Kecelakaan Faraz.

Faraz baru saja selesai mandi, dari tadi dia hanya diam dan tidak keluar dari ruangannya.

"Kau tidak menemui ayahmu?" Tanya hantu itu.

Faraz melihatnya yang santai tertidur di atas kasur. Tapi matanya mulai tertarik dengan perubahan warna rambut yang sangat mencolok.

"Kau sudah berubah, warna rambutmu menghitam." Ucap Faraz mendekat ke arahnya sambil kembali melihat warna rambut itu.

"Berhentilah bicara omong kosong. Jangan sentuh aku lagi." Nada bicaranya sangat judes tapi tidak membuat Faraz tersinggung sedikitpun.

"Aku penasaran mengapa tadi kau mengatakan lelucon pada anak kecil itu?" Faraz kembali membicarakan tentang gadis kecil di TKP.

Gadis kecil itu tampak menghela napas. "Sebagai bayarannya 10 tahun umurmu!" Oceh nya lagi pada Faraz.

Faraz mulai kesal dengan kata-kata seperti itu, ketika dia berbalik Faraz sudah melihat dia tertidur pulas.

Faraz berdiri memandangi roh penasaran yang selalu mengikutinya, kurang lebih sudah hampir 20 tahun roh itu bersamanya kemanapun. Dia memang diuntungkan karena kedatangan roh itu berhasil membuatnya bisa selamat dalam beberapa kejadian yang bahkan dengan nalar saja dia tidak bisa mengerti.

Kejadian terakhir adalah di TKP tadi, dia tertembak bahkan dadanya mulai sesak. Tapi memang bukan dia yang terluka sebenarnya melainkan roh gadis itu.

"Berikan aku nama!" Lirihnya. Faraz kembali melihat ke arahnya memikirkan apa yang sudah dia lewatkan, tentu saja dia sudah melupakan untuk memberinya nama.

Dia berjalan dan duduk di kursi yang menghadap ke arah jendela, pikirannya sibuk memikirkan sebuah nama yang pantas disebutkan setelah hampir 20 tahun bersama.

"Yuri, Wuri, Atau Yurli." Beberapa nama muncul dipikiran. Tapi Faraz dari tadi hanya menggelengkan kepala.

Faraz masih duduk santai menikmati secangkir kopi sambil melihat hp nya lagi. Sesuatu yang tampak di hp langsung membuat Faraz membulatkan matanya. Foto seorang gadis, dia tahu jika gadis itu adalah gadis yang sama dia temukan. Ternyata gadis itu salah salah satu orang yang selamat dari perampokan besar di kota.

Faraz terus membaca isi berita karena terlalu menarik untuknya. Dia mencurigai jika seseorang akan mengambil paksa gadis itu dan menjadi walinya. Tersangka yang sebenarnya ada diantara mereka.

"Kau ikut lagi?" Tanya Faraz ketika sibuk memakai jaket.

gadis itu diam saja, duduk di sana tak merespon apa yang dikatakan Faraz.

Faraz tak memperdulikannya karena dia harus pergi ke tempat yang cukup jauh dari rumahnya.

Dia terburu-buru pergi ke sana tanpa didampingi seperti biasa. Setidaknya Fikra harus ikut, namun entah mengapa dia melupakan hal itu juga.

Mobil sudah melaju keluar membelah jalanan raya yang tidak terlalu ramai kendaraan, dia butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke rumah yang kasusnya pernah dia tangani juga. Rumah yang dirampok itu.

Mobilnya melaju tanpa ada kendaraan lain yang melintas, Faraz masih tidak berpikir apapun saat itu, namun ketika setengah jam perjalanan sesuatu membuatnya terkejut, Faraz membanting setirnya ke arah kiri dan mobil yang dia bawa menabrak batas jalan, beruntung kali itu tidak membuat mobilnya terjun ke dalam jurang di sisi kiri.

Faraz tampak masih bisa menarik napas, kecelakaan seperti ini bukan sesuatu yang baru baginya jadi dia tidak perlu merasa berlebihan.

Ketika membuka mata dan melihat ke arah belakang sesuatu tiba-tiba ada di dalam mobilnya. Faraz segera menarik kembali penglihatannya, sambil memikirkan mengapa dia bisa melihat semuanya seperti semula.

Sudah lama dia tidak melihat kedatangan makhluk tak kasat mata seperti mereka yang tiba-tiba sudah ada di dalam mobil. Tak ingin memikirkan ketakutannya, Faraz memilih tenang mencoba menyalakan mobilnya kembali. Namun sial, mobil tidak juga bereaksi sedikitpun. Akhirnya dia harus keluar dari mobil berjalan mencari seseorang yang bisa dia temui, siapapun.

Sepanjang berjalan kakinya cukup tertatih ngilu, terasa keram. Faraz berhenti lagi dia berniat untuk mengambil hp nya menghubungi siapapun yang bisa datang.

Ketika ingin menyeberang jalan di sana sambil memegang hp, tanpa bisa fokus tiba-tiba sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Faraz tidak sadar jika akan ada mobil yang menabrak hingga tubuhnya benar-benar terpental jauh. Kejadian singkat itu membuat dia kali ini merasakan jika sesuatu terasa mulai sesak di dadanya, sesak sekali sampai tidak bisa bernapas. Seluruh badannya sakit terutama kepalanya. Kemudian pandangannya mulai hilang dia benar-benar dalam kondisi kritis.

*****

"Faraz kecelakaan." Teriak seorang wanita di dalam ruangan, di sana juga terdapat rekan polisi lain.

"APA?" Semuanya serempak terkejut. Merasa hal itu tidak mungkin sekali, apalagi Isyu nya Faraz tidak bisa mati bahkan sudah berapa kali dia selamat ketika pengepungan oleh para penjahat.

"Kau jangan asal bicara." Seseorang mulai tak terima.

"Tunggu semuanya! Aku menerima telpon dari pihak rumah sakit, Faraz mengalami koma karena cedera fatal di kepalanya. Dia benar-benar bisa mengalami kelumpuhan seumur hidup." Jelasnya.

Mendengar hal itu semua menjadi diam seribu bahasa, tidak ada lagi yang berani bicara, wajah semuanya tampak sangat terpukul. Faraz adalah seorang detektif yang tangguh, sia selalu menyelesaikan semua kasusnya. Meski banyak yang berbicara hal buruk, mengatainya gila.

Semua orang di dalam ruangan sangat syok, tidak pernah terpikirkan jika hal buruk sesingkat itu bisa membuat seorang detektif hampir mati.

"Dengarkan, kita perlu ke rumah sakit. Perwakilan saja pergi dma melihat kondisinya ke sana. Kalian tahu dia adalah rekan kita, jangan pikirkan hal buruk lagi tentang Faraz, kita harus mendoakan yang terbaik untuknya." Seorang yang tampak lebih tua dari semua orang berbicara. Perkataannya berhasil membuat semua orang luluh dan setuju.

"Aku akan pergi!"

"Aku ikut!"

"Aku tidak bisa diam saja di sini."

"Aku harus menemuinya."

"Aku harus melihatnya."

Tampak bingung hampir semua orang ingin pergi ternyata.

"Kita akan pergi ke rumah sakit bergantian, diusahakan untuk tetap jaga di kantor. Aku, Selly, Ran, Rian." Kita akan pergi bersama.

"Fikra. Anak itu harusnya ikut, dia harusnya sudah tahu kabar tentang Faraz. Kenapa dia belum juga datang?" Ucap salah seorang dari mereka.

"Biarkan saja dia menyusul nanti dengan kalian." Timpalnya.

"Cepat kita pergi!" Ke empat orang keluar dari kantor pergi menuju rumah sakit tempat dirawatnya Faraz.

"Apa kau bisa membayangkan bagaimana kondisi Faraz sekarang?" Tanya seorang lelaki di dalam mobil yang tampak lebih muda, dia adalah Rian.

"Aku jarang bertemu dengannya bahkan bisa terhitung Hannya berapa kali saja. Dia tidak selalu menemui semua orang di kantor kan?" Jawab seorang wanita bernama Selly.

"Faraz selalu mengurung diri di ruangannya." Timpal Ran terdengar tidak begitu suka.

"Aku dengar dia yang paling lama ditugaskan di kota ini kan?" Selly kembali bicara.

"Apa dia benar-benar tidak direkomendasikan pindah ke kota lain? Padahal dia memiliki prestasi yang baik kan?" Rian menunjukkan fakta yang diketahuinya.

"APA YANG KALIAN DISKUSIKAN?" Teriak seorang lelaki yang paling tua dari semuanya. Teriakkan nya langsung membungkam semua orang.

"Keterlaluan sekali, kau tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika kau yang terbaring di rumah sakit itu dma semua orang membicarakan mu?" Tak terima dengan tingkah orang-orang yang keterlaluan. "Faraz tidak pernah membuat kalian sudah kan? Dia tidak pernah membuat hidupmu susah atau meminta bantuan mu kan? Jadi diam saja dan bersikap sedikit waras." Ucapnya membungkam semua orang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!