Siapa, ya?

Rintik hujan deras mengguyur tubuh seorang wanita kisaran dua puluh tujuh tahun. Tiupan angin kencang berhembus di wajahnya. Bunyi gemuruh petir terus menggema di langit mendung dengan gumpalan awan gelap. Wanita itu memandangi suaminya yang terkapar bersimbah darah di bawah kakinya.

Derissa Sarasvati. Wanita itu adalah pasien di rumah sakit Atma Jaya. Ia telah menikam perut suaminya sebanyak tujuh belas kali, lantaran diselingkuhi secara terang-terangan. Saat Derissa sudah tersadar dari pingsan, ia melihat sang suami sedang bercumbu mesra di sofa dekat ranjangnya.

Pagi ini, Derissa membunuh suaminya di rooftop. Ia berhasil membujuk lelaki itu untuk menemaninya jalan-jalan berdua. Derissa melakukannya tanpa rasa bersalah. Meskipun demikian, sakit di hatinya masih begitu terasa. Genggamannya pada belati dengan noda darah itu makin erat. Emosinya tak bisa dibendung lagi.

Wanita itu hendak menikam suaminya lagi. Namun, suara benda jatuh membuatnya sigap mengedarkan pandangan ke sekitar. Anehnya, tak sada seorang pun di sana. Derissa sesegera mungkin menyeret tubuh suaminya untuk di lemparkan ke bawah.

"Ini hukuman karna sudah berani menduakan aku."

Tubuh suaminya sudah berada di ujung pembatas rooftop. Kemudian, Derissa mendorong tubuh lelaki itu.

****

Ilona sedang bersenandung kecil sambil berjalan memasuki rumah sakit. Suara orang jatuh membuatnya berhenti melangkah, ia diam membisu. Sebuah cipratan air mengenai payungnya, bukan air hujan melainkan darah. Ilona begitu terperangah hingga tak bisa berkata-kata. Tetesan darah mengalir di sana, gadis itu perlahan mengangkat payungnya.

"ARRGHH!"

Refleks, Ilona melempar payungnya seraya menjerit ketakutan. Seorang lelaki terlentang di hadapannya dengan darah yang terus merembes di perut. Ilona menangis terisak-isak, tak percaya akan melihatnya langsung di dunia nyata. Biasanya ia hanya melihat hal-hal seperti di dalam drama Korea atau pun film bergenre kriminal.

"Mama ... Ilona takut." teriak Ilona. Tubuh gadis itu terduduk di aspal yang basah terguyur hujan. Tangisnya makin kencang. Jam masih menunjukkan pukul tujuh lewat 15 menit, di halaman rumah sakit masih sepi. Biasanya pengunjung akan datang pukul delapan pagi.

"Astaga!"

Regan yang baru datang pun ikut terperangah melihatnya. Ia segera membantu Ilona berdiri dan memberikan payungnya pada gadis itu. Regan berjongkok, memeriksa kondisi lelaki itu. Sudah tidak ada denyut nadi dan detak jantungnya, wajah lelaki itu tampak pucat dengan darah yang sudah tercampur air hujan.

Regan memberitahukan hal tersebut pada Keenan. Telepon tak kunjung terhubung. Akhirnya ia mengirim pesan darurat kepada pihak kepolisian dan Keenan. Regan menegakkan tubuhnya, spontan pandangannya tertuju pada seorang wanita di pinggiran rooftop.

"Lo liat nggak? Tuh, ada orang mau bunuh diri. Wah! Nggak bisa di biarin nih." Regan berteduh di teras rumah sakit, lalu menghubungi Keenan lagi. "Keen, gawat! Cepet ke rooftop sekarang. Ada cewek mau bunuh diri!"

"Seriusan? Gue on the way ke sana."

"Jangan biarin dia lolos. Gue curiga dia pelakunya."

"Pelaku apaan?"

Regan mengusap wajahnya. "Nanti gue jelasin."

Setelah itu, Regan meminta bantuan kepada perawat yang ada di lobby. Mereka berdatangan seraya mendorong brankar. Semuanya sudah memakai sarung tangan karet, agar tidak mengacaukan sidik jari di sekitar luka korban. Mereka mengangkat lelaki itu dan membawanya ke dalam untuk diperiksa.

Regan beralih pada Ilona. Ia memandangi gadis itu dari bawah kaki hingga ujung rambut. "Mana jaket gue?"

"J-jaket? Bapak nggak liat baju saya basah semua!" ketus Ilona, gadis itu masih berusaha sopan santun pada orang yang lebih tua darinya.

"Eh, Upil Gajah! Emangnya gue keliatan tua di mata lo?"

Ilona bukannya kesal, ia malah cengengesan. "Dikit, sih."

"Intinya ... ."

"Iya, Pak, saya tau. Nanti jaket Bapak, saya balikin." Ilona tersenyum memperlihatkan Giginya. Sebelum melangkah, ia memberi Regan kiss bye dengan satu kedipan mata.

Regan bergidik geli. "Dih, sarap tuh anak."

