Episode 5

Maukah bermain waktu denganku?

Aku bisa menghentikan waktu. Aku juga bisa menunjukkan masa depan padamu. Namun, kamu tidak bisa meminta pengembalian waktu. Karena waktu, akan terus berjalan maju.

Di dalam sebuah pemukiman kecil dan kumuh di Durham. Wanita-wanita dengan pakaian terbuka di sana sedang menunggu pria hidung belang. Tidak perlu heran. Wanita-wanita ini sudah menganggap ini sebagai sebuah pekerjaan yang tentunya bisa menghasilkan banyak uang untuk mereka. Meski wanita-wanita ini berasal dari golongan kecil, beberapa keluarga kaya sengaja berkunjung ke sana untuk bersenang-senang.

Dalam gelapnya malam dan redupnya cahaya bulan. Genangan air mulai bergetar, dan ujung pedang yang bercahaya, tampak di sisi tergelap sebuah gang kecil. Angin berhembus cukup ringan, seakan ingin terlibat dalam kejadian yang akan terjadi beberapa saat nanti. Perlahan, angin membuat tirai dari awan mendung untuk segera menutupi bulan yang mampu mengalahkan cahaya obor.

Derap. Kaki pemuda mulai melangkah ke depan. Tangannya memegang sebuah jam saku dengan rantai kecil yang menyangkut di pakaiannya. Terbuat dari emas, serta di pinggirannya terdapat tombol yang bisa menghentikan jamnya.

Suaranya semakin menggila. Dari rumah ke rumah. Risih, dia sangat membencinya. Mereka tampaknya begitu bersenang-senang. Orang-orang kaya membuang uangnya dengan sia-sia hanya untuk pergi menghibur mereka. Di setiap sudutnya, dia bisa mendengar suara anak-anak yang menangis, meminta Ibunya dikembalikan atau Ayahnya yang dipulangkan dari perang besar.

Karena itu, tidak sampai hitungan detik, pemuda itu langsung menekan tombol jamnya. Seketika, jam itu berhenti berdetak. Begitu juga yang terjadi di sekitarnya. Semua makhluk hidup berhenti bergerak. Bahkan hujan yang mulai menetes juga ikut terhenti. Seolah-olah, jam itu telah menghentikan segalanya yang ada di dunia ini.

Pemuda itu satu-satunya yang bisa bergerak. Dia melangkah kembali menuju suatu tempat. Dengan pedangnya, kali ini dia bisa melakukan sesuka hatinya bahkan untuk mengambil nyawa seseorang bisa dilakukannya dengan sangat mudah.

Sasaran pertamanya adalah sebuah rumah hiburan. Di dalamnya terdapat banyak kekacauan yang terjadi. Dan sudah dianggap biasa namun, dia tetap tidak menyukai hal semacam ini.

Pedang tipisnya diangkat ke atas. Kemudian dengan cepat, pedangnya merobek tubuh bagian depan seorang pemuda yang sedang duduk di kursi sembari berbicara dengan seorang wanita di depannya.

Karena semuanya telah berhenti, darah tidak keluar dari tubuh laki-laki itu dan hanya menunjukkan luka sayatan pedang yang ada di bagian depan tubuhnya. Pemuda itu terus melakukan hal yang sama pada laki-laki yang berkunjung ke sana. Tentu dia tidak berani membunuh wanita. Melainkan memulainya dengan memberi pelajaran atas akibat dari yang mereka lakukan. Jika mereka tetap melakukannya serta tidak memikirkan keluarganya, dengan terpaksa dia akan membunuhnya.

Setelah selesai dengan urusannya, pemuda itu segera pergi dari tempat itu. Dia belum menekan lagi tombol pada jam sakunya dan di depannya, sudah ada sesosok laki-laki yang berdiri di sana. Tidak terpengaruh dengan kekuatannya sama sekali dan masih bisa bergerak semaunya.

Pemuda itu masih belum mengenal siapa Luois itu dan ini adalah pertemuan mereka berdua. Entah di sengaja atau hanya sebuah kebetulan saja, pemuda itu merasa kalau dia memang harus segera membunuh Luois yang menjadi saksi semua kekejamannya. Tapi, tampaknya itu tidak akan mudah. Melihat Luois yang masih bisa bergerak di saat waktu telah berhenti. Sudah bisa dipastikan kalau, Luois bukanlah orang biasa.

”Sejak lahir kau merupakan salah satu dari spesies manusia. Penjaga gerbang waktu bumi, Gill Arcrey.”

~o0o~

”Wooh, apakah ini benar?! Pembantaian terjadi di pemukiman kecil?!” Ayhner tampak tak percaya setelah penjual wafel itu memberikannya sebuah surat kabar mengenai pembantaian yang terjadi kemarin malam.

