Chapter 15 : Perpustakaan Suci

Sebuah ruangan yang sangat besar terlihat didepan mata mereka. Sebuah ruangan yang biasa mereka kunjungi setiap hari di akademi, tetapi ini jauh lebih besar dan menakjubkan.

“Yup. Selamat datang di Perpustakaan Suci Jailolo. Rumah dimana seluruh ilmu pengetahuan rahasia di Tierra Hyuma tersimpan secara rapi,”

“Whoa… ini, luar biasa,” ungkap Anna dengan mulut menganga. Sementara itu, Dwi tidak mampu berkata apa-apa.

“Disini, semua ilmu pengetahuan yang tidak tertulis di dalam perpustakaan mana pun di seluruh Tierra Hyuma ini, ada di ruangan ini.” Kata siswa berambut putih itu.

Mereka berdua benar-benar kagum melihat luasnya perpustakaan itu. Mereka berjalan perlahan ke depan sambil menengok ke berbagai arah. Tak lama berselang terdengar suara seorang gadis kecil dari arah tangga depan.

“Wado ada apa ini… Eh Kak Aldy,”

Dia adalah seorang gadis kecil yang secara fisik berusia 10 tahunan, namun mereka tidak mau menduga-duga usia sebenarnya. Gadis itu bermata biru dan berambut pirang sangat panjang. Ia mengenakan sebuah dress berwarna biru muda yang menyerupai jubah. Ia berlari ke arah siswa berambut putih itu.

“Eh… Tia… Ini, mereka dua orang yang kita tunggu selama ini,” kata siswa itu.

Mendengar hal itu, Anna kebingungan dengan apa yang sebenarnya ia bicarakan.

“Eh tunggu, kalian menunggu kami? Lantas, kalian ini siapa sebenarnya?” tanya Anna kebingungan.

Siswa berambut putih itu pun akhirnya memperkenalkan dirinya bersama dengan anak itu.

“Namaku Aldy Heraldy, ketua kelas Da, penyihir muda dari Tanah Siak. Dan ini Mutiara, penjaga Perpustakaan Suci Jailolo.”

“Hehe… Salam kenal kakak,”

Mendengar hal itu membuat Anna dan Dwi terkejut. Ternyata itulah identitas asli mereka sebenarnya.

“Ehh?”

Aldy pun mengajak mereka untuk duduk di sebuah meja bundar dekat dua rak buku besar sambil ditemani secangkir teh buatan Mutiara.

“Uhm… Enaknya. Mutiara jago bikin teh juga ternyata,” puji Anna.

“Hehe… gak juga kok, kak.” jawab Mutiara merendah sambil menggaruk belakang rambutnya.

“Aldy, sebenarnya apa maksud dari semua ini? Kenapa kalian menunggu kami dan menyebut kami sebagai ‘sang penyelamat’ Tierra Hyuma? Emangnya apa yang akan terjadi dengan dunia ini?” tanya Dwi langsung. Orang itu memang senang bertanya to the point daripada basa-basi.

“Senang kau bertanya, aku baru saja akan menjelaskannya sekarang. Tia, bisa kau bawakan catatan-catatan itu?” jawab Aldy sambil menyuruh Mutiara membawakan sesuatu.

“Baik kak, Hyaa…”

Mutiara membawakan apa yang Aldy suruh, sekumpulan catatan berwarna kecoklatan yang sedikit berdebu. namun ia menggunakan sihir telekinesis untuk membawanya. Hal itu pun kembali menarik perhatian Anna. Aldy pun kemudian membuka sebuah lembaran.

“Inilah sebab kenapa aku memanggil kalian kemari, dan yakin bahwa kalian adalah ‘sang penyelamat’” ujar Aldy sambil menunjukkan sebuah tulisan.

“Aduh… lagi-lagi beraksara Rejang.” Anna mengeluh karena tidak bisa membacanya. Sepertinya aksara Rejang merupakan aksara yang paling sering digunakan di Nusantara Alternatif ini.

