Chapter 11 : Dia Disini

Dwi Septianto, seorang siswa baru kelas Ha di Akademi Sihir Nasional Jailolo ini begitu menarik perhatian para murid, khususnya para siswi yang terpesona akan ketampanannya. Rambut pendek dan tatapan matanya yang tajam seolah melelehkan hati para gadis di kelas itu.

Namun tidak dengan Anna. Melihat tatapan matanya dengan rambut pendek itu mengingatkannya akan sesuatu hal yang selama ini ia cari, terlebih lagi dari namanya yang sangat tidak asing lagi. Ia pun secara tidak sadar menggebrak meja dan menunjuk ke arahnya.

“KAU!!!”

Melihat hal itu, Ibu Merida berujar padanya.

“Anna, ada yang salah?”

Semuanya tampak hening dan memperhatikan tingkah laku Anna. Melihat hal itu ia pun kembali duduk di tempatnya.

“Uh… tidak ada, bu. Mohon maaf,” ujar Anna.

Sontak beberapa siswi lainnya pun langsung bisik-bisik membicarakannya.

“Cih, apa-apaan dia itu? Sok asik dah,”

“Tau nih, mentang-mentang dia ganteng, tunjuk orang sembarangan,”

Sementara itu, Dwi menatapnya dengan sinis sembari melontarkan ucapan yang halus tapi terdengar cukup jelas bagi Anna.

“Huff, gadis yang aneh,”

“Hmmm…” mendengar hal itu, pipi Anna memerah dan ia nampak kesal dengan ucapan itu. Tapi Dwi tidak mempedulikannya dan langsung duduk bersama siswa lainnya.

“Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya,” Ibu Merida kembali mengajar.

Sekitar dua jam mereka belajar bahasa dan sastra sampai selesai.

“Baiklah, kita cukupkan sampai disini saja. Saya harap kalian dapat mempelajarinya dengan baik. Terima kasih,” kata Ibu Merida sambil meninggalkan ruang kelas.

Para murid pun terlihat mengemasi alat tulis mereka dan sebagiannya lagi masih sibuk mengobrol bersama temannya. Sementara itu Dwi terlihat mengemasi alat tulisnya dan bergegas meninggalkan ruang kelas. Namun saat di depan lorong kelas itu, Anna menghentikannya dan menghampirinya.

“Hei, kau. Tunggu sebentar,”

Dwi pun berbalik padanya.

“Oh, kau rupanya. Gadis aneh yang menyahutku saat aku sedang perkenalan tadi,” ujar Dwi dengan santainya.

“Hei, jangan panggil aku gadis aneh. Kau sudah kucari kemana-mana dan baru ketemu sekarang, aku mengkhawatirkanmu tau. Dan kita harus segera mencari cara untuk keluar dari permasalahan ini.” kata Anna dengan suara cukup keras.

“Aku tidak tahu apa yang kau maksud itu. Sudahlah, aku pulang dulu, besok masih ada kelas,” Dwi mengabaikannya dan bergegas kembali ke asramanya. Namun hal itu menyebabkan Anna semakin kesal dan merubah gaya bicaranya.

“Ih… Kau tidak mengerti juga? Kenapa kau bertingkah seolah-olah seperti orang lain dihadapan beta, Dwiana Septianti,”

Mendengar kata-kata itu, Dwi kaget dan langsung berbalik. Gaya bicaranya terdengar sangat tidak asing bagi dirinya.

“Tunggu, kenapa kau bisa tau nama itu, dan gaya bicara itu… Tidak mungkin, jangan-jangan kau?”

Anna memegang dadanya dan mengungkapkan identitas aslinya.

“Iya, benar. Beta adalah Alistair Sahilatua, pemimpin Alpha Project Institut Teknologi Ambon,”

“Mustahil, kau, Ali?” Dwi kaget mendengar hal itu.

Ternyata tidak hanya Alistair yang berganti tubuh di dunia ini, Dwiana juga mengalami hal yang sama. Gadis Jawa itu pun kini menjadi seorang lelaki di dunia ini. Entah apa yang terjadi padanya sebelumnya.

“Kenapa kau bisa jadi seperti ini?” tanya Dwi.

“Itulah pertanyaan yang ingin beta tanyakan juga padamu, tapi beta sendiri tidak tahu kenapa.” jawab Anna.

Mereka pun kebingungan dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa mereka bisa terlempar ke dunia ini dan kenapa tubuh mereka bisa berganti. Namun Anna fokus ke dalam pembicaraan sebelumnya.

“Tapi apapun itu, kita harus segera mencari cara agar keluar dari dunia yang aneh ini,” lanjut Anna.

“Hmm.., benar juga. Tapi, ngomong-ngomong…” Dwi memegang dagunya sambil memandangi Anna.

“Eh?” Anna sempat heran dan terdiam. Ia pikir Dwi akan mengatakan sesuatu yang penting, namun ternyata…

“…Kau cantik juga kalau pakai rok,”

“EEEEE????” Dengan muka yang memerah, Anna memegang bagian depan roknya dengan erat. Ia nampak kesal karena Dwi tidak serius.

