Rebutan Sapu

"Seandainya jengkol bisa nyembuhin jengkel, dan pete bisa ngilangin bete mungkin dunia ini akan sedikit lebih indah walaupun bauk."

"Ya sudah kita bagi tugas, kamu yang nyapu aku yang mengepel lantai." Tary mengambil sapu yang berada di dekat ujung dinding, setelah itu Tary memberikan sapu kepada Zainel.

"Bagaimana cara nyapu?" Zainel mengambil sapu dari tangan Tary."

"Ah, emang kamu gak pernah nyapu?"

"Gak, maka nya aku tanya sama kamu. Gimana caranya nyapu?"

"Hahahaha." Tary tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar Zainel tidak pernah menyapu.

"Kok kamu tertawa sih, memangnya ada yang lucu?" Zainel terlihat bingung melihat Tary yang tertawa, padahal dia merasa tidak ada yang lucu.

"Ada."

"Apa yang lucu?"

"Kamu."

"Memangnya aku badut lucu."

"Kamu bahkan lebih lucu dari badut."

"Dimana letak lucunya aku?" Kening Zainel berkerut.

"Kamu gak bisa nyapu, itu lucu bagi aku."

"Kenapa lucu kalau aku gak bisa nyapu?"

"Nyapu itu paling mudah, anak tk aja bisa nyapu masak kamu udah sebesar ini gak bisa sih."

"Tapi aku benar gak bisa nyapu, maka nya kamu ajarin aku nyapu. Bagaimana cara nyapu?"

"Kamu lihat baik-baik ya." Tary merampas sapu dari tangan Zainel.

Sapu sudah berada di tangan Tary lalu dia mulai menyapu lantai dapur tersebut.

"Ooo, jadi kayak gitu nyapu. Itu sih mudah aku juga bisa. Sini sapunya biar aku yang nyapu." Rendy merebut sapu dari tangan Tary.

"Hei, kok di ambil sih sapunya." Tary kesal dengan Zainel yang merebut sapu d ari tangannya.

"Hore, aku bisa nyapu." Zainel lantai dapur yang belum di sapu oleh Taruna, dia terlihat senang karena bisa menyapu.

"Ckckck, norak banget sih jadi orang. Sini sapu biar aku lanjutin lagi nyapunya." Tary merebut sapu dari tangan Zainel.

"Lah kok diambil lagi sapunya sih." Zainel berbicara dengan wajah kesal kepada Ry.

"Kata mama aku kalau nyapu itu harus di selesaikan kalau tidak nantik jodoh aku di ambil orang."

"Heleh mana ada kayak gitu."

"Terserah kamu kalau gak percaya yang jelas aku nurutin ucapan mama."

Tary sudah selesai menyapu dan mengepel rumah kontrak yang akan di tempati oleh Zainel.

Mereka sedang berdiri di teras rumah kontrakan.

"Ah akhirnya selesai juga."

"Iya."

"Tadi ada yang ngomong kita bersihkan bersama eh ternyata malah aku sendiri yang membersihkan nya."

"Aku kan udah mau bantu nyampu tapi gak di bolehin sama kamu.Jadi yang salah siapa?"

"Kamulah."

"Lah kok aku sih, kamu yang salah lah."

"Kamu yang salah."

"Kamu."

Tary dan Zainel tidak ada yang mau mengakui salah sehingga suara perdebatan mereka terdengar oleh penghuni kontrakan yang lain.

"Hei, kalian berdua kenapa pada ribut?" Seorang wanita paruh baya keluar dari rumah yang berada di paling pojok sebelah kanan.

"Dia gak mau ngalah sama perempuan nih nenek." Tary menoleh ke arah sumber suara tersebut ternyata nenek.

"Lagian aku itu benar, jadi ngapain juga harus ngalah sama kamu."

"Dia siapa Tar?" Nenek sudah berdiri di hadapan Zainel dan Tary.

"Perkenalkan nama saya Zainel Arifin nenek." Zainel mengulurkan tanga ke arah nenek.

"Nama nenek Fatimah." Nenek menjabat tangan Zainel.

