"Tenang, kita juga punya jatah bahagia kok. Cuma saat ini jatahnya mereka dulu untuk tertawa. Kita juga punya jatah untuk tenang hanya saja perlu sedikit berjuang."
Tary masuk terlebih dahulu ke dalam ruangan pembuatan Ktp. Ternyata dalam ruangan itu sudah tampak beberapa orang yang duduk di bangku. Tary melihat ada bangku kosong lalu dia menduduki bangku kosong tersebut. Zainel juga menyusul masuk ke dalam ruangan pembuatan Ktp.
"Masih pagi aja sudah ramai." Zainel sudah berada di dalam ruangan pembuatan Ktp dia melihat beberapa orang sudah duduk di bangku, dia melihat Tary yang duduk di tengah. Dia apit oleh dua orang ibuk-ibuk di sisi kanan dan kirinya.
Zainel mencari bangku kosong ternyata ada bangku kosong di belakang Tary. Zainel berjalan ke arah bangku kosong tersebut, Zainel mendudukkan pantatnya di bangku kosong.
Beberapa menit kemudian Zainel merasa bingung karena dari tadi dia memperhatikan orang-orang hanya berdiam diri duduk di atas bangku.
"Sebenarnya kita lagi nunggu apa?" Zainel memegang bahu Tary.
"Pegawai kantor camat belum datang."
Tap....... Tap
Terdengar langkah kaki seorang laki-laki berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut. Si laki-laki tersebut memakai pakaian seragam pegawai kecamatan. Si laki-laki tersebut duduk di atas bangku yang berada di depan meja kerjanya. Dia mulai memangil satu persatu orang yang berada di sana.
"Kamu mau kemana?" Zainel melihat Tary berdiri dari bangku, dia yang penasaran langsung saja bertanya kepada Tary.
"Ke toilet, kenapa kamu mau ikut?" Tary membalikkan badan melihat ke arah Zainel.
"Gaklah."
Zainel yang berada di ruangan tersebut merasa gelisah. Beberapa perempuan terus saja melihat ke arah dia sehingga dia memilih untuk menundukkan kepalanya. Setelah satu persatu orang di panggil untuk maju ke depan. Nama Zainel Arifin di panggil oleh pegawai kecamatan.
Malam harinya setelah melaksanakan shalat isya berjamaah di mesjid Zainel berjalan keluar dari mesjid. Saat Zainel hendak memakai sandal jepit di kakinya.
"Assalamu'alaikum abang."
"Walaikumsalam." Zainel sudah memakai sandal di kakinya lalu dia membalikkan badanya ternyata seorang perempuan sudah berdiri di hadapan nya.
"Abang boleh kenalan?" Si perempuan tersebut mengulurkan tangan ke arah Zainel.
Zainel berjalan meninggalkan si perempuan yang mengajak dia berkenalan. Si perempuan yang melihat Zainel berjalan pergi meninggalkan dia. Sehingga si perempuan tersebut berjalan menyusul Zainel.
"Abang tunggu dulu."
Zainel tidak memperdulikan si perempuan itu dia ingin segera sampai ke rumah kontrakan. Zainel sudah tiba di depan pintu rumah kontrakan dia segera membuka pintu rumah kontrakan. Zainel masuk ke dalam rumah lalu dia menutup pintu rumah kontrakan.
Juga dapat
"Abang buka pintunya." Si perempuan tersebut sudah berdiri di depan pintu rumah yang di tempati Zainel sambil mengetuk pintu.
"Aku cuma pengen tahu nama abang itu siapa?" Teriak si perempuan tersebut.
Merasa terganggu dengan teriakan si perempuan tersebut pintu rumah yang berada di sebelah rumah Zainel terbuka.
"Kamu ngapain di depan pintu rumah orang teriak-teriak?" Seorang perempuan berdecak pinggang berdiri di depan pintu rumahnya.
"Itu kak Era, aku pengen tahu nama abang yang tinggal di rumah kontrakan yang ini."
"Kamu tanya saja sendiri sama dia."
"Tapi dia gak mau ngasih tahu, apa kak Era tahu nama dia siapa?"
"Kalau dia gak mau ngasih tahu namanya sama kamu, maka sebaiknya kamu pergi dari sini."
"Kak Era ngusir aku."
"Iya, atau kamu mau aku panggilkan Tary."
