Chapter 6

Hayato mencoba mendekati mobil sekali lagi dari belakang, dia memacu motor sampai menempel dibagasi mobil,

“Hey Akane.....” Ujar Hayato menoleh ke belakang.

“Sip....” Balas Akane.

Dengan berpengangan pada pundak Hayato, Akane berdiri dan langsung melompat bersalto ke kap depan mobil, kemudian menghujam nya dengan tendangannya.  Bagian belakang mobil terangkat karena kapnya menyentuh aspal, mobil terpental ke depan. Dengan lincah Akane bersalto dengan memegang sisi kaca depan mobil,  masuk ke dalam dengan menggunakan kaki nya lewat jendela sambil menendang pengemudinya, dalam keadaan mobil masih melayang terangkat vertikal, Akane keluar dari belakang dengan cara menendang pintu sampai terelepas dan melompat ke atap mobil yang lewat di sebelah nya bersama Renai, kemudian dengan cepat bersalto bersama Renai, mereka mendarat di pinggir jalan. Setelah melihat Akane berhasil meloloskan diri bersama Renai, Hayato yang mengikuti di belakang mobil, mengerem untuk mengangkat bagian belakang motor, kakinya turun ke jalan, dia menghentakkan kaki di jalan, dengan tangan kebelakang memegang stang motor, dia menjejakkan kaki di jalan kemudian dia mengangkat dan melemparkan motor dari belakang, ke arah mobil yang sedang melayang dalam proses jatuh. Motor yang di lempar Hayato, menghantam bagian bawah mobil yang terangkat vertikal dan membuatnya meledak di udara sebelum jatuh, tidak ada satu orang penumpang pun yang selamat dari ledakan mobil. Hayato menoleh melihat Akane yang sedang membersihkan pakaian Renai dan langsung berlari menghampiri keduanya.

“Wow......” Renai tertegun melihat ledakan di depan nya.

“Kamu tidak apa apa Ren chan ?” Tanya Hayato yang jongkok di depan Renai sambil memegang pundak nya.

“Tidak apa apa onii chan.....tapi, kalian hebat ya kalau berkerja sama. Aku benar benar kagum sama kalian, kalian hebat dan kuat.” Jawab Renai sambil tersenyum lebar.

Mendengar perkataan Renai, Hayato melihat Akane dan Akane juga melihat Hayato.

“Huh.....” Keduanya kembali memalingkan wajah nya saling membuang muka.

Renai tertawa melihat Hayato dan Akane yang saling membuang wajah nya supaya tidak saling melihat seperti anak kecil.  Hayato mengambil boneka Renai dari balik jaketnya dan mengembalikannya kepada Renai yang langsung memeluknya. Kemudian ketiganya berjalan kembali ke daerah pasar, bergadengan dengan posisi Renai di tengah dan Akane memeluk boneka Renai yang dititipkan padanya.

***

Sementara di sebuah gedung yang berada di tengah kota, di lantai atas, di sebuah ruangan.

“Lapor bos....mobil tidak bisa di kontak, sepertinya kita gagal bos.” Seorang pria mengenakan setelan jas mewah berlutut di depan meja kerja.

“Gagal ? kalian ini bisa bekerja tidak, menangkap seorang anak kecil saja tidak becus. Bisa nya apa kalian hah....” Ujar seorang pria yang duduk di kursi dengan posisi membelakangi pria yang berlutut di belakang meja.

“Maaf bos, lain kali pasti tidak akan gagal lagi......”

Belum selesai pria itu berbicara, “Bang...” Kepalanya di tembak oleh bos yang sudah berbalik dan menodongkan pistol. Tiba tiba ada seorang anak buah lagi yang masuk ke dalam membawa tablet. Dia langsung berlari menghampiri pria yang di panggil bos dimejanya yang sedang membersihkan pistolnya menggunakan sapu tangan. Anak buah itu berbisik di telinganya dan meletakkan tablet nya di meja. Pria yang di panggil bos itu melihat tablet di meja yang memutar rekaman aksi Hayato dan Akane di jalan tadi di lihat dari udara.

