”Aduh, berat sekali. Aku seperti tidur bersama gajah!”
Ayhner bergumam dalam benaknya. Perlahan, dia membuka matanya yang tertidur sepanjang malam. Dia menghirup aroma berbagai jenis bunga yang digunakan sebagai pengharum kamarnya. Empuk dan ringan, sudah pasti saat ini dia sedang berada di atas kasurnya. Tapi, apa ini?! Kenapa rasanya berat sekali?! Rasanya dia tidak menyimpan benda meresahkan ke dalam kamarnya.
Ketika matanya benar-benar terbuka, dia melihat sesosok kaki yang sedang menindih tubuhnya ketika sedang tertidur ke samping. Disusul dengan sebuah tangan yang meraih wajahnya hingga membuatnya merasa sangat risih. Dengan cepat, dia menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sedang tidur di sebelahnya.
Dia cukup terkejut melihat keberadaan Aciel yang tertidur lelap di sebelahnya. Dia tidak ingat apapun lagi setelah dia mendengar semua cerita yang diceritakan Aciel malam tadi. Sungguh tidak budiman seorang Ayah sengaja satu kamar dengan anaknya.
”Pergi sana!”
Ayhner menendang tubuh Aciel sampai membuatnya terjatuh dari atas kasurnya. Seketika, tubuh yang seharusnya segar setelah tidur semalaman berubah menjadi pegal-pegal setelah dia terjatuh dari atas kasur. Begitu juga Ayhner yang merasakan hal yang sama setelah ditindih oleh beban yang melebihi kapasitasnya.
”Aduh, Ayhner. Kau jahat sekali padaku. Aku kan sudah mengantarkanmu pulang.” ucap Aciel sembari memegangi punggungnya yang terjatuh lebih dulu.
”Apakah kau harus tidur di kamarku? Tidurmu itu tidak bisa diam sehingga kau menyiksaku sepanjang malam!”
Aciel berkedip beberapa kali seolah tak mengerti. ”Benarkah aku melakukannya lagi?”
Ayhner memasang ekspresi kesal. ”... Jangan berpura-pura tidak mengerti. Kebiasaan burukmu itu sudah membuat beberapa orang resah!” bentaknya sambil menunjuk.
Tok,... Tok,... Tok,...
Suara ketukan pintu terdengar di depan kamar. Seorang pelayan rumah datang untuk mengunjungi mereka dan hendak untuk mengatakan sebuah pesan.
”Tuan Leory. Anda mendapat panggilan untuk segera berkumpul di markas Anda.” ucap seorang wanita yang berdiri di sana.
Aciel menatap ke arah pintu dan sedikit curiga dengan panggilan ini. ”Apa yang mereka katakan?”
Wanita itu terdiam seketika lalu berkata, ”Saya tidak tahu Tuan. Saya hanya disuruh menyampaikan ini pada Tuan. Semua pasukan Anda telah menunggu di markas.”
Aciel beranjak dari atas tempat tidurnya dan hendak berjalan menuju pintu. Dia sudah merasakan ada sesuatu yang aneh di sini. Entah mengapa, sikap pelayannya sangat berbeda dari yang biasanya. Dia sangat yakin ini adalah jebakan.
Aciel menoleh ke arah Ayhner sesaat untuk berkata, "Tetaplah berada di rumah. Bencana ini belum selesai.”
Ayhner terkejut, tak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh Ayahnya. Sesaat kemudian, pintu terkunci rapat dan hanya dia yang berdiri seorang diri di sana. Apa yang dimaksudnya bencana belum selesai, membuatnya sangat ingin mengetahui apa artinya. Mungkinkah akan ada banyak monster yang lepas kendali di dekat sini dan menyebabkan lebih banyak korban jiwa berjatuhan?
Dengan cepat, dia segera berlari menuju keluar ruangan hendak untuk mencari sesuatu. Semuanya tampak biasa-biasa saja dan tetap sama seperti kemarin. Hanya saja, Ivonne masih belum kembali dari pekerjaannya merawat korban-korban kemarin.
Ketika dia melintas melewati satu persatu anak tangga, dia mendengar beberapa pelayan yang sedang mengelap lantai sedang saling berbicara.
”Kau tahu? Kejadian di gereja pagi ini. Seseorang mengatakan kalau dia melihat sosok yang mencurigakan.”
”Benarkah itu? Siapa dia? Seperti apa sosoknya? Apakah dia wujud yang berbahaya seperti monster kemarin?”