"Kak Era gak perlu panggil Tary aku akan pergi." Nyali si perempuan tersebut langsung menciut saat mendengar nama Tary. Tary itu terkenal perempuan paling galak di komplek perumahan tersebut sehingga perempuaan atau laki-laki lebih memilih untuk tidak berusaha dengan Tary. Si perempuan tersebut langsung berjalan pergi meninggalkan rumah kontrakan tersebut.
Ceklek............. Ceklek
"Uh akhirnya pergi juga tuh perempuan." Zainel membuka pintu rumah, lalu dia melihat si perempuan sudah tidak ada lagi.
"Kamu kenapa tidak mau di ajak kenalan sama si perempuan itu?"
"Malas saja kak."
"Kenapa malas?"
"Kalau aku tanggapin entar dia kira aku suka lagi sama dia kak, maka nya lebih baik aku cuekin dia kak."
"Percuma kamu cuekin masih tetap di kejar."
"Jadi gimana kak?"
"Kak punya solusi nya."
"Apa kak?"
"Sini kak bisikin."
"Emang gak ada solusi lainnya kak?" Zainel menundukkan kepalanya, lalu dia mendekat telinga nya ke arah Era.
"Gak ada."
"Jadi cuma itu solusinya, apa kak yakin itu berhasil?"Zainel mengangkat kepalanya.
"Yakin, kamu coba aja dulu."
"Aku pikir aja dulu ide dari kak."
"Jangan kelamaan mikirnya, kamu udah makan?"
"Belum kak."
"Tunggu sebentar."Era berjalan masuk ke dalam rumahnya. Era berjalan keluar dari rumah sambil membawa sebuah kantong plastik.
"Apa kak bisa minta tolong dengan sama Zainel?"
"Kak mau minta tolong apa?"
"Tolong kasih ini kepada Tary." Era memberikan kantong plastik kepada Zainel.
"Memangnya itu apa kak?"
"Ini makanan."
"Cuma buat Tary aja, buat aku mana?"
"Ini buat kalian berdua, nih cepatan ambil."
"Iya, terimakasih kak. Aku kerumah Tary dulu." Zainel mengambil kantong plastik dari tangan Era.
Zainel sudah berdiri di depan pintu rumah Tary, dia hendak mengetuk pintu rumah Tary.
Ceklek............. Ceklek
"Kamu mau ngapain kesini?" Saat pintu rumah terbuka, Tary melihat Zainel berdiri di hadapan nya.
"Apa kamu udah makan?"Zainel menurunkan tangannya yang hendak mengetuk pintu.
"Belum, kenapa?"
"Ini aku bawak makanan buat kamu." Zainel mengulurkan sebuah kantong plastik kepada Tary.
"Tumben kamu perhatian sama aku."
"Sebenarnya ini bukan dari aku tapi kak Era, buat kita berdua soalnya aku belum makan."
"Kalau begitu itu buat kamu saja, kebetulan aku udah ada janji mau makan di luar."
"Sama siapa?" Zainel wajahnya tampak kecewa.
"Bukan urusan kamu." Tary berjalan keluar dari pintu rumah, dia menutup dan menguci pintu rumah. Tary memasukan kunci rumah ke dalam saku celana jeans nya. Tary berjalan ke arah motornya yang sudah terparkir di teras rumahnya.
Tary naik ke atas motornya lalu dia menyalakan motornya.
Bruuum........... Bruuum
"Kamu ngapain masih di situ?" Tary melihat Zainel yang masih berada teras rumahnya.
"Kamu bawak motornya jangan ngebut."
"Kamu kok bisa tahu kalau aku ngebut bawak motornya?"
"Aku pernah lihat kamu bawak motornya ngebut. Terus kalau pulang jangan kemalaman."
"Ckckck, kamu kok perhatian gitu sama aku."
"Emangnya aku gak boleh perhatian sama kamu?"
"Boleh aja sih."
"Tapi aneh aja malam ini kamu perhatian dan baik sama aku atau jangan jangan."
"Jangan jangan apa?"
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Rahma AR
diperhatiin Zainel.Ry
2023-09-29
1
💫GoodLooK!Ng☀️
Hm
2023-09-16
1
Lee
Zainel hanya milik Tary yg lain mak anggep aja laler. ..😂
2023-09-14
1