"Senang berkenalan dengan nenek muali hari ini sampai seterusnya kita akan menjadi tetangga nenek."

"Apa betui itu Tar?" Nenek melepaskan jabatan tangan dengan Zainel.

"Iya nenek, dia penghuni baru kontrakan ini."

"Alhamdulillah akhirnya bertambah lagi tetangga nenek. Apa nak Inel sudah berkeluarga?"

"Belum nenek."

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Lah, kenapa emangnya nenek?"

"Wah, sama dong kayak nak Tary, berarti kalian itu cocok."

"Bukan cocok tapi di cocokin nih sama nenek."

"Nah itu nak Tary tahu."

"Ah sudah lah aku pulang dulu ya nenek, kamu kalau butuh apa-apa datang saja kerumah aku."

"Baiklah."

Esokan Harinya Tary berjalan keluar dari rumah, saat Ry sudah berdiri di teras rumah. Dia melihat ke arah teras rumah kontrakan yang terlihat begitu ramai para perempuan sudah berkumpul di depan pintu teras rumah kontrakan Tary.

"Itu ada apaan sih?" kok perempuan-perempuan itu pada berkumpul di depan pintu teras rumah Zinel." Melihat hal itu Tary segera berjalan ke arah rumah kontrakan nya.

Tary sudah berada di teras rumah kontrakan dia berdiri di belakang para perempuan-perempuan tersebut.

"Ada apa ini?" Tary berbicara dengan dengan suara yang lantang.

"Kenapa kalian ramai-ramai berkumpul di depan pintu kontrak aku?"

"Eh, ada Tary."

"Apa benar yang ngontrak di sini Cogan?"

"Kata siapa?"

"Kata Dia."

"Aku lihat dengan mata aku sendiri tuh cogan duduk di depan pintu ini."

"Tuh mata kalau lihat cogan aja langsung hijau."

"Hehehe, tahu aja Tar."

"Kamu kan paling gak bisa lihat cogan langsung hijau tuh mata."

"Berarti benar dong tuh cogan tinggal di sini."

"Kalian mau tahu aja atau mau tahu banget?"

"Mau tahu banget."

"Kalian tunggu aja disini sampai dia keluar rumah." Setelah mengatakan itu Tary berjalan kembali ke arah rumahnya.

Malam harinya Tary mengendarai motor ke arah rumahnya. Saat Tary sudah berada dekat di rumah kontrak dia melihat beberapa perempuan masih setia menunggu di depan pintu kontrakan Zainel bahkan mereka rela duduk di atas lantai teras rumah. Tary memberhentikan motornya pas di depan rumah kontrakan.

"Hei, kalian kenapa belum pulang?" Tary turun dari motor berjalan ke arah mereka.

"Kita masih menunggu tuh cogan."

"Mendingan kalian pulang ini sudah malam." Tary berdiri di hadapan mereka.

"Gak mau."

"Oh jadi kalian tidak mau pergi dari sini." Tary berjalan ke arah rumah nenek, Tary sudah berada di teras rumah nenek mengambil sapu lidi.

"Kami mau nunggu di sini, sampai ketemu cogan."

"Benaran kalian tidak mau pergi dari sini, aku sudah ngusir kalian secara baik-baik tapi kalian tidak mau pergi. Jangan salah kan aku kalau ngusir kalian pakai kekerasan." Tary berbicara sambil berjalan membawa sapu lidi di tangannya.

"Kamu mau ngapain bawak sapu lidi?"

"Mau mukulin kalian." Tary sudah berdiri di hadapan mereka sambil mengangkat sapu lidi seperti hendak memukul mereka.

"Teman-teman sebaiknya kita pulang sebelum mak Lampir memgamuk." Nyali mereka semua menciut melihat Tary hendak memukul sapu lidi ke arah mereka.

"Kabur." Mereka segera berdiri dari teras rumah kontrakan Tary.

"Pantas saja kamu gak laku-laku jadi perempuan galak kayak mak lampir gitu."

"Mana ada cowok yang mau sama cewek kayak kamu."

"Aku itu bukan tidak laku, tapi aku punya harga diri gak kayak kalian ngejar-ngejar cowok. Aku mah biasa di kejar sama cowok."