”Aku rasa tidak. Dia zombi yang kelaparan. Pagi ini, penduduk yang selamat dari insiden kemarin tewas setelah dimakan oleh zombi itu. Kemudian jejak darahnya mengarah jelas ke arah gereja yang tidak jauh di sana.”
Gereja?!
Firasat Ayhner mendadak buruk setelah dia selesai mendengar cerita mereka. Belakangan ini, tidak terjadi hal luar biasa yang dialami olehnya. Mungkinkah firasat buruknya ini tidak merujuk pada keadaannya yang akan berada di titik kritis melainkan orang lain yang berhubungan dengannya?!
”Eldric? Apakah itu dia?”
...~o0o~...
Pagi ini Eldric sengaja berkunjung di sebuah gereja. Tempat itu tidak begitu ramai. Hanya didatangi oleh beberapa pengunjung yang berdoa di sana. Eldric yang selama ini belum pernah berbicara dengan Ayhner lagi, memutuskan untuk mengunjungi tempat ini agar rasa penasarannya hilang.
Hari yang sibuk. Tidak biasanya para bangsawan dan rakyat miskin datang berkunjung kemari. Ada beberapa penjaga yang berjaga di pintu depan dan beberapa pintu dalam. Eldric datang dengan sepenuh hati, menatap ke arah jendela yang sedang disinari cahaya matahari.
Eldric duduk di salah satu bangku panjang yang berada di sana. Sembari menyatukan kedua tangannya, Eldric berkata, ”Tolong pertemukan aku dengan Ayhner. Sekali saja. Aku ingin mendengarkan penjelasannya.”
Baru saja beberapa detik keheningan itu terjadi, tiba-tiba seorang wanita berlari menghampiri seorang penjaga sembari berteriak, ”Tolong! Di sana, ada orang yang mencurigakan!”
Penjaga itu terkejut. Wanita itu seperti menunjuk ke arah mimbar kosong yang berdiri megah di depan jendela. Dia bingung, memangnya apa yang dilihatnya sampai-sampai membuatnya ketakutan seperti ini?
”Memangnya apa yang kau lihat nona muda? Itu bukan tikus kan?” ucap penjaga dengan abai.
”Dia manusia!” jawab wanita dengan lantang. ”... S- sebagian tubuhnya sudah dimakan. Tangan dan kakinya hilang serta kepalanya sudah dikunyah sebagian.”
Penjaga itu menelan ludah, mendengar cerita yang dikatakan wanita ini. Meski begitu, dia tetap mengatakan ucapan wanita ini hanyalah gurauan. Wanita ini pasti baru saja melihat tikus kecil yang tidak sengaja berkeliaran di sekitar sini. Pembunuhan semacam itu tidak mungkin terjadi.
”Kau ini ada-ada saja nona! Biar aku memeriksanya.” ucap penjaga sembari berjalan menghampiri mimbar kosong yang ditunjuk wanita tadi.
Eldric menyaksikan sekaligus mendengar percakapan mereka berdua. Penjaga itu berjalan dan menghampiri mimbarnya. Sesampainya di tempat yang sempit itu, dia terlihat tidak begitu terkejut karena tidak ada satupun benda atau orang yang bersembunyi di sana. Hanya bercak darah biasa yang sangat sedikit. Mungkin, seseorang yang terluka tidak sengaja meneteskan darahnya di tempat yang seperti ini.
”Nona muda, jangan bermain-main lagi. Di sini tidak ada apapun!” bentak penjaga.
Wanita itu terdiam sembari menundukkan kepalanya. ”... Itu aneh, tadinya aku melihat mayat manusia di sana. Ahh, mungkin saja mayat itu sudah pergi. Tapi, tunggu dulu, bukankah kalau ada darah, berarti di sana seharusnya ada mayat juga?” perlahan, wanita itu menunjukkan senyum seringai. ”... Bagaimana kalau, kau yang aku jadikan mayatnya?!”
Seketika, mulut wanita itu terbuka lebar dengan gigi-giginya yang tajam. Dalam sekejap dia menggigit sebagian wajah penjaga kemudian mengunyahnya perlahan-lahan. Suara teriakan penjaga itu membuat semua pengunjung gereja semakin bergidik ketakutan termasuk Eldric yang menyaksikannya secara langsung.
Lalu, di tengah ketegangan itu, tiba-tiba pintu terbuka lebar dengan Ayhner yang langsung berlari memasukinya sembari berteriak, ”Semuanya pergi dari sini!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments