Qilin berdehem berulang kali untuk menghilangkan kegugupannya. Entah mengapa sejak kemarin dia merasakan perasaan yang aneh, ketika tiba tiba berhadapan dengan Justin sedekat itu.
' Kenapa jantungku berdebar begini cepat? Apakah aku sudah mulai terkena penyakit jantung seperti mendiang papa?' Batin Qilin.
" Ekhem! J- Justin.. Kamu mau makan apa? Aku belikan." Ujar Qilin.
" Mm.. Justin suka apa yang Qilin suka." Ujar Justin polos.
" Kalau begitu tunggu di sini, aku akan membeli makanan untukmu." Ujar Qilin.
" Justin ikut, boleh?" Tanya Justin.
" Kamu mau ikut?" Tanya Qilin.
Qilin talut akan ada orang yang memotret Justin seperti kemarin. Tapi dia juga tidak tega pada Justin, mungkin Justin bosan.
" Mm.. Boleh, tapi pakai masker dan topi, oke?" Ujar Qilin, dan Justin mengangguk senang.
Qilin pun mengambil topi miliknya dan masker, dia pun memasangkannya di kepala dan wajah justin. Sekarang Justin tampak semakin mempesona.
' Kenapa damage nya berubah seratus persen, Justin tidak terlihat seperti orang sakit otak.' Batin Qilin.
" Ayo.." Ujar Qilin, dan Justin mengangguk.
Akhirnya mereka pun berjalan keluar ke jalan raya besar untuk mencari tempat makan. Di Jakarta, malam hari tidak terasa malam hari, selalu ramai. Bahkan penjual makanan di malam hari lebih banyak dari pada siang hari.
Saat ini, Qilin memasuki sebuah tempat seperti pasar malam yang penuh dengan kuliner, entahlah mereka asal berjalan dan menemukan tempat itu tak jauh dari rumah mereka.
Justin seperti anak ayam yang mengekori induknya, dia berjalan dengan tangannya yang memegangi baju Qilin dari belakang.
" Justin, kamu kenapa?" Tanya Qilin.
" Justin tidak suka di tatap banyak orang." Ujar Justin dengan suara pelan.
Qilin melihat ke sekitar, dan ya.. semua orang menatap kearah Justin. Pasalnya tubuh Justin begitu bagus dengan tinggi 190 cm dan di tambah Justin menggunakan topi dan masker, itu menambah kesan misterius dan menarik perhatian.
' Beraninya mereka membuat Justin takut.' Batin Qilin.
" Jangan lepaskan tanganku, oke?" Ujar Qilin, dengan suara keras. Dan Justin mengangguk.
" Oke." Sahut Justin.
Semua orang semakin terpukau dengan suara bass Justin yang manly. Mereka tentu tidak tahu bahwa Justin sebenarnya pria idiot, saat ini.
Qilin langsung menggandeng tangan Justin dan menggenggamnya dengan erat, begitu juga Justin yang langsung menggenggam erat tangan kecil Qilin yang hanya setengah dari telapak tangan nya.
" Astaga, tanganmu besar sekali, kenapa aku baru sadar." Ujar Qilin.
Dan itu semakin menambah iri para wanita yang saat ini sedang menatap kearah mereka.
" Pria itu benar benar idaman wanita, tinggi, tubuhnya bagus, suara bass nya yang manly dan.. tangannya yang besar, pasti nyaman berada di pelukannya." Ujar seorang wanita.
" Gadis itu sangat beruntung." Gumam yang lain.
Qilin mendengarnya, tapi dia acuh saja dan berjalan pergi, mereka berhenti di sebuah kedai yang menjual makanan. Awalnya Qilin oikir dia akan bisa makan di tempat, tapi sepertinya rencananya gagal.
Dia tidak mau Justin jadi perhatian banyak orang, dia takut akan ada orang jahat yang mengincar Justin. Akhirnya dia membungkus makanan itu.
" Kita makan di rumah saja, ya?" Tanya Qilin.
" Oke." Ujar Justin.
Tiba tiba ada seorang pria yang berdiri sangat dekat dengan Qilin, pria itu bahkan sering melirik ke arah Qilin dan Justin melihat itu. Justin mengerutkan keningnya, dan langsung menarik Ryn kedalam pelukannya.
' Qilin punya Justin.' Batin Justin.
Qilin yang tidak tahu apa apa itu langsung mendongakan kepalanya menatap Justin yang saat ini sedang menatap tajam pria di sebelah Qilin.
" Justin, ada apa?" Tanya Qilin.
" Qilin punyaku." Ujar Justin pada pria di sebelah Qilin.
" E- hehe, maaf aku tidak bermaksud merebut pacarmu, maaf." Ujar pria itu tersenyum canggung, lalu pergi.
' Pacar?? ' Batin Qilin.
Justin semakin mengeratkan pelukannya pada Qilin, seakan Qilin adalah barang sangat berharga yang Justin lindungi.
" Justin, tidak apa apa.." Ujar Qilin.
Akhirnya keduanya pun pulang, dan justin tidak sama sekali melepaskan tangannya dari Qilin. Qilin sampai berulang kali menatap tangan besar Justin yang menggenggam nya erat.
Hingga akhirnya keduanya sampai di rumah, dan tiba tiba Justin langsung membuka topi, dan maskernya lalu langsung memeluk Qilin dengan manja.
" Kenapa tiba tiba begini??" Tanya Qilin.
" Justin tidak suka orang tadi melihat Qilin, Qilin punya Justin. Qilin tidak akan pergi dengan pria tadi, kan?" Ujar Justin tiba tiba.
Qilin sampai kesulitan menelan ludahnya, Justin yang manja seperti itu benar benar imut, tapi Justin adalah pria dewasa. Mereka lebih seperti sepasang kekasih, dan Justin seperti pria yang sedang cemburu karena kekasihnya di dekati pria lain.
" Ayo duduk dulu." Ujar Qilin, karena tubuhnya tidak sekuat itu menahan beban berat Justin yang saat ini sedang merengek manja.
Mereka duduk di sofa, lalu Justin langsung merebahkan dirinya di paha Qilin dan membenamkan wajahnya di perut Qilin.
Sungguh Justin seperti anak kecil yang sedang marah dan merengek pada ibunya.
" Aku tidak akan pergi dengan siapapun, mungkin pria tadi merasa aneh dengan penampilanku, aku sudah biasa di tatap aneh oleh orang orang karena rambutku berwarna perak." Ujar Qilin.
Justin mendongak menatap Qilin, lalu dia bangun dan duduk menghadap Qilin. Justin menatap Qilin dengan sangat serius sampai Qilin bingung harus berkata apa.
" Qilin seperti peri, rambut Qilin indah, mata Qilin indah, semua yang ada pada Qilin indah, Qilin cantik, Qilin sempurna." Ujar Justin.
Qilin tersenyum mendengarnya, Justin satu satunya orang yang mengatakan bahwa dirinya seperti peri.
" Terimakasih." Ujar Qilin.
Justin memeluk Qilin, lalu tiba tiba mengecup pipi Qilin.
" Justin sayang Qilin." Ujar Justin, dan Qilin tersenyum mendengarnya.
' Aku tidak bermaksud memanfaatkan sakitnya Justin, tapi aku sungguh nyaman bersamanya. Bisakah aku menjadi egois, dan tidak mengembalikan Justin pada keluarganya? ' Batin Qilin.
' Justin adalah cahaya bagiku, dia satu satunya orang yang mengatakan sayang padaku setelah papa tiada, Justin adalah satu satunya temanku.' Batin Qilin dan justru menangis di dalam pelukan Justin.
Qilin menghapus air matanya dan menatap Justin dwngan senyum manisnya.
" Ayo makan." Ujar Qilin, dan Justin mengangguk.
Qilin melihat Justin yang makan dengan lahap, sambil sesekali dia menghapus air matanya yang hampir menetes sebelum Justin melihatnya.
' Tidak, Qilin.. Kamu jangan egois, leluarga Justin pasri mencarinya saat ini. Kamu jangan mengambil sesuatu yang bukan milikmu, jangan menjadi pencuri.' Batin Qilin.
' Besok aku libur kerja, aku akan bawa Justin ke klinik.' Batin Qilin.
Setelah mereka berdua makan, kini Justin duduk di sofa sambil mencoret coret sesuatu di sebuah buku catatan milik Qilin. Sementara Qilin, dia sedsng mencuci buah yang dia beli di pasar malam tadi
" Justin, mau makan sesuatu?" Tanya Qilin, tetapi Justin tidak menjawab.
Qilin pun berbalik, dan melihat Justin yang sedang sangat fokus pada buku catatan Qilin. Dia diam diam melihat apa yang sedang Justin lakukan, rupanya Justin sedang menggambar, dia menggambar wajah Qilin.
" Kamu menggambarku? gambarmu bagus sekali." Ujar Qilin.
" Benarkah? Justin selalu juara satu saat di kelas dulu, semua guru mengatakan bahwa Justin hebat." Ujar Justin.
DEG!! Qilin terkejut mrndengarnya.
" Kamu bilang apa, tadi??" Tanya Qilin.
" Semua guru selalu memuji Justin, bahwa gambar Justin bagus, dan Justin juga selalu juara satu." Ujar Justin.
' Dia ingat?? Dia bisa mengingat kembali??' Batin Qilin sambil menatap Justin dengan pias.
TO BE CONTINUED..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
apa Justin ingat ya 🤔🤔
2025-01-16
0
Nur Bahagia
🤗🥰
2024-09-04
1
Fatah Liverpooldlian
on
2023-10-16
1