"Heleh alasan,bilang aja kalau kamu itu gak laku."

"Aku bukan barang dagangan yang di obral sana sini seperti kalian."

"Awas ya kalian aku kejar ya." Tary berlari sambil membawa sapu lidi.

"Kabur." Mereka segera lari terbirit-birit.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Zoe evarqlisha

Zoe evarqlisha

ngakak 😭

2025-01-04

1

Noviyanti

Noviyanti

aduh benar sekali tary ini 👍👍👍

2023-08-22

1

Lee

Lee

Lemparin sapu lidi aja Ry, pnya mulut julid amat😂

2023-08-08

1

lihat semua
Episodes
1 Apa Itu Shalat?
2 Mengurung Diri
3 Apa Yang Mereka Baca?
4 Belajar Mengaji
5 Kucing Tertabrak
6 Ketahuan Daddy
7 Di Usir Dari Rumah
8 Rumah Pak Ustadz
9 Masuk Dulu Baru Bayar
10 Rebutan Sapu
11 Di Suruh Kerumah Pak Ustadz
12 Nitip Zainel
13 Jalan Tikus
14 Apa Aku Ganteng?
15 Jangan Jangan Apa?
16 Memang Jalan Ini Punya Bapakmu
17 Seperti Lilin
18 Itu Suara Siapa?
19 Pengacara
20 Hari Pertama Berkerja
21 Mati Lampu
22 Bertemu Mama Tary
23 Tangisan Bayi
24 Menginap Di Rumah Tary
25 Tidak Mau
26 Baby Jane
27 Mencium Baby Jane
28 Sarapan Bersama
29 Baby Jane Di Cubit
30 Jane Bobok
31 Bertemu Bibik
32 Imunisasi Baby Jane
33 Tary & Baby Jane Menangis
34 Menjaga Baby Jane
35 Bocil Kecentilan
36 Tertidur Di Sofa
37 Dikira Suami Istri
38 Warung Bakso
39 Apa Ry Kangen sama Aku?
40 Mama
41 Milih Malu Atau Kelaparan?
42 Makan Malam Di Rumah Nenek Dan Kakek
43 Bukan Berdua Tapi Bertiga
44 Ke Panti Asuhan
45 Ry Perempuan Paling Cantik
46 Balon
47 Sarung
48 Menggoda
49 Mengurus Baby Jane Sendirian
50 Malam Minggu
51 Aku Anak Sehat
52 Mirip Pup Baby Jane
53 Kamu Nanya Bertanya-Tanya
54 Lembaran Jawaban Lea
55 Begitu Sulit Lupakan Reyhan
56 Membeli Baju Baby Jane
57 Biar Aku Yang Bayar
58 Fitri Merasa Pernah Bertemu Zainel
59 Cari Angin
60 Kamu Tahu Gak?
61 Fitri Mencari Zainel
62 Boncengin Zainel
63 Kamar Hotel
64 Fitri Dan Zainel di Cafe
65 Pilihlah Aku
66 Secangkir Kopi
67 Rebutan Sebotol Air Mineral
68 Zainel Pulang Terlambat
69 Sssttt Jangan Berisik
70 Gombalan Fitri
71 Jangan Duduk Di Sini
72 Hareudang
73 Hah Itu Aku
74 Masih Cantikan Aku Lagi
75 Naik Jabatan
76 Tunggu Dulu Ry
77 Menghubungi Koko Sam
78 Tuan Muda
79 Bertemu Mommy
80 Lea
81 Pulang Bawak Istri Dan Anak
82 Mommy Shock
83 Di Usir Lagi Oleh Daddy
84 Ternyata Hanya Mimpi
85 Si Wanita Misterius
86 Baby Jane Merangkak
87 Ada Belek
88 Taman Komplek Perumahan
89 Perdebatan Ry Dan Zaza
90 Sarapan Di Bawah Pohon
91 Pacar Zaza
92 Baby Jane Rewel
93 Ribut-Ribut
94 Suara Tangisan
95 Noda Merah
96 PMS
97 Kiri Kiri
98 Toko Perhiasan
99 Berbelanja
