Penangkapan

Lampu neon di setiap rumah serempak padam saat itu, tidak ada yang tampak sedikitpun di sana, dalam jangkauan mata terdekat saja Fikra maupun Faraz dapat melihat sesuatu dan menebaknya.

Namun kini Faraz telah hilang dari jangkauan Fikra. Fikra yang panik mulai tidak bisa mengontrol dirinya saat itu. Dan sesuatu terjadi di sana, Fikra menyadari kedatangan seseorang ke arahnya entah siapa namun sudah berhasil membuatnya setengah mati takut.

Doorr...

Suara tembakan.

Keadaan semakin genting ketika suara tembakan itu menggema di tengah suasana yang cukup sepi. Fikra terperanjat kaget, dia bisa melihat semua orang yang berkumpul dengan senter itu mulai bergerombol lari ke arah yang sama. Tepat satu arah di sana apapun yang terjadi Fikra tidak bisa mengetahuinya.

Fikra menggunakan kesempatan itu, dia meraba hp nya sementara dia berdiri dan meraba-raba ke arah dinding. Bersembunyi lalu membuka layar Hp. Yang dia pikirkan hanya harus selamat dan tempat ini harus segera disergap oleh banyak orang dengan begitu dia bisa selamat karena bantuan akan datang.

Tiba-tiba sebuah keributan datang ke arahnya. Ada banyak sekali kaki yang berlari menghampirinya saat itu.

Fika sangat panik dia juga bingung harus pergi kemana dalam waktu singkat seperti itu. Sebelum berhasil memikirkan sebuah rencana ternyata dia sudah disergap oleh banyak orang yang membawa senter tadi. Fikra tak bisa kemanapun. Seseorang berjalan ke arahnya dan membiarkan lampu senter menerangi wajah Fikra untuk menegaskan orang asing diantara semua orang.

Tiga orang berjalan ke arah Fikra membawa seseorang yang tampak tak bisa berkutik di sana. Fikra mulai menebak jika itu adalah Faraz. Ketika semakin mendekat dan wajahnya mulai menengadah Fikra semakin bingung, dia tidak tahu siapa yang sudah tertangkap oleh tangan-tangan penjahat itu.

Fikra tidak bereaksi apapun, dia tidak mengatakan jika dirinya mengenalnya karena entah apa yang akan terjadi jika dia katakan kebohongan itu.

Orang-orang yang membawa senter semuanya tampak memakai masker, Fikra tak bisa tahu bagaimana wajah menyeramkan mereka.

Akhirnya Fikra harus merasakan sendiri ketika menjadi tawanan dari orang-orang itu. Dia disekap, tangannya diborgol oleh tali kain yang cukup membuatnya tidak bisa bergerak sedikitpun, mulutnya juga disumpal dengan kain yang digulung.

Orang-orang tadi tampak mendekati arah lemari, ternyata di balik lemari itu tersimpan beberapa senjata api di sana yang terpajang. Sayang sekali karena lemari itu tidak membuatnya sampai curiga. Tapi ada sesuatu yang menarik saat itu, lemari baju di sana menampilkan sesuatu yang aneh di dalamnya, tampak ada sebuah gagang pintu di bawah tumpukan baju yang paling bawah.

"Kalian akan menjadi pengorbanan terakhir di tempat ini." Seseorang berbisik pada Fikra. Tapi mendengarkan suara itu lagi Fikra langsung tahu siapa seharusnya yang bicara saat itu. Tentu saja adalah Faraz.

Seseorang dari kelompok mereka tampak memberikan sebuah Aba-aba. Lalu tak lama semuanya langsung kompak berjalan ke arah dapur dan kembali membawa satu jerigen kecil di tangan. Sekilas melihatnya saja Fikra bisa langsung tahu jika isi jerigen kecil itu adalah bensin untuk membakar seluruh tempat di sana.

Secara teratur semuanya pergi cepat ke tempat lain, mungkin tujuan mereka untuk cepat menyebarkan bensin ke seluruh titik tanpa terlewatkan. Sedangkan Fikra dan salah satu orang yang juga diikat dengannya terlihat semakin panik. Tubuh keduanya sudah basah oleh bensin, jika saja ada sesuatu pemicu seperti korek api kecil sekalipun sudah pasti bisa menghanguskan seluruh tempat termasuk dengan dirinya yang terpanggang hidup-hidup di sana.

Bagaikan sebuah jalan buntu, Fikra tidak bisa tahu hal apa yang harus dilakukannya agar bisa keluar dari situasi yang sekaligus bisa membuatnya mati di tempat.

Tidak tampak apapun lagi, mungkin orang-orang sudah pergi, sekarang hanya tinggal menghitung saja maka semuanya akan berakhir.

Fikra masih memikirkan jika orang itu adalah Faraz, kemungkinannya sangat meyakinkan karena Faraz tiba-tiba hilang entah kemana sedangkan orang yang tertangkap bersamanya adalah orang lain. Hal itu artinya Faraz menyamar diantara mereka.

"Bodoh sekali!" Terdengar suara ejekan yang terkadang dalam situasi buruk seperti itu membuat Fikra ingin mendengarnya lagi.

Tampak seseorang berusaha membuka tali yang disimpulkan di tangan Fikra.

Duarr ...

Namun tiba-tiba suara tembakan, kemudian tampak api yang tiba-tiba besar menyala di sekeliling dengan cepat, bahkan menjalar mengikuti aliran bensin.

Fikra tak mampu berkata-kata lagi, dia sangat tidak sabar ingin segera melepaskan diri dan pergi melarikan diri kemanapun asal selamat.

"Diam bodoh sangat sulit sekali." Faraz terdengar tidak terima karena Fikra yang terus saja bergerak tidak diam.

Faraz tampak pergi mencari sesuatu ke arah dapur dengan senter biru andalannya. Dia berhasil mendapatkan sesuatu di sana hanya sebuah pisau cutter kecil.

Fikra hampir ingin menangis karena api itu sudah dekat bahkan sekarang mungkin bisa masuk ke dalam rumah lalu membakar tuunuhga yang penuh bensin.

Tak lama tali terlepas. "Cepat pergi!" Ucap Fikra panik.

"Cepat ke sana, lemari!" Ucap Faraz. Dia juga melakukan penyelamatan pada orang asing yang tidak sengaja tertahan bersama Fikra di tiang yang sama.

Fikra tak mengerti apa yang dikatakan Faraz saat itu, dengan ragu dia benar-benar berjalan ke arah lemari sedangkan faraz terus mencoba membuka tali di tangan orang yang tidak dikenalinya, padahal api sudah membakar rumah bagian depan.

"Cepat!" Faraz segera meraih tangan orang itu lalu berlari juga ke arah lemari.

"Turun, cepat kau turun!" Ucap Faraz pada Fikra. Namun Fikra hanya tampak ingin menangis karena dia sama sekali tidak mengerti apapun yang dikatakan Faraz saat itu.

Tak ada waktu lagi untuk ditunggu, Faraz menggeser tubuh Fikra saat itu dan segera mengangkat seluruh baju yang bertumpuk di sana. Sesuatu langsung terlihat, Fikra juga bisa menebaknya jika itu adalah sebuah pintu rahasia yang tersimpan rapih di bawah lemari, pintu yang akan mengantarkannya ke tempat berbeda di bawah tanah.

Satu persatu mulai masuk karena jalan pintu di sana hanya cukup muat untuk satu orang saja, jadi dimulai dari Faraz yang masuk ke sana, kemudian orang asing yang bersama mereka, dan terakhir Fikra yang sudah tidak bisa diam dari tadi. Ketika Faraz berhasil turun disusul dengan orang asing tadi kemudian Fikra sudah tampak dengan baju yang dipenuhi oleh api.

Bukan main karena Fikra hampir terbakar hidup-hidup, namun mungkin karena kebetulan yang baik akhirnya dia bisa selamat dari sesuatu yang sangat menakutkan seperti tadi.

Fikra dan Faraz selamat begitupun orang asing yang entah siapa, hanya Faraz yang tahu siapa orang itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!