Siapa anak kecil itu?

Di dalam rumah yang tidak tampak ada orang, buru-buru tangan mungil itu mendorong pintu. Berjalan mengendap dan melihat ke sekeliling dengan teliti. Ada sebuah lemari besar yang memiliki dua pintu. Dia berjalan ke arah lemari itu hati-hati kemudian masuk ke dalam dengan ketakutan. Di ingatannya kini beberapa kali tergambar suara tembakan tadi yang baginya seperti suara petir menyambar, terus terulang.

Tok...tok...tok...

Suara pintu diketuk.

"Siapa itu?" Ada suara perempuan menyahut.

Derap langkahnya terdengar ke arah pintu.

"Apa ada anak kecil masuk ke sini?" Tanya seseorang.

Guk...guk...guk...

Suara anjing liar tadi terdengar.

Anak kecil yang bersembunyi di balik lemari hanya bisa merangkul lututnya rapat, kakinya gemetar sekali.

Sedangkan perempuan di luar cukup syok melihat kedatangan orang dengan sebuah pistol di tangan, juga ada seekor anjing di luar.

"Aku tidak melihat apapun. Tidak ada." Jawabnya tegas. Tentu saja dia tidak berbohong karena dia tidak melihat anak tadi masuk ke dalam rumahnya tanpa permisi.

"Jangan berbohong wanita ******!" Tiba-tiba dijambaknya rambut panjang wanita itu sampai dia meringis kesakitan.

"Aw... tolong!" Dengan berani dia berteriak.

"Ada apa?" Seorang pria berlari dari dalam rumah.

Dor...dor...dor...dor...

Entah berapa tembakan itu, pria di dalam rumah bahkan tidak sempat mengatakan apapun, tubuhnya langsung terjatuh dan darah tak hentinya keluar.

Sedangkan wanita yang ketakutan itu kini menangis.

"Sayang ... Tidak!" Ucapnya gemetar lemah. Tak tahan melihat kekasihnya tewas oleh tangan asing yang menanyakan seorang gadis.

"Sialan, kau terlalu berlebihan. Cepat kita pergi!" Kawannya mengingatkan. "Kau meninggalkan jejak lagi." Ucapnya kecewa.

nging....

Suara sirine mobil polisi tiba-tiba menyergap. Kedua pasang mata orang itu tanpa syok dan bingung, di kawasan yang tidak ada cctv nya seperti ini mengapa masih bisa membuat polisi datang?

"CEPAT!" Ditariknya temannya itu untuk cepat pergi. Namun dia malah jadi bingung ketika disergap dengan suara itu.

Dor ...

Satu tembakan tepat di kepala. Mata wanita itu tampak melotot tenang tubuhnya lemas dan jatuh ke lantai.

Guk...guk ..guk

ternyata suara anjing miliknya mengganggu.

Dor...

Tembakan lagi yang berasal dari pistolnya, dia menembak anjing itu agar tidak bisa mengikutinya.

"BODOH!" Teriakan yang berasal dari temannya. Sebisa mungkin keduanya berlari bersama ke jalanan yang cukup membingungkan karena semua area di sana merupakan tempat baru.

Namun sayang kedatangan rombongan polisi yang langsung menuju rumah itu ternyata sudah sangat terlambat.

Semuanya langsung berpencar atas perintah salah satu orang di sana, sedangkan dia dan satu orang temannya fokus melihat TKP.

"Berhenti. Ada jejak anak kecil di sini." Ucapnya menghentikan langkah kaki dari temannya itu. Senter kecil berwarna biru itu kemudian terus menyebarkan cahaya sepanjang jejak langkah kaki mungil yang terlukis di lantai sampai matanya berakhir di lemari besar yang terpampang di sana.

"Kau periksa di dalam. Hati-hati!" Perintahnya lagi yang langsung di ia kan.

"Lelaki dewasa yang tewas, diduga penyebabnya sama karena ditembak." Ucapnya sebagai laporan.

"Teruskan!" Jawab lelaki yang masih memandangi lemari besar itu.

"Kau di dalam sana?" Tanyanya. Namun tidak ada respon.

"Kita akan keluar dari rumah ini dengan aman, jadi keluarlah sekarang." Ucapnya lagi membujuk.

Namun masih tidak ada jawaban apapun.

Perlahan dengan langkah yang hati-hati dia berjalan, kemudian sekarang sudah memegangi pegangan lemari itu dan membuka kedua pintunya bersamaan.

Kosong, tidak ada anak kecil di dalam sana.

Ditutupnya lagi lemari itu, namun dari ekspresinya dia tampak tidak puas. Ada yang mengganggu. Harusnya anak itu masih ada di dalam lemari namun entah kemana perginya.

"Apa kau menemukan sesuatu, Pak?" Tanya salah satu orang yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Astaga! Berhenti di sana. Aku butuh alat penjiplak nya. Cepatlah jejak kaki di sana!" Ucapnya sambil menunjukkan ke arah lantai.

"Siap pak!" Buru-buru orang yang tadi bersamanya masuk langsung mengerjakan sesuatu yang diperintahkan.

"Ada jasad anak kecil di gang belakang rumah ini." Lapornya pada lelaki itu.

"Mari kita periksa!" Ucapnya tampak kecewa karena tidak menemukan apapun di dalam rumah. Matanya masih beberapa kali memandangi rumah itu kemudian baru berjalan ke gang yang disebutkan tadi dan jaraknya itu sangat dekat.

"Diperkirakan ada beberapa orang, membawa anjing juga. Ada bekas gigitan di kaki, tangan, dan juga tembakan di tubuhnya." Laporan yang dia terima dari satu orang polisi.

"Sial. Siapa yang mau membunuh orang-orang jalanan seperti mereka. Menyedihkan sekali." Komentarnya. Dia juga memeriksa keadaan jasad itu.

Ternyata bisa separah itu luka yang dialaminya. Apalagi bekas gigitan anjing yang mencabik kulit halus anak kecil sepertinya.

"Amankan!" Ucapnya lagi.

Tak lama muncul beberapa orang dari arah yang berbeda. Seseorang menyerahkan 3 buah pistol dan 2 pasang baju. Sedangkan yang lainnya kembali dengan tangan kosong.

"Semuanya jangan sampai ada yang keluar dari area ini, periksa juga setiap orang yang keluar masuk." Pintanya.

"Apa? Kau serius?" Cela seseorang yang berdiri di belakangnya.

"Pelakunya masih di sini bodoh!" Ucap lelaki itu dengan yakin.

"Nona Inez tidak ditemukan dimanapun." Seseorang melapor memberikan berita yang sangat tidak begitu enak didengar.

Tampak lebih kecewa dari sebelumnya.

"Hubungi Pak Ridwan!" Ucapnya.

"Geledah rumahnya jangan lewatkan apapun!" Ingatnya lagi pada semua orang.

"Apa kita akan pergi, kemana?" Tanyanya.

"Mencari para berandal jalanan itu."

Tak terlewatkan seperti yang diminta oleh ketua investigasi penyelidikan, semua TKP sudah ditandai, jasad yang ada di TKP sudah dikirim ke rumah sakit untuk di Otopsi, rumah warga disekitar sudah digeledah. Namun tidak ada yang bisa dihasilkan setelah beberapa jam.

Untuk sementara penyelidikan diserahkan kepada unit investigasi dan polisi lain menyusuri sisa jejak yang ditemukan.

Lelaki yang masih tampak rumit itu memandangi rumah tadi, dia yakin harusnya ada anak kecil dan tidak mungkin lenyap ditelan angin seperti itu kan?

Mau bagaimana lagi satu-satunya petunjuk hanya lemari besar itu, karena jejak kaki yang ditemukan hanya sampai di sana saja, di sekeliling rumah tidak tampak ada bekas kaki yang lain. Jadi apa yang membuatnya salah dan terlewatkan dalam penyelidikan ini?

"Aku yakin anak kecil ini pergi dan bersembunyi ke dalam lemari. Itu artinya dia sangat ketakutan karena terancam oleh sesuatu." Gumamnya sambil terus mengamati lemari dari semua sudut.

"Mungkin pasangan yang kita temukan adalah orang tua dari korban yang sengaja disembunyikan di sana, namun tidak ada jejak yang tertinggal di tempat lain. Arah kakinya tepat mengarah seperti masuk dari arah pintu." Tebak orang yang bersamanya.

"Kemungkinannya para berandal itu membawa anak yang ada di dalam lemari." Tebaknya lagi.

"Tidak ada bukti yang mengarah kesana, bahkan tidak ada sidik jari juga jejak sepatu atau kaki semacamnya di sana."

Tampak janggal kali ini tidak mudah untuk memecahkan teka-teki yang membuat kedua orang polisi itu kebingungan.

****

Terpopuler

Comments

Raya

Raya

ilang kemana tuh😄 ke isekai kah😁

2023-08-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!