Episode 2

Sebuah peluru melesat dengan cepat ke arah Ayhner yang belum siap menerima serangan itu. Dia terlalu terfokus pada peluru yang sedang melesat ke arahnya hingga dia tidak sempat untuk menghindar. Kalau saja peluru itu bisa mengenainya, sudah pasti jantungnya akan berlubang dan dia akan tewas di tempat apalagi, harus ditonton oleh puluhan orang di sekitar sini. Dia sendiri tidak tahu mengapa laki-laki ini mencoba membunuhnya padahal dia sudah membantunya terhindar dari dibunuh oleh Ayahnya sendiri.

Tiba-tiba muncul peluru yang lain dari arah samping kemudian bertabrakan dengan peluru yang lain. Ledakan kecil terjadi tepat di depan mata Ayhner sebelum akhirnya Ivonne dengan cepat bergerak untuk melindunginya dari cahaya yang bisa membuatnya buta selama beberapa saat. Dia menariknya dan menutup kedua mata Ayhner dengan telapak tangannya.

Peluru asing itu berasal dari senjata milik Aciel yang selalu membawanya kemana-mana saat sedang di luar. Tidak hanya itu dia juga seorang polisi militer yang nyawanya mungkin sedang diincar oleh sebagian orang. Kemampuannya yang hebat dalam menggunakan senjata api, membuatnya direkrut menjadi kapten dari kelompok Anjing Ratu.

Eldric mencoba membantu mereka dengan menendang senjata milik lelaki hingga terlepas kemudian memaksanya untuk berlutut serta menahan kedua tangannya. Dalam posisi seperti itu, dia pasti merasa kesakitan pada bagian tulangnya. Bahkan beberapa persendiannya mengeluarkan suara yang membuat ngilu siapa pun yang mendengarnya. Kesabaran Eldric habis. Setelah zombi muncul di mansionnya, dia semakin tidak tahan jika ada seseorang yang mencoba saling membunuh di sini dan semakin memperburuk pemandangan.

”Apa yang terjadi?” Ayhner tampak kebingungan setelah Ivonne melepaskan tangannya yang menutup matanya. Dia penasaran, mengapa laki-laki itu bisa duduk berlutut pasrah di tengah-tengah semua orang seolah dia adalah tahanan yang akan dihukum mati.

”Ayhner, kau baik-baik saja kan?” Ivonne tampak cemas dan terus memperhatikannya dengan teliti.

Ayhner mengangguk. ”Tapi, ada apa dengan laki-laki itu? Kenapa dia seperti itu?”

”Gerakan bagus Tuan Hanley. Izinkan aku untuk menginterogasinya.” Aciel berjalan mendekati lelaki sembari menatapnya dingin. Tatapan itulah yang membuat beberapa orang terintimidasi saat sedang berbicara dengannya.

Aciel duduk berlutut di depan laki-laki kemudian bertanya, ”Kau sadar apa yang sudah kau lakukan tadi? Kenapa kau mencoba membunuh Putraku?”

Laki-laki itu berdecak kesal, mengalihkan perhatiannya seakan tidak ingin menjawab pertanyaannya. Semua orang sepertinya asik menonton pertunjukkan yang tidak perlu mengeluarkan biaya. Apalagi, pertunjukan ini sama sekali tidak terkait dengan skenario yang telah dibuat oleh seseorang untuk mereka.

Selama beberapa saat, laki-laki itu tetap menunjukkan sikap yang sama dan enggan untuk menjawabnya. Karena merasa diabaikan hanya karena satu pertanyaan kecil, membuat Aciel menjadi semakin marah.

Dia berdiri kembali dan kali ini, dia tidak akan menggunakan cara yang lembut untuk menginterogasinya. ”Aku tanya sekali lagi, apa alasanmu mencoba membunuh Putraku?”

Aciel memberikannya kesempatan kedua. Namun, laki-laki itu tetap tidak menjawabnya. Lama kelamaan, kesabarannya pun habis. Dalam satu kali gerakan cepat yang hitungannya tidak sampai satu detik, Aciel menendang wajah laki-laki itu hingga membuatnya terlepas dari pegangan Eldric dan terhempas ke sisi penonton. Semua orang berteriak ketakutan. Beberapa ada yang menjauh dan beberapa ada yang langsung pergi karena ngeri dengan pertunjukan yang seperti ini.

