Hayato terus menunggu sambil melihat ke bawah, Akane di belakang juga sudah bersiap dan memeluk Renai. Tiba tiba cahaya senter berhenti, terdengar suara orang berbicara. Hayato pindah ke sisi datang nya suara untuk mendengarkan pembicaraan orang orang dibawah.
“Tidak mungkin mereka lebih ke dalam lagi.....” Ujar seorang pria.
“Huh....bilang saja kamu takut, tadi kita kan mendengar suara.” Balas seorang pria lainnya.
“Enak saja, coba pikir, di ujung jalan buntu, di atas sana tidak mungkin mereka bisa naik ke sana....mau ngapain kita menghabiskan waktu di selokan bau ini.” Ujar pria yang berbicara di awal.
“Hmm benar juga....ya sudahlah, mereka tidak ada di sini...ayo keluar.” Ujar pria teman nya.
Cahaya senter berbalik dan langkah kaki terdengar menjauh dari tempat mereka. Hayato langsung melepas tegang nya dan menarik nafas lega. Dia menoleh dan melihat Akane juga bernafas lega, sementara Renai melanjutkan makan mie instan nya karena sebelum nya di berhentikan oleh Akane. Hayato menghampiri keduanya, dia jongkok di depan Renai.
“Mau tambah ?” Tanya Hayato sambil mengelus kepala Renai.
Renai tidak menjawab karena mulutnya penuh, tapi dia mengangguk tanda mau tambah. Hayato menyalakan lagi kompornya dan merebus air lagi untuk membuat mie baru. Akane merangkak mendekati Hayato,
“Hei...kalau aku mau boleh ga ?” Tanya sambil berbisik di telinga Hayato.
“Ah....jangan bikin kaget....ngapain kamu dekat dekat...iya aku buatkan, tapi ini terakhir, aku sudah tidak punya lagi.” Ujar Hayato sambil sedikit menghindar.
“Hehehe maaf.....” Balas Akane.
Kemudian dia mundur untuk kembali duduk di sebelah Renai. Mereka kembali makan mie bersama sama dan kemudian ketiganya tertidur dengan pulas karena sudah terlalu lelah.
***
Sementara di klinik milik dokter Kirara, beberapa mobil berhenti di depan klik, seorang pria gemuk yang memakai jas yang sepertinya mahal turun dari mobil, dia menggunakan tongkat, sepertinya kaki sebelah nya merupakan kaki sambungan. Dia melihat ke neon box nama klinik dan menghisap cerutu nya. Dia melangkahkan kaki masuk ke dalam bersama anak buah di belakang nya yang membawa dua buah koper besar. “Ceklung...” Bel di pintu berbunyi tanda ada yang datang, Chihiro berlari dari dalam dan menyambut tamu di depan. Tapi wajah Chihiro menjadi pucat melihat siapa yang datang. Pria itu masuk ke dalam, dia melihat sekeliling sambil terus mehembuskan asap cerutunya, dia maju menghampiri Chihiro yang berdiri mematung di depan nya.
“Se..selamat datang....” Sapa Chihiro dengan kaku.
“Hahaha...kamu cantik juga ya......” Ujar pria itu sambil menjepit pipi Chihiro dengan tangan nya.
Tiba tiba Kirara keluar dari dalam karena penasaran siapa yang datang. Dia melihat pria itu sedang mengamati Chihiro bersama anak buah nya. Kirara langsung menghampiri Chihiro karena mengenali pria itu.
“Ara...ada apa bos Kumamoto kemari ?” Tanya Kirara langsung kepada pria yang masih melihat wajah Chihiro.
Pria itu melepas pipi Chihiro dan langsung menoleh kepada Kirara di belakang. Chihiro langsung lari ke belakang Kirara. Pria itu menjentikkan jarinya, dua anak buah nya yang membawa koper besar langsung maju ke depan dan membuka kopernya di depan Kirara. Isi koper itu adalah sebuah lengan bionik sebelah kanan dan sebuah kaki bionik sebelah kiri. Pria itu kembali menjentikkan jarinya, seorang anak buah maju ke depan membuka koper berisi chip berbentuk koin dan menyebarnya di kaki Kirara.
“Bisa kan mengerjakan kedua benda ini sampai berfungsi....” Ujar pria yang di panggil bos Kumamoto oleh Kirara itu dengan sombong dan tersenyum sinis.
Kirara memakai kacamatanya dan mengamati kedua benda itu, dia coba mengambil potongan tangan bionik itu dan mengamatinya dari dekat. Dia menoleh melihat kaki bionik itu dan ternyata dia mengenali kedua benda itu. Tangan dan kaki bionik itu adalah buatan nya, dia membuatnya khusus untuk adik nya yang di juluki harimau barat Byakko. Tangan nya mulai gemetar, tapi dia coba menahan amarah nya karena dia tahu seperti apa orang yang berdiri di depan nya itu. Dengan suara parau dia bertanya,
“Dimana pemilik benda benda ini ?” Tanya nya.
“Hahahaha sudah kuduga kamu mengenalinya, tenang saja dia bekerja untuk ku sekarang, dua barang ini ku kembalikan pada mu. Aku sudah buatkan dia yang baru karena dia tidak mau terikat lagi dengan mu.” Ujar bos itu.
“Bohong, tidak mungkin adik ku mau bekerja untuk penjahat seperti mu.” Ujar Kirara.
Pria itu berjalan maju mendekati Kirara yang masih memegang tangan bionik itu. Dia berdiri persis di depan Kirara dan mendongak ke atas karena dia pendek.
“Hei...jangan pikir aku tidak tahu, kamu yang melepas pria itu dari penjara dan sekarang dia bekerjasama dengan wanita yang membunuh anak ku....kamu pikir kamu bisa lolos begitu saja ?” Tanya bos itu sambil mengacungkan tongkat nya ke wajah Kirara.
“Hahaha memang, aku yang melepas nya, untuk menghajar bajingan seperti mu.” Ujar Kirara.
Diam diam dia memberi kode dengan tangan nya yang berada di belakang kepada Chihiro. Setelah melihat kode itu, Chihiro bersiap untuk lari dan dia menoleh ke pintu belakang gedung. Setelah memberi kode, Kirara langsung mengambil kaki bionik dan memberikan kedua benda itu kepada Chihiro, kemudian dia mendorong Chihiro supaya lari. Chihiro langsung lari keluar dari pintu belakang gedung sambil menangis. Kirara menghadang anak buah bos itu dengan merentangkan tangan nya.
“Hahaha kamu mengorbankan diri demi perawat mu ? dia tidak bisa kemana mana, cepat atau lambat pasti tertangkap......selamat tinggal.....tembak dia.” Pria itu berbalik dan berjalan keluar.
Seluruh anak buah langsung maju dan menembakkan senapan mesin mereka bertubi tubi dan menghancurkan semua kaca jendela dan apa saja di depan mereka.
***
“Huaaaaaah....” Hayato menguap dan terbangun. Dia melihat jam tangan nya dan langsung mengamati sekitarnya. Dia melihat Akane sedang tidur sambil mendekap handuk yang di jadikan selimut. Hayato berdiri dan menghampiri nya, tapi kemudian dia kaget, handuk yang di dekap Akane ternyata kosong. Dia langsung jongkok dan membangunkan Akane.
“Akane....hoi Akane...bangun....Ren chan dimana ?” Tanya Hayato.
“Uhhhh...apa sih....oh selamat pagi....” Jawab Akane yang baru bangun.
“Bukan selamat pagi, mana Ren chan.....” Ujar Hayato.
Akane melihat handuk yang di dekap nya dan dia langsung segar kemudian berdiri, wajahnya langsung berubah menjadi panik.
“Mana Rena chan, Hayato ?” Tanya Akane bingung.
“Aku yang harusnya tanya, aku juga baru bangun dan tidak melihat Ren chan di sisimu.” Jawab Hayato.
“Kita harus cari dia.....” Balas Akane.
“Ya, ayo kita keluar.....” Tambah Hayato.
Keduanya langsung melompat turun dan berlari keluar dari terowongan. Sampai di depan, mereka melihat ada beberapa tentara yang sedang berjaga di depan terowongan dan beberapa tentara juga sedang berpatroli dengan drone di atas nya. Tanpa pikir panjang, keduanya langsung melompat, menerjang keluar terowongan, Hayato langsung meninju sambil melompat dan menghancurkan tentara di depan nya, begitu juga Akane yang langsung menendang lompat tentara di depan nya sampai hancur. Keduanya berpencar dan menghantam semua tentara di depan terowongan berikut dengan drone nya. Tapi Renai tidak di temukan, keduanya berlari naik dari sungai, mereka melihat sebuah mobil hitam terparkir dan penumpang nya sedang duduk duduk sambil berbincang dengan senjata di tangan nya. Tanpa menunda lagi, Hayato dan Akane langsung melompat dan turun di depan para pria penumpang mobil.
