Tepat satu Minggu aku ada didesa ini,dan ini adalah hari terakhirku disini.
"Bude sebenarnya tidak mau kamu pergi Rumi,bude ingin kamu temani bude,tapi bude tahu bahwa bude tidak boleh egois,kamu punya kehidupan sendiri"
ucap bude saat melihatku tengah berkemas
"Bude sebenarnya saya juga tidak ingin pergi, apalagi Riana sampai detik ini belum ada kabarnya" ucapku kemudian
"Jangan pernah pikirkan Riana lagi, karena dia bukanlah Riana, biarlah dia pergi, karena hal itu lebih baik" ujar bude
"Mengapa bude terus saja selalu mengatakan hal itu bude..??" tanyaku penasaran
"Belum saatnya kamu tahu Arumi,nanti akan ada masanya kamu akan tahu sendiri, mengerti..!!!" tutur bude lagi
Aku hanya mengangguk,dan bude pun tersenyum karena aku menuruti keinginannya, kemudian bude keluar dari kamarku.
Tiba-tiba aku teringat Febri,aku baru tahu kemarin kalau dia ternyata keponakannya orang penting didesa ini,yaitu pak kades, dirinya yang tidak mau merepotkan jika tinggal dirumahnya pak kades, memutuskan untuk mengontrak rumah, hingga didapatlah rumah yang cocok, yaitu salah satu rumah milik bude Marni.
Sebelum berangkat aku memutuskan untuk istirahat sebentar, hitung-hitung salam perpisahan dengan kamar ini.
Aku yang tadi tertidur, kemudian terbangun,dan tanpa terasa hari semakin sore,sudah pukul dua siang,
aku yang sudah selesai dengan barang-barangku mulai diantar bude untuk menemui warga desa guna berpamitan dengan mereka semua, setelah selesai berpamitan, terlihat Febri baru datang,aku pun juga berpamitan dengannya,dia mengatakan apa aku tidak bisa tinggal lebih lama, karena dia ingin aku mengajaknya jalan-jalan keliling desa.
Tentu saja tidak, mungkin lain kali hal itu bisa kita berdua lakukan,aku pun mengatakan demikian padanya.
Memakan waktu satu jam aku berpamitan dengan semua orang, akhirnya aku diantar bude sampai ke perbatasan desa, kemudian menuju kota diantar salah satu orang kepercayaan pak kades.
Berhubung desa ini sangat terpencil,aku diantar dengan sepeda motor, melewati hutan dan lembah, dengan waktu tempuh lima puluh enam menit, menurut kepercayaan orang didesa ini, pada saat kita melewati hutan dan lembah jangan melihat kebelakang,dan abaikan suara-suara yang terdengar, pamali.
Apalagi saat ini hampir pukul empat sore,perasaanku mulai tak karuan melewati jalan desaku sendiri.
mulai ada suara yang memanggilku,aku hanya diam, tidak berani menoleh kemanapun hanya pandangan lurus ke depan.
Sampailah aku dikota,mang prana yang diminta pak kades mengantarkan aku, kemudian membawaku ke stasiun kereta api terdekat di daerah XX ini.
Dan dari sini aku naik kereta api,sehingga bisa sampai ke ibukota provinsi, yang memakan waktu tiga jam lebih untuk sampai ke rumahku yang hanya dua puluh kilometer dari ibukota provinsi XX.
Skip.
Sesampainya diriku dirumah,jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat,
aku disambut oleh Papa dan Mama yang kebetulan tidak ke restoran hari ini karena mereka memang berniat menyambut kedatanganku.
Setelah selesai saling melepas kerinduan,kami semua makan malam.
Setelah selesai makan malam kami duduk diruang keluarga,disana aku mulai menceritakan segala yang terjadi didesa, termasuk tentang perkataan bude terhadap Riana,kecuali tentang pertemuan dengan Febri tentunya, yang tidak aku ceritakan kepada mereka.
Papa dan Mama juga berkesimpulan bahwa bude mengetahui sesuatu, hanya saja mungkin bude tidak memiliki bukti untuk menceritakan apa yang diketahuinya,agar semua orang dapat percaya padanya, karena setahu kedua orang tuaku,bude tidak akan bercerita tanpa adanya bukti kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Dwight
masih penasaran, belum ada petunjuk kejadian mlm pertama raka dan hilangnya riana.
jejaj dl sampai di sini.
2020-08-03
3