Permen Kopiko

"Karna Bapak belum tau nama kalian. Bapak akan absen kalian satu persatu." ucap Gavin.

Gavin dan Alex datang ke SMA Pradita Dirgantara untuk menjual narkoba, mereka tahu di sana isinya siswa siswi konglomerat. Bukan hanya mereka, ada tiga orang anak buahnya Gavin yang ikut serta dalam penyamaran itu.

"Harris." Gavin mulai mengabsen siswa siswi sesuai urutan tempat duduk mereka. Urutan absen sudah sampai di bangku ketiga, di barisan depan. Gavin yang menatap kertas di atas meja, kemudian berpaling pada Alexa. "Alexa!"

Yang ditanya malah fokus menatap keluar jendela. Alexa sempat melihat pria berhoodie abu-abu itu sedang berdiri memperhatikannya. Gavin mengikuti arah pandangan gadis itu. Namun, tak ada siapapun di sana. "Alexa?"

Alexa menoleh pada Gavin, barulah gadis itu mengangkat satu tangan. "Iya, Pak, hadir."

"Nama kamu emang Alexa atau ... Ada kepanjangan lagi?" tanya Gavin memastikan.

"Iya, itu nama saya."

Sebelum pelajaran di mulai, Alexa selalu memberikan permen Kopiko pada dua sahabatnya yang duduk di barisan keempat. Alexa menaruh permen Kopiko di meja Alex, kebetulan permen tersebut tersisa satu. Lelaki itu memandang punggung gadis di hadapannya, kemudian membuka bungkus permen tersebut dan memakannya.

"Alex, nih permen. Biar makin semangat belajarnya."

Sepintas, Alex teringat akan perkataan Alexa. Sebelum pelajaran di mulai, gadis kecil itu selalu memberikan permen padanya dan murid-murid lain. Senyumnya mengembang saat itu juga, betapa rindunya Alex dengan saudari kembarnya.

Tiba-tiba, Gavin menghampiri meja Alexa, lalu melepas hansaplast yang menempel di leher gadis itu. Refleks, Alexa menutupi lehernya dengan satu tangan. "Kenapa Bapak lancang begini?!"

"Leher kamu kenapa?" tanya Gavin. Semua siswa siswi saling berbisik begitu tanda gigitan dan ciuman itu terlihat. Gavin mengerutkan dahinya. "Digigit serangga?"

Alexa mengangguk cepat. "Iya, Pak."

Gavin mengambil hansaplast baru di saku celananya, dan menyodorkannya pada Alexa. "Ini, ganti sama yang baru."

Alexa mendorong tangan Gavin. "Nggak usah Pak, makasih."

Gavin hanya tersenyum lebar, dalam hatinya ia sangat ingin sekali memberi hukuman pada gadis itu. Belum pernah ada yang menolak pemberiannya seperti ini, semua gadis akan tunduk dan menurutinya. Kali ini, Gavin membiarkan Alexa menolaknya.

Tiga jam berlalu, bel berbunyi menandakan jam istirahat. Semua siswa siswi berhamburan keluar dari kelas masing-masing menuju kantin.

Ilona dan Wilda menduduki meja Alexa. Mereka melihat sahabatnya itu masih duduk sambil memainkan ponsel. "Lo mau ikut kita ke kantin nggak?" tanya Wilda.

"Lo berdua duluan aja, nanti gue nyusul." jawab Alexa. Matanya masih tertuju pada layak ponsel.

"Oke, kita tunggu, ya!" Ilona dan Wilda keluar dari dalam kelas, meninggalkan Alexa sendirian di sana.

Alexa telah selesai dengan urusannya. Ia hendak melangkah keluar kelas. Namun, langkahnya terhenti, ketika melihat resleting tas ransel hitam di samping kiri mejanya, terbuka sedikit. Alexa menutup dan mengunci pintu kelas, saat ini hanya ada ia seorang diri. Gadis itu mengambil sarung tangan dan kaca pembesar di dalam tasnya.

Alexa memicingkan mata, menerawang isi tas tersebut melalui kaca pembesar. "Ini ... ."

Alexa terkejut memandang sekantung plastik transparan berukuran 1kg berisi sabu-sabu. Ia menumpahkan isi dalam tas ke atas meja. Selain benda tadi, ada tiga bungkus rokok Djarum super. "Ckckck, sejak kapan di sekolah boleh bawa barang kayak begini?"

Gadis itu mengeluarkan ponselnya, hendak menghubungi Kenan. Alexa melirik jam dinding, waktu istirahat hanya tinggal lima belas menit lagi. Untuk mempersingkat waktu, ia berinisiatif menghubungi pihak kepolisian sebelum jam istirahat berakhir.

"Halo, ini dengan kantor polisi. Ada yang bisa di bantu?" tanya salah seorang polisi.

"Di sekolah saya ada yang bawa 1kg sabu-sabu. Saya barusan nemuin buktinya, di kelas kriminologi." jawab Alexa.

"Bisa tolong fotoin barang buktinya?"

"Oh, bisa." Alexa segera membuka aplikasi kamera, kemudian memotretnya. Ia mengirimkannya pada polisi tadi.

Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu. Alexa menoleh, terkejut melihat siapa yang datang. Ia segera membuka pintu, membiarkan Keenan masuk. "Lo ngapain ke sini?"

