Pencarian 1

"Pak, tidak ada bukti lain lagi di TKP. Kita sudah mulai kehabisan waktu." Lapor seseorang yang tampak lebih muda, mungkin usianya masih 22 tahun dan ini adalah tahun pertama dia bertugas menjadi seorang polisi.

Tampak kesal wajahnya ketika mendengarkan penjelasan itu semua. "Kau harusnya tidak bekerja dengan ku, kau tahu apa julukanku? GILA." Ucap lelaki yang lebih tua tampak frustasi.

Mendengarnya membuat dia langsung diam.

Di sisi lain secara tak kasat mata gadis kecil itu terus tertawa mentertawakan sikap tuannya yang sangat menggemaskan.

"Diam!" Bentaknya marah.

Spontan mata polisi muda yang baru saja bertugas itu langsung terlihat bingung sekali, dilihatnya ke kiri dan ke kanan namun tidak ada siapapun selain dirinya kan. Saat melihat kembali atasan di depannya matanya langsung terperanjat kaget.

"Kau menyebalkan sekali, lakukan yang benar dan ulangi semuanya dari awal. Kau harus lebih teliti lagi!" Omelnya dan langsung mengabaikan polisi muda dengan nama Fikra.

Dia berjalan keluar lalu kembali ke dalam ruangan, masuk ke dalam ruangan pribadinya dan menutup pintu, menguncinya dari dalam.

Fikra terus menatap atasannya itu dengan tatapan aneh. Dia harus bekerja sendirian lagi, padahal seharusnya dia didampingi. "Dan apa yang dilakukan olehnya? Hanya bisa menjadi penyuruh." Gumamnya kesal.

Fikra berjalan gontai ke luar ruangan, dari tadi dia sudah menggaruk rambutnya beberapa kali. Ternyata tidak semudah itu menjalankan pekerjaan yang menjadi kebanggan keluarga. Sebelum pergi keluar Fikra tampak aneh menatap orang-orang di kantor yang terus memandanginya sambil saling berbisik. Ada sesuatu yang salah? Entahlah.

Di dalam ruangan pribadi Letnan Faraz sudah terlihat frustasi dari tadi, ditambah dengan ocehan gadis kecil yang selalu mengikutinya kemanapun.

"Kau masih terus mengikuti ku, padahal dulu umurku masih 10 tahun." Ucapnya.

"Memangnya kau tidak bisa bersyukur jika roh sepertiku yang menjadi penguntit tuan Letnan." Serunya sambil tertawa.

"Setidaknya kau harus melakukan banyak hal. Apa gunanya terus menjadi penguntit ku selama ini hanya diam saja dan menonton." Ejeknya lagi.

"Setidaknya aku bisa menjagamu agar tetap hidup." Jawabnya enteng.

"Sebetulnya kau sangat khawatir dengan nona cantik itu kan? Aku bisa memanggilnya untukmu kau mau?" Terangnya cetus.

Mata Faraz langsung membulat mendengarkan kata-kata itu. "Heh, kau pikir dia hantu yang bisa kau panggil?" Sebutnya tak terima.

"Dia sudah tewas, tubuhnya tercabik-cabik dengan mesin penggiling daging yang besar dan polisi tidak akan pernah menemukannya. Sisa daging dan tulang tubuhnya sudah mengalir bersama air sungai yang tidak pernah ada jembatan penghubung di sana." Bisiknya pada Faraz.

Saat itu juga terasa sesak, dadanya tampak merasa sangat syok. Andai saja perkataan gadis kecil itu benar, bagaimana hal itu bisa terjadi?

"Kau berbohong lagi pada ku?" Tanyanya panik. Napas Faraz benar-benar sudah berubah saat itu terdengar begitu berat.

"Setidaknya aku ingin memiliki nama. Beri aku nama sekarang!" Namun hantu gadis itu benar-benar mengalihkan pembicaraan tampak tak ingin membahas obrolan yang dia sebutkan tadi.

"Jawab aku apa kau tidak berbohong?" Kedua matanya menatap tajam bahkan Faraz tak segan memegangi kedua bahu kecil dari hantu yang selalu mengikutinya itu.

Hantu itu tampak bingung reaksi Faraz berlebihan dan rasanya dia sangat serius, sekarang tidak ada celah untuk berbuat main-main lagi.

"Kau sudah dua kali menyentuh tubuhku." Ucap hantu itu. Namun Faraz tampak tak peduli yang dia butuhkan adalah sebuah jawaban, maka tangannya semakin erat mencengkram bahunya.

"Aku tidak bohong!" Ucap hantu itu. Faraz segera melepaskan cengkraman tangannya. Melihat ke atas langit-langit ruangan, mengatur napas, terutama kewarasannya. Deskripsi yang dikatakan hantu itu terngiang jelas di telinganya, dia tak tahan ingin segera menangkap para pembunuh itu sekarang juga.