”Pembunuhan ini cukup mengerikan. Saksi mata bilang semua itu terjadi dalam sekejap mata. Tiba-tiba darah memuncrat keluar dari tubuh korban dan kebetulan, semua korbannya adalah pria hidung belang yang tercatat melakukan kriminal.” jelas penjual wafel.

”Luka ini akibat dari sayatan pedang kan?” Ayhner menunjuk ke arah foto jelas salah satu korban. ”Mungkin saja orang yang melakukannya sudah mahir menggunakan pedang. Jadi, dia bisa melakukan pembunuhan ini dalam sekejap mata.”

”Rasanya itu tidak mungkin. Cobalah untuk melihat ke arah pandangan saksi. Mereka mengatakan kalau tidak ada seorang pun yang mencurigakan atau yang membawa pedang. Kalau ada, mereka pasti sudah melihat seseorang yang membawa pedang dengan bercak darah yang menetes ke lantai. Apalagi, kejadian itu terjadi secara serentak dengan luka yang sama juga, ruangan itu tidak begitu ramai. Jadi, pasti ada salah satu orang yang melihatnya. Namun, dalam catatan tidak ada seorang pun yang menjadi saksinya.”

Ayhner berpikir selama beberapa saat. ”... Ini bisa jadi tertutupi semuanya jika seseorang menggunakan sebuah trik rahasia. Atau, bisa saja orang ini memiliki kemampuan istimewa untuk menghentikan waktu sehingga mereka bisa bertindak semaunya.”

”Menghentikan waktu? Apakah itu cukup masuk akal untuk dijadikan alasan?”

”Percaya saja dan terimalah kenyataan! Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, kau tahu?”

”Ya tidak ada yang tidak mungkin sampai aku berhasil menemukanmu.” ucap seorang wanita yang tanpa disadari sudah berdiri di belakang Ayhner sejak tadi. Dia bahkan sudah mendengar semua percakapannya dengan penjual wafel.

Perlahan dan penuh ketahuan, Ayhner menoleh ke belakang berharap yang berdiri di sana bukanlah Ivonne. Namun, kenyataan memang selalu berbeda dengan ekspektasinya.

”B- bibi. Kenapa ada di sini? Bibi ingin mencicipinya juga?” ucap Ayhner bergetar, dengan bibir yang tidak berhenti tersenyum paksa.

Ivonne menatapnya dingin, tepat di depan wajahnya dia berkata, ”Jangan mencari alasan apa pun. Kau berniat untuk pergi lagi dan membuat semua orang cemas kan?”

”T- tidak. Aku datang kemari untuk sarapan. Bibi ingat, aku selalu meminta Ayah untuk dibelikan ini tapi dia tidak juga membelikannya.”

”Alasan!” Ivonne mulai menarik kerah belakang Ayhner dan tidak akan melepaskannya sampai Ayhner mengikutinya. ”... Ayo kita pulang! Kalau kau menginginkan makanan ini, kau bisa membawa pulang penjualnya!”

”Ahh, tapi bibi! Aku ingin bermain-main keluar! Jangan menyuruhku pulang!” Ayhner berusaha menahan diri dengan berpegangan pada meja, meski cengkraman kuat Ivonne membuatnya tercekik.

”Turuti apa kata Bibimu! Jangan melawan! Cepat pulang!”

Kedua orang ini telah membuat keributan hingga mengundang perhatian semua orang yang langsung menatap ke arah mereka berdua. Mereka tidak tahu apa yang menjadi masalah. Namun, pertunjukkan ini menjadi pertunjukkan gratis untuk mereka. Tidak perlu mengantri untuk membeli tiket, mereka hanya perlu melihatnya dari jendela samping.

”Ahh, tuan. Sebaiknya Anda menuruti ucapan orang yang lebih tua. Aku bisa kewalahan kalau toko ku dipenuhi dengan orang-orang.” penjual wafel mencoba melerai keributan mereka.

”Kenapa kau malah mendukungnya?! Bukankah seharusnya kau membantuku karena aku sudah memuji masakanmu?!” ucap Ayhner sedikit membentak.

”T- tapi tuan,...”

”Nona Leory!”

Suara pemuda ini datang dari arah belakang. Ayhner merasa tertolong dan sangat berterima kasih karena Eldric datang tepat waktu di saat-saat seperti ini. Ketenangan dan kedamaian akhirnya tiba saat Ivonne perlahan melemaskan genggamannya demi menyambut kedatangan Eldric.

”Tuan muda Hanley. Apa yang membuatmu datang kemari?” tanya Ivonne.

Dengan sopan, Eldric menjawab, ”Aku perlu bicara dengan Ayhner sebentar.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!