Malam harinya, tentu Eldric masih memikirkan hal yang dikatakan Ayhner siang tadi. Dia benar-benar tidak menduga akan mendapatkan hal seperti itu. Lagipula, hal ini bukan pertama kalinya terjadi padanya. Tapi, yang membuatnya bingung adalah, mengapa Ayhner terlihat memaksakan diri saat mengatakannya? Mungkinkah sebenarnya dia tidak ingin membuangnya begitu saja atau ada hal lain yang dirahasiakannya sampai sekarang.
Eldric mulai berpikir untuk menemui Ayhner lagi dan membiarkan Ayhner menjelaskan semuanya. Dia tidak tahu apakah Ayhner itu monster atau manusia biasa. Tapi, yang pasti dia merasa harus menemuinya sekarang juga agar semuanya menjadi jelas.
Dengan cepat Eldric segera mengambil jasnya yang berada di dalam lemari. Langkahnya berjalan cepat menuju pintu. Namun, ketika dia hendak akan membukanya, tiba-tiba saja dia mendengar suara pecahan gelas yang terjatuh dari atas meja. Dia masih tidak menaruh curiga dan mengira bahwa salah satu pelayannya tidak sengaja menjatuhkannya. Dia tetap berjalan maju dan membuka pintunya.
Akan tetapi, baru saja dia membukanya, sesosok laki-laki tinggi berdiri tepat di hadapannya sehingga membuat jalannya terhalangi.
Aroma darah ini tercium sangat jelas. Dia tidak ingat kalau di rumahnya dia memiliki seorang tamu dengan pakaian serba hitam yang bentuknya jauh dari seragam pakaian di rumahnya. Perlahan dia mulai curiga dan mengangkat kepalanya ke atas.
Benar saja, laki-laki yang menghalanginya bukanlah salah satu dari pelayannya melainkan dia adalah Lou yang menyusup masuk ke dalam rumahnya meski sudah ada banyak penjaga yang menjaga di sekitarnya.
”Kau siapa?” perlahan Eldric waspada dan berjalan menjauhinya. Kedua tangan Lou yang berlumuran darah, membuat Eldric semakin ketakutan akan kematiannya seolah-olah, malaikat pencabut nyawa telah berada tepat di hadapannya.
”Oh? Jadi kau anak manusia yang bernama Eldric itu ya? Siang tadi, aku melihatmu berbicara dengan Ayhner. Sungguh luar biasa ada seorang anak manusia yang mau berteman dengan monster. Selama ini kau tidak sadar kalau kau sudah dipermainkan olehnya. Monster itu dekat denganmu karena dia ingin memakanmu.”
Eldric menatapnya serius, tak terima dengan yang dikatakan Lou padanya. ”Apa maksudmu?!”
Lou memiringkan kepalanya. ”... Kau tidak tahu yang sebenarnya? Bukankah Gill sudah menunjukkannya padamu dan mengatakan bahwa anak laki-laki yang selama ini bersamamu bukanlah manusia? Tetapi, dia adalah Monster yang akan memakanmu sewaktu-waktu. Kau pasti akan terkejut lagi mendengar dia belum pernah memakan daging manusia selama bertahun-tahun lalu.”
”Kau pikir aku akan percaya dengan semua ucapanmu?!”
”Kalau kau tidak percaya, aku akan membuatmu percaya.” ucap Lou sembari menunjukkan kuku jarinya yang meruncing perlahan. ”... Pertama-tama, buat dia marah.”
Dengan cepat, Lou langsung menebas Eldric dengan kuku jarinya. Beruntungnya Eldric mampu menghindar dari serangan itu. Karena jika tidak, mungkin saja seluruh isi perutnya akan ditarik paksa olehnya.
Mengetahui serangan pertamanya tidak berguna, Lou segera melayangkan serangan yang sama secara membabi buta sampai akhirnya Eldric terpojok dan langkahnya berhenti tepat di depan jendelanya yang terbuka. Dia tidak bisa bergerak kemana pun. Cakaran Lou sudah membuat beberapa barangnya rusak parah dan berantakan.
”Matilah sekarang juga!”
Ketika tangan Lou diangkat ke atas, Eldric sudah sangat pasrah. Dia tidak tahu mau bergerak kemana lagi selain menerima serangan terakhir yang dilakukan Lou. Mungkin ini saatnya dia akan menutup usianya.
Kupu-kupu biru terbang seenaknya saja tepat di depan wajah Eldric hingga mengundang perhatiannya. Kupu-kupu indah itu seperti sedang membawa pesan dari bulan biru yang memancarkan cahayanya.
Tidak sampai satu detik Lou mengangkat tangannya ke atas, sosok hitam itu muncul tiba-tiba dan langsung menendang tubuh Lou menjauh. Dia datang bersama dengan kupu-kupu biru yang dilihatnya barusan.
Sangat indah dan kedatangannya bahkan tidak diketahui olehnya darimana munculnya.
”Diamlah di sana. Serahkan dia padaku.”
Suara ini dia mengenalnya dengan sangat jelas. Tidak salah lagi, dia adalah Ayhner. Dia tidak menduga Ayhner bisa datang secepat ini padahal sebelumnya dia tidak melihat siapa pun. Pintu yang ada di belakangnya bahkan masih tertutup seperti semula. Begitu juga dengan jendelanya yang masih terkunci rapat.
”Ayhner, apakah itu benar kau?”
Aynner tidak menjawab dan hanya sedikit menunjukkan wajahnya kemudian dia menatap kembali ke arah Lou yang mencoba berdiri kembali.
”Akhirnya kau menunjukkan dirimu. Monster pencuri sinar bulan, Ayhner Leory.”