100 Ry Keselek
101 Fitri Menutup Matanya
102 Berbeda
103 Mejemput Zaza
104 Aku Tidak Baik-Baik Saja?
105 Tengah Malam
106 Zaza Sakit
107 Sakit Membawa Berkah
108 Pagi Sayang
109 Gara-Gara Kentut
110 Sup Ayam
111 Baby Jane Tidak Ada
112 Baby Jane Hilang
113 Mencari Baby Jane
114 Masih Mencari Baby Jane
115 Kantor Polisi
116 Panggilan Telpon
117 Menemui Penculik Baby Jane
118 Penculik Baby Jane
119 Jangan Pakai Otot Tapi Pakai Otak
120 Pov Yudhi
121 Meletakkan Bayi Di Depan Pintu
122 Tary Vs Penculik Baby Jane
123 Perasaan Tidak Enak
124 Obsesi Yudhi
125 Siapa?
126 Dia Siapa?
127 Nenek Baby Jane
128 Awas Saja Kamu Tary
129 Mandi Bola
130 Pum It Up
131 Menyeberang
132 Tertabrak
133 Pergi Ke Rs
134 Otw Ke Rs
135 Nenek Sadar
136 Titip Baby Jane
137 Nenek Meninggal
138 TPU
139 Siapa Itu???
140 Dikejar-Kejar Hantu
141 Seperti Nyata
142 Masuk Ke Kamar Ry
143 Terkejut
144 Pelaku Tertangkap
145 Air Mata Bawang
146 Kecewa
147 Kedatangan Kedua Orang Tua Fitri
148 Ooo Tidak Bisa
149 Hukuman Untuk Fitri
150 2 Tahun Kemudian
151 Ren
152 Perdebatan Sam dan Ren
153 Suara Itu
154 Bertemu Kembali
155 Restaurant Mewah
156 Western Food
157 Flashback
158 Saranghae
159 Menagih Janji
160 Seperti Ibu Dan Anak
161 Bertemu Baby Jane Di Mall
162 Kejujuran Ren
163 Aisyah Menemui Ry
164 Saya Sakit Apa?
165 Gagal Ginjal
166 Donor Ginjal
167 Pendonor Ginjal
168 Aku Bukan Pelakor
169 Aisyah Mundur
170 Jauhi PutraKu
171 Ingin Bercerai
172 Pernikahan
173 Tamat
174 Curhatan Penulis
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Apa Itu Shalat?
2
Mengurung Diri
3
Apa Yang Mereka Baca?
4
Belajar Mengaji
5
Kucing Tertabrak
6
Ketahuan Daddy
7
Di Usir Dari Rumah
8
Rumah Pak Ustadz
9
Masuk Dulu Baru Bayar
10
Rebutan Sapu
11
Di Suruh Kerumah Pak Ustadz
12
Nitip Zainel
13
Jalan Tikus
14
Apa Aku Ganteng?
15
Jangan Jangan Apa?
16
Memang Jalan Ini Punya Bapakmu
17
Seperti Lilin
18
Itu Suara Siapa?
19
Pengacara
20
Hari Pertama Berkerja
21
Mati Lampu
22
Bertemu Mama Tary
23
Tangisan Bayi
24
Menginap Di Rumah Tary
25
Tidak Mau
26
Baby Jane
27
Mencium Baby Jane
28
Sarapan Bersama
29
Baby Jane Di Cubit
30
Jane Bobok
31
Bertemu Bibik
32
Imunisasi Baby Jane
33
Tary & Baby Jane Menangis
34
Menjaga Baby Jane
35
Bocil Kecentilan
36
Tertidur Di Sofa
37
Dikira Suami Istri
38
Warung Bakso
39
Apa Ry Kangen sama Aku?
40
Mama
41
Milih Malu Atau Kelaparan?
42
Makan Malam Di Rumah Nenek Dan Kakek
43
Bukan Berdua Tapi Bertiga
44
Ke Panti Asuhan
45
Ry Perempuan Paling Cantik
46
Balon
47
Sarung
48
Menggoda
49
Mengurus Baby Jane Sendirian
50