“Kurang ajar....wanita ini lagi, mau sampai kapan dia mengganggu ku, tapi siapa pria ini....selidiki dia, kerahkan semuanya, tangkap mereka......dan panggil petugas kebersihan, bersihkan lantai di depan ku.” Perintah bos kepada anak buahnya sambil melempar tablet kepada anak buah itu.

“Siap bos.” Jawab anak buah yang langsung pergi untuk melaksanakan tugasnya tanpa menunda lagi.

Pria yang di panggil bos itu menaruh pistol nya di meja, kemudian dia berdiri dan berjalan menuju lemari di sebelah nya. Dia membuka lemari dengan menarik nya menggunakan dua tangannya. Pria itu tersenyum sinis dan kemudian tertawa dengan suara kencang.

“Selama ada kamu tidak masalah ya Byakko kun, tidak ada yang berani menantang ku apalagi membunuh ku hahahahaha.....”

Bos itu tertawa melihat tabung besar di belakang lemarinya yang sudah di geser oleh nya. Tabung itu, berisi tubuh seorang pemuda bertubuh kekar dan besar berambut seperti singa berwarna putih, mata nya terpejam, tangan kanan dan kaki kirinya terputus. Banyak selang dan kabel terhubung ke tubuh nya yang berada di dalam sebuah cairan berwarna biru di dalam tabung besar itu.

***

Seluruh kota menjadi gempar dan ramai, banyak tentara berkeliaran di sudut sudut kota dan banyak preman mencari Hayato, Akane dan Renai di daerah pasar, tempat mereka terlihat terakhir kali. Sementara itu, untuk menghindari pengejaran, Hayato, Akane dan Renai masuk ke dalam lorong selokan di bawah kota yang lebar dan besar seperti terowongan. Hayato mengambil senter dari tas punggung nya dan berjalan paling depan menuntun Akane dan Renai menelusuri terowongan. Di dalam mereka melihat ada tempat naik seperti ruangan di atas, mereka naik kesana karena ada penerangan dan sedikit tersembunyi karena tidak terlalu kelihatan dari bawah yang gelap.

“Sementara kita di sini dulu....” Ujar Hayato kepada keduanya.

Akane hanya mengangguk dan menaruh Renai yang tertidur ketika di gendong oleh nya. Hayato duduk di tengah dan membuka tas nya, dia mengeluarkan sebuah kompor kecil yang hanya di tekan sudah bisa mengeluarkan api, kemudian dia mengeluarkan beberapa lempengan yang di tekan menjadi panci dan piring. Dia mengambil air minum nya dan memasak air di panci nya untuk merebus mie instan yang dia bawa. Sementara itu Akane bersender di dinding sambil menepuk nepuk punggung Renai yang tidur di pangkuan nya. Setelah mie instan siap, Hayato memilah nya di beberapa piring. Dia berdiri dan berjalan ke arah Akane dan memberikan piring nya,

“Makan dulu......” Ujar Hayato.

“Terima kasih.....” Balas Akane sambil mengambil piring nya.

Hayato kembali ke tempat nya dan setelah menyisihkan bagian Renai, dia makan mie instan nya dengan lahap. Selesai makan, karena di bawah sana sangat panas apalagi habis makan mie yang panas, Hayato membuka jaket nya dan membuka kaos singlet hitam nya. Tubuhnya yang kekar terlihat jelas oleh Akane yang terpana melihat nya dan ketika Akane sadar dia melihat tubuh Hayato tanpa berkedip,

“Aaaaah....a..apa yang kamu lakukan....” Teriak Akane.

“Hah...aku hanya mau mengelap keringat dan membasuh tubuhku...kenapa ?” Tanya Hayato santai.

“Ke..kenapa di depan ku ?” Tanya Akane.

“Ah...aku lupa ada kamu.....” Jawab Hayato.

“Cepat pakai baju....dasar cabul.....” Teriak Akane sambil menutup wajah nya dan melempar apa saja di dekatnya.

Hayato langsung menangkis batu dan benda lainnya yang di lemparkan Akane. Dia cepat cepat membasuh tubuh nya dengan air dan mengelap nya dengan handuk. Setelah itu dia langsung memakai lagi singlet nya,

“Sudah......dasar, nih ambil....” Ujar Hayato sambil melemparkan handuk nya.

