📞 "Assalamualaikum..." ucapku ketika panggilan telepon tersambung
📞 "Walaikumsalam...,maaf ini siapa,kok bisa tahu nomer saya"
📞 "Saya Arumi,apa benar kamu Febri" tanyaku ragu
📞 "Iya,benar...!!!,jadi kamu Arumi,kok baru menghubungi saya sekarang, padahal sudah hampir dua Minggu loh ini" sambarnya kemudian
📞 "Maaf sebelumnya, tapi akhir-akhir ini saya tuh sibuk banget,feb" ucapku lagi
📞 "Tidak apa-apa,toh kamu sekarang sudah menghubungi saya dan saya senang karena masih diingat sama kamu,rumi"
📞 "Tapi maaf,saya boleh jujur gak,feb", tanyaku
📞 "Ya sudah, jujur saja,rumi"
📞 "Saya sebenarnya nelpon kamu itu, cuma supaya bisa bicara sama bude Marni" ucapku lembut
📞 "Oh,bude..." dengan nada sedikit kecewa
📞 "Iya..."
📞 "Sebentar ya,saya kasih handphone-nya ke bude kamu"
Tak lama kemudian,bude telah berbicara diseberang telepon,aku mulai menceritakan segalanya,bude yang terkejut, memberikanku nasehat-nasehatnya.
Skip.
Pagi ini,aku tidak pergi ke kantor atau keluar kemanapun,ada perasaan takut yang membuatku sedikit tidak berani melangkahkan kaki bahkan walau hanya ke halaman rumah saja.
Apalagi sejak tadi malam aku yang menghubungi bude Marni melalui Febri,hatiku rasanya tidak karuan,otak bahkan blank,tidak dapat berpikir.
Sementara itu, email-email ancaman selalu masuk ke laptopku, tentu itu dari pak Presdir.
Tadi malam saat ditelepon,bude Marni memintaku untuk memberitahukan kepada kedua orang tuaku yang sebenarnya, karena ini juga menyangkut adik ku Andini,tapi bagaimana mungkin bude tahu kalau hal ini juga menyangkut Andini, sedangkan aku sama sekali belum bercerita kalau nama Andini terlibat,aku hanya menceritakan soal kejadian yang ku lihat saja bahkan aku tidak mengatakan kalau itu adalah pak Presdir bosku sendiri.
Tapi,bude juga kemarin memintaku untuk segera kembali ke desa bersama keluargaku juga, karena ada hal penting yang berhubungan dengan nyawa kami semua.
Pada awalnya aku takut untuk menceritakan segalanya,namun semenjak aku ditemukan pingsan dikantor, orang tuaku selalu bertanya apa sebenarnya yang terjadi,sebab malam itu, mereka sebelumnya telah aku beritahu kalau aku lembur,namun aku harus memberanikan diri, supaya bisa mencoba untuk sekadar melindungi mereka,meski aku tidak begitu yakin aku bisa,sebab yang ku hadapi itu bukan manusia juga bukan hantu, melainkan iblis yang entah darimana datangnya dan aku pun mengklaim kalau pak Presdir itu bukan hanya setan biasa, melainkan juga iblis neraka.
Aku mulai menuruni anak tangga satu persatu,aku melihat mereka sedang berada diruang keluarga, mereka hari ini tidak ke restoran dan aku menemui mereka disana.
Aku kemudian duduk ditengah-tengah mereka,aku mendekati mereka dan mereka heran dengan sikapku yang seperti orang bingung.
"Kamu bingung kenapa, sayang" tanya Mama yang sepertinya lebih tahu rasa kekhawatiran ku
"Arumi,mau..mau...mau..." aku gugup
"Mau apa Arumi" tanya Papa
"Arumi mau cerita, pa, ma"
"Cerita apa,ya cerita saja" jawab Papa
"Apa kamu sudah siap cerita kejadian beberapa hari yang lalu, sayang" tambah Mama
"Iyaa.." jawabku lagi
"Ya sudah,ayo, sayang ceritakanlah kepada kami sekarang" ucap Mama lembut
Aku kemudian menceritakan segalanya, kecuali bagian adegan live streaming pak Presdir, karena Jujur aku malu, kalau sampai Papa dan Mama mengira anaknya suka adegan-adegan seperti itu, apalagi aku sendiri masih belum menikah,kalau sudah menikah,kan lain lagi ceritanya, mungkin aku akan sering-sering melakukannya dengan suamiku nantinya.
Memang kalau mengingat itu aku takut, ditambah suasana malam yang mencekam pula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Wartin Kusmawati
masih blm paham cerita nya
2022-02-27
0
Flora
like setia bersamamu
terus berkarya aku mendukungmu
salam dari yuppy
"Diikuti makhluk ghaib"
2020-12-12
1