Sebagai bayarannya, 10 tahun umur mu!

"Pak! Pak! Kau akan kemana?" Tanya Fikra.

Matanya langsung melotot menatap Fikra. "Kalian masih tidak bisa menemukan jasad nona itu dimana kan? Kau tahu karena apa?" Tanya Faraz. Terdengar sebagai teka-teki.

"Kita akan menginterogasinya kan." Fikra masih belum mengerti apa yang akan dilakukan dengan interogasi tanpa bukti.

"Pergilah! Cepat pergi!" Perintah Faraz. Dia tidak butuh manusia untuk membereskan kasus ini, hanya butuh 1 teka-teki lagi Faraz akan menemukan semuanya.

Ketika berjalan melewati rumah pertama di sana, mata Faraz masih tertarik dan memperhatikan rumah itu beberapa saat. Sebuah rumah yang meninggalkan teka-teki besar. Tak tahan karena sesuatu yang mengganjal sekali Faraz segera berjalan kembali ke dalam rumah, sontak seluruh mata melihatnya dengan tatapan aneh.

Bisa ditebak apa yang dilakukannya saat itu? Hanya memandangi sebuah lemari besar yang ada di ruangan itu. Lemarinya masih tak bergerak satu inci pun dari sana, namun gadis kecil yang seharusnya ada masih tidak bisa ditemukan dimanapun.

Faraz mengamati semuanya, dia pikir seseorang masuk dan menembak pemilik rumah dari luar. Satu tembakan pada lelaki itu dan satu tembakan pada perempuan yang membukakan pintu. Sedangkan gadis yang masuk ke dalam rumah?

"Andaikan gadis itu bukan anak dari keduanya pasti alasan para pembunuh datang ke rumah adalah mencari gadis kecil itu. Dan jika anak gadis itu adalah anak dari pasangan di rumah ini." Faraz berhenti berpikir. Saat itu pikirannya benar-benar buntu.

"Dan jika anak itu adalah putra dari pemilik rumah lantas untuk apa para pembunuh itu datang? Untuk merampok?" Tebak Faraz, dia benar-benar frustasi memikirkannya sendiri.

"Tentu saja selama ini aku yang memberitahu mu apapun itu, mau aku berikan jawabannya lagi?" Goda hantu bocah kecil yang selalu menggoda Faraz dan mengejeknya.

"Akan aku katakan semuanya sekarang!" Ucapnya.

"Berhenti!" Ucap Faraz.

Namun seperti biasa tampak orang-orang baru yang bertugas mengawasi TKP di dalam rumah tidak begitu mengerti dan hanya bisa saling pandang satu sama lain.

"Apa kami harus berhenti sekarang?" Tanya seseorang pada Faraz.

"Lanjutkan saja, lanjutkan sampai kalian benar-benar bisa menemukan sesuatu yang menarik." Ucap Faraz saat itu.

Keadaan menjadi tenang lagi setelah beberapa jam berlalu, bahkan terhitung sudah 4 jam Faraz hanya diam saja memandangi lemari besar di sana.

"Jadi kau sekarang akan mengabaikan nona cantik itu? Kau lebih tertarik dengan gadis malang di sana." Ucap teman hantunya dengan nada bosan.

Faraz langsung melihatnya jengkel.

"Menyerah saja... aku sangat sukarela di sini." Ucapnya sambil tertidur dan memainkan kakinya.

Faraz sangat jengkel dia tidak bisa lepas dari rasa ketergantungan dari bantuan kecil hantu yang selalu mengikutinya. Dia tidak bisa berhasil sejauh ini bahkan memiliki pangkat letnan, itupun karena ulahnya. Apa yang bisa dia lakukan sekarang.

Faraz berjalan ke arah hantu itu, menatapnya tajam seolah sedang benar-benar bicara.

"Bayarannya 10 tahun usia mu, itu sangat murah sekali." Bisik hantu kecil itu.

Sia-sia saja, Faraz sangat menyesal sudah bersikap baik pada hantu licik yang selalu menginginkan umurnya.

Tak ingin lagi menghiraukan Faraz terus berjalan keluar dari rumah.

"Ayolah aku butuh 10 tahun, kau akan menemukan banyak hal yang menarik tentang gadis itu." Terdengar seperti permohonan kecil.

Faraz masih bersikap dingin tidak lagi mendengarkan ocehan yang tidak berguna untuknya.

