Episode 9

”Baiklah, aku sudah menutup lukanya. Kau akan baik-baik saja. Tapi, kenapa mata kalian berdua terlihat bengkak dan sembab? Apakah sesuatu sudah terjadi?”

Ivonne memperhatikan Ayhner dan Aciel. Dia tampak heran karena secara bersamaan, kedua mata Ayah dan anak ini seperti baru saja menangisi sesuatu. Dia yang tidak tahu permasalahan apa yang terjadi diantara mereka berdua tidak akan paham dengan hal yang baru saja mereka lewati bersama.

”Tidak apa-apa. Kami baru saja pergi ke dapur dan mendapati asap tebal dimana-mana.” Aciel mencoba menutupi faktanya. Dan tampaknya, Ayhner yang berada di atas tempat tidur juga tidak ingin Ivonne tahu kalau dia baru saja menangis di depan makam Chloe.

”Hm? Aneh.” Ivonne mulai curiga dan menatap mereka berdua dengan heran. ”... Kapan asap tebal itu muncul? Dan kenapa saat aku kembali, asap itu sudah tidak ada sama sekali.”

Tidak tahan dengan pertanyaan dan deduksi dari Ivonne, dengan segera Aciel mendorongnya pergi sembari berkata, ”Sebaiknya kau pergi dan beristirahat saja. Wajahmu terlihat pucat sekali. Aku tidak ingin kau sampai sakit. Selamat tinggal.” Aciel langsung menutup pintu begitu Ivonne telah keluar dari kamarnya. Dia terlihat lega dan langsung menghela nafasnya.

”Kenapa kau tidak pergi juga? Aku kan ingin istirahat di sini?” ucap Ayhner sembari mengalihkan perhatiannya.

”Kau ingin mengusir Ayahmu sendiri? Lihatlah ini, aku sudah membuatkanmu bubur daging.” Aciel segera berjalan kembali mendekatinya kemudian mengambil nampan semangkuk bubur yang masih hangat.

Ayhner merasa ada yang tidak biasa di sini. Kenapa Aciel mau membuatkannya bubur? Padahal saat dia sedang sakit, hanya kepala pelayan yang mau membuatkannya bubur daging seperti ini. Selain kepala pelayan yang membuatkannya, Ayhner akan menaruh curiga pada orang-orang yang membuktikannya bubur. Karena menurutnya, hanya buatan kepala pelayan yang layak untuk dimakan.

”Kau baru saja rasuki hantu. Ini benar-benar buatanmu sendiri?” Ayhner mencoba memastikan.

Aciel menjawab dengan wajah sumringah, ”Tentu saja. Kapan lagi aku akan membuatkanmu bubur seperti ini? Makanlah.” jawabnya sembari menyodorkan.

Ayhner merasa aneh dengan ekspresi senang Aciel seolah Aciel baru saja mendapatkan Rahmat bahkan Ayhner lebih merinding dari biasanya. Dia sudah terbiasa dengan Aciel yang dulu. Bahkan dia merasa lebih baik saat Aciel tidak mempedulikannya. Mungkin ini adalah sebuah keajaiban dari seseorang yang mampu merubah sifatnya hanya dalam beberapa jam saja meski harus melewati jalan pintas yang berdarah-darah.

”Berhentilah tersenyum dan bersikaplah seperti biasa. Kau membuatku tidak nyaman!”

”Kenapa?” Aciel berkedip heran. ”... Ini Ayah yang sebenarnya. Setidaknya hanya saat Chloe masih ada.”

Seketika Ayhner terdiam, menahan ucapan yang hendak dikatakannya. Tidak perlu heran, Ayhner memang selalu menutup mulut jika seseorang membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan Ibunya. Aciel telah dianggap sebagai perusak suasana karena mulutnya itu tidak memiliki rem untuk berhenti. Dan selalu mengatakan apa yang terlintas di pikirannya.

Tidak bisakah dia menjaga perasaan seseorang bahkan untuk putranya sendiri? Apa perlu dia mengambil jarum dan benang untuk menjahit mulutnya?

”Aku mohon, pergilah sekarang. Aku baik-baik saja. Aku ingin tidur.”

Dengan cepat Ayhner menutup diri dengan selimutnya, membiarkan Aciel yang masih memegang semangkuk bubur yang sebelumnya ingin diberikan untuknya. Ekspresi Aciel seketika tampak kecewa. Dia memang tidak bisa mengerti perasaan Ayhner. Tidak seperti Chloe yang mampu menghiburnya dan membuatnya tertawa. Namun, jika saja Ayhner mampu mengerti rasa bersalah yang dialami Aciel teramat besar daripada rasa kehilangan Ayhner lima tahun lalu sampai sekarang, keduanya mungkin bisa saling dekat.

Aciel menghela nafas sembari menaruh mangkuknya kembali. ”... Maafkan Ayah. Aku yang sudah membuatmu seperti ini. Aku yang akan bertanggung jawab padamu. Aku akan mencari orang yang sudah membuatmu terluka seperti ini. Kau beristirahatlah.”

