"Aku berusaha untuk membuat orang lain tersenyum, karena aku tidak suka melihat orang lain bersedih, seperti sesedih yang kurasakan."
"Apa sebaiknya saya langsung telpon bude?"
"Tidak usah pak ustadz, aku mau." Dengar berat hati Tary menerima permintaan mereka.
"Alhamdulillah kalau Tary mau." Wajah buk ustadzah berubah menjadi senang.
Tiga hari kemudian pagi harinya Tary sudah bangun hanya saja dia sedang malas untuk turun dari tempat tidurnya. Terdengar bunyi ponsel berdering Tary mengambil ponsel yang berada di samping tempat tidur.
Drrrtt........... Drrrtt
📞"Assalamu'alaikum Tary."
📞"Walaikumsalam, kamu siapa?"
📞"Ini buk Adelia istri pak ustadz Faisal. Apa kabar Zainel?"
📞"Oh ternyata buk ustadzah. Dia sehat, buk dapat nomor aku dari siapa?"
📞"Bude."
📞"Apa ibuk ada perlu sama aku? sampai minta nomor ponsel aku sama mama."
📞"Tidak ada, tapi pak ustadz yang ada perlu sama Tar."
📞"Ada perlu apa pak ustadz sama aku?"
📞"Sebentar, ini pak ustadz mau ngomong sama Tar." Setelah mengatakan itu buk ustadzah memberikan ponsel kepada pak ustadz.
📞"Assalamu'alaikum, apa kabar Tary?"
📞"Walaikumsalam, kabar aku sehat pak ustadz."
📞"Alhamdulillah kalau Tary dalam keadaan sehat, apa hari ini kamu ada kesibukan?"
📞"Tidak ada pak Ustadz."
📞"Apa saya boleh minta tolong kepada kamu?"
📞"Pak ustadz mau minta tolong apa?"
📞"Apa bisa pagi ini kamu antar Zainel ke kantor kelurahan?"
📞"Ada keperluan apa Zainel di kantor kelurahan pagi ini pak Ustadz?"
📞"Mau ngambil KK udah jadi. Jadi bagaimana kamu bisa?"
📞"InsyaAllah aku bisa pak."
📞"Apa yang bisa minta tolong sekali lagi kepada kamu?"
📞"Pak Ustadz mau minta tolong apa lagi?"
📞"Setelah itu kamu antar dia ke kantor camat untuk membuat KTP, bisakan?"
📞"Bisa pak ustadz."
📞"Maaf sudah banyak merepotkan kamu. Terima kasih Tar."
📞"Tidak merepotkan sama sekali pak ustadz. Sama-sama Pak ustadz."
📞"Kalau begitu ponselnya saya kasih istri saya lagi." Setelