Masalalu tuan detektif

"Kau mengenalku?"

"Apa kau bisa melihatku?"

"Lihatlah kemari!"

Anak kecil yang terus mengoceh itu sambil terus tertawa senang. Berlarian kesana kemari membuat anak lelaki yang sudah ketakutan seperti tikus di dalam kandang, duduk tidak bisa bergerak kemanapun, hanya bisa membisu memperlihatkan matanya yang melotot menonton semua yang terus muncul di hadapannya.

"Kau bisa melihat ku kan?" Tanyanya lagi.

Keringat dingin keluar membasahi dahinya, namun tak sengaja sudut matanya bergerak dan bertemu dengan sosok hantu gadis kecil itu.

"Aku bisa melihatnya, kau sudah melihatku kan?" Ucapnya lagi di depan wajah anak lelaki itu ketika kedua mata mereka berpapasan.

Setengah mati ketakutan, untuk usianya yang memasuki tahun ke 10 dia sudah tahu dan mengerti apa yang terjadi saat itu. Tentu saja bukan hal yang biasa pada umumnya. Tiba-tiba matanya bisa melihat makhluk tak kasat mata dimana-mana, lalu anehnya dia melihat hantu gadis kecil yang begitu gembira ketika tahu dia mampu melihatnya.

"Pergi kalian!" Bentaknya asal.

Sekejap mata pemandangan kali ini kembali membulatkan mata anak lelaki itu lebar-lebar. Mustahil sekarang tidak ada satu pun makhluk seperti tadi di semua sudut ruangan. Hanya tinggal dia seorang dengan gadis kecil yang masih terus melihatnya aneh.

"Cepatlah bertanya padaku! Aku ini siapa, aku ini apa, atau kau sudah mau menjadi temanku sekarang?" Tebaknya asal.

Anak lelaki yang masih ketakutan, tapi untuk sekarang dia sedikit bersyukur karena tidak ada penampakan menakutkan yang ada di ruangan itu. Makhluk lain menyeramkan karena penampilannya yang tidak utuh lagi, sedangkan gadis kecil di hadapannya layak seperti manusia dan seluruh tubuhnya seperti anak albino, kulit pucat bahkan rambut memutih seluruhnya.

"Kau apakah kau benar hantu?" Tanyanya polos.

"Apa aku terlihat seperti manusia?" Tanyanya.

"Kau seperti anak kecil." Jawab anak lelaki itu.

"Oh senangnya, ternyata ada manusia yang bisa melihatku kali ini." Gumamnya pada dirinya sendiri. Saking gembiranya dia tak henti-henti terus tertawa dari tadi.

"Hei. Jangan panggil aku anak kecil, bahkan umurmu hanya 10 tahun. Aku lebih tua dari umurmu itu." Dia bicara lagi pada anak laki-laki itu.

Tak disangka hanya 5 menit berlalu kemudian anak laki-laki itu tertawa.

"Kau lucu sekali, lihatlah sekarang tinggi mu saja tidak lebih tinggi dariku." Ejeknya bak bicara dengan anak kecil.

"Kau baru 10 tahun, aku anggap itu sebagai lelucon." Ucapnya nampak bosan.

"Apa kau benar hantu? Apakah aku bisa melihat hantu?" Beberapa kali anak laki-laki itu bertanya dengan topik yang sama.

"Kau memang bisa melihatku, bodoh sekali. Manusia seperti mu malah bisa melihatku." Oceh nya yang mulai meladeni ejekan anak laki-laki itu.

"Baiklah. Aku pergi sekarang!" Tiba-tiba anak laki-laki itu berpamitan.

Mendengarnya hantu gadis kecil yang dari tadi senang ketika tahu ada manusia bisa melihatnya, tidak mungkin sekali dia bisa membebaskan manusia yang melihatnya dengan mudah kan.

"Kau mau kemana? Tidak bisa semudah itu pergi kan!" Cegahnya segera menghadang di depan tubuh anak laki-laki itu.

"Kau mengagetkanku!" Ucapnya.

"Tapi aku harus pergi dari sini. Aku harus pulang ke rumah." Jelasnya.

"Kau harus menjadi temanku sekarang!" Sebuah keputusan sepihak terdengar memaksa saat itu.

"Baiklah aku akan menjadi temanmu, bisa aku pergi sekarang?" Tak disangka anak lelaki itu langsung menyetujuinya dengan mudah, tanpa tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi saat itu.

"Kau tahu apa artinya berteman?" Tanya lagi gadis itu.

"Aku tidak bisa lama-lama di sini. Sudah aku katakan aku akan berteman denganmu mulai dari sekarang." Ucapnya lagi tampak tak ingin membuang waktu.

"Kata-kata mu sudah tertulis, mulai dari sekarang kau temanku. Kita akan berbagi umur di usiamu 10 tahun berarti 10 tahun milikku juga." Terangnya tampak begitu senang.

"Hah? Bagaimana bisa? Apa maksudmu?" Memang mengejutkan mendengarkan kata-kata itu di usianya yang baru saja 10 tahun ini.

"Kau sudah menjadi teman ku kan. Sekarang usia hidupmu 10 tahun adalah milikku. Terimakasih." Penjelasan sama seperti yang dibicarakannya tadi.

"Bagaimana bisa? 10 tahun? Sudahlah aku mau pergi sekarang. Jangan mencoba membohongiku lagi." Ucapnya kesal sambil berjalan namun ketika berusaha pergi tubuhnya terbentur dengan hantu gadis itu, membuat kedua matanya spontan membulat. "Kau hantu atau manusia?" Tanyanya syok. Sambil meraba bagian fisik lainnya yang benar-benar tersentuh oleh tangannya. "Kau membohongiku lagi?" Dia masih tidak paham apa arti dari perjanjian pertemanan, dan arti dari kejadian itu.

"Pergilah, mulai dari sekarang aku akan selalu ada bersama mu." Ucap gadis kecil itu kemudian menghilang dalam sekejap mata.

Melihat pemandangan mustahil itu dan untuk pertama kalinya suatu pengalaman yang tidak pernah terlupakan.

Takdir yang tidak bisa dimengerti baik, karena bisa bertemu dengan roh seribu tahun yang berpenampilan seperti anak kecil.

*****

"Tuan detektif kita pergi sekarang?" Seorang gadis kecil mengoceh sambil dia tidur di atas meja kantor yang berjajar di sana.

"Membosankan sekali. Dia selalu diam dan semakin tua usianya dia akan lebih bisi lagi."

Tak membuatnya berhenti bicara, dia berjalan sedikit lebih dekat ke tuannya itu. Kini bahkan dia duduk di atas pangkuannya.

"Coba aku tebak. Kau frustasi dengan nyawa seseorang, anak kecil yang ada di rumah itu kan?" Tebaknya.

Berhasil matanya menatap gadis kecil itu, namun tidak mengatakan apapun karena ada begitu banyak cctv di ruangan, dia tidak ingin dianggap gila oleh orang lain.

Tak sabar ingin banyak bertanya maka tujuannya sekarang adalah tempat tanpa cctv. Menyedihkan sekali karena tempat itu adalah toilet pria.

"Memalukan sekali. Aku tidak bisa berlama-lama di tempat menjijikan seperti ini." Keluhnya.

"Sebutkan apa yang kau ketahui tentang kejadian itu." Tanyanya singkat karena tak ingin basa-basi.

"Kau tertarik dengan lelucon ku kan? Apa kau ingin meminta bantuanku saja untuk menyelesaikan kasus ini?" Jawabnya tampak membuat polisi itu kecewa. Tidak mungkin banyangkan saja dulu karena kebodohannya dia harus kehilangan usia hidupnya sebanyak 10 tahun.

Lelaki yang berdiri di dal toilet hanya bisa menghela napas, berjalan gontai kembali keluar dari dalam toilet.

"Ayolah aku akan berbaik hati. Aku tahu semuanya dan kau bisa meminta bantuanku sekarang!" Tak puas melihat tingkah lelaki dewasa yang sudah berusia 30 tahun itu bersikap lebih dingin lagi.

"Kau menyebalkan, padahal kita berteman baik, kau tidak mempercayai ku lagi." Ocehnya asal.

Lelaki itu hanya bisa menoleh dan memandanginya tanpa mengatakan apapun. Dia tidak bisa melakukannya, sudah cukup dengan rumor gangguan jiwa atau apalah tentang dirinya sudah membuat dia sangat kesulitan sekali, sekarang dia tidak akan melakukan asal apapun yang membuat rumor itu semakin terlihat nyata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!