"Menurut lo, gue ngapain?" Keenan melirik barang bukti yang ditemukan Alexa. "Gimana lo bisa tau ada sabu-sabu di tas itu?"

"Cuma firasat aja sih, sebenernya."

"Cih."

Tak berselang lama, petugas polisi berdatangan memasuki ruangan. Mereka meminta Alexa dan Keenan memeriksa semua tas setiap siswa siswi di kelas itu. Keduanya pun menyusuri satu persatu meja di setiap barisan, memeriksa isi dalam tas tersebut.

Alexa menemukan 1kg sabu-sabu di tas Rio, si ketua kelas. Sementara, Keenan menemukan pakaian dalam wanita di tas siswa di barisan paling belakang. Alexa sampai geleng-geleng kepala, tak percaya melihat kelakuan penghuni kelasnya.

"Di mana pemilik tas ini sekarang?" tanya Regan Syahputra, rekan kerja sekaligus teman Keenan di kantor.

"Kantin, saya yakin mereka ada di kantin." jawab Alexa pada Regan.

Keenan menepuk lengan atas Regan. "Ayo, cari mereka di kantin." Mereka berlarian menuju kantin.

*****

"Kenapa si Lexa lama banget, ya?" Wilda mengangkat tangan, melirik jam tangannya. "Mana bentar lagi istirahat udah selesai."

"Tenang aja, sebentar lagi anaknya juga nongol." ucap Ilona, menenangkan Wilda yang gelisah.

Terlihat dari koridor, beberapa petugas polisi mendekat ke arah kantin sambil membawa tiga tas ransel. Semua siswa siswi yang sedang duduk di bangku panjang, terkejut melihat kedatangan polisi. Keenan dan Regan langsung menunjukkan name tag mereka.

"Mereka orangnya. Rio, Febri, Jono." Alexa menunjuk ke arah tiga siswa yang berdiri di depan etalase.

Regan mengambil salah satu tas ransel dari petugas polisi, membuka resletingnya lebar-lebar dan memperlihatkannya pada Rio. "Ini tas lo, kan? Ada 1kg sabu-sabu sama rokok tiga bungkus."

"Mendingan lo bertiga jelasin di kantor atau mau mempermalukan diri di sini." ucap Keenan pada ketiga siswa itu.

Semua siswa siswi menatap Rio tak percaya melihat si ketua kelas dan teman-temannya menggunakan barang terlarang. Pemuda itu melototi Alexa. "Awas lo, ya!"

Ketiganya tidak bisa menyangkal bahwa itu tas mereka. Regan dan beberapa petugas polisi membawa mereka untuk di interogasi di kantor.

Alexa berpaling pada Keenan, yang membalasnya dengan senyum. Lelaki itu mengusap kepala Alexa dan berbisik, "Lo selain pinter di ranjang, ternyata pinter juga dalam hal ini."

Lelaki itu berlalu pergi meninggalkan kantin. Alexa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ia berusaha tidak meledakkan emosinya di hadapan para siswa.

Ponsel Alexa berbunyi, seseorang mengiriminya foto Ilona dan Wilda berada. Ia baru teringat akan dua sahabatnya itu, lalu menghampiri mereka. Dengan raut wajah datar, Alexa duduk di hadapan Ilona dan Wilda.

Alexa menunjukkan foto tadi pada mereka. "Ada yang ngintai lo berdua."

Ilona memperhatikan foto tersebut, gadis itu pun tertawa renyah. "Haha! Yang kayak gini mah, udah biasa."

Wilda menimpali. "Bener. Mungkin ada orang iseng di kelas kita."

Alexa merasa tenggorokannya kering, kemudian mengambil satu botol air mineral dan membuka tutupnya.

"Omong-omong, siapa tuh cowok? Gebetan lo? Pacar lo? Atau ... Sugar Daddy?" tanya Ilona.

Alexa yang baru meneguk airnya. Refleks, menyemburkannya di wajah Ilona. "Omg! Muka gue basah!"

Wilda mengambil beberapa lembar tisu, lalu melemparnya pada Ilona. "Lagian pertanyaan lo ada ada aja."

Tiba-tiba, Alex berdiri di belakang Alexa yang sedang duduk. Kemudian, lelaki itu meletakkan sebungkus permen Kopiko di dekat lengan Alexa. Gadis itu langsung menoleh begitu menyadarinya. "Alex?"

"Itu buat lo, biar nggak ngantuk pas piket." Alex pergi setelah memberikan permen tersebut pada Alexa.

Ilona, Wilda, bahkan Alexa melongo mendengar itu. "Gimana dia tau kalo gue sama Alexa mau piket?" ucap Ilona, matanya memandang punggung Alex yang menjauh.

"Alex!" panggil Alexa. Lelaki itu menghentikan langkahnya dan berbalik arah. Alexa meninggalkan dua sahabatnya, kemudian menghampiri Alex. "Lo mau gak, jadi temen gue?"

Alex tersenyum senang. "Boleh."

Terpopuler

Comments

nandayue

nandayue

jan dimodusin dong lex adiknya

2023-06-08

1

nandayue

nandayue

bukan sembarang kopiko nih..

2023-06-08

1

nandayue

nandayue

lah2 baru sekali main dah dibilang pinter..

2023-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!