Chapter 8

Tiga orang yang berada di atas, akhirnya turun ke bawah menyusul Hayato, Akane dan Renai. Mereka langsung melihat Chihiro yang sedang terbaring dan masih hidup.

“Cepat, bawa dia ke desa kami, akan kami rawat di sana.” Ujar pria yang memakai bandana itu.

“Gen, bawa gadis itu...maaf tapi ijinkan kami merawatnya.” Ujar pria berkacamata kepada seorang berbadan besar yang sepertinya tidak bisa bicara di sebelah nya.

Pria besar itu langsung mengangkat Chihiro, tapi Hayato sudah memasukkan dua benda yang di pegang Chihiro ke tas punggung nya yang seperti ransel itu. Akane berdiri ingin menghalangi orang orang itu, tapi Hayato mencegah nya. Pria besar itu menggendong Chihiro di punggung nya dan mulai berjalan menaiki tangga bersama pria berkacamata di sebelah nya, pria yang memakai bandana menghampiri Hayato dan Akane yang melihat Chihiro di bawa.

“Kalian ikut saja dengan kami ke desa, aku rasa kalian bukan orang jahat, oh ya, kenalkan, namaku Densuke, yang berkacamata itu Akira dan yang berbadan besar Gen, dia tidak bisa bicara dari lahir.” Densuke menjulurkan tangannya untuk berkenalan.

“Ah ok, namaku Hayato, yang kecil ini adik kita Renai dan perempuan edan itu Akane.” Hayato menjabat tangan Densuke.

“Kamu bilang apa ? coba di ulang ?” Tanya Akane.

“Maaf maaf, maksud ku perempuan cantik....” Jawab Hayato.

“Kamuuuu bilaaaaang apaaaa ?” Tanya Akane sekali lagi sambil tersipu malu.

Akane langsung memukul mukul pundak Hayato dengan wajah yang merah sedangkan Hayato tertawa melihat nya. Karena keduanya terlihat akrab, Daisuke mengeluarkan celetukan nya.

“Oh kalian suami istri ya....”

Hayato dan Akane langsung menoleh kepada Daisuke, mereka berniat menjawab celetukan Daisuke, tapi sebelum mereka sempat menjawab,

“Iya nii san, mereka suami istri....Rena anak angkat mereka, benar kan papa...mama...” Ujar Renai menjawab duluan.

“Geh.......Ren chan (Hayato) Rena chan (Akane)......” Teriak kedua nya bersamaan.

“Haha benar juga, mereka kompak, ayo kita ke desa....” Ajak Daisuke.

“Ayo papa...mama....” Ajak Renai sambil menggandeng tangan keduanya.

“Huh......” Hayato dan Akane saling melihat kemudian membuang wajah mereka ke samping.

Renai berpikir dalam hatinya, kalau sampai mereka berdua berkelahi, bisa bisa Daisuke celaka dan dia berniat menolong Chihiro yang di bawa, jadi bisa berantakan kalau sampai Hayato dan Akane berkelahi, itulah sebabnya dia membuat kelakar seperti itu dan bagusnya Daisuke percaya. Ketiganya mengikuti Daisuke dari belakang, sampai di atas, Akiran dan Gen sudah menunggu sambil membawa Chihiro yang terluka. Mereka berjalan keluar hutan dan berjalan di tepi hutan sampai oasis. Di dekat oasis, ada reruntuhan gedung bertingkat jaman dulu yang sebagian berada di atas tanah, di antara reruntuhan itu ada rumah rumah kecil berbentuk kotak yang di buat dari tanah. Daisuke, Akira dan Gen mengajak ketiganya menuju desa di antara reruntuhan. Ketika sampai, Daisuke mempersilahkan mereka masuk gerbang yang di buat dari kawat berduri. Hayato dan Akane melihat penduduk desa itu cukup banyak, semuanya berkulit sawo matang baik wanita, anak anak dan orang tua. Teknologi yang mereka pakai hanya lah tablet dan layar hologram yang melayang di udara, selebih nya semua di kerjakan oleh para penduduk, tidak ada robot, mobil dan motor melayang dan alat canggih lainnya, tapi banyak juga penduduk yang menggunakan implant di tubuhnya. Di desa itu juga banyak mobil dan motor yang murni mekanik, memakai roda seperti mobil pada umumnya. Akira dan Gen langsung membawa Chihiro masuk ke dalam,

“Selamat datang di desa kami....” Daisuke menyapa Hayato, Renai dan Akane  yang mengikuti nya dari belakang.