Sudah beberapa jam, dia tidak bisa menghentikan begitu reporter yang masuk TKP menyiarkan berita dan sekarang di seluruh penjuru negeri sudah mengetahui kabar yang terjadi di area kecil itu.

Dia masih duduk tenang sejauh ini, pikirannya terus bekerja secara teliti, semua bukti TKP, penemuan bukti, jasad di sana, orang-orang yang terlibat, namun terakhir nona itu dimana dia harus mencarinya?

Dering hp Faraz langsung membuat sudut matanya bergerak menatap layar hp yang memunculkan nama "Lelaki tua." Membuat dia langsung menarik napas tak nyaman, tapi tidak mudah untuk lepas dari lelaki tua itu.

"Apa yang kau lakukan? Kau masih diam saja?" Bentakan yang Faraz terima, tak lain adalah oleh ayahnya sendiri. Pasti tentang kinerjanya lagi karena sudah terlalu lama Faraz belum menemukan teka-teki dari kasus ini.

"Temukan gadis itu sekarang!" Kemudian suara telpon ditutup.

Wajah Faraz berubah kesal, dia benar-benar buntu memikirkan setiap jejak yang ada di sana. Satu-satunya kunci dari semua itu adalah gadis kecil yang hilang pasti ada di dalam lemari sana, tapi sialnya kemana pergi tubuh manusia sebesar itu.

Faraz tampak frustasi. "Heh. Kerja mu apa? Kau senang? Sekarang akan ku taruhkan hidupku untuk kasus ini, dengarkan itu!" Oceh Faraz pada hantu kecil yang duduk santai.

"Harusnya kau tidak boleh bersantai seperti ini, kau sudah menerima pertemanan kita kan? Baiklah sekarang kita lihat pertemanan seperti apa yang kamu mau." Ucap Faraz lalu keluar dari dalam kamar apartemennya.

Faraz menaiki liftnya, tapi sekarang ada yang berbeda dengan situasi sebelumnya. Faraz tak mengerti mengapa ada begitu banyak makhluk tak kasat mata di sepanjang jalan? Bahkan di dalam lift?

Faraz menunduk takut, tubuhnya gemetar di dalam sana. Tentu saja sekarang untuk pertama kalinya lagi dia melihat penampakan seperti mereka.

Matanya sempat melihat hantu yang setengah tubuhnya habis terbakar, kepalanya tergeletak di dalam lift, dan sialnya sekarang ketika tak sengaja dia melihat sorot mata mereka.

Faraz segera keluar terburu-buru dengan ketakutan. Yang paling dia takuti selama ini ternyata dia alami lagi, mengapa sekarang dia bisa melihat semuanya?

"O. Astaga!" Sebutnya syok ketika berpapasan dengan seseorang yang kebetulan berjalan ke arahnya. Faraz terkejut karena seorang hantu wanita yang sudah tidak memiliki kaki terus menempel pada pria itu. Faraz segera berlari ketakutan, sontak membuat lelaki yang tadi dilihatnya menatap Faraz aneh.

"Oh sial sekali dia benar-benar polisi Gila. Apa yang membuatnya ketakutan seperti itu?" Gumam lelaki yang baru saja melihat Faraz berlari tak biasa ketika berpapasan dengannya.

Tidak membuatnya penasaran, bahkan seluruh orang di divisi yang sama di kantornya sudah tahu rumor tentang Faraz. Polisi yang berbicara sendiri atau kadang dia melakukan banyak ekspresi sendirian. Tak aneh lagi rumor tentangnya memang benar.

"Pak!" Seseorang mendekat lalu menundukkan kepala. "Apa tadi Pal Faraz keluar dari kantor ini?" Tanyanya. Dia adalah Fikra.

Orang yang baru saja ditanyainya menatap Fikra aneh. "Kau mencarinya?" Tanyanya terheran.

Fikra terdiam sebentar. "Aku bekerja sama dengannya untuk kasus yang sama." Jawab Fikra terus terang.

"Ternyata masih ada orang yang mau berbicara dengan lelaki itu? Apa aku salah mendengarnya?" Bicaranya menunjukkan jika terlalu aneh ada yang bekerja sama dengan Faraz.

Fikra hanya menganggukkan kepala, lalu dia berpamitan pergi.

"Hey anak baru. Dia berlari kesana, dia sangat aneh." Terangnya sebelum Fikra akhirnya pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!