“KAU INI BISA SERIUS GAK SIH…”

Baru saja ia berucap, Licia datang dan menghampirinya sambil berteriak.

“Oy, My Beautiful Sister Annaaaa….”

Sontak mendengar kata itu, pipi Anna makin memerah karena malu.

“Licia, kenapa kau panggil aku seperti itu?” tanya Anna.

“Eh… emang kenapa?” tanya Licia balik.

Dwi yang mendengarnya sontak menahan tawa.

“Ehem… Beautiful Sister…”

“AAHHH DWIIII…” Anna berbalik ke arah Dwi.

“Eh, tunggu. Anna, kenapa kau berduaan disini bareng Dwi, apa jangan-jangan kau? KYAAAA…” Licia histeris dan riang melihatnya. Ia berpikir bahwa Anna telah menjalin hubungan cinta dengan Dwi.

“APAAA? B-BUKAN M-MAKSUD AKU NTU B-BIKIN…” Anna terbata-bata dalam membantahnya.

“Sudahlah, jangan sok Tsundere deh,” gumam Dwi.

“IHHH KAU JUGAAA…” Anna kembali berbalik pada Dwi.

“Oke, aku tinggalkan kalian berdua disini dulu  ya, semoga makin romantis hubungannya, bye-bye,”  Licia berbalik dan meninggalkan mereka.

“HMMMM….” Pipi Anna terlihat memerah, ia nampak kesal dengan peristiwa itu. Sementara itu Dwi berbalik dan bergegas pulang ke kamarnya. Namun sebelum itu ia berkata sesuatu kepada Anna.

“Sudahlah, aku pulang dulu. Besok cuman satu pelajaran kan? Nanti kita ketemuan di perpustakaan. Semoga ada catatan-catatan yang bisa membantu kita memecahkan misteri ini, dan juga…” Dwi berhenti sejenak sebelum ia melanjutkan ucapannya.

“…jangan beritahukan siapapun mengenai identitas asli kita,”

“Hmm…” Anna mengangguk.

Hari esok pun telah tiba. Hari ini para murid kelas Ha hanya belajar materi physics saja. Dan sesuai janjinya dengan Dwi kemarin, Anna bertemu dengannya di perpustakaan akademi.

Ruangan perpustakaan itu sangat besar dengan tiang-tiang berwarna putih. Terlihat berbagai lemari yang menyimpan banyak sekali buku yang menjelaskan semua hal tentang Tierra Hyuma ini. Terlihat pula lantai yang dipakai sebagai jalan juga dilapisi karpet merah. Mungkin ruangan ini lebih cocok dikatakan sebagai sebuah mansion daripada perpustakaan.

Anna duduk di sebuah meja belajar yang cukup panjang dengan Dwi di sampingnya. Di depannya terlihat sebuah lampu belajar dengan dua buah bohlam seperti yang biasa ada di ruangan rumah orang-orang tajir.

Satu per satu buku mereka buka. Buku-buku tersebut kebanyakan menjelaskan tentang sejarah ilmu sihir dan sejarah berdirinya Kekaisaran Nusantara. Mereka berharap menemukan sesuatu hal yang dapat membantunya untuk keluar dari dunia ini. Namun setelah 2 jam berlalu, hasilnya ternyata masih nihil.

Tetapi ada sebuah hal yang digarisbawahi mereka. Catatan-catatan disini hampir semuanya tidak beraksara latin, melainkan berbagai macam aksara yang ada di Nusantara maupun negara-negara sekitarnya. Hal inilah yang membuat mereka sedikit kewalahan.

“Ahhh… Pening kepala beta…”

Ditengah kondisi kebingungan dan kelelahan itu, Anna pun berbincang dengan Dwi.

“Oh iya, Dwiana…”

“Panggil aku Dwi disini,” ucap Dwi.

“Ah… terserah. Dwi, Aku sudah lama mencarimu, dan tidak kusangka kita bisa bertemu disini. Apa yang terjadi padamu sebelumnya?” tanya Anna.

“Ceritanya panjang, dan kau mungkin tidak akan terlalu menyukainya,” jawab Dwi simpel.

“Lah, aku kan belum tahu. Apa yang terjadi padamu sebelumnya, dan kenapa kau bisa menjadi seperti ini?” tanya Anna dengan sedikit memaksa.

Dwi pun menarik napas.

“Huff… sebenarnya aku tidak mau membicarakannya, tapi… semuanya berawal dari laut sana,” ujar Dwi.

“Apa, laut?” Anna heran, apa yang dimaksud olehnya.