Malam Minggu
51
Aku Anak Sehat
52
Mirip Pup Baby Jane
53
Kamu Nanya Bertanya-Tanya
54
Lembaran Jawaban Lea
55
Begitu Sulit Lupakan Reyhan
56
Membeli Baju Baby Jane
57
Biar Aku Yang Bayar
58
Fitri Merasa Pernah Bertemu Zainel
59
Cari Angin
60
Kamu Tahu Gak?
61
Fitri Mencari Zainel
62
Boncengin Zainel
63
Kamar Hotel
64
Fitri Dan Zainel di Cafe
65
Pilihlah Aku
66
Secangkir Kopi
67
Rebutan Sebotol Air Mineral
68
Zainel Pulang Terlambat
69
Sssttt Jangan Berisik
70
Gombalan Fitri
71
Jangan Duduk Di Sini
72
Hareudang
73
Hah Itu Aku
74
Masih Cantikan Aku Lagi
75
Naik Jabatan
76
Tunggu Dulu Ry
77
Menghubungi Koko Sam
78
Tuan Muda
79
Bertemu Mommy
80
Lea
81
Pulang Bawak Istri Dan Anak
82
Mommy Shock
83
Di Usir Lagi Oleh Daddy
84
Ternyata Hanya Mimpi
85
Si Wanita Misterius
86
Baby Jane Merangkak
87
Ada Belek
88
Taman Komplek Perumahan
89
Perdebatan Ry Dan Zaza
90
Sarapan Di Bawah Pohon
91
Pacar Zaza
92
Baby Jane Rewel
93
Ribut-Ribut
94
Suara Tangisan
95
Noda Merah
96
PMS
97
Kiri Kiri
98
Toko Perhiasan
99
Berbelanja
100
Ry Keselek
101
Fitri Menutup Matanya
102
Berbeda
103
Mejemput Zaza
104
Aku Tidak Baik-Baik Saja?
105
Tengah Malam
106
Zaza Sakit
107
Sakit Membawa Berkah
108
Pagi Sayang
109
Gara-Gara Kentut
110
Sup Ayam
111
Baby Jane Tidak Ada
112
Baby Jane Hilang
113
Mencari Baby Jane
114
Masih Mencari Baby Jane
115
Kantor Polisi
116
Panggilan Telpon
117
Menemui Penculik Baby Jane
118
Penculik Baby Jane
119
Jangan Pakai Otot Tapi Pakai Otak
120
Pov Yudhi
121
Meletakkan Bayi Di Depan Pintu
122
Tary Vs Penculik Baby Jane
123
Perasaan Tidak Enak
124
Obsesi Yudhi
125
Siapa?
126
Dia Siapa?
127
Nenek Baby Jane
128
Awas Saja Kamu Tary
129
Mandi Bola
130
Pum It Up
131
Menyeberang
132
Tertabrak
133
Pergi Ke Rs
134
Otw Ke Rs
135
Nenek Sadar
136
Titip Baby Jane
137
Nenek Meninggal
138
TPU
139
Siapa Itu???
140
Dikejar-Kejar Hantu
141
Seperti Nyata
142
Masuk Ke Kamar Ry
143
Terkejut
144
Pelaku Tertangkap
145
Air Mata Bawang
146
Kecewa
147
Kedatangan Kedua Orang Tua Fitri
148
Ooo Tidak Bisa
149
Hukuman Untuk Fitri
150
2 Tahun Kemudian
151
Ren
152
Perdebatan Sam dan Ren
153
Suara Itu
154
Bertemu Kembali
155
Restaurant Mewah
156
Western Food
157
Flashback
158
Saranghae
159
Menagih Janji
160
Seperti Ibu Dan Anak
161
Bertemu Baby Jane Di Mall
162
Kejujuran Ren
163
Aisyah Menemui Ry
164
Saya Sakit Apa?
165
Gagal Ginjal
166
Donor Ginjal
167
Pendonor Ginjal
168
Aku Bukan Pelakor
169
Aisyah Mundur
170
Jauhi PutraKu
171
Ingin Bercerai
172
Pernikahan
173
Tamat
174
Curhatan Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!