“Hmm aku baru tahu ada yang tinggal di permukaan tandus begini....” Ujar Hayato.

“Kami sudah dari nenek moyang di sini....desa ini sedikit tersembunyi.” Tanya Daisuke.

“Aku ingin memastikan keadaan perawat tadi, banyak yang mau ku tanyakan padanya kalau dia sudah bangun nanti.” Jawab Hayato.

“Tidak usah khawatir, kami di sini ada dokter, dia akan merawat wanita itu.”

“Kalau begitu, ada penginapan di sini ?” Tanya Hayato.

“Paling di rumah ku saja.....ayo kita kesana.” Ujar Daisuke.

Akhirnya Hayato, Akane dan Renai ikut bersama Daisuke ke rumah nya. Begitu sampai, Daisuke membuka pintu nya,

“Papa......” Teriak dua anak kecil, satu perempuan dan satu laki laki menyambut Daisuke.

“Haloooo......” Daisuke langsung menangkap kedua anak yang berlari ke arah nya dan melompat memeluk nya. Dua anak itu terlihat ceria sekali di peluk oleh Daisuke.

Hayato dan Akane yang melihat nya tersenyum. Renai memperhatikan keduanya, dia langsung menggandeng tangan keduanya. Akane melihat sekeliling di dalam rumah, dia tidak melihat istri Daisuke,

“Um...istri mu kemana Daisuke san ?” Tanya Akane.

Daisuke menoleh melihat Akane dan dia menunduk, kemudian dia menyuruh anak anak nya main ke dalam dengan mengajak Renai. Setelah Renai masuk bersama kedua anak itu, Daisuke minta Hayato dan Akane duduk di meja makan, keduanya membuka jaket mereka karena panas. Kemudian dia menceritakan apa yang terjadi, beberapa bulan lalu, orang orang clan Kumamoto datang ke desa dan membawa semua wanita muda ke dalam kota untuk di perkerjakan di tempat hiburan yang menjadi daya tarik utama kota barat. Terakhir dia ke kota sekitar seminggu lalu, dia melihat istrinya berjualan di pasar hanya mengenakan celemek dan dalam keadaan telanjang. Dia menghampiri nya dan istrinya seperti orang yang tidak kenal dengan nya, dia melihat ada alat di bawah leher istrinya yang di tanam dalam tubuh nya. Alat itu membuat pikiran orang yang memakainya menjadi tidak ingat apa apa dan nafsu nya meningkat.

“Ah.....kayak nya aku tahu tuh....” Ujar Hayato yang menyadari kalau penjual sate yang dia beli adalah istri Daisuke, tapi dia tidak menceritakan apa yang dia lihat di balik counter nya.

“Kamu tahu ?” Tanya Akane.

“Yah waktu sebelum di tangkap...aku memang melihat ada penjual seperti itu di pasar.” Hayato mencoba tidak menceritakan yang tidak perlu karena ada Daisuke di depan nya.

Tiba tiba pintu rumah Daisuke di ketuk, Daisuke berdiri kemudian membukakan pintu, yang datang adalah seorang pria paruh baya yang kurus dan berjanggut.

“Ada apa kepala desa ?” Tanya Daisuke.

“Aku dengan kamu kedatangan tamu ya ?” Jawab kepala desa yang kemudian bertanya kembali.

“Iya, mereka di dalam, silahkan masuk.” Ujar Daisuke mempersilahkan kepala desa masuk ke dalam.

Kepala desa masuk ke dalam dan menemui Hayato dan Akane yang duduk di meja makan,

“Selamat datang di desa kami, pengembara. Bukankah kalian tadi bersama dengan seorang anak kecil ?” Tanya kepala desa.

Mendengar pertanyaan kepala desa, Hayato dan Akane langsung berdiri, karena mencurigai kepala desa yang bertanya mengenai Renai.

“Kalau benar kenapa ?” Tanya Hayato.

“Ah tidak, aku hanya memastikan saja, sebab semua yang keluar masuk desa ini harus melapor kepada ku. Jadi kalau mereka mau menetap aku bisa memberikan tempat untuk mereka. Itulah sebab nya aku menanyakan nya.” Jawab kepala desa.

Tiba tiba seorang penduduk desa masuk ke dalam rumah Daisuke dengan terburu buru. Dia langsung menghampiri kepala desa yang sedang berdiri di depan Hayato dan Akane.

“Gawat pak kepala desa....mereka kembali lagi untuk mengambil gadis gadis....” Ujar penduduk itu dengan panik.

Kepala desa langsung keluar dari rumah Daisuke bersama dengan penduduk yang datang tadi, Hayato dan Akane melihat di luar penduduk berlarian melewati rumah Daisuke.

“Ada apa sebenarnya ?” Tanya Hayato kepada Daisuke.

“Geng yang menculik gadis dan membawanya ke kota kota untuk di jual datang, mereka juga yang membawa istri ku waktu itu. Mereka suruhan Kumamoto.” Ujar Daisuke dengan wajah geram dan tangan mengepal.

“Titip Rena chan, Daisuke san.” Akane melangkah keluar dari rumah.

“Hei...Akane...mau kemana ?” Tanya Hayato yang mengejar dan menyusul nya.

Karena mendengar ribut ribut, Renai keluar dari dalam kamar, dia mencari Hayato dan Akane tidak ada, tapi jaket keduanya dan tas Hayato ada di atas meja makan. Renai menyusul keluar, dia melihat Hayato dan Akane sedang berdiri di depan rumah melihat ke gerbang masuk desa. Daisuke menyusul mereka bersama Renai,

“Hayato san....Akane san....masuk saja, di luar berbahaya, terutama Akane san, nanti mereka mengincar Akane san.” Ujar Daisuke.

“Tidak masalah...” Balas Akane.

“Tubuh anggota geng itu sudah hampir semua menggunakan implant, bahkan ada yang sudah mengganti tangan nya menjadi senjata tajam dan senapan. Sangat berbahaya menghadapi mereka.” Tambah Daisuke.

“Hmmm implant ya.....boleh juga....” Gumam Hayato.

“Mikir apa kamu pemulung ?” Tanya Akane.

“Sesuatu yang bisa jadi duit hehe.” Jawab Hayato.

Tiba tiba mereka melihat beberapa orang lari ke arah mereja dari gerbang, semuanya melewati mereka sambil berteriak,

“Mereka datang....sudah dekat, cepat sembunyikan semua gadis gadis...” Teriak seorang penduduk.

Hayato dan Akane saling melihat satu sama lain, seperti biasa, keduanya membuang muka lagi. Tiba tiba tangan keduanya di gandeng Renai yang tiba tiba ada di tengah.

“Rena mau menolong desa ini....” Ujar nya.

“Jangan, mereka ada dua puluh orang lebih.....mereka berbahaya, cepat kita sembunyi di dalam.” Ujar Daisuke panik.

“Heh pemulung...gimana ?” Tanya Akane.

“Hmm kalau menolong aku tidak mau, tapi kalau kita pergi untuk mengambili implant dan potongan  tubuh bionik aku ok.” Jawab Hayato.

“Hah dasar....susah kalau jiwa pemulung, apa saja di jadikan duit.” Sindir Akane.

“Yee duit penting, hanya pengangguran tukang ngabisin duit yang tidak tahu arti duit.” Balas Hayato menyindir.

“Biarin...” Balas Akane.

“Huh....” Keduanya membuang muka mereka lagi seperti anak kecil.

“Papa....Mama....tidak baik berantem di depan anak...” Sindir Daisuke yang berdiri di belakang keduanya.

