Dwi Septianto, seorang siswa baru kelas Ha di Akademi Sihir Nasional Jailolo ini begitu menarik perhatian para murid, khususnya para siswi yang terpesona akan ketampanannya. Rambut pendek dan tatapan matanya yang tajam seolah melelehkan hati para gadis di kelas itu.
Namun tidak dengan Anna. Melihat tatapan matanya dengan rambut pendek itu mengingatkannya akan sesuatu hal yang selama ini ia cari, terlebih lagi dari namanya yang sangat tidak asing lagi. Ia pun secara tidak sadar menggebrak meja dan menunjuk ke arahnya.
“KAU!!!”
Melihat hal itu, Ibu Merida berujar padanya.
“Anna, ada yang salah?”
Semuanya tampak hening dan memperhatikan tingkah laku Anna. Melihat hal itu ia pun kembali duduk di tempatnya.
“Uh… tidak ada, bu. Mohon maaf,” ujar Anna.
Sontak beberapa siswi lainnya pun langsung bisik-bisik membicarakannya.
“Cih, apa-apaan dia itu? Sok asik dah,”
“Tau nih, mentang-mentang dia ganteng, tunjuk orang sembarangan,”
Sementara itu, Dwi menatapnya dengan sinis sembari melontarkan ucapan yang halus tapi terdengar cukup jelas bagi Anna.
“Huff, gadis yang aneh,”
“Hmmm…” mendengar hal itu, pipi Anna memerah dan ia nampak kesal dengan ucapan itu. Tapi Dwi tidak mempedulikannya dan langsung duduk bersama siswa lainnya.
“Baiklah anak-anak, kita mulai pelajarannya,” Ibu Merida kembali mengajar.
…
Sekitar dua jam mereka belajar bahasa dan sastra sampai selesai.
“Baiklah, kita cukupkan sampai disini saja. Saya harap kalian dapat mempelajarinya dengan baik. Terima kasih,” kata Ibu Merida sambil meninggalkan ruang kelas.
Para murid pun terlihat mengemasi alat tulis mereka dan sebagiannya lagi masih sibuk mengobrol bersama temannya. Sementara itu Dwi terlihat mengemasi alat tulisnya dan bergegas meninggalkan ruang kelas. Namun saat di depan lorong kelas itu, Anna menghentikannya dan menghampirinya.
“Hei, kau. Tunggu sebentar,”
Dwi pun berbalik padanya.
“Oh, kau rupanya. Gadis aneh yang menyahutku saat aku sedang perkenalan tadi,” ujar Dwi dengan santainya.
“Hei, jangan panggil aku gadis aneh. Kau sudah kucari kemana-mana dan baru ketemu sekarang, aku mengkhawatirkanmu tau. Dan kita harus segera mencari cara untuk keluar dari permasalahan ini.” kata Anna dengan suara cukup keras.
“Aku tidak tahu apa yang kau maksud itu. Sudahlah, aku pulang dulu, besok masih ada kelas,” Dwi mengabaikannya dan bergegas kembali ke asramanya. Namun hal itu menyebabkan Anna semakin kesal dan merubah gaya bicaranya.
“Ih… Kau tidak mengerti juga? Kenapa kau bertingkah seolah-olah seperti orang lain dihadapan beta, Dwiana Septianti,”
Mendengar kata-kata itu, Dwi kaget dan langsung berbalik. Gaya bicaranya terdengar sangat tidak asing bagi dirinya.
“Tunggu, kenapa kau bisa tau nama itu, dan gaya bicara itu… Tidak mungkin, jangan-jangan kau?”
Anna memegang dadanya dan mengungkapkan identitas aslinya.
“Iya, benar. Beta adalah Alistair Sahilatua, pemimpin Alpha Project Institut Teknologi Ambon,”
“Mustahil, kau, Ali?” Dwi kaget mendengar hal itu.
Ternyata tidak hanya Alistair yang berganti tubuh di dunia ini, Dwiana juga mengalami hal yang sama. Gadis Jawa itu pun kini menjadi seorang lelaki di dunia ini. Entah apa yang terjadi padanya sebelumnya.
“Kenapa kau bisa jadi seperti ini?” tanya Dwi.
“Itulah pertanyaan yang ingin beta tanyakan juga padamu, tapi beta sendiri tidak tahu kenapa.” jawab Anna.
Mereka pun kebingungan dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa mereka bisa terlempar ke dunia ini dan kenapa tubuh mereka bisa berganti. Namun Anna fokus ke dalam pembicaraan sebelumnya.
“Tapi apapun itu, kita harus segera mencari cara agar keluar dari dunia yang aneh ini,” lanjut Anna.
“Hmm.., benar juga. Tapi, ngomong-ngomong…” Dwi memegang dagunya sambil memandangi Anna.
“Eh?” Anna sempat heran dan terdiam. Ia pikir Dwi akan mengatakan sesuatu yang penting, namun ternyata…
“…Kau cantik juga kalau pakai rok,”
“EEEEE????” Dengan muka yang memerah, Anna memegang bagian depan roknya dengan erat. Ia nampak kesal karena Dwi tidak serius.
“KAU INI BISA SERIUS GAK SIH…”
Baru saja ia berucap, Licia datang dan menghampirinya sambil berteriak.
“Oy, My Beautiful Sister Annaaaa….”
Sontak mendengar kata itu, pipi Anna makin memerah karena malu.
“Licia, kenapa kau panggil aku seperti itu?” tanya Anna.
“Eh… emang kenapa?” tanya Licia balik.
Dwi yang mendengarnya sontak menahan tawa.
“Ehem… Beautiful Sister…”
“AAHHH DWIIII…” Anna berbalik ke arah Dwi.
“Eh, tunggu. Anna, kenapa kau berduaan disini bareng Dwi, apa jangan-jangan kau? KYAAAA…” Licia histeris dan riang melihatnya. Ia berpikir bahwa Anna telah menjalin hubungan cinta dengan Dwi.
“APAAA? B-BUKAN M-MAKSUD AKU NTU B-BIKIN…” Anna terbata-bata dalam membantahnya.
“Sudahlah, jangan sok Tsundere deh,” gumam Dwi.
“IHHH KAU JUGAAA…” Anna kembali berbalik pada Dwi.
“Oke, aku tinggalkan kalian berdua disini dulu ya, semoga makin romantis hubungannya, bye-bye,” Licia berbalik dan meninggalkan mereka.
“HMMMM….” Pipi Anna terlihat memerah, ia nampak kesal dengan peristiwa itu. Sementara itu Dwi berbalik dan bergegas pulang ke kamarnya. Namun sebelum itu ia berkata sesuatu kepada Anna.
“Sudahlah, aku pulang dulu. Besok cuman satu pelajaran kan? Nanti kita ketemuan di perpustakaan. Semoga ada catatan-catatan yang bisa membantu kita memecahkan misteri ini, dan juga…” Dwi berhenti sejenak sebelum ia melanjutkan ucapannya.
“…jangan beritahukan siapapun mengenai identitas asli kita,”
“Hmm…” Anna mengangguk.
…
Hari esok pun telah tiba. Hari ini para murid kelas Ha hanya belajar materi physics saja. Dan sesuai janjinya dengan Dwi kemarin, Anna bertemu dengannya di perpustakaan akademi.
Ruangan perpustakaan itu sangat besar dengan tiang-tiang berwarna putih. Terlihat berbagai lemari yang menyimpan banyak sekali buku yang menjelaskan semua hal tentang Tierra Hyuma ini. Terlihat pula lantai yang dipakai sebagai jalan juga dilapisi karpet merah. Mungkin ruangan ini lebih cocok dikatakan sebagai sebuah mansion daripada perpustakaan.
Anna duduk di sebuah meja belajar yang cukup panjang dengan Dwi di sampingnya. Di depannya terlihat sebuah lampu belajar dengan dua buah bohlam seperti yang biasa ada di ruangan rumah orang-orang tajir.
Satu per satu buku mereka buka. Buku-buku tersebut kebanyakan menjelaskan tentang sejarah ilmu sihir dan sejarah berdirinya Kekaisaran Nusantara. Mereka berharap menemukan sesuatu hal yang dapat membantunya untuk keluar dari dunia ini. Namun setelah 2 jam berlalu, hasilnya ternyata masih nihil.
Tetapi ada sebuah hal yang digarisbawahi mereka. Catatan-catatan disini hampir semuanya tidak beraksara latin, melainkan berbagai macam aksara yang ada di Nusantara maupun negara-negara sekitarnya. Hal inilah yang membuat mereka sedikit kewalahan.
“Ahhh… Pening kepala beta…”
Ditengah kondisi kebingungan dan kelelahan itu, Anna pun berbincang dengan Dwi.
“Oh iya, Dwiana…”
“Panggil aku Dwi disini,” ucap Dwi.
“Ah… terserah. Dwi, Aku sudah lama mencarimu, dan tidak kusangka kita bisa bertemu disini. Apa yang terjadi padamu sebelumnya?” tanya Anna.
“Ceritanya panjang, dan kau mungkin tidak akan terlalu menyukainya,” jawab Dwi simpel.
“Lah, aku kan belum tahu. Apa yang terjadi padamu sebelumnya, dan kenapa kau bisa menjadi seperti ini?” tanya Anna dengan sedikit memaksa.
Dwi pun menarik napas.
“Huff… sebenarnya aku tidak mau membicarakannya, tapi… semuanya berawal dari laut sana,” ujar Dwi.
“Apa, laut?” Anna heran, apa yang dimaksud olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments