Isi komputer Faraz

"Pak Min!"

"Pak Min!"

Panggilnya beberapa kalim Selly tampak mengamati seluruh sudut ruangan di kantor, dia melihat ke arah ruangan Pak Min yang tampak terbuka pintunya namun tidak ada siapapun. Kantor benar-benar sepi saat itu.

Tanpa pikir panjang Selly masuk ke dalam ruangan Faraz, dia tahu dimana kunci ruangan yang Faraz simpan karena dia selalu memperhatikannya.

Selly tidak berniat untuk membuat orang lain tahu soal ini, dia sangat hati-hati. Kemudian salah satu sepatu tinggi hitam milik polisi yang masih terpajang di sudut ruangan Faraz. Selly mengambilnya dan membuat sesuatu jatuh dari dalam. Meski sedikit jijik dia tidak melihat kapan sepatu itu dibersihkan karena dari awal Faraz bekerja sepatu itu sudah ada di sana sepanjang waktu.

Akhirnya pintu sudah berhasil dia buka. Selly mengintip ke dalam ruangannya lagi. Selain apa yang dia butuhkan saja Selly tidak pernah menyentuh dan mengubah apapun benda yang ada di ruangan Faraz itu.

Sekarang tujuannya adalah komputer, dia pikir akan mudah mendapatkan sesuatu di sana.

Selly menghidupkan komputer dengan perasaan yang campur aduk, dia takut jika seseorang tiba-tiba saja datang lagi, meskipun hanya Pak Min yang tahu tapi Pak Min tidak membuka mulutnya kan, tapi bagaimana jika itu adalah Ran? Rian? atau Fikra?

Tanpa disangkanya komputer sudah menyala dan keberuntungan lagi, tidak perlu sebuah sandi untuk mengakses komputernya. Selly merasa Faraz sedikit teledor. Tapi baginya itu tak masalah karena dia sangat ingin tahu apa yang ada dalam komputer Faraz.

Pertama Selly membuka file yang ada di dalamnya, hanya berupa beberapa folder foto berikut semuanya tertulis dengan waktu yang disusun secara terurut. Selly merasa tak tertarik saat itu, kemudian pikirannya menggoda dia untuk melihat album Photo, mungkin kah Faraz menyimpan foto nya sendiri di dalam komputer?

Tidak begitu sulit, foto maupun video bisa dia temukan dengan mudah. Persoalan mudah.

Beberapa foto membuat dia jenuh, semua hanya foto dirinya sendiri dengan beberapa tempat liburan, atau foto TKP yang sudah tercampur. Namun saat itu mata Selly langsung membulat tak percaya, dia melihat Faraz dengan salah seorang Gubernur kita di foto begitu dekatnya? Selly tak percaya hubungan apa yang terjalin antara dia. Semakin penasaran bahkan mungkin itu sesuatu yang sangat pribadi sekali, tapi Selly tidak tahan dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu.

Setelah beberapa menit berlalu. Selly nampak kecewa sekali dia duduk diam di kursi. Mengapa Faraz terlahir dari keluarga yang sangat disegani, dia terlahir dari salah satu tokoh penting di masyarakat, seorang pemimpin kota. Mungkin tidak ada yang tahu soal itu kan? Hanya dirinya sendiri.

Selly kembali berkutat dengan komputernya, ada sebuah folder tanpa nama. Dia sedikit menyipitkan mata dan menebak apa yang ada di dalamnya.

Kejutan lagi, Foto nya dengan Nona Zen. "Kasus kematian nona Zen juga atas tanggung jawab Faraz sendiri kan? Faraz yang mengurus segala halnya dan melakukan investigasi itu." Selly sangat tak percaya, kedekatan diantara keduanya sudah cukup dijelaskan oleh foto itu. "Bagaimana bisa dia melakukan semuanya?" Batin Selly tak percaya. Bayangkan saja andaikan dia memiliki seorang pacar, dia tidak mungkin mengurus kematian pacarnya sendiri, normalnya dia akan bersedih dan sangat terpukul.

Selly semakin bingung dia tak tahan dengan banyak hal yang sekaligus membuatnya tahu.