Akane menangkap nya dan melihat handuk yang di tangkap nya, lalu Hayato melemparkan botol airnya dan di tangkap lagi oleh Akane.

“Ini untuk apa ?”  Tanya Akane.

“Basuh tubuh mu dan Ren chan.....kalian belum mandi kan.” Ujar Hayato.

“Hah.....memang aku bau.....” Akane mengangkat tangan nya dan mencium dirinya sendiri.

“Bukan itu, kalian memang mau masuk angin ?” Tanya Hayato.

“Ah...soal itu tenang saja, aku tidak akan masuk angin.” Jawab Akane.

“Loh siapa yang mikirin kamu ? Ren chan......kamu sih aku masa bodo.” Balas Hayato.

“Grrrrrrr.......awas ya kamu......lihat kesana, menoleh mati.” Ujar Akane sambil membuka jaket putih nya.

“Ya ya.....” Hayato berbaring dan berbalik membelakangi Akane dan Renai.

Akane mulai membuka pakaian nya dan pakaian Renai, dia menuangkan air dan membasuh tubuh nya sendiri dan tubuh Renai yang sedang tidur secara perlahan lahan supaya Renai tidak bangun. Setelah selesai dia memakai pakaian tank top nya kembali dan memakaikan pakaian Renai, kemudian dia melipat handuknya dan di jadikan bantal Renai. Dia berdiri dan menyelimuti Renai dengan jaketnya, kemudian mengambil jaket Hayato dan menyelimuti bagian kaki Renai. Setelah itu, dia duduk di sebelah Hayato yang sedang berbaring menghadap ke selokan.

“Sudah ?” Tanya Hayato.

“Sudah.....Rena chan belum bangun.” Ujar Akane sambil duduk mendekap lutut nya sendiri.

Hayato juga duduk dan bersila di sebelah Akane. Dia merebahkan tubuh ke belakang yang di topang kedua tangan nya yang kekar.

“Hei tanya ya....kenapa Ren chan di kejar, kurasa bukan karena ulah mu saja kan ?” Tanya Hayato.

Akane tidak menjawab dia hanya duduk diam dan memenamkan kepalanya ke lengan nya yang sedang memeluk lututnya.

“Hey...” Ujar Hayato sekali lagi sambil menoleh melihat Akane.

“Aku punya nama, jangan panggil hey....” Balas Akane yang kepalanya masih terbenam di lengan nya.

“Haaah....Akane, kenapa banyak sekali yang mengejar Ren chan ?” Tanya Hayato.

“Kalau kamu tanya itu, aku juga tidak tahu jawaban nya, tapi itulah alasan ku pergi dari selatan bersama Rena chan. Untuk mencari tempat aman baginya.”

“Hmm begitu ya....aku bingung saja, waktu pergi dari utara, kita sempat di kejar, sampai di sini juga sama.....kasihan dia masih kecil.” Ujar Hayato sambil menoleh melihat Renai yang tidur.

“Ya, aku juga sama, tapi dia pernah bilang pada ku, kita harus cari dua onii chan dan satu onee chan lagi baru aman waktu baru keluar dari selatan.....aku sampai sekarang tidak mengerti maksudnya.”

“Tapi waktu aku awal ketemu Renai di kedai itu.....entah kenapa aku ingin menyelamatkan nya. Aku sendiri tidak mengerti dan akhirnya aku di sini.....”

“Sama, aku juga seperti itu, Rena chan bukan adik kandung ku, dari kecil aku di titipkan di keluarga Rena chan, tapi belakangan aku dengar Rena chan juga bukan anak asli keluarga nya, katanya Rena chan di angkat keluarga itu setahun sebelum ku berarti sekitar 3 tahun lalu...tapi aneh nya aku sudah menganggap dia adik kandungku ketika baru bertemu.” Balas Akane.

Hayato dan Akane terdiam, mereka menoleh melihat Renai yang sedang tertidur pulas di belakang mereka. Keduanya tidak tega melihat Renai yang tidur sambil menitikkan air mata, Hayato menoleh kepada Akane di samping nya yang juga sedang melihat diri nya,

“Dia bilang keluarga kalian di bunuh, mungkinkah pembunuh keluarga kalian yang mengincar Ren chan ?” Tanya Hayato.

“Entahlah, tapi mereka sudah ku bantai, mereka adalah keluarga mafia yang ada di selatan dan menguasai selatan. Setelah itu aku pergi bersama Rena chan.” Jawab Akane.

“Ya Ren chan juga cerita kamu sudah membalaskan dendam nya....tapi awalnya aku dapat tugas mengantar Ren chan ke selatan, sepertinya pembersihan mu belum tuntas.” Balas Hayato.

“Hah....benarkah itu ?” Tanya Akane.

Hayato menceritakan kronologis dia bertemu dengan Renai dan menolong nya melarikan diri dari utara karena di utara Renai juga di buru.

“Lalu kamu di utara ngapain ?” Tanya Akane.

“Hmm aku ya......” Jawab Hayato.

Kemudian Hayato terdiam sebentar dan menoleh melihat Akane yang terus melihat nya menunggu jawaban, akhirnya Hayato bercerita kalau dia ke utara untuk mencari pembunuh adik angkat nya yang di kabarkan melarikan diri ke utara. Hayato bercerita kalau adik angkatnya kira kira seumuran dengan Renai sekitar 3 tahun lalu. Adik nya terbunuh karena berusaha menolong teman perempuan nya yang di bawa paksa oleh seseorang dan kemudian orang itu membunuh nya, orang itu melarikan diri menuju utara menurut orang orang yang mengenal nya. Tapi begitu Hayato sudah sampai utara, dia tidak menemukan petunjuk keberadaan orang itu, lalu dia juga mencari kura kura utara Genbu untuk minta petunjuk keberadaan orang itu, karena gosip nya Genbu pernah bertarung dengan orang itu dan memaksa orang itu pergi, tapi Genbu juga tidak ada di utara yang seharus nya rumah nya dan tidak di ketahui keberadaan nya bahkan penduduk juga tidak mengetahui nya, akhirnya Hayato menunggu di utara dan bekerja di sana sebagai scavenger selama 3 tahun. Dia baru keluar dari utara ketika menyelamatkan Renai dan untuk pergi ke barat menemui Akane.

“Begitu ya......” Ujar Akane.

“Ya cerita yang tidak enak di dengar kan....” Balas Hayato.

“Hehe sama saja......cerita ku juga tidak enak di dengar.” Balas Akane.

“Onee chan....onii chan......dimana kalian ?” Renai sudah duduk terbangun sambil mengucek matanya.

Hayato dan Akane berdiri menghampiri nya, kemudian Hayato memasakkan lagi mie instan nya karena yang tadi sudah dingin. Setelah matang, dia memberikan nya kepada Renai yang langsung makan dengan lahap. Tiba tiba Hayato menoleh dan dia langsung mematikan api kompornya, kemudian dia menghampiri Akane dan Renai.

“Ada yang datang.....” Bisik nya.

“Aku tahu....” Balas Akane yang ternyata juga sudah bersiap.

“Tunggu sini....aku lihat mereka.....” Ujar Hayato.

Dia langsung berdiri dan mengendap ngendap ke pinggir, dia melihat ke bawah dan melihat banyak cahaya senter di bawah walaupun orang nya masih belum kelihatan. Sinar senter tidak maju lagi, sepertinya mereka tidak masuk sampai ke tempatnya,

“Hacih......” Renai bersin dan suaranya menggema.

“Hei dengar itu....” Terdengar suara teriakan dari bawah.

Hayato langsung menoleh melihat Akane yang sedang menutup hidung Renai dan membersihkannya. Akane mengangkat pundak nya ketika melihat Hayato menoleh melihat dirinya. Hayato kembali mengamati cahaya senter yang lama kelamaan semakin maju ke dalam terowongan. Hayato bersiap untuk menghabisi siapa saja yang masuk ke dalam, tangan nya sudah mengepal dan dia sudah bersiap turun ke bawah ketika senter masuk lebih dalam lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!