Ada bercak darah yang membentuk garis. Tampaknya, mulut dari laki-laki itu mengeluarkan darah hingga beberapa giginya patah dan terlempar keluar. Bekas merah langsung terbentuk di pipi kirinya. Matanya terpejam sebelah karena otot wajahnya yang mulai membengkak perlahan.

Aciel berjalan mendekat. Keberadaannya seolah menjadi ancaman kematian bagi laki-laki yang menjadi targetnya. Entah dia harus sampai babak belur atau tidak. Tapi, laki-laki ini tidak menunjukkan penyesalan sedikitpun saat mencoba bangkit kembali dari posisi tidurnya.

”Kau masih tidak ingin menjawabnya?”

Laki-laki itu tetap terdiam seakan tidak takut dengan pukulan atau tendangan yang dilakukan Aciel nanti. Dia seperti orang yang sudah siap untuk mati dan tidak akan menyesal jika harus mati dengan cara paling menyakitkan seperti ini.

Ayhner yang melihatnya menghela nafas. Kalau sudah seperti ini, dia tidak akan mengakui kalau Aciel adalah Ayahnya. Sebelum pukulan kedua diluncurkan, dengan cekat Ayhner berkata, ”Ayah! Memalukan sekali! Sudah hentikan! Saat itu aku membunuh Ayahnya karena dia terinfeksi penyakit monster. Tapi, orang ini terus mencoba melindunginya meski Ayahnya berulang kali ingin memakannya.”

Semua orang mendengarkan dan terdiam. Tidak di sangka, mereka semua bisa mendengar secara langsung kisah tentang dia spesies manusia yang mengerikan dan selalu berakhir tragis. Mereka juga tidak percaya kalau laki-laki yang babak belur ini mencoba untuk melindungi salah satu spesies manusia.

”Kau, anak sekecil dirimu, bagaimana bisa membunuh seseorang dengan mudahnya?! Apakah kau tidak pernah sadar kalau kau sudah melumuri tanganmu dengan darah orang yang tidak bersalah sama sekali?!” bentak laki-laki.

Ayhner terdiam seakan merasa bersalah karena telah membunuh orang yang disebut oleh laki-laki ini. Dia mendadak suram, menyesali apa yang sudah dilakukan selama ini.

Aciel tak terima. Dia kembali menendang wajah laki-laki itu dengan sadis dan berkata, ”... Tidak ada yang menyuruhmu bicara seperti itu. Pertanyaanku sudah terjawab dan kau berhak untuk diam.”

Ayhner yang semula terlihat suram, mulai menarik tersenyum seringai dan mengangkat kepalanya kembali, menatap laki-laki itu tanpa rasa penyesalan sama sekali.

”Benar sekali! Aku membunuh mereka yang tidak bersalah sama seperti yang mereka lakukan pada orang-orang yang juga tidak bersalah. Tujuanku melakukan ini adalah untuk membalaskan dendam orang-orang yang mati secara sia-sia dan mengembalikan ketenangan dunia dari spesies-spesies yang tidak diinginkan.”

Laki-laki itu menyeringai. ”... Ternyata aku benar, ya. Manusia itu, lebih kejam dari Monster.”

...~o0o~...

Setelah kejadian itu, Mansion Hanley menjadi perbincangan semua orang. Beberapa tidak menyangka kalau di sana muncul zombi yang sudah memangsa satu orang di sana. Dan beberapa yang lain takjub dengan cara Ayhner membunuh zombi. Laki-laki yang mencoba membunuh Ayhner, juga sudah diserahkan pada polisi. Dia sedang diinterogasi dengan alasan melindungi monster yang berbahaya. Eldric pun juga menjadi sorot perhatian. Ketika dia baru saja sampai di depan sebuah toko minuman, beberapa orang langsung membicarakan dirinya.

Sangat bising. Dia tidak pernah tahan dengan semua kebisingan yang ada di luar rumahnya. Dia menurunkan topinya, berharap tidak ada yang mengenalinya di tengah keramaian. Apalagi, saat ini dia datang sendiri dan tidak menemukan ada satu orang pun yang berasal dari mansionnya.

Semuanya berubah saat dia mendengar suara lonceng berbunyi dari pintu yang sedang terbuka. ”... Oh, Eldric! Kau datang ke tempat kecil ini?”