Ayhner menyeringai dan berkata, ”Ya. Untunglah aku datang tepat waktu.”
Lou tersenyum lebar sembari mengatakan, ”Tidak. Sebenarnya kau datang terlambat.”
”Apa maksudmu?”
ARRRGGHH!!!
Eldric tiba-tiba berteriak histeris karena kesakitan. Dengan cepat Ayhner langsung menatap ke arahnya dan begitu terkejut melihat tangan kanan Eldric yang sudah terpotong dengan darahnya yang berceceran di sekitarnya. Benar-benar mengerikan dan saat Ayhner menatap kembali ke arah Lou, dia sudah memegang tangan kanan Eldric yang terpotong.
”Lihat kan? Aku sudah tahu kau akan datang. Karena itu, daripada membunuhnya, lebih baik aku memotong salah satu tangannya untuk membuatmu marah. Apakah kau tidak tergoda sedikitpun melihat daging segar milik manusia ini? Atau setidaknya kau bisa mencium aroma darahnya yang memabukkanmu?”
Ekspresi Ayhner sama sekali tidak menunjukkan kalau dia tertarik dengan tangan Eldric yang sudah terpotong bahkan aroma darahnya yang menyengat pun tidak membuatnya getar. Jauh dari itu, dia malah terlihat sangat marah. Tangannya mengambil sebuah pisau yang tersimpan dalam jubahnya. Pisau itu adalah pisau yang sering digunakannya untuk membunuh para spesies manusia yang ditemuinya.
”Kau masih tidak mengerti apa yang aku katakan tadi, ya? Aku tidak mudah tergoda dengan daging manusia sekecil itu!”
Dengan gerakan cepat, Ayhner segera menyerang Lou. Tetapi Lou mampu menghindarinya meski dia tidak sengaja menjatuhkan tangan Eldric ke lantai. Gerakan Ayhner sungguh cepat. Eldric bahkan tidak mendengar suara langkah kakinya maupun bayangannya. Ayhner seperti telah melakukan teleportasi.
”Ku pikir kau benar-benar monster yang menakutkan. Tapi, ternyata penilaian ku ini salah rupanya!”
Lou melayangkan carakannya ke wajah Ayhner. Dan lagi-lagi, Ayhner mampu berteleportasi hingga dia akhirnya berada tepat di atasnya dengan mata pisau yang diarahkan tepat di kepalanya.
Lou segera menghindar. Dia tidak menyangka, Ayhner bisa bergerak secepat itu bahkan tidak sampai satu kali gerakan nafas. Tidak berapa lama, dia pun menyadari kecepatan Ayhner dipengaruhi oleh kupu-kupu yang berterbangan di sekitarnya. Jika saja kupu-kupu ini menghilang, bukan tidak mungkin kecepatan Ayhner juga akan berkurang.
”Lihat saja aku akan memusnahkan semua ciptaanmu!”
”Terlambat!”
Ayhner muncul tiba-tiba tepat di depannya dan dengan secepat mungkin, pisaunya langsung memenggal kepala Lou hingga terjatuh ke lantai. Sebagian darahnya mengenai sebagian wajah Ayhner. Beruntungnya dia selalu memakai pakaian hitam sehingga darah yang ada di pakaiannya tidak begitu terlihat.
Eldric yang belum terbiasa melihat kejadian itu nyaris saja memuntahkan seluruh isi perutnya. Aroma darahnya dengan darah milik Lou tercampur rata hingga memenuhi seluruh ruangan. Rasa sakit yang ada di tangannya seolah seperti menghilang tiba-tiba begitu aroma ini menusuk hidungnya lebih dalam lagi.
Setelah pertarungan singkat itu selesai, Ayhner segera mengambil potongan tangan Eldric lalu berjalan menghampirinya. Melihat Eldric yang ketakutan saat melihatnya, membuat Ayhner merasa harus berhati-hati untuk tidak bergerak cepat menghampirinya.
Dia berlutut tepat di hadapannya kemudian mengambil tangan kanan Eldric lalu menyatukan dua potongan itu kembali menggunakan darah yang ada di telapak tangannya. Darah itu adalah darah miliknya sendiri. Dia sengaja melukai dirinya sendiri untuk menyatukan kembali tangan kanan Eldric.
Setelah selesai, dia pun segera melepasnya. Sudah cukup membuat Eldric terkejut dengan apa yang dilakukannya tadi. Tangannya benar-benar kembali dan dia mampu menggerakkannya lagi. Benar-benar ajaib! Ini sungguhan! Dengan darahnya Ayhner mampu menyatukan kembali tangannya yang terpotong.
”Dia benar. Aku bukanlah manusia. Tetapi monster yang sewaktu-waktu bisa memakanmu. Karena itu, aku memintamu untuk menjauhiku mulai sekarang.”
Setelah mengatakan kalimatnya, Ayhner segera melangkah keluar karena tidak ingin membuat siapapun takut dengan keberadaannya.
Ayhner memandangi telapak tangannya yang berlumuran darah. Ternyata benar, dia memang seorang pembunuh. Dia menyadari, orang sepertinya memang pantas kesepian dan tidak memiliki seorangpun untuk menemaninya.
Di waktu bersamaan, Luois tampak sedang memperhatikannya dari jarak yang cukup jauh. Dia menyaksikan semua yang terjadi termasuk kekalahan yang dialami Lou. Dari semua yang dilihatnya, dia akhirnya mengerti kemampuan yang dimiliki oleh Ayhner.
”Kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu di siang hari. Kupu-kupu ciptaanmu benar-benar mengganggu pertarungan. Kau hanya perlu menunggu hadiah yang akan aku kirimkan sebentar lagi.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments