Episode 14

Monster.

Tentu wujud sejati mereka bukanlah manusia.

Wujud manusia mereka hanyalah wadah sementara. Ketika wadah sudah tidak bisa menampung kekuatannya maka, wadah itu akan pecah dan menghilang. Hingga akhirnya, sosok monster itu pun muncul dan mengacaukan segalanya dengan ukurannya yang sangat besar.

Sosoknya tidak berbentuk tetapi sebagian yang lain adalah pencampuran antara hewan dan manusia. Kali ini, monster yang menyerang wilayah Utara adalah monster biasa yang tidak memiliki kemampuan istimewa. Memiliki delapan kaki laba-laba dan sembilan mata pada bagian badannya yang menyerupai gumpalan padat berwarna hitam. Di sisi lainnya, terdapat beberapa mulut menganga yang sudah menelan banyak manusia di sekitarnya.

Beruntung, kelompok Anjing Ratu datang tepat waktu sebelum semua penduduk di sana menjadi santapan lezat bagi monster yang tidak tahu diri. Sudah merusak sebagian rumah penduduk, dia masih meminta nyawa untuk menjadi santapannya.

Ujung senjata api itu meruncing ke depan, mencoba menyudutkan monster yang sedang merusak lingkungan. Beberapa detik setelahnya, peluru akhirnya melesat tak kasat mata hingga akhirnya berhasil merusak salah satu mata milik monster itu.

Menyadari rasa sakitnya yang tidak biasa, Monster itu merengek, mencoba mencari seseorang yang sudah melukainya sampai harus memporak-porandakan rumah di sekitarnya. Hyacinth dengan cambuknya mengikat dan memotong salah satu kaki monster hingga membuatnya terjatuh ke tanah. Kemudian disusul dengan tembakan-tembakan peluru dari pasukan yang berpencar mengelilinginya. Akan tetapi, serangan peluru saja tampaknya tidak mempan untuk melukainya cukup parah.

Aciel yang sedari tadi memperhatikan sudah tahu bahwa serangan biasa tidak mempan padanya. Tangannya mengambil senapan yang sedang digunakan oleh bawahannya untuk membunuh monsternya. Bawahannya tampak sedang memperingatkannya kalau serangan biasa tidak mempan padanya namun, Aciel tidak menghiraukannya dan tetap berpegang pada rencana awalnya.

Di tengah kepanikan dan suara-suara tembakan di sekitarnya, Aciel berusaha mendengar detak jantung milik monster ini. Meski samar, dia berusaha mencarinya hingga akhirnya dia menemukannya. Tepat di tengah-tengah tubuh monster yang memiliki tinggi 10 meter lebih dan memiliki kulit setebal 20 ton. Ukurannya sangat kecil. Wajar saja jika serangan biasa tidak akan mampu membunuhnya.

”Hyacinth! Dalam tiga detik kau bisa melindungi semua warga sipil kan?” ucap Aciel melihat keberadaan Hyacinth yang begitu dekat dengan monster.

”Apa-apaan kau hanya memberikanku waktu tiga detik?” Hyacinth protes karena dia merasa tidak bisa melakukan itu hanya dalam tiga detik saja.

Aciel tersenyum tipis sembari memfokuskan dirinya pada jantung monster di depannya. ”... Kau bisa melakukannya. Aku akan memporak-porandakan tubuh monster ini. Mulai dari 3,... 2,... 1,..”

DORR!!

Tubuh monster itu hancur berkeping-keping. Serpihan dagingnya berjatuhan di atas sebuah atap transparan yang memiliki corak bunga mawar di sekitarnya. Atap itu adalah atap buatan yang bisa dibuat dalam hitungan detik untuk melindungi warna sipil dari serpihan-serpihan daging monster yang berjatuhan. Bentuknya melengkung dan mengeluarkan sinar merah menyala. Semua orang kagum dengan yang dilakukan Hyacinth untuk melindungi mereka. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi pada mereka jika saja Hyacinth terlambat membuat dinding pelindung ini.

”Oi, kapten. Adakah sesuatu yang harus kau katakan padaku dan semua warga sipil di sini?” ucap Hyacinth dengan dingin.

Aciel berpura-pura tidak mengetahuinya dengan menjawab, ”Aku sama sekali tidak mengerti. Memangnya apa yang harus aku katakan? Bukankah bagus kalau musuh bisa dikalahkan secepat mungkin? Setidaknya kita bisa mengurangi korban jiwa kan?”

Hyacinth mengacungkan jari telunjuknya ke arah Aciel sembari membentak, ”... Dan kau tahu apa yang akan terjadi jika aku terlambat memasang penghalangnya?!”

Aciel menatap Hyacinth dengan tatapan biasa. Tak merasa bersalah sedikit pun atas tindakannya yang terlalu terburu-buru. ”... Bukankah tadi aku mengajakmu bicara selama 7 detik? Itu artinya aku memberikanmu sepuluh detik untuk menyiapkan pelindungnya.”

”Sudahlah, kalian berdua berisik! Bukankah di sini ada warga sipil yang harus diobati? Menyingkirlah! Kalian menghalangi!” Ivonne tiba-tiba datang dan menyela mereka berdua bersama dengan pasukan medisnya. ”... Kalau kalian ingin bertengkar, mengapa tidak sekalian bertarung sampai mati? Setidaknya itu menghasilkan pemenangnya kan?”

