Boneka Panda

Kembali ke masa kini.

BRAK!

Suara bantingan buku di meja berhasil membuat Nathan terperanjat dari tidurnya, sudah dua hari, lelaki itu berada di ruang interogasi. Ruangan bercat hitam dengan meja dan dua kursi yang saling berhadapan. Keenan dan Regan sampai berulang kali menanyakan hal yang sama, begitu pula Nathan. Tidak mau mengakui motif di balik percobaan pembunuhan itu, padahal kenyataannya sudah jelas, Gavin menyuruhnya untuk membunuh Ilona.

"Gue harus jelasin berapa kali, sih?! Itu semua murni kemauan gue." ucap Nathan melototi Keenan dan Regan.

"Oh, jadi itu kemauan lo?" tanya Keenan, mengamati mimik wajah Nathan. Ia berpaling menatap Regan yang berdiri di sampingnya. "Menurut lo gimana?"

Regan menggeleng. "Nggak yakin gue. Kayaknya emang bener deh, ada orang yang nyuruh dia."

"Kalo dia nggak mau ngaku, biar gue yang cari tau." Keenan menarik gagang pintu, hendak melangkah keluar.

"Bos Mafia. Dia yang nyuruh gue."

Mendengar Nathan membuka mulut, Keenan membanting pintu dengan keras. Ia menarik kursi seraya duduk di hadapan lelaki itu. "Siapa bos mafia itu?"

"Gue cuma bisa kasih tau itu doang. Selebihnya, lo cari sendiri." jawab Nathan.

Si anjing!

Seketika Keenan mengumpat tanpa suara. Ia mengusap kasar wajahnya, sia-sia saja tadi bertanya. Memang lebih baik mencaritahu sendiri ketimbang bertanya pada Nathan, ujung-ujungnya pun lelaki itu tetap akan mempersulit pekerjaan Keenan dalam melakukan investigasi.

Keenan melirik Regan, lalu mengangguk memberi instruksi kepada temannya itu untuk memasukkan Nathan ke dalam sel tahanan. Mereka hanya mendapatkan secuil informasi mengenai dalang di balik semua ini.

Kemudian, lelaki itu menonton ulang video rekaman CCTV yang di ambil dari SMA Pradita Dirgantara. Ia sudah menyalin beberapa video di flashdisk-nya. Di pojok kiri atas layar laptop, menampilkan waktu dan tempat di mana sebelum kejadian itu terjadi. Keenan memperhatikan Alexa dan Ilona yang sedang sibuk membersihkan kelas. Detik berikutnya, Gavin muncul dari arah koridor, lelaki itu berhenti ketika menyadari masih ada dua siswi di dalam kelas.

"Jangan-jangan ni orang ada sangkut pautnya lagi." pikir Keenan.

Keenan memperbesar video tersebut. Gavin terlihat mengeluarkan ponselnya, setelah itu memotret Alexa dan Ilona melalui jendela kaca. Meskipun resolusinya agak buram. Namun, indera penglihatan Keenan tidak pernah salah.

Lalu tiba-tiba, pintu terbuka. Seorang lelaki menghampiri Keenan memberikan laporan mengenai kasus pencarian anak beberapa tahun lalu, yakni Dimas Alaskar—rekan kerja sekaligus teman Keenan di kantor. Dimas menyodorkan papan buku di atas meja.

"Pak Kepala minta kita buat usut tuntas kasus ini. Nama anaknya ... Alexander Wijaya." kata Dimas.

Keenan tersentak mendengar nama itu. Ia segera membacanya secara seksama dan membolak-balikkan lembaran kertas tersebut. Sepintas, ia teringat pada siswa yang dilihatnya beberapa waktu lalu saat mengantar Alexa ke sekolah.

Lelaki itu bergumam. "Gue yakin, itu dia."

"Hah? Siapa?" Dimas menautkan kedua alisnya.

"Lo nggak perlu khawatir soal kasus ini. Biar gue yang urus."