“Kalau kalian bingung akan kujelaskan. Ini adalah catatan-catatan dari Tidore yang dibuat pasca Perang Tierra Hyuma Raya Keempat. Disini dituliskan bahwa saat perang besar itu hampir berakhir, terjadi sebuah insiden besar akibat human error yang hampir memusnahkan seluruh umat manusia di planet ini,” Aldy menjelaskan.

“Maksudnya?” tanya Dwi.

“lanjut kesini. Semua berawal dari sini.” Aldy mengambil lembaran lainnya.

“Disaat semua negara mau berdamai untuk menghentikan perang besar, ada sebuah laboratorium biologi milik Kekaisaran Zongu yang tadinya ingin digunakan dalam perang terpaksa ditutup dalam waktu dekat. Di dalamnya ada beberapa tabung air yang berisi makhluk-makhluk buatan yang awalnya dikembangkan untuk tujuan militer. Tetapi karena perang akan berakhir mereka pun terpaksa menutupnya. Namun sialnya, salah satu tabung air tersebut pecah dan makhluk yang ada di dalamnya lepas. Namanya Azazel. Dia bukan sekedar makhluk biasa, tetapi makhluk yang sangat kuat dengan kemampuan sihir yang dahsyat. Ia pun menghancurkan empat tabung air lainnya dan menjadikannya Elder, Ika, Zui, Tori, dan Tiator,”

“Oh, setelah itu pasti mereka…” Anna berusaha menebak dan ternyata benar.

“Yup, menghancurkan kota. Tapi bukan hanya itu. Azazel juga mencuri beberapa naskah kuno di kota itu dan menemukan sesuatu yang besar. Sebuah senjata kuno yang terpendam di kedalaman Laut Banda. Sebuah alat dengan sihir yang sangat kuat yang mampu mengendalikan seluruh makhluk hidup di Tierra Hyuma ini, Piramida Esa. Pasti dia akan membangkitkan alat itu.” jelas Aldy.

“Terus sekarang dimana keberadaan Azazel dan keempat Eldernya itu?” tanya Dwi.

“Dia sempat pergi menuju Laut Banda, namun tertahan oleh para pasukan penyihir di Jailolo. Pertempuran pun tak terelakan. Azazel dan keempat Eldernya mundur dan melarikan diri ke langit.” jawab Aldy.

“Lah, kalau begitu bagus dong, dia pasti kapok dengan serangan pasukan sebanyak itu,” ujar Anna sembrono, namun Aldy membantahnya.

“Maaf, tapi aku tidak bilang ini sudah selesai,”

Anna pun terdiam mendengar hal itu. Aldy pun lanjut menjelaskan.

“Azazel melarikan diri ke langit, tapi dia bersumpah akan kembali ke tanah ini bersama dengan keempat Eldernya dengan kemampuan yang jauh lebih dahsyat. Memang kita menang pada saat itu, tapi Jailolo luluh lantak akibat serangannya, dan membutuhkan waktu berbulan-bulan agar pulih kembali. Aku tidak bisa bayangkan jika ia kembali lagi dengan kemampuan yang lebih kuat, bagaimana nasib kota ini, atau bahkan dunia ini,”

Anna dan Dwi hanya bisa terdiam mendengarnya. Niat mereka untuk mencari jalan keluar malah tertahan oleh sesuatu yang sangat rumit dan membahayakan.

“Tetapi, nasib baik mungkin masih berpihak pada kita,” ujar Aldy.

“Maksudnya?” tanya Anna.

“Sesaat setelah Azazel melarikan diri, sebuah catatan yang ia pegang terlepas dan kami berhasil mendapatkannya. Dan ternyata itu adalah naskah kuno yang ditulis oleh cenayang ribuan tahun silam. Kami berhasil menerjemahkan manuskrip naskah itu yang menjelaskan, ‘akan ada dua orang asing yang turun kemari dan menyelamatkan dunia dari suatu bahaya yang sangat besar’, dan kami percaya bahwa keduanya adalah kalian, Anna Sahilatua dan Dwi Septianto,” jelas Aldy.

Keduanya tidak terlalu paham apa yang Aldy jelaskan. Namun mereka menarik sebuah kesimpulan, ‘mungkin mereka adalah penyelamat dunia paralel ini’. Memang awalnya mereka tidak terlalu yakin, namun hal ini terpaksa mereka lakukan karena mungkin apa yang dikatakannya adalah kebenaran. Dan mungkin ini adalah cara agar mereka bisa kembali ke dunia nyata.

“Yosh… Kalian berdua adalah orang-orang terpilih untuk menyelamatkan dunia yang penuh sihir ini,” ucap Mutiara kegirangan.

Mendengar hal itu, Anna tiba-tiba ingat sesuatu.

“…Sihir… Oh iya, Kak Aldy, aku ingin bertanya sesuatu,”

“Hmm?”

“Semua kegiatan di dunia ini menggunakan sihir bukan, Pak Rudy pernah menjelaskan bahwa pada masa peperangan, umat manusia disini cenderung menggunakan teknologi, tetapi pasca perang, eksistensi teknologi itu

seolah-olah hilang dari peradaban. Lantas kemanakah teknologi-teknologi itu?” tanya Anna.

Aldy yang mendengarnya pun tersenyum dan menjawabnya perlahan.

“Penggunaan teknologi…telah dilarang…di seluruh dunia ini,”

Keduanya kaget mendengarnya.

“Apa? Kok bisa?” Anna terkejut mendengar hal itu, sambil menutup mulutnya yang menganga karena kaget.

“Azazel adalah proyek rekayasa teknologi untuk perang. Namun dalam pengembangannya malah menciptakan masalah besar bagi dunia ini. Masyarakat dunia pun mulai alergi dengan teknologi, apalagi setelah mereka lebih suka menggunakan sihir dalam kehidupan sehari-harinya. Dan puncaknya, Asosiasi Bangsa-Bangsa Tierra Hyuma memutuskan untuk melarang penggunaan dan pengembangan teknologi di seluruh negeri di dunia ini,” papar Aldy.

“Oh, jadi begitu, pantas saja,” ucap Anna dalam hati.

Tabir-tabir mulai terbuka. Apa yang sebenarnya terjadi di dunia paralel ini mulai nampak terlihat jelas. Anna dan Dwi benar-benar menjadi ‘harapan besar’ bagi dunia ini. Mau tak mau mereka pun harus mengikuti jalannya kehidupan mereka disini. Namun apakah ini merupakan cara agar mereka bisa kembali ke dunia nyata?

Episodes
1 Prolog : Dunia Sihir, Dunia Paralel
2 Chapter 1 : Masa Depan
3 Chapter 2 : Perjalanan di Atas Papan
4 Chapter 3 : Terhempas
5 Chapter 4 : Sebuah Fakta
6 Chapter 5 : Pelatihan Bagian I : Hentakan
7 Chapter 6 : Pelatihan Bagian II : Energi
8 Chapter 7 : Pelatihan Bagian III : Inilah Saatnya
9 Chapter 8 : Cahaya Malam
10 Chapter 9 : Selamat Datang
11 Chapter 10 : Sekolah, Hari Pertama
12 Chapter 11 : Dia Disini
13 Chapter 12 : Terombang-ambing
14 Chapter 13 : Kata dan Frasa
15 Chapter 14 : Kuasa
16 Chapter 15 : Perpustakaan Suci
17 Chapter 16 : Kehangatan, Langit Malam
18 Chapter 17 : Tak Terduga
19 Chapter 18 : Hari H
20 Chapter 19 : Tanah dan Api
21 Chapter 20 : Kemampuannya
22 Chapter 21 : Sesuatu dari Masa Lalu
23 Chapter 22 : Lubuk Hati
24 Chapter 23 : Petarung Kegelapan vs Pemanggil Raksasa
25 Chapter 24 : Burung Api
26 Chapter 25 : Gadis Itu
27 Chapter 26 : Harimau Senyap dari Barat
28 Chapter 27 : The Grim Reaper
29 Chapter 28 : Sabit Merah Darah
30 Chapter 29 : Wangsa Arya
31 Chapter 30 : Ini Pertarungan?
32 Chapter 31 : Amarah Merah
33 Chapter 32 : Hukum Dunia
34 Chapter 33 : Perlawanan
35 Chapter 34 : Kejutan dari Selatan
36 Chapter 35 : Ika, The First Elder
37 Chapter 36 : Perlawanan dan Penyelamatan
38 Chapter 37 : Tangga Cahaya
39 Chapter 38 : Kabar-kabar
40 Chapter 39 : Parang Salawaku
41 Chapter 40 : Doa dan Harapan
42 Chapter 41 : Makhluk Terbang
43 Chapter 42 : Rott, Hantu Hutan
44 Chapter 43 : Kebenaran Tentangnya
45 Chapter 44 : Kampung Halaman
46 Chapter 45 : Zui, The Second Elder
47 Chapter 46 : Ksatria Cempaka dari Barat
48 Chapter 47 : Dua Lawan Empat
49 Chapter 48 : Bahan Bakar
50 Chapter 49 : Pantai Air Manis
51 Chapter 50 : Tirai Cahaya
52 Chapter 51 : Tori, The Third Elder
53 Chapter 52 : Antar Elemen
54 Chapter 53 : Kekuatan Bersama
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Prolog : Dunia Sihir, Dunia Paralel
2
Chapter 1 : Masa Depan
3
Chapter 2 : Perjalanan di Atas Papan
4
Chapter 3 : Terhempas
5
Chapter 4 : Sebuah Fakta
6
Chapter 5 : Pelatihan Bagian I : Hentakan
7
Chapter 6 : Pelatihan Bagian II : Energi
8
Chapter 7 : Pelatihan Bagian III : Inilah Saatnya
9
Chapter 8 : Cahaya Malam
10
Chapter 9 : Selamat Datang
11
Chapter 10 : Sekolah, Hari Pertama
12
Chapter 11 : Dia Disini
13
Chapter 12 : Terombang-ambing
14
Chapter 13 : Kata dan Frasa
15
Chapter 14 : Kuasa
16
Chapter 15 : Perpustakaan Suci
17
Chapter 16 : Kehangatan, Langit Malam
18
Chapter 17 : Tak Terduga
19
Chapter 18 : Hari H
20
Chapter 19 : Tanah dan Api
21
Chapter 20 : Kemampuannya
22
Chapter 21 : Sesuatu dari Masa Lalu
23
Chapter 22 : Lubuk Hati
24
Chapter 23 : Petarung Kegelapan vs Pemanggil Raksasa
25
Chapter 24 : Burung Api
26
Chapter 25 : Gadis Itu
27
Chapter 26 : Harimau Senyap dari Barat
28
Chapter 27 : The Grim Reaper
29
Chapter 28 : Sabit Merah Darah
30
Chapter 29 : Wangsa Arya
31
Chapter 30 : Ini Pertarungan?
32
Chapter 31 : Amarah Merah
33
Chapter 32 : Hukum Dunia
34
Chapter 33 : Perlawanan
35
Chapter 34 : Kejutan dari Selatan
36
Chapter 35 : Ika, The First Elder
37
Chapter 36 : Perlawanan dan Penyelamatan
38
Chapter 37 : Tangga Cahaya
39
Chapter 38 : Kabar-kabar
40
Chapter 39 : Parang Salawaku
41
Chapter 40 : Doa dan Harapan
42
Chapter 41 : Makhluk Terbang
43
Chapter 42 : Rott, Hantu Hutan
44
Chapter 43 : Kebenaran Tentangnya
45
Chapter 44 : Kampung Halaman
46
Chapter 45 : Zui, The Second Elder
47
Chapter 46 : Ksatria Cempaka dari Barat
48
Chapter 47 : Dua Lawan Empat
49
Chapter 48 : Bahan Bakar
50
Chapter 49 : Pantai Air Manis
51
Chapter 50 : Tirai Cahaya
52
Chapter 51 : Tori, The Third Elder
53
Chapter 52 : Antar Elemen
54
Chapter 53 : Kekuatan Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!