”Pemikiran yang bagus tapi, itu terlalu berlebihan!” batin Aciel yang langsung terdiam pucat sementara Ivonne tampak abai setelah mengatakannya dan segera pergi menghampiri beberapa orang yang terluka di depannya.

Aciel dan Ivonne memang sosok kakak beradik yang terlihat cukup dekat sejak kecil. Sampai-sampai, Aciel merasa kasihan pada Ivonne setiap saat. Karena saat Ivonne akan menikah, tepat di hari pernikahannya itu, ada monster yang lepas kendali, persis seperti yang terjadi hari ini. Monster yang menyerang pada saat itu, langsung melahap semuanya termasuk calon pasangan hidup Ivonne yang bersikukuh ingin melindunginya sampai tidak mempedulikan dirinya sendiri.

...~o0o~...

”Setelah zombi itu mati di rumahku, aku menjadi tidak bisa tidur. Rasa sakit saat tanganku terpotong masih teringat jelas sampai saat ini begitu juga dengan aroma darah yang masih tercium sampai saat ini meskipun semua orang sudah berusaha untuk membersihkannya.”

Saat ini Eldric berada di kamar yang lain. Dia menolak bergerak kemana pun dari atas tempat tidurnya karena dia masih mengingat jelas bagaimana kejadian kemarin. Selain itu, dia juga dibuat terkejut oleh Ayhner yang mampu menyembuhkannya dalam sekejap. Tidak disangka tangannya yang putus bisa disambungkan kembali dengan darah monster milik Ayhner.

Sungguh ajaib. Dulu dia merasa penasaran apakah darah monster benar-benar bisa menyembuhkan berbagai luka dan penyakit. Dan dengan cepat sekali, rasa penasarannya ini akhirnya terjawab dengan menjadikan dirinya sendiri sebagai objek percobaan.

”Sejak awal aku memang tidak tahu banyak tentangnya juga tidak mengerti. Tahu-tahu, dia sudah mengacau dirumahku dengan membunuh satu zombi dan sekarang untuk yang kedua kalinya dia melakukannya. Aku sendiri mengapa harus menurutinya?” Gumam Eldric.

”Kau masih ada di sini?”

Suara laki-laki ini datang dari arah jendela. Dengan cepat, Eldric langsung menatap ke arahnya dan dia begitu terkejut melihat Gill yang sudah berdiri di sana. Padahal sebelumnya, dia tidak melihat ada seorangpun yang keluar masuk kamarnya. Lalu, darimana dia datang? Apakah dia menggunakan kemampuan manipulasi waktunya?

”Kau?! Bagaimana kau bisa datang kemari?!” Eldric langsung bersikap waspada dan menjauhinya.

”Tidak perlu waspada. Aku tidak akan melukaimu. Aku hanya akan mengatakan padamu beberapa hal.” Gill memberi jeda. ”... Kau pasti sudah tahu tentang identitas kami termasuk Ayhner. Aku ingin kau merahasiakannya.”

Eldric terdiam sejenak, ”... Memangnya kenapa aku harus merahasiakannya? Bukankah kalian berdua adalah bencana bagi semua manusia? Mengapa kalian berdua harus bertahan hidup sampai sekarang?”

”Tidak ada yang ingin mati jika mereka sudah melakukan sebuah dosa yang tidak terampuni.” Eldric begitu terkejut mendengar jawaban Gill. ”... Dulu, Ayhner adalah anak manusia sama sepertimu. Dia berbeda denganku yang sejak lahir sudah menjadi monster. Kau pasti tahu bagaimana perasaannya selama ini. Hati manusia yang bersih dan suci, seketika berubah menjadi gumpalan darah yang tidak berguna lagi. Dia pasti berharap dirinya bisa menjadi manusia lagi. Karena itu, dia menolak memakan daging manusia dan hidup seperti manusia. Tentu saja ada konsekuensinya. Jika dia tidak memakan daging manusia selama bertahun-tahun layaknya monster seperti kami, dia akan segera mati hanya dalam beberapa tahun lagi. Yang aku lihat di masa depannya hanyalah, pusara miliknya sendiri.”

Eldric seketika terdiam, menyembunyikan wajahnya dalam keadaannya yang menunduk. Dua tangannya meremas selimutnya. Bingung, apa yang harus dilakukannya sekarang. Dia merasa tidak berdaya.

”Kau sama sepertinya. Mengapa tidak kau saja yang mengubahnya? Aku hanyalah manusia yang memiliki perasaan takut.” ucap Eldric pelan.

Gill terdiam selama beberapa saat. ”Kami juga memiliki perasaan takut. Manusia sangatlah kuat sehingga kami takut mereka akan mengetahuinya bahwa kami ini bukanlah manusia. Aku memilihmu untuk merubahnya karena, hanya kau yang bisa mengerti tentang dirinya.” Gill berbalik menghadap jendela seperti hendak untuk pergi. ”... Kau bisa menemuinya besok atau kapan saja. Sebelum bulan purnama berakhir.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!