Tanpa berpikir panjang Faraz segera berjalan ke arah pintu. Pergi keluar dari kantornya, berjalan ke arah mobil, dan menjalankan mobilnya. Dia harus menemukan semua tempat yang disebutkan, terutama tempat dengan penggiling daging dan sungai.

Hantu yang selalu bersama Faraz masih menatapnya dari tadi, sebenarnya dia tidak tahu apa yang dipikirkan oleh tuannya itu, dia hanya tahu dengan kebiasaan tuannya dan sebentar lagi pasti ada pertunjukkan gila, seperti sebutannya oleh orang-orang.

Faraz menyetir sambil mencari sebuah sungai dari google map dari hp nya. Terutama sebuah sungai terdekat dengan TKP.

Setibanya di TKP, tampak sudah begitu banyak orang di sana, terutama para penduduk asli yang tidak bisa keluar dari area batas polisi.

Faraz hanya bersikap dingin melewati barisan itu, padahal semua orang memandanginya kesal.

"Periksa semuanya, kau diam saja dari tadi!" Teriaknya marah pada para petugas lain yang bertugas di sana. Siapa sangka semua menjadi tertib lagi, keadaan menjadi kondusif.

"Apa yang kau lihat? Memangnya rumah ini pajangan saja? Periksa lagi dari awal!" Teriaknya lagi.

"Kau sudah temukan semua bukti lain? Sebenarnya kau bisa apa dengan seragam mu itu? Memalukan!" Hardiknya kesal.

Tidak ada yang terlewatkan semua petugas yang bekerja, kini terpaksa harus mengulangi lagi semuanya dari awal. Padahal sudah berapa kali mereka lakukan, sebagian sudah menganggapnya jika itu hanya akan sia-sia saja.

Tanpa mengatakan apapun Faraz pergi pada setiap rumah, dia harus pergi dan memeriksa rumah dengan mesin yang disebutkan oleh hantu sialan itu.

"Pak, kau tahu sesuatu?" Fikra yang sudah mengawasinya langsung menyerbu Faraz dan mengikutinya.

Faraz tak mengatakan apapun, dia memakai sarung tangan dan mengetuk satu persatu pintu rumah.

"Geledah!" Perintahnya pada Fikra yang saat itu sudah ikut bersamanya.

Fikra tampak terkejut, tapi dia mengikuti perintah itu.

"Mohon maaf, Saya harus memeriksa." Ucap Fikra ramah pada pemilik rumah.

"Kau mau sensus penduduk atau melakukan investigasi. CEPAT!" Teriak Faraz jengkel.

Tidak ada satupun yang tidak terkejut dengan suara Faraz termasuk pemilik rumah.

Semuanya digeledah, termasuk Fikra tak melewatkan satupun yang tersisa di dalam.

"Aku sudah menggeledah rumah dan mengumpulkan kesaksian tertulis di sini." Laporan Fikra pada atasannya itu.

"Cari lagi." Perintah Faraz.

Selanjutnya rumah yang ada di ujung selokan area itu.

Fikra menatap tajam ke arah rumah itu dengan teliti dan hati-hati karena rumah yang tampak di depan matanya adalah rumah terakhir dari 10 rumah yang ada di area.

Fikra menatap atasannya dan sebuah gerakan sudut mata sudah cukup memberikan perintah.

Pistol polisi langsung keluar dan dengan mengendap Fikra mencoba masuk ke dalam rumah.

"Tidak ada siapapun!" Teriak Fikra.

Faraz bergegas dan melihat rumah itu kosong. Namun matanya langsung menangkap lantai yang mengkilap. Dia berjalan lagi dengan senter biru melihat ada begitu banyak jejak di sana hingga berakhir di sebuah ranjang kasur yang lusuh. Dia memerintahkan Fikra untuk memeriksanya, dan benar saja dia mayat ditemukan lagi.

Faraz langsung berlari ke dalam barisan orang-orang ketika mereka pertama kali masuk ke tempat. "Ada yang sudah lama tinggal di kawasan ini? Yang paling lama diantara kalian?" Teriak Faraz bertanya.

Seseorang mengulurkan tangan laku Faraz memintanya mendekat, tampak membisikkan sesuatu.

Selanjutnya orang itu berjalan melihat satu persatu orang yang ada pada barisan itu.

Faraz berdiri mengamati, dia tidak perlu bertanya karena hanya melihatnya saja naluri polisinya bisa langsung menebak.

"Kau ikut kami sekarang juga!"

"Bawang orang itu?" Perintah Faraz.

"Apa yang kau katakan? Tidak! Aku tidak bisa kemana-mana." Dia terus menolaknya.

Namun polisi seperti Faraz tidak bisa dikelabui dengan mudah, dia tidak bisa tertipu karena ada seseorang yang menemaninya saat itu, tak lain adalah hantu gadis kecil yang membicarakan segala hal di TKP. Termasuk memberitahu Faraz pelaku dalam kasusnya ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!