"Tapi ... ."

Belum sempat Dimas melanjutkan kalimatnya, Keenan berlari keluar dari ruang interogasi sambil membawa laporan yang ia berikan.

Dimas menghela napas kasar. "Padahal kan, itu tugas kita bertiga."

******

Hoodie berjalan mendekati rumah Alexa dan Keenan, sambil menatap jendela kamar di lantai dua. Ia meletakkan boneka panda berukuran besar di depan pintu. Setelah memberikan itu, Hoodie melangkah pergi. Lelaki itu berpapasan dengan pria berjaket biru tua, membawa kardus besar berisi boneka yang sama persis.

Alex memperhatikan punggung Hoodie yang berlari makin menjauh dari rumah pasturi itu. Ia mengambil boneka tadi dan menukarnya dengan boneka yang dibawanya. Gavin memberinya perintah untuk mendekati Alexa, mencaritahu seluk-beluk gadis itu. Terlepas dari perintah, Alex merasa nyaman selama berada di dekat Alexa.

"Maaf." kata-kata itu spontan keluar dari mulut Alex.

Lelaki itu melirik CCTV yang terletak di sudut dinding luar rumah, lalu menundukkan kepala seraya mengeratkan topi hitamnya. Alex cepat-cepat berlari sebelum dirinya tertangkap basah oleh penghuni lain.

Sementara di dalam, Alexa sedang melakukan peregangan otot sambil menuruni anak tangga. Aroma khas dari bumbu nasi goreng memasuki rongga hidung, membuat siapapun yang menciumnya merasa kelaparan. Ia menghampiri meja makan, ada sepiring nasi goreng dihidangkan dengan telor ceplok dan tambahan sayuran pemanis seperti tomat dan mentimun.

"Ini Keenan yang masak?"

Keenan rela bangun pagi-pagi buta demi memasak nasi goreng untuk dirinya dan Alexa. Sayangnya, lelaki itu langsung berangkat ke kantornya setelah menyiapkan sarapan pagi.

"Oh my gosh, enak!" komentar Alexa setelah menyuap sesendok nasi goreng ke mulutnya. Ia menggoyangkan kepala, menikmati sarapan paginya.

Sejenak Alexa terdiam. Ini kali pertamanya merasakan suasana hampa di meja makan. Sendirian, tanpa ayah dan ibunya, bahkan suaminya pun terlalu sibuk sampai tak punya waktu luang untuk menemaninya sarapan. Memang benar, hubungan keduanya hanya terlihat baik-baik saja di depan Sofyan dan Athifa, tetapi tidak bagi mereka.

"Ada gue."

"Iya, coba ada lo. Mungkin gue nggak bakalan kesepian begini." Alexa menyeruput teh manis hangat yang terletak di samping piring. Ia menghabiskan suapan nasi gorengnya yang terakhir.

Semburat sinar mentari mulai muncul di langit. Sebelum membersihkan diri, Alexa akan membuang sampah yang sudah menumpuk di tempatnya. Begitu pintu di buka, ia terkejut melihat kardus besar di teras rumahnya.

"Perasaan gue nggak mesen paket, deh."

Alexa penasaran dengan isinya, lalu membuka kotak besar di hadapannya. Kedua matanya membulat sempurna, isi kardus itu membuatnya tercengang. "Boneka panda!"

Tanpa Alexa sadari, di kedua mata boneka tersebut telah dipasangkan kamera pengawas. Saat ini Gavin bisa melihat sendiri raut wajah senang gadis itu, sangat mudah menebak kesenangan wanita.

Alexa tersenyum senang. "Ternyata Keenan bisa seromantis ini, apa jangan-jangan dia malu?"

Terpopuler

Comments

nandayue

nandayue

lexa....gavin ngiler tu

2023-06-12

1

nandayue

nandayue

lakik idaman nih

2023-06-12

1

nandayue

nandayue

nah lo gavin nongol di cctv

2023-06-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!