Episodes
1 Prolog : Dunia Sihir, Dunia Paralel
2 Chapter 1 : Masa Depan
3 Chapter 2 : Perjalanan di Atas Papan
4 Chapter 3 : Terhempas
5 Chapter 4 : Sebuah Fakta
6 Chapter 5 : Pelatihan Bagian I : Hentakan
7 Chapter 6 : Pelatihan Bagian II : Energi
8 Chapter 7 : Pelatihan Bagian III : Inilah Saatnya
9 Chapter 8 : Cahaya Malam
10 Chapter 9 : Selamat Datang
11 Chapter 10 : Sekolah, Hari Pertama
12 Chapter 11 : Dia Disini
13 Chapter 12 : Terombang-ambing
14 Chapter 13 : Kata dan Frasa
15 Chapter 14 : Kuasa
16 Chapter 15 : Perpustakaan Suci
17 Chapter 16 : Kehangatan, Langit Malam
18 Chapter 17 : Tak Terduga
19 Chapter 18 : Hari H
20 Chapter 19 : Tanah dan Api
21 Chapter 20 : Kemampuannya
22 Chapter 21 : Sesuatu dari Masa Lalu
23 Chapter 22 : Lubuk Hati
24 Chapter 23 : Petarung Kegelapan vs Pemanggil Raksasa
25 Chapter 24 : Burung Api
26 Chapter 25 : Gadis Itu
27 Chapter 26 : Harimau Senyap dari Barat
28 Chapter 27 : The Grim Reaper
29 Chapter 28 : Sabit Merah Darah
30 Chapter 29 : Wangsa Arya
31 Chapter 30 : Ini Pertarungan?
32 Chapter 31 : Amarah Merah
33 Chapter 32 : Hukum Dunia
34 Chapter 33 : Perlawanan
35 Chapter 34 : Kejutan dari Selatan
36 Chapter 35 : Ika, The First Elder
37 Chapter 36 : Perlawanan dan Penyelamatan
38 Chapter 37 : Tangga Cahaya
39 Chapter 38 : Kabar-kabar
40 Chapter 39 : Parang Salawaku
41 Chapter 40 : Doa dan Harapan
42 Chapter 41 : Makhluk Terbang
43 Chapter 42 : Rott, Hantu Hutan
44 Chapter 43 : Kebenaran Tentangnya
45 Chapter 44 : Kampung Halaman
46 Chapter 45 : Zui, The Second Elder
47 Chapter 46 : Ksatria Cempaka dari Barat
48 Chapter 47 : Dua Lawan Empat
49 Chapter 48 : Bahan Bakar
50 Chapter 49 : Pantai Air Manis
51 Chapter 50 : Tirai Cahaya
52 Chapter 51 : Tori, The Third Elder
53 Chapter 52 : Antar Elemen
54 Chapter 53 : Kekuatan Bersama
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Prolog : Dunia Sihir, Dunia Paralel
2
Chapter 1 : Masa Depan
3
Chapter 2 : Perjalanan di Atas Papan
4
Chapter 3 : Terhempas
5
Chapter 4 : Sebuah Fakta
6
Chapter 5 : Pelatihan Bagian I : Hentakan
7
Chapter 6 : Pelatihan Bagian II : Energi
8
Chapter 7 : Pelatihan Bagian III : Inilah Saatnya
9
Chapter 8 : Cahaya Malam
10
Chapter 9 : Selamat Datang
11
Chapter 10 : Sekolah, Hari Pertama
12
Chapter 11 : Dia Disini
13
Chapter 12 : Terombang-ambing
14
Chapter 13 : Kata dan Frasa
15
Chapter 14 : Kuasa
16
Chapter 15 : Perpustakaan Suci
17
Chapter 16 : Kehangatan, Langit Malam
18
Chapter 17 : Tak Terduga
19
Chapter 18 : Hari H
20
Chapter 19 : Tanah dan Api
21
Chapter 20 : Kemampuannya
22
Chapter 21 : Sesuatu dari Masa Lalu
23
Chapter 22 : Lubuk Hati
24
Chapter 23 : Petarung Kegelapan vs Pemanggil Raksasa
25
Chapter 24 : Burung Api
26
Chapter 25 : Gadis Itu
27
Chapter 26 : Harimau Senyap dari Barat
28
Chapter 27 : The Grim Reaper
29
Chapter 28 : Sabit Merah Darah
30
Chapter 29 : Wangsa Arya
31
Chapter 30 : Ini Pertarungan?
32
Chapter 31 : Amarah Merah
33
Chapter 32 : Hukum Dunia
34
Chapter 33 : Perlawanan
35
Chapter 34 : Kejutan dari Selatan
36
Chapter 35 : Ika, The First Elder
37
Chapter 36 : Perlawanan dan Penyelamatan
38
Chapter 37 : Tangga Cahaya
39
Chapter 38 : Kabar-kabar
40
Chapter 39 : Parang Salawaku
41
Chapter 40 : Doa dan Harapan
42
Chapter 41 : Makhluk Terbang
43
Chapter 42 : Rott, Hantu Hutan
44
Chapter 43 : Kebenaran Tentangnya
45
Chapter 44 : Kampung Halaman
46
Chapter 45 : Zui, The Second Elder
47
Chapter 46 : Ksatria Cempaka dari Barat
48
Chapter 47 : Dua Lawan Empat
49
Chapter 48 : Bahan Bakar
50
Chapter 49 : Pantai Air Manis
51
Chapter 50 : Tirai Cahaya
52
Chapter 51 : Tori, The Third Elder
53
Chapter 52 : Antar Elemen
54
Chapter 53 : Kekuatan Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!