“Hei, mana adik kami ?” Tanya Hayato.
“Hah...kamu....bicara apa kam.....”
Belum selesai bicara, tinju Hayato sudah bersarang di wajah nya dan menghancurkan implan di wajah nya. Sedangkan pria sebelahnya sudah mencium tanah karena kepalanya terkena tumit Akane. Keduanya memeriksa mobil dan tetap tidak menemukan Renai, akhirnya keduanya berteriak memangil Renai.
“Kita masuk lagi.....ke terowongan....mungkin Ren chan masih di dalam.” Hayato langsung melesat turun lagi kesungai, di ikuti oleh Akane di belakang nya.
Keduanya kembali meniti dinding dan naik ke atas, tempat mereka sebelum nya. Ketika sudah di atas, keduanya mencari petunjuk kemana perginya Renai. Tapi tiba tiba terdengar suara anak kecil menangis dari bawah, Hayato menyambar tas nya dan menarik tangan Akane melompat turun. Dia langsung mengambil senter dan menyalakan nya, ternya Renai berada di ujung lorong yang di batasi oleh jeruji besi sedang menangis ketakutan, Hayato melihat pakaian nya tersangkut di jeruji jadi Renai tidak bisa kemana mana. Akane menghampiri nya dan langsung memeluk nya, Hayato juga langsung memeluk nya sambil melepaskan pakaian nya yang terjepit di jeruji.
“Kamu kenapa bisa di sini Ren chan ?” Tanya Hayato setelah Renai berhenti menangis.
“Rena mau pipis, lalu Rena terjatuh ke air dan tersangkut di jeruji jadi Rena tidak bisa kemana mana.” Ujar nya sambil memeluk Akane.
“Ya sudah, sekarang kita harus pergi dari sini....” Balas Hayato sambil berdiri.
“Eh...kenapa ? bukannya di sini kita aman ?” Tanya Akane.
“Lupa ya, barusan kita di luar ngapain....” Jawab Hayato.
“Oh benar juga hahaha....” Balas Akane.
“Kita ke permukaan sampai suasana tenang, baru habis itu kita kembali.” Tambah Hayato.
“Ok ok...aku tahu lift yang sepi....ikut aku.” Ajak Akane.
Akane langsung melesat sambil menggendong Renai dan Hayato mengikuti di sebelah nya. Keduanya terus berlari menaiki sungai dan melompat menendang dinding gedung untuk naik ke tempat yang lebih tinggi, mereka berlari meniti dinding dan kemudian berlari di atap gedung. Mereka melompat ke gedung di depan nya dan berlari lagi sampai akhirnya mereka sampai di sebuah daerah yang sedikit di luar kota dan agak sepi. Di gedung yang ada di depan mereka, ada sebuah lift untuk naik ke atas yang biasa di gunakan oleh Akane dan Renai. Ketiga nya masuk ke dalam gedung dan naik lify yang ada di dalam gedung. Ternyata begitu sampai atas, mereka sampai di sebuah reruntuhan gedung yang berada dekat dengan markas Akane.
“Nah di sini kita mungkin aman.” Ujar Hayato sambil berjalan menuju tempat tangga untuk turun ke bawah.
“Ya, jarang ada yang keluar dari sini, kalau pun ada hanya aku dan Rena chan.” Balas Akane.
“Onii chan....onee chan....di depan kok banyak orang ?” Tanya Renai sambil menunjuk ke depan.
Hayato dan Akane bersembunyi di balik pohon, mereka melihat 3 orang yang sedang berjongkok seperti sedang mengamati sesuatu. Ketiga pria itu berkulit sawo matang, sepertinya mereka tinggal di atas permukaan yang gersang dan tidak tinggal di kota bawah tanah. Hayato dan Akane yang menggendong Renai di punggung nya, berjalan mengendap ngendap maju ke depan. Seorang dari ketiganya menoleh ke belakang, Hayato dan Akane langsung bersembunyi di balik semak semak sambil mengamati ketiga orang itu.