****

Hujan mulai mereda. Keenan berlari dan terus berlari menaiki anak tangga. Ia menaikkan kain penutup mulutnya dan menarik tudung sweater hoodie-nya. Sampai di rooftop, Keenan melihat Alexa menghampiri Derissa. Lelaki itu terdiam di ambang pintu memperhatikan gerak-gerik Alexa.

"Udah membunuh orang, tapi Anda nggak mau tanggung jawab?" ucap Alexa datar.

Derissa membalikkan badan. "Kata siapa? Ini gue mau tanggung jawab, kok."

Wanita itu memejamkan mata. Kemudian, merentangkan kedua tangan, merasakan angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya. Derissa membiarkan tubuhnya terjun ke bawah. Alexa segera meraih satu tangan Derissa. Biar bagaimana pun juga, bunuh diri bukanlah jalan yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Beberapa jam sebelum kejadian, Alexa merasa bosan berada di ruang ICU bersama seorang Yoga. Lelaki itu menyarankannya untuk berolahraga pagi, mengelilingi rumah sakit sambil melakukan peregangan otot. Ia akhirnya mengikuti saran dokternya. Alexa dan Derissa bersama suaminya menaiki lift yang sama, ia tak sengaja melihat belati tajam terselip di kantung celana Derissa.

Alexa membuntuti sepasang suami istri itu. Tiba di rooftop, ia hanya menyaksikan pertengkaran antara suami dan istri. Namun, semakin lama diperhatikan pertengkaran itu menjadi memanas. Betapa terkejutnya Alexa menyaksikan apa yang dilakukan Derissa selanjutnya. Ia hendak merekamnya, napasnya ponselnya terjatuh hingga menimbulkan suara.

Keenan bergerak menarik pinggang Alexa yang menahan pergelangan tangan Derissa. Sementara di bawah sana, sudah ada beberapa orang menyaksikan penyelamatan itu, mereka berbondong-bondong merekam aksi tersebut dan mengunggahnya di media sosial.

"Tarik."

Alexa menarik Derissa menggunakan kedua tangan, Keenan beralih pada tangan sebelah wanita itu. Mereka berhasil menarik tubuh Derissa ke rooftop. Napas Alexa mau pun Keenan tersengal. Tak lama setelah itu, Regan datang memasangkan borgol di pergelangan tangan Derissa.

"Di pikir semudah itu menyelesaikan masalah? Kalo Anda bunuh diri, bukannya selesai tapi malah makin memperbesar masalah." cetus Alexa pada Derissa.

Derissa menunduk malu, tak berani menatap wajah lawan bicaranya. Regan membawa wanita itu ke kantor polisi untuk ditindaklanjuti.

"Lexa!"

Keenan hendak membuka pembicaraan mengenai wanita tadi. Belum sempat ia mengeluarkan sepatah kata pun, Keenan tertegun melihat seorang pria dengan mantel hitam menyembul dari balik pintu atap. Gavin menghambur mendekap Alexa.

Gavin memajukan wajahnya ke telinga gadis itu dan berbisik. "Lo harus waspada sama dia. Dia ini selalu mengacaukan hubungan kita. Gue tau semua kebohongan orang-orang terdekat lo. Termasuk dia."

"Kita pergi dari sini. Orang-orang yang ada di sini sangat berbahaya buat kamu. Mereka mau kamu mati."

Seketika ucapan Ratna terlintas di benaknya. Pikirannya yang kosong, kini dipenuhi dengan perkataan kedua orang itu. Alexa melepaskan pelukan Gavin. Ia tampak benar-benar kebingungan. "Siapa, ya?"

Gavin menarik sudut bibirnya. "Gavin Sanjaya. Laki-laki yang akan menjadi suami lo, setelah lo bercerai."

"Alexa, jangan percaya sama dia. Lo bahkan nggak kenal sama dia, gue yakin dia pasti berusaha memanipulasi pikiran lo." ucap Keenan pada Alexa, berusaha meyakinkan gadis itu.

"Dari awal, lo seharusnya yang percaya sama dia. Dia ini selalu ngikutin lo ke mana pun, atau jangan-jangan abis ini dia punya niat jahat buat ngebunuh lo." Gavin tak menyerah. Ia terus menghasut Alexa sampai keinginannya terpenuhi.

Keenan meletakkan kedua tangan di pinggang seraya menghembuskan napas kasar. Ia sudah meredakan emosinya sebisa mungkin karena ada Alexa. Akan tetapi emosi mengendalikan dirinya, sampai lelaki itu mendaratkan satu pukulan keras di wajah Gavin. Secara spontan Alexa menggamit lengan Gavin.

"Gue mau pulang, tapi bukan sama mereka." Alexa mendongak menatap Gavin. "Tapi sama lo."

TBC.

Terpopuler

Comments

nandayue

nandayue

lexa plaese deh, jan buat aku jantungan, jangan ikut gavin 😭😭

2023-06-28

1

nandayue

nandayue

nah ngakunya mau jadi suami, calon suami

2023-06-28

1

nandayue

nandayue

lah si biang kerok nongol

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!