Satu hal lagi folder tanpa nama. Semangat sekali untuk cepat mencari tahu karena dia yakin ada sesuatu yang akan dia ketahui juga.

"Friend." Tulis nama untuk setiap fotonya. "Tapi ada yang aneh, apa maksudnya itu? Dia hanya berfoto untuk dirinya sendiri tapi menamai file itu dengan teman." Beberapa kali Selly memastikan, tampak melihatnya terus dari berbagai sudut pandang. Tapi tidak ada yang berbeda semua hanya foto Selfi saja.

Selly diam lagi, dia berpikir apa yang akan dia lakukan lagi dengan komputer itu. Beberapa hal sudah membuatnya terkejut.

Alih-alih menyudahinya mata Selly kini tertarik dengan penampilan web yang sering dikunjungi oleh Faraz dalam google, Mozilla, Firefox atau yang lainnya.

Selly cepat mengklik salah satu dari beberapa, dia akan tahu jika melihat riwayat pencariannya. Tapi lagi-lagi matanya terbelalak, dia sekarang yakin jika Faraz adalah orang aneh, dia benar-benar aneh karena hanya mencari tahu tentang hantu, roh penasaran, alasan roh yang selalu mengikuti manusia, dan iblis, lalu bagaimana caranya membuat roh pergi, cara untuk menutup mata indigo. Semua berbau mistis.

Selly mulai curiga ada sesuatu yang salah. Buru-buru dia menutup semuanya termasuk mematikan komputer nya lagi. Entah mengapa sikap dan kebiasaan Faraz baca adalah sesuatu yang membuat dia takut, Selly pernah menonton film seorang psikopat karena dia terlalu percaya hal-hal mistis.

Tak ingin berlama-lama, Selly segera pergi Dari ruangan itu.

"Oh. Astaga!" Tiba-tiba Pak Min memergokinya lagi.

Selly tampak terkejut begitupun Pak Min yang sangat terkejut karena seseorang keluar dari ruangan Faraz.

Tanpa berkata-kata lagi Selly memalingkan pandangannya, dia mulai salah tingkah dan perlahan mundur dari hadapan Pak Min.

Pak Min hanya menggelengkan kepala, kebiasaan Selly tidak bisa diterima, namun dia harus memberitahunya dengan cara yang lembut dan perlahan.

Selly sudah kembali ke ruangannya dengan pintu yang ditutup lagi.

Sedangkan Pak Min berjalan ke arah dapur mengambil kopi tadi yang sudah dia seduh di dapur.

Setumpuk pekerjaan harus cepat diselesaikan dalam waktu terdekat. Pak Min tidak tahu apa yang membuat Nona Zen meninggal, dia tidak memiliki seorang musuh, riwayat panggilan, rekening, tagihan, dan yang lainnya tidak bermasalah. Lantas siapa yang merasa bermasalah dengan nona Zen?

Tiba-tiba tampak Fikra masuk ke dalam kantor, kedatangannya langsung mengalihkan perhatian Pak Min yang langsung menatapnya.

"Aku sudah mengumpulkan semuanya!" Ucap Fikra yang datang seorang diri. Fikra berjalan ke arah mejanya, dia tidak bicara apapun lagi pada Pak Min. Matanya juga masih menghindari tatapan Pak Min.

Pak Min menghela napas, dia tidak bisa menyingkirkan sesuatu yang terus mengganggunya saat itu. Fikra tidak mengatakan apapun atau dia lebih baik berterus terang karena sudah tertangkap basah. Tapi lagi-lagi itu mengecewakan karena Fikra tak bereaksi apapun, seolah dia tidak bersalah dan tidak terlalu mempermasalahkannya, apalagi dia tampak tidak peduli jika Faraz dirawat di rumah sakit bahkan koma.

"Aku akan pergi keluar lagi, kau di sini bersama Selly. Dia ada di ruangannya." Ucap Pak Min pada Fikra.

Fikra hanya menganggukkan kepala saja tanpa mengatakan apapun. Namun Pak Min tak ingin mempermasalahkan nya, mungkin ada saatnya nanti Fikra sadar dan bisa berbaur dengan semua orang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!