini adalah siluman. Tapi kami hanya ingin hidup yang tenang dan damai.” Balas Chin nio.

Mendengar perkataan Chin nio, ke empat nya terdiam, mereka memang bertugas membasmi siluman di wilayah mereka masing masing, tentu saja mereka merasakan hawa siluman yang kental, tapi mereka tidak merasakan hawa kejahatan di desa itu, mereka baru pernah melihat siluman hidup layak nya manusia yang damai dan tenang di desa mereka tanpa mengganggu siapapun.

“Setiap makhluk di dunia ini memiliki hak yang sama, baik manusia atau siluman sama saja sebab semua adalah ciptaan. Kalian tentunya mengerti dengan apa yang kalian lihat di sini, tidak semua siluman itu jahat, sama seperti manusia, ada manusia yang jahat dan ada manusia yang baik.” Ujar Ayin.

Tiba tiba seorang anak kecil masuk ke dalam rumah dengan ceria, tapi ketika masuk kakinya terantuk pintu dan dia jatuh terjelembab di depan semuanya. Anak itu duduk di lantai dan langsung menangis keras. Chin nio berdiri dan mendekati anak itu, dia jongkok di depan anak itu dan mengelus ngelus kaki nya yang sakit, kemudian berdiri menggendong anak itu. Ayin meneruskan bicaranya,

“Kalian lihat, mau siluman atau manusia, anak kecil tetaplah anak kecil, ketika mereka mengalami kesakitan, mereka sama sama menangis dan kita orang dewasa yang menenangkan mereka. Yang aku mau katakan di sini, manusia dan siluman itu sama saja.” Balas Ayin.

“Tapi...selama ini, aku selalu menghabisi desa siluman di wilayah ku tanpa pandang bulu....setelah melihat kehidupan di sini, aku merasa bodoh.” Ujar Yuan long.

“Itulah sebab nya kita mengadakan perjalanan ini, tujuan utama kita adalah perdamaian, gerbang yang terbuka itu menyebarkan kejahatan yang masuk dari dunia yang berbeda dengan dunia kita dan mempengaruhi semuanya, baik manusia atau siluman.” Balas Ayin.

“Dunia yang berbeda ?” Tanya Hui lan.

“Kalian akan tahu nanti, semua sudah sesuai dengan yang di ramalkan.” Jawab Ayin.

Akhirnya, Ayin, Yuan long, Xiao nan, Wang xia, Hui lan tinggal di desa sementara untuk mempelajari kehidupan yang baru mereka pernah tahu. Seminggu kemudian, ketika Yuan long, Xiao nan, Wang xia, Hui lan membantu kegiatan desa seperti bertani, memetik hasil panen di ladang dan memerah sapi. Datang pasukan dari kekaisaran matahari, masuk melalui gua tempat Ayin dan lainnya datang. Jumlah mereka ada sekitar 50 orang, mereka langsung menuruni bukit dan berjalan menuju desa. Para penduduk desa menyambut mereka dengan ramah, tapi komandan mereka berteriak,

“Bunuh semua siluman, perintah kaisar mutlak.” Ujar nya sambil menusuk seorang penduduk yang menyambut di depan nya.

Melihat hal itu, Yuan long, Xiao nan, Wang xia, Hui lan langsung melompat ke gerbang dan menghadang pasukan, mereka berdiri membelakangi penduduk yang sedang menolong penduduk yang di tusuk barusan. Komandan pasukan yang melihat mereka langsung turun dari kuda nya dan berlutut, di ikuti seluruh pasukan nya.

“Hormat kami para jendral agung....” Ujar sang komandan.

“Apa yang kalian lakukan di sini, tarik mundur pasukan kalian.” Ujar Yuan long.

“Maaf jendral tidak bisa, lokasi desa ini sudah di ketahui dan kami di utus untuk menghabisinya, perintah yang mulia kaisar.” Balas komandan.

“Ada kami di sini, bilang pada kaisar kami yang akan mengurusnya.” Balas Wang xia.

Tiba tiba seorang utusan istana berjalan ke depan menerobos barisan. Dia berdiri di depan ke empat nya dan membuka sebuah gulungan kain bergambar matahari. Dia menghadapkan gulungan itu ke hadapan ke empat nya.

“Berlutut lah di hadapan titah kaisar......”

Yuan long, Xiao nan, Wang xia dan Hui lan yang memang adalah jendral besar kekaisaran, langsung berlutut di depan titah kaisar. Utusan itu membacakan titah kaisar kepada ke empatnya dan langsung menyuruh pasukan masuk ke dalam desa untuk membunuh semua siluman. Yuan long, Xiao nan, Wang xia, Hui lan yang masih berlutut menggertakkan gigi mereka, wajah mereka sangat sedih dan tangan mereka gemetar, karena mereka tidak bisa melawan titah dari kaisar, mereka terpejam sambil menitikkan air mata mendengar teriakan di belakang mereka. Tapi tiba tiba di belakang mereka, “Treng...” Ayin mendirikan tongkatnya, dengan sebelah tangan di dada, mulutnya berkomat kamit dan matanya terpejam. Sebuah cahaya berbentuk setengah lingkaran langsung menyelimuti seluruh desa dan para prajurit yang sudah masuk terpental keluar, sedangkan yang di luar cahaya tidak bisa masuk.

“Ayin....” Ke empatnya menoleh melihat Ayin dengan air mata yang menetes karena mereka menahan kesedihan.

Mereka masuk ke dalam cahaya dan berdiri di depan Ayin, mereka memasang kuda kuda mereka siap bertempur untuk melindungi Ayin.

“Pilihan ada di tangan kalian....” Tubuh Ayin mendadak limbung dan dia jatuh ke belakang. Ke empat nya menangkap tubu Ayin.

Cahaya yang di buat Ayin menghilang dan para prajurit kembali berlarian menuju desa, Yuan long, Xiao nan, Wang xia dan Hui lan saling melihat satu sama lain dan berdiri menggendong Ayin.

“Chin nio baasan....titip Ayin sebentar.” Ujar Wang xia yang memberikan Ayin pada baasan.

“Baiklah....tolong bawa biksuni ke dalam.” Ujar Chin nio kepada para penduduk yang langsung menggotong Ayin masuk ke dalam desa.

Kemudian Yuan long, Xiao nan, Wang xia dan Hui lan berbalik, mereka menarik nafas panjang, kemudian langsung berlari ke arah para prajurit yang maju menyerang desa. Senyum lebar menghiasi wajah ke empat nya dan mereka terlihat bebas. Ke empat nya melompat ke tengah tengah pasukan dan membasmi semua pasukan yang datang ke desa.

***

“Ugh.......”

Hayato membuka matanya, dia langsung melihat jam nya untuk melihat berapa lama dia tertidur, ternyata dia tertidur selama 8 jam. Tapi ketika mau bangun, tubuh nya terasa berat. Hayato langsung melihat sekeliling,

“Loh...aku di sofa ruang tengah lagi dan di sebelah ku aniki....”

Hayato menoleh dan melihat Kazuya masih terpejam di sebelah nya duduk dengan tegap, tapi tanpa busana sehelai pun.

“Heeeeee.......” Ujar Hayato mulai pusing.

Kemudian dia menoleh ke sebelah nya lagi dan melihat Akane sedang tidur menempel pada nya dan kondisi Akane juga sama, tanpa busana, dia maju sedikit dan melihat Harumi yang menempel pada Kazuya juga dalam kondisi yang sama. Lalu dia melihat pahanya dan melihat Renai kembali tidur melintang di atas ke kaki ke empatnya, sekaligus dia melihat dirinya sendiri yang tanpa busana.

“Heeeeeeeeee.....apa ini......” Pikirnya sambil menutup wajah dengan kedua tangan nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!