Suara ini, Eldric merasa seperti pernah mengenalnya. Tidak salah lagi, suara ini adalah suara milik Ayhner yang baru saja keluar dari toko minuman. Dengan cepat dia langsung menatapnya. Ayhner masih memakai pakaian sederhana dan jubah hitamnya yang seolah menjadi pakaian sehari-harinya.

”Kau ada di sini?”

”Kenapa memangnya? Aku sering kemari. Kau tidak pernah melihatku ada di sini? Atau mungkin, kau sengaja mengikuti jejak ku dan berhenti di sini?” Ayhner mulai curiga.

Eldric menghela nafas. ”... Ya, kau bisa menganggapnya seperti itu. Kedatanganku ke sini adalah untuk berterima kasih padamu.” dia memberi jeda. ”... Terima kasih karena berkatmu, telingaku menjadi bising. Sangat mengganggu sampai aku ingin mengakhiri hidupku. Aku tidak tahu hukuman apa yang pantas aku jatuhkan untukmu.”

”Oh, maaf? Apakah itu pujian atau ancaman? Kali ini aku tidak bisa membedakannya.”

”Itu adalah keduanya. Terserah kau ingin menganggapnya apa.”

”Aku tidak akan menganggap itu keduanya. Kalau sudah selesai, aku akan pergi. Hari ini aku cukup sibuk!” Ayhner mulai berjalan pergi meninggalkan tanpa dihentikan oleh siapa pun. Eldric juga tidak mengatakan apa pun setelah itu.

Namun, dia menemukan sesuatu yang membuatnya harus menghentikan langkah Ayhner saat itu juga. Dia melihat sesosok mayat yang terlempar dari udara dan akan menimpa Ayhner jika dia tidak segera menghindarinya.

Dengan cepat, Eldric langsung menariknya menjauh dari tempat berdiri sebelum akhirnya, mayat itu terjatuh ke tanah dengan tubuh bagian depan yang mendarat lebih dulu. Wajahnya hancur, menimpa permukaan tanah. Darahnya berada di sekitarnya. Kejadian itu, membuat Ayhner langsung menatap ke atas. Benar saja, di salah satu bangunan tinggi, dia melihat sesosok manusia berjubah hitam yang menjadi orang dibalik semua ini. Pada bagian punggung mayat itu, tertulis sebuah tulisan yang mirip dengan sebuah pesan singkat.

”Mari kita bertemu di Hotel Mulberry di lantai paling atas.”

...~o0o~...

”Haah, si tua itu beraninya menggunakan cara anti Mainstream untuk mengundangku ke acara pertemuannya.” ucap Ayhner memeriksa mayat yang mendarat tepat di depannya.

”Bukankah itu mayat sungguhan?” Eldric mulai waspada. Namun, dia juga merasa sedikit aneh pada mayat itu. Semua orang juga sudah menghindar. Mereka tidak menduga bahwa akan datang kejutan yang benar-benar tidak terduga di kota ini.

Ayhner menoleh ke arah Eldric menatapnya dengan bingung seakan tidak mengerti dengan pertanyaannya. ”... Apa yang kau maksud? Tentu ini bukan mayat sungguhan. Orang tua itu hanya menggunakan cara yang tidak biasa untuk mengundangku ke acara pertemuannya.”

Dia mengangkat tangan mayat itu kemudian melepasnya. Tampak jelas, ada beberapa kapuk yang jatuh dari dalam lengan dan untaian benang bekas jahitan yang sudah dibuat sangat rapi.

”Ini hanya boneka saja. Kau bisa melihat ada yang aneh di sini kan? Darah hanya ada di kepalanya tapi tidak di seluruh tubuhnya. Kepalanya juga palsu. Semua ini hanya boneka.” Ayhner menghela nafas. ”... Haah, harusnya kau tidak perlu repot-repot menarik ku. Aku bisa mengatasi ini sendiri.”

”Lalu, bagaimana dengan darahnya?”

”Dia mengisi kepala boneka itu dengan jus stroberi dan membungkusnya dengan plastik yang sangat tipis. Jadi, saat boneka ini, terbanting ke tanah, plastik itu pecah dan membuat efek darah seperti ini.”

Eldric terdiam, dia mengerti yang Ayhner katakan. Dan dia juga penasaran siapa yang sudah membuat semua ini. ”... Lalu, siapa yang akan kau temui di hotel mulberry? Apakah orang yang cukup berbahaya seperti laki-laki yang mencoba menyerangmu waktu itu?”

Ayhner berkedip beberapa kali. Rasanya ada yang aneh dengan pertanyaan yang diajukan Eldric padanya. Benar-benar aneh bahkan terdengar absurd. Dia mengira kalau Eldric telah berdusta tentang pertanyaannya dan tidak akan mengakuinya setelah dia menjawabnya.

”Kau tidak akan berbohong kan?”

”Apa maksudmu?”

”Pertanyaanmu barusan? Apakah aku tidak salah dengar? Kau bertanya seolah kau mengkhawatirkanku.”

”Aku bertanya bukan berarti aku mencemaskanmu. Aku hanya bertanya saja.”

”Benarkah? Entah mengapa aku tidak percaya.”

Ayhner mulai berjalan meninggalkannya. Namun, baru saja beberapa langkah, Eldric yang melihatnya dari belakang terkejut karena melihat Ayhner yang tampak kesakitan pada bagian dadanya. Dia bahkan sampai jatuh berlutut dari posisi berdirinya seakan menandakan bahwa rasa sakit yang dialaminya ini benar-benar sungguhan.

”Ada apa denganmu? Apakah ada bagian yang sakit?” ucap Eldric mulai cemas.

”Sakit sekali. Dadaku, terasa terbakar.”

Ucapan Ayhner terdengar sangat meyakinkan dan membuat Eldric semakin merasa cemas. Dia mencoba menyentuh dada Ayhner dan memeriksa detak jantung serta denyut yang ada di lehernya. Selama beberapa saat, Ayhner terus mengerang kesakitan. Semakin membuat Eldric kebingungan dengan keadaannya.

”Sebenarnya kau sakit apa?”

”Sakit, sakit sekali— tapi bohong.”

”....?”

Eldric terkejut bukan main. Dalam sekejap, wajah Ayhner terlihat biasa-biasa saja seperti tidak sedang sakit apa pun. Matanya berkedip beberapa kali, memastikan bahwa ini adalah kenyataan. Dan ternyata, dia benar-benar sudah ditipu olehnya.

”Jangan main-main soal penyakit! Kau berbohong demi mendapatkan perhatianku kan?!” Eldric mencengkram kedua kerah pakaian Ayhner hingga mengguncang guncangkanya.

”Aahh, jangan salahkan aku. Aku hanya ingin memastikan ucapanmu. Kau bilang kau bertanya bukan berarti kau cemas. Aku pikir kau betulan seperti itu tapi, ternyata tidak sepenuhnya betul. Sekarang aku sudah bisa melihatnya.” ucap Ayhner sembari berdiri dan melangkah menjauhinya. ”... Baiklah, aku akan pergi. Oh iya, dan juga, berhati-hatilah untuk malam hari. Monster atau zombi, bisa saja tinggal di rumahmu.”

Nggak percaya.

Ayhner benar-benar pergi. Entah mengapa, Eldric merasa suasananya berubah menjadi sunyi kembali. Laki-laki pendiam seperti dirinya tidak akan pernah membenci kesunyian dalam dirinya dan selalu membenci kericuhan yang terjadi di sekitarnya. Namun, entah mengapa kepergian Ayhner yang sementara, membuatnya merasa kesepian seolah dirinya tinggal sendirian di dunia yang kacau ini.

Eldric memasukkan tangan kanannya ke dalam saku jasnya. Tanpa sengaja, dia menemukan secarik kertas yang asalnya belum diketahui olehnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung membuka lipatan kertas lusuh yang sepertinya terdapat tulisan di dalamnya. Kemudian dia mencoba membacanya dengan hati-hati agar dia bisa mengerti maksud dari kertas ini.

”Pukul 8 malam, datanglah ke jembatan katedral!”

Hanya itu yang tertulis di dalam kertas. Tidak ada tertulis nama orang yang sudah menulisnya. Satu-satunya yang ada di pikiran Eldric saat ini adalah keberadaan Ayhner yang mungkin saja sudah mengetahui hal yang akan terjadi nanti dan yang mungkin sudah menaruh kertas itu di dalam sakunya ketika mereka berdua saling berdekatan.

”Apa maksudnya ini? Dia memintaku untuk datang ke sana? Tapi untuk apa?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!