Episode 17

”Sekarang kau baik-baik saja.” ucap Ivonne setelah dia mengobati luka yang ada pada seorang anak laki-laki.

Di sebuah tempat penampungan, ada banyak orang yang terluka dan sedikit orang yang mengobati. Para petugas medis bekerja tanpa henti mengobati orang-orang yang terluka akibat serangan monster pagi ini. Beberapa petugas bahkan ada yang sampai jatuh pingsan karena kelelahan. Namun, ada juga yang masih bisa bertahan sampai sekarang seperti Ivonne.

Saat ini Ivonne berjalan untuk mengambil beberapa obat yang dibutuhkan. Tanpa sadar, kedua kakinya tiba-tiba tidak seimbang sehingga dia pun jatuh ke samping. Beruntungnya ada seorang petugas medis yang dengan sigap menangkapnya agar tidak terjatuh menimpa para pasien yang berbaring di bawahnya.

”Nona Leory, kau baik-baik saja?” ucap petugas medis.

Tak ingin membuat pasiennya cemas karena melihat keadaannya yang tiba-tiba melemas, dengan cepat Ivonne berdiri kembali dan berkata, ”Aku baik-baik saja. Hanya tersandung sedikit.”

”Nona Leory sebaiknya beristirahat saja. Kau sudah bekerja selama seharian penuh.” lanjut petugas medis.

Dengan cepat Ivonne langsung menolaknya, ”Aku tidak bisa beristirahat dengan tenang jika semua orang sedang menahan sakit di sini. Aku hanya kelelahan sedikit. Nanti juga akan sembuh.”

Tidak ingin berbicara dengan pertanyaan yang bertubi-tubi, dengan segera Ivonne menjauh dari tempatnya berdiri tadi dan segera berjalan menuju suatu tempat.

Sesampainya di sebuah tempat yang sepi, Ivonne bersandar pada dinding bangunan kemudian perlahan menjatuhkan dirinya ke lantai. Wajahnya kian memucat. Dia harus berjalan ke sana kemari untuk mengambil beberapa obat dan melakukan operasi pada pasien yang mengalami luka cukup parah.

Sunyi.

Di tengah kesunyian yang terjadi di saat semua orang diluar sana sedang mengeluh kesakitan, sebuah jubah hitam terbang mengarah ke arahnya dan langsung menyelimuti punggungnya. Ivonne dibuat terkejut dengan kedatangan sesosok laki-laki yang berlutut di hadapannya sembari memberikan jubahnya untuknya. Anehnya, sosok laki-laki ini bukanlah Aciel. Melainkan dia juga sama sepertinya, Tuan Hillary, Edmund.

”Kau sudah berjuang keras. Beristirahatlah sejenak.” ucapnya.

Ivonne menatap Edmund dengan mata yang berbinar. Namun, sayangnya pandangan mata Ivonne hanya terbayangkan pada pikiran Edmund. Pada kenyataannya, Ivonne saat ini sedang menatap Edmund dengan tatapan jijik seolah dia alergi dengan keberadaan Edmund si sekitarnya.

”Matamu mengerikan! Menjauhlah dariku!” dengan cepat Ivonne langsung menepis kedua tangan Edmund yang hendak menyentuhnya kemudian dia berdiri kembali seolah tidak terjadi apapun.

”Kau tampak lelah, Ivonne. Aku hanya berusaha menghiburmu.” ucap Edmund dengan senyum gembira di wajahnya.

”Kau akan membuat anak-anak takut melihatmu! Hentikan senyuman itu dan berhentilah berpura-pura! Ada banyak orang yang terluka di sana. Kau harus mengobati mereka!” Ivonne melempar jubah milik Edmund ke wajah Edmund sendiri kemudian dia kembali melanjutkan perjalanannya.

”Sang pangeran manis baru saja kehilangan Tuan putrinya.” ucap seorang laki-laki yang berdiri tidak jauh di depan Edmund setelah Ivonne pergi.

Edmund tentunya langsung menatap laki-laki itu dengan kesal. Siapa lagi jika bukan musuh bebuyutannya Aaron Lown. Keduanya sama-sama lajang dan mereka mengincar satu orang yang sama.

”Pergi sana! Aku sibuk!” ketus Edmund sembari memakai jubahnya lagi kemudian pergi meninggalkannya.

”Kau sibuk apa? Sibuk memikirkan Tuan putrimu?” cibir Aaron lagi.

Seketika wajah Edmund langsung memerah dan berteriak, ”Pergi sana! Urus saja urusanmu!”

...~o0o~...

”Sudah sejak dulu Ayah ingin mengatakannya padamu. Tapi, aku tidak pernah menemukan waktu yang tepat. Pada akhirnya aku malah memilih waktu yang terburuk untuk mengatakannya.” ucap Aciel sembari mengendong Ayhner di atas punggungnya.