“Mereka sedang berbuat apa ?” Tanya Hayato yang tidak terlau jelas melihat nya.
“Hmm....gawat...Rena chan, sama onii chan dulu ya.....” Akane langsung mengalihkan Renai pada Hayato.
Akane langsung berlari keluar dan bersalto kemudian mendarat di depan ketiga orang yang langsung kaget dan mundur.
“Ah....mau ngapain sih dia ?” Tanya Hayato.
“Ayo susul onee chan.....onii chan.” Ajak Renai sambil menunjuk.
“Ya...ya...pegangan ya....”
Renai memeluk erat Hayato yang keluar dan berlari menuju Akane yang sudah mengangkat kakinya, sedangkan ketiga pria itu terduduk di depan nya ketakutan. Akane langsung menendang menggunakan tumitnya,
“Hei jangan....” Teriak Hayato yang langsung menangkis tumit nya dengan lengan nya.
“Blam...” Benturan menimbulkan suara keras, getaran dan gelombang tinjunya membuat ketiga pria di belakang mereka terpelanting mundur ke belakang. Melihat tendangan nya di tangkis, Akane langsung menurunkan kaki nya.
“Apa apaan sih ? kalau kena Rena chan gimana ?” Ujar nya marah.
“Lah kok malah dia yang marah, kamu yang main asal menendang saja.....” Balas Hayato.
“Lihat tuh....aku tidak asal....” Ujar Akane yang menunjuk ke arah tangga turun.
Hayato melihat ke bawah ternyata di bawah ada seorang wanita yang terlungkup sepertinya jatuh dari tangga, di tangan nya ada tangan bionik dan kaki bionik, sepertinya wanita itu jatuh melindungi dua benda itu.
“Kamu turun dan periksa wanita itu bersama Ren chan, aku bicara dengan tiga orang itu....” Ujar Hayato.
“Huh...jangan perintah aku....ayo Rena chan, kita turun...” Balas Akane sambil mengangkat Renai.
“Lah nurut...dasar perempuan aneh....” Pikir Hayato melihat Akane langsung turun ke bawah.
Hayato berbalik dan menghampiri ketiga orang yang terpental barusan dan sedang berusaha berdiri.
“Hei, kalian apakan wanita itu ?” Tanya Hayato.
“Eh...bukan, kami justru mau menolong nya, kami tidak pernah melihat itu sama sekali, benar.....” Ujar seorang pria yang memakai bandana.
“Loh, tapi kenapa kalian tidak turun ?” Tanya Hayato.
“Kami mengamati dulu, ada orang tidak di bawah, kalau dia bermasalah kan kami juga yang kena nantinya....” Balas seorang yang memakai kacatama yang mendekati pria berbandana itu.
“Hmm ya sudahlah, aku kesana dulu...” Ujar Hayato sambil berbalik.
“Eh tunggu....kami mau membantu....” Ujar pria berbandana kepada Hayato.
“Ya sudah....susul saja.” Balas Hayato.
Hayato langsung berjalan dengan cepat menuju tangga turun dan turun ke bawah untuk menemui Akane yang sedang mengamati wanita itu. Renai yang melihat Hayato turun langsung menghampiri nya,
“Onii chan....obasan itu terluka....” Ujar Renai.
“Coba ku lihat....” Hayato menggendong Renai dan membawanya ke sebelah Akane.
“Hei lihat, dia kan.....perawat yang di klinik waktu itu....” Ujar Akane sambil membalikkan tubuh Chihiro yang pingsan.
“Benar, kenapa dia di sini....kakinya tertembak....apa ini....” Hayato mengambil lengan bionik yang di pegang erat oleh Chihiro.
Hayato mengamati lengan bioniknya, kemudian dia menoleh dan melihat sepotong kaki bionik di tangan Chihiro yang sebelah nya. Hayato membalik lengan bionik itu dan ada tulisan kode produksi, kemudian di bawahnya ada tulisan kecil, Shigetsu Kazuya.
“Hmm nama ini.....berarti dua benda ini milik Kirara nee san, apa yang terjadi dengan nya.” Pikir Hayato sambil melihat wajah Chihiro.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments