14.Aturan Gila

Meja bundar disalah satu sudut Kafe ternama di kota itu kini sudah dikelilingi empat muda-mudi dengan ekspresi wajah mereka masing-masing.

Dan orang yang paling semangat diantara mereka berempat sudah pasti Bagas dan Nevika, karena mereka berdua adalah pelopor dari permainan gila yang akhirnya kini bisa terlaksana juga sesuai dengan harapan mereka.

"Okey, aku rasa kita berempat sudah saling mengenal bukan? jadi sepertinya kita langsung masuk kedalam persyaratan inti saja gimana?"

Karena mereka semua hanya saling pandang tanpa mau ada yang berbicara duluan, akhirnya Bagas yang membuka suara terlebih dahulu, karena memang dialah orang pertama yang menemukan ide gila ini.

"Hmm."

Arsen pun tipe orang yang nggak suka basa-basi, jadi dia pun langsung menyetujuinya saja tanpa mau membuang waktu.

"Aturan pertama, kita melakukan pertukaran pasangan ini hanya dalam kurun waktu satu bulan saja." Ucap Bagas selanjutnya.

"Setuju, tidak kurang ataupun tidak lebih, jadi tidak ada yang boleh mengakhiri semuanya terlebih dahulu sebelum batas waktunya habis."

Ucap Nevika yang langsung ikut menimpali syarat dari Bagas.

"Huft."

Sedangkan Arsen dan Embun kompak menghela nafas panjang mereka sambil menyandarkan punggung mereka masing-masing yang terasa berat di bahu kursi, apalagi mengingat kejadian sebelum kedatangan mereka kesini, semua rasa kesal dan benci seolah campur aduk menjadi satu.

"Aturan kedua dan yang paling penting, adalah kita harus bersikap dingin kepada pacar asli kita." Imbuh Bagas kembali.

Duar!

Arsen dan Embun kembali kompak, menegakkan tubuh mereka masing-masing sambil menatap Bagas dengan tatapan kesal.

"Aturan macam apa ini?"

Arsen dan Embun tidak menyangka jika masih ada aturan lain juga.

"Iya, kenapa harus begini, kita bukannya musuh bukan?" Ucap Embun yang ikut terkejut juga pastinya.

"Tapi inilah aturannya." Jawab Bagas dengan santai.

"Kamu sengajakan ingin mengambil keuntungan disini?" Tuduh Arsen yang memang sebenarnya benar adanya.

"Bukan begitu Arsen, tapi kalau sikap kita masih seperti pasangan semula, permainan ini tidak akan seru, cemistri diantara kita nggak akan dapat!" Bagas mulai mengeluarkan pikiran cerdiknya.

"Tapi kan---"

"Sudahlah sayang, hanya satu bulan saja okey, semua akan kembali seperti semula setelah satu bulan berlalu, anggap saja kita sedang dalam tahap mempelajari karakter dari masing-masing pasangan, okey?"

Dan Nevika langsung mencoba menenangkan Arsen, agar semuanya tidak menjadi lebih rumit dan panjang urusannya.

"Aish, ya sudahlah!"

"Kamu juga setuju kan sayang?" Giliran Bagas meminta pendapat dari Embun, kekasih aslinya.

"Suka-suka hati kalian sajalah, yang penting kalian senang!" Jawab Embun dengan ketus.

"Yank.. kok gitu ngomongnya, sabar dong, kan cuma satu bulan, biasanya kamu yang selalu nasehatin aku untuk sabar dalam menghadapi segala tantangan yang ada, ya kan?"

"Ini lain ceritanya, hubungan kita nggak ada masalah, tapi kalian yang sengaja cari masalah." Jawab Embun yang masih tidak habis pikir.

"Ini bukan sebuah masalah sayang, ini hanya semacam uji coba aja loh?"

"Hubungan itu harusnya setia, bukan coba-coba, jika sampai Tuhan marah, kalian berdua yang akan menanggungnya." Embun seolah mengeluarkan kata-kata keramatnya.

"Embun sayang, jangan gitu dong ngomongnya, kamu kok malah jadi nyumpahin kami sih?" Bagas langsung protes.

"Nggak baik doain orang jelek Embun." Dan Nevika pun ikut-ikutan tidak terima jadinya.

"Terserah kalian saja, atur aja sesuka kalian! sekarang apa masih ada yang harus dibahas? kalau enggak aku mau pulang saja." Dia seolah sudah nggak mood lagi berada diantara mereka.

"Udah selesai sih, tapi aku dan Nevika mau pergi ke suatu tempat, trus kamu pulangnya gimana?"

"Aku masih punya dua kaki yang sempurna, kamu tidak perlu khawatir, aku bisa pulang sendiri." Jawab Embun yang langsung menenteng tas miliknya.

"Jangan pulang sendiri Embun, kamu kan nggak bawa mobil, Arsen kamu antar Embun pulang sekalian ya?"

"Aku?" Arsen sedikit kaget, seolah masih belum terbiasa berduaan dengan wanita lain.

"Iya dong, permainan ini kita mulai hari ini, jadi start hari ini aku jadi kekasih Nevika, kamu jadi kekasih Embun, sampai satu bulan kedepan, okey?" Bagas begitu mantap menjawabnya.

"Huft... ya sudahlah."

"Kalau begitu kita mau pergi dulu ya, kalian pulang bareng aja, biar bisa mengenal lebih dekat satu sama lain."

"Loh?" Embun dibuat keheranan sendiri, dia yang pamit lebih dulu, tapi kenapa mereka yang malah pergi duluan pikirnya.

"Bye-bye, sampai jumpa satu bulan kedepan!"

Mereka berpamitan seolah-olah tidak akan bertemu dengan pacar asli mereka setiap harinya, padahal mereka semua satu Kantor, hanya saja setelah ini mereka akan saling cuek, seolah tak mengenal pacar asli mereka masing-masing.

"Gila, mereka bahkan langsung berjalan sambil berpelukan, kayak sudah pacaran lama aja." Umpat Arsen saat menatap kepergian mereka yang semakin menjauh dari pandangannya, dia seolah masih merasa dongkol saat melihat mereka berdua sudah terlihat begitu mesra.

"Padahal permainan baru saja dimulai, tapi mereka sudah memerankan peran mereka masing-masing seperti kekasih asli, ini sungguh permainan gila!" Embun pun hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

"Mungkin mereka memang sengaja."

"Eherm... sudahlah biarkan saja, kepalaku sudah terlalu pusing memikirkan mereka berdua." Embun langsung bangkit dan ingin meninggalkan tempat itu.

"Kamu mau kemana?"

"Pulanglah, masak iya kita meratapi nasip sedih kita disini, mau apa diketawain orang?"

"Iya juga, kalau begitu ayo aku antar pulang."

"Rumah kita bukannya lawan arah, nanti kamu harus bolak-balik lagi, aku nggak papa kok pulang sendiri."

"Nggak papa, aku sudah terbiasa bolak-balik nganterin Nevika juga, jadi nggak masalah, pasti mobilku sudah diantar sama pihak Bengkel, tadi aku menyuruhnya membawa mobilku kemari."

"Sungguh pak Arsen, nanti aku malah jadi ngrepotin lagi." Ucap Embun yang merasa tidak enak hati.

"Jangan panggil aku pak, kita bukan di Kantor sekarang?" Arsen semakin canggung jika dipanggil seperti itu.

"Baiklah."

"Lagian mereka juga pergi berdua, jadi sebaiknya kita juga pulang berdua, emangnya cuma mereka aja yang bisa." Seolah ada dendam dadakan diantara mereka.

"Hmm."

Dan akhirnya Embun hanya menggangukkan kepalanya saja dengan senyum canggungnya.

Embun dan Arsen memang sudah saling mengenal satu sama lain, tapi hanya sekedar kenal dalam hal pekerjaannya saja, bahkan mereka belum pernah saling mengobrol secara pribadi sebelum kejadian ini.

Mereka berdua sama-sama ketua bagian, namun beda divisi, jadi kalau meeting dengan semua ketua bagian, mereka juga bertemu tapi hanya saling menyapa biasa saja.

Jika kamu belum ada niat untuk menghalalkan seseorang, jangan pernah sekali-kali kamu membuat mereka jatuh cinta terlalu dalam, karena mungkin mereka akan kuat dalam sebuah penantian, tapi hatinya tidak akan pernah siap untuk dijadikan sebuah Permainan.

Terpopuler

Comments

Eni Istiarsi

Eni Istiarsi

baca karya othor satu ini beneran menguras emosi 😁

2023-06-05

0

Diank

Diank

Semoga saja doanya Embun langsung dijawab Allah, mereka yang berbuat mereka pula yang menanggung akibatnya

2023-05-31

1

Ghina Novita

Ghina Novita

mantap sekali kak iska ❤️🤗

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!