“Hah....” Keduanya menoleh melihat Daisuke dan kemudian mereka melihat Renai di bawah nya.

“Sudahlah, ayo mama....” Ajak Hayato.

“Ya ya papa.....” Balas Akane.

Keduanya langsung berlari kencang di barengi dengan melompat menuju gerbang dan keluar. Renai melihat nya sambil tersenyum, sementara Daisuke terlihat khawatir. Renai menoleh dan melihat Daisuke yang terlihat khawatir.

“Tenang saja nii san...papa dan mama orang terkuat di planet ini hehe.” Ujar Renai.

***

Di depan gerbang, Hayato dan Akane berjalan santai, di depan mereka terlihat debu yang bergumul berterbangan dan suara banyak kendaraan bermotor yang menderu deru menuju desa.

“Seperti biasa Akane, kamu kiri dan aku kanan.” Ujar Hayato sambil berjalan.

“Ya ya...paham.....jangan ambil jatah ku...” Balas Akane.

“Hah..siapa yang mau....kamu juga jangan ambil punya ku....” Balas Hayato.

“Heh...takut juga di ambil.....” Ledek Akane.

“Kalau gitu, gimana kalau kita bertanding adu banyak ?” Tanya Hayato.

“Setuju, tapi siapa wasit nya ?” Tanya Akane.

Mereka berdiri dan berpikir siapa yang akan menjadi wasit nya. Tiba tiba di depan mereka sudah berhenti sekitar 10 motor dan 3 mobil jeep masing masing berisi 6 orang.

“Wasitnya mereka saja.” Ujar Hayato.

“Hah....hmm tapi boleh juga...ya sudah wasit nya mereka.” Balas Akane.

Seorang berbadan besar sekali seperti raksasa, turun dari jeep dan berjalan di depan mereka dengan  ujung tangannya adalah sebuah bola besi besar berduri, dia berjalan mendekat sambil menyeret bola di tanah. Badan nya sudah separuh bionik dan matanya seperti sebuah lensa kamera. Pasukan di belakang nya bersorak sorak dan berteriak.

“Hehe...jadi kalian yang menghadang kami ?” Ujar pria itu meremehkan keduanya.

“Hei...kamu jadi wasit ya....jangan kemana mana disini saja.” Balas Hayato.

“Iya benar, kamu saja, diam di sini ya, gendut....” Tambah Akane.

“Apa ? apa maksud kalian, wasit apa ?” Tanya pria itu heran.

“Siapa yang membunuh terbanyak..aku atau dia....” Jawab keduanya bersamaan dan saling tunjuk.

“Kurang ajar kalian meremehkan kami.....”

Belum selesai pria itu bicara, dia menjadi bingung karena Hayato dan Akane sudah menghilang. Tiba tiba, dari belakang nya terdengar suara tembakan dan teriakan,  tidak lama kemudian suara tembakan dan teriakan terhenti, pria yang sedang kebingungan itu menoleh dan melihat Hayato dan Akane sedang berjalan kembali ke arah nya dengan semua mobil dan motor di belakang mereka sudah terbakar hancur, sedangkan tidak ada anak buahnya yang tersisa. Pria itu melihat Hayato dan Akane sedang berdebat tentang sesuatu.

“Aku dapat 13......” Teriak Akane.

“Tidak tidak aku yang dapat 13.” Teriak Hayato.

“Enak saja, kamu sudah 14, dia itu jatah ku.....” Teriak Akane.

“Loh, ini kan lomba, bukan bagi rata.....” Teriak Hayato.

“Gimana sih kamu....jadi yang terakhir itu gimana ?” Tanya Akane.

“Hmm....gini aja, siapa yang bisa membunuh nya menang, tapi kita boleh saling menghalangi.” Usul Hayato.

“Grrrr langsung saja sini, kamu lawan aku....” Teriak Akane geram.

“Boleh siapa takut....” Teriak Hayato.