Tangannya menyentuh selimut yang digunakan Ayhner. Setelah dia memenangkan dirinya, Aciel segera berjalan pergi meninggalkan kamarnya. Langkahnya begitu tenang dan tidak mengusik telinga. Sebentar, dia berhenti untuk mengatakan sesuatu yang tertahan dalam mulutnya. Namun, ternyata rasa takutnya lebih besar daripada keberaniannya. Pada akhirnya, dia tetap berjalan pergi meninggalkannya sampai dia menutup pintunya dari depan.

”Sudah kuduga, pasti sesuatu telah terjadi antara kau dan Ayhner kan?”

Ivonne menunggu di samping pintu. Namun, itu tidak begitu mengejutkan Aciel yang baru saja keluar kamar dengan berat hati. Ivonne menatapnya serius sembari melipat tangannya. Ruangan yang gelap, menambah suasana tegang yang terjadi diantara mereka berdua.

Hiks,....

Aciel menatap Ivonne dengan mata yang berkaca-kaca, penuh dengan air mata yang langsung tumpah membasahi pipinya. Laki-laki tua dengan satu anak ini terlihat sedang menangisi sesuatu padahal tidak ada seorang pun yang menyuruhnya.

”Hei, Ivonne! Tolong jahit mulutku yang tidak bisa diam ini. Kenapa aku selalu mengatakan hal-hal yang tidak benar?”

”Ih! Berhentilah menangis! Aku pernah bilang, wajahmu sangat jelek kalau sedang menangis! Lagipula, kau menangis karena Chloe kan?”

Aciel mengangguk iya.

Ivonne menghela nafas kemudian mengusap ruang diantara kedua alisnya. ”... Sejak dulu, aku memang membenci sifatmu yang seperti ini. Asal bicara! Selalu mengatakan apa yang dipikiranmu! Tapi, itu lebih baik daripada membohongi dirimu sendiri. Kau akan tahu betapa menyakitkannya itu daripada melukai orang lain dengan ucapanmu yang terkesan sembrono.”

”Tapi, apa itu sembrono? Apakah aku memang seburuk itu?” Aciel mendekat dan berbicara tepat di depan wajah Ivonne sampai membuatnya kesal.

”Berhentilah bicara sebelum aku benar-benar menjahit mulutmu!”

...~o0o~...

Mansion Arcrey

”Hei, Sen. Apakah Monster masih memiliki hati atau rasa manusia yang bisa mengantarkannya pada kematian?”

”Itu tergantung Tuan muda. Monster yang memiliki hati dan rasa manusia, mungkin adalah anak manusia yang tidak terima dirinya sudah berubah. Atau mungkin dia memiliki masa lalu suram yang mengukir lukanya sampai sekarang.”

”Kenapa dia bisa seperti itu?”

”Mungkin karena rasa bersalahnya Tuan. Dia memiliki trauma yang tidak bisa diobati sampai sekarang. Tapi, ngomong-ngomong Tuan, mengapa Anda menanyakan hal ini?”

Gill terdiam. Sejenak dia mencoba memikirkannya sembari menatap keluar jendela yang memiliki pemandangan sinar bulan biru. Dia memiliki taman bunga mawar yang aromanya tercium sampai keluar halaman. Di dalam rumah besarnya, dia hanya tinggal seorang diri bersama dengan beberapa pelayan yang mengurus rumahnya termasuk Sen yang menjadi kepala pelayan.

”Aku nyaris saja membunuh anak kecil. Dia terlihat sangat menderita bahkan tidak takut jika aku membunuhnya saat itu juga. Luka yang dialaminya lebih besar daripadanya rasa kematiannya sendiri.”

”Lalu apa yang akan Anda lakukan untuknya Tuan? Anda akan tetap membunuhnya?”

”Tidak.” jawab Gill sesaat kemudian. ”... Aku sedang memikirkan cara untuk meminta maaf padanya agar kejadian itu tidak menambah luka dalam dirinya. Tapi, apa yang harus aku lakukan pada anak sekecil itu?”

”Memangnya berapa usianya? 10 tahun atau lebih?”

”Aku tidak bisa menghitung sebanyak itu. Tingginya pun, aku juga tidak begitu ingat. Kalau seperti ini, aku hanya ingin bertanya satu hal padamu. Apa yang biasanya disukai anak-anak?”

Sen menatapnya bingung. ”... Aku tidak tahu seperti apa anak itu. Tapi, biasanya anak-anak menyukai makanan manis dan sangat suka bersenang-senang. Mungkin Tuan bisa bertanya pada anak itu apa yang diinginkannya dan memenuhi semua keinginannya.”

Gill tampak terkejut mendengar jawaban ini seolah, dia telah menemukan jalan keluarnya. ”... Benar. Mungkin cara itu bisa dilakukan.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!