Wajahnya tampak sangat menyesali apa yang sudah dilakukannya dimasa lalu. Dan Ayhner mampu mengerti alasan mengapa Aciel menunjukkan ekspresi itu padanya. Dia merasa berat untuk mengatakannya namun, dia tetap harus mengatakannya jika tidak ingin terjadi kesalahpahaman.

Aciel mulai menjelaskan, ”Sebenarnya Ayhner, kemampuan penyembuhmu datang saat usiamu 4 tahun. Saat keluarga Hanley datang berkunjung ke mansion Leory, terjadi sebuah kejadian yang tidak diinginkan.”

”... Ada seorang pengkhianat diantara pelayan-pelayan yang bekerja di rumah. Orang itu menangkap dan menyiksa kalian berdua di ruang bawah tanah. Saat itu, kami semua tidak menyadarinya sampai salah satu pelayan mengatakan kalau mereka sama sekali tidak melihat kalian berdua di rumah. Kami semua mencari keberadaan kalian berdua. Aku dan Tuan Hanley pergi ke ruang bawah tanah untuk memastikan. Dan ternyata kalian berdua memang ada di sana.”

”... Orang yang sudah menangkap kalian berdua ditemukan mati dengan luka tusukan di jantungnya. Sementara kau dan Tuan muda Hanley baik-baik saja. Akan tetapi, Tuan muda Hanley tampak terluka parah. Saat Ivonne memeriksa, luka yang ada di tubuh Tuan muda Hanley sudah sepenuhnya sembuh. Namun, luka yang ada di tanganmu tidak sembuh sama sekali. Saat itulah kau menjelaskan kalau, kau sudah menyembuhkan Tuan muda Hanley menggunakan darahmu. Awalnya aku tidak percaya itu. Tapi, kau terus bersikeras untuk mengakui kemampuanmu. Yah, karena saat itu, bagiku kau hanya terlihat seperti anak kecil yang polos dan lugu.”

Aciel tiba-tiba berhenti dan membuat Ayhner merasa penasaran. ”... Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?” ucapnya.

”Kemudian yang terjadi adalah penyerangan monster yang terjadi secara mendadak. Saat itu kau dan Chloe sedang pergi keluar kemudian menemukan beberapa orang yang terluka. Dengan tanpa rasa takut, kau merobek tanganmu sendiri dan meneteskan darahmu pada orang yang terluka. Andai saja kau tahu, betapa paniknya Chloe saat melihatmu melukai tanganmu sendiri demi menyembuhkan orang yang terluka.”

”... Lalu, berita tentang kemampuan penyembuhmu mulai menyebar. Ada banyak orang yang datang ke mansion Leory untuk diobati. Aku sudah berusaha untuk menyembunyikanmu tetapi, kau malah pergi mengobati mereka saat keadaanmu tidak baik. Kau terlalu memaksakan diri sampai akhirnya kau sakit dan mengalami koma selama sebulan.”

Ayhner memikirkannya lagi. Entah mengapa dia merasa tidak pernah mengalami semua hal yang diceritakan olehnya. "... Kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Terakhir kali, aku hanya mengingat kejadian saat Ibu mengorbankan dirinya untuk ku.”

Aciel tertawa sedikit. ”... Aku merasa sangat lega karena kau tidak mengingat kejadian itu lagi setelah kau sadar kembali. Setelah itu, aku berusaha menyembunyikanmu selama beberapa tahun sampai keadaannya membaik. Tetapi, setahun kemudian, monster itu datang menyerang kalian dan membunuh semua orang di sana termasuk Chloe. Apalagi, saat aku tidak ada di sana.”

Ayhner ingat kejadian saat monster itu menyerang. Seperti yang Luois katakan saat itu, Alzert datang dengan penuh luka ke tempat tinggal mereka. Alzert ingin memakannya saat itu untuk menyembuhkan seluruh lukanya. Namun, dia malah menikam Chloe dari depan dan kemudian mencabut jantungnya keluar. Saat itu sia benar-benar marah sampai dia mengambil sebuah pisau yang ada dibawah meja kemudian menusuknya ke jantung Alzert sampai membuatnya mati. Namun, sebelum mati, Alzert menanamkan benih monster pada tubuh kecil Ayhner dengan cara menggigit lehernya. Secara langsung, virus monster itu menyebar sehingga membuatnya harus merasakan kematian sesaat.

”Kenapa kau hanya diam saja sejak tadi?” Aciel mencoba bertanya.

Dengan cepat Ayhner langsung membuang wajah karena tidak ingin salah paham kemudian berkata, ”Untuk apa?! Sebaiknya jalan saja!”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!