Tinju dan tendangan langsung beradu dan menimbulkan suara menggelegar, gelombang benturan mereka menghantam pria besar itu, membuat nya mundur kebelakang. Akhirnya Hayato dan Akane langsung adu pukul dan tendangan, tanah menjadi bergetar. Pria besar yang berusaha bangun menjadi kesulitan karena tanah nya bergoyang.

“Kurang ajar, jangan remehkan aku....” Pria besar itu berdiri tegak memaksakan diri.

Pria itu berlari menghampiri keduanya yang sedang adu pukulan, kemudian dia melompat menggunakan roket di kaki bionik nya dan mengayunkan bola berduri nya ke arah Hayato dan Akane yang sedang asik bertarung.

“Matilah kalian......” Pria itu menghantamkan bola duri itu ke arah mereka.

Tapi bola duri besar itu menghantam tanah sebab keduanya sudah menghilang, pria itu menjadi bingung karena serangan nya tidak mengenai apa apa kecuali tanah. Dia mendengar suara dari atas, dia melihat ke atas,

“Berisik, jangan ganggu kami.....” Teriak keduanya dari atas sambil melesat turun.

Ke duanya mendarat tepat di depan pria itu, Hayato langsung meninju nya dan Akane langsung menendang nya. Tubuh pria besar itu langsung berlubang di dada dan perut akibat pukulan dan tendangan keduanya.

“Kalian.....monster........” Ucapan Pria itu sebelum tewas dan jatuh terlentang dengan kencang.

Hayato dan Akane terus melanjutkan pertarungan mereka dengan kecepatan luar biasa, dari masih di darat sampai melompat ke udara mereka terus saling pukul. Sementara itu, para penduduk desa yang melihat nya tertegun, Daisuke mendekati Renai yang sedang menggelengkan kepala.

“Aduuuh...papa...mama......” Gumam Renai.

“Um...Renai chan....kenapa mereka malah berantem sendiri ?” Tanya Daisuke.

“Pasti mereka berlomba dan akhirnya seimbang jadi memutuskan untuk bertarung mencari siapa yang lebih kuat....pasti begitu.” Jawab Renai.

“Ooo begitu...kamu pasti repot ya Renai chan....” Daisuke memegang pundak Renai tanda prihatin.

Hayato dan Akane terus bertarung sambil tertawa tawa kegirangan dan berlangsung sampai sore hari ketika keduanya sudah terengah engah dengan hasil seri. Setelah keduanya berhenti,

“Grrr....kamu ngalah ngapa ?” Teriak Akane.

“Tidak akan.....” Teriak Hayato.

Keduanya terus berdebat sambil berjalan kembali ke gerbang desa walau sudah tidak kuat bertarung lagi. Renai keluar pagar dan langsung menjemput keduanya. Setelah itu Renai menyeret keduanya masuk ke dalam gerbang. Para penduduk desa menyambut mereka dengan sorakan. Tiba tiba langkah Hayato terhenti,

“Aaaah.......” Teriak nya.

“Kenapa lagi ?” Tanya Akane.

“Sebentar......” Hayato berbalik dan berlari keluar gerbang.

“Oh....haha rasain....” Gumam Akane sambil tersenyum.

“Kenapa sih onee..eh..ma ?” Tanya Renai.

“lupa mulung.....” Jawab Akane santai.

"Haaa....." Balas Renai.

Tak lama kemudian, Hayato kembali dengan lemas dan gontai tidak membawa apa apa. Wajah nya terlihat murung, sedangkan Akane tertawa melihat nya.

“Semua hancur....gara gara kamu.” Hayato mendorong kepala Akane dengan telunjuk nya secara perlahan.

“Rasain.....bleee.” Balas Akane sambil menoleh tapi tersenyum puas dan menjulurkan lidah nya.

Renai dan Daisuke tertawa melihat keduanya dan mengajak mereka masuk kembali ke dalam bersama dengan penduduk yang lain. Semua nya tidak terlepas dari pengawasan kepala desa yang sepertinya diam diam merekam aksi mereka berdua dan merekam Renai, kepala desa tersenyum, entah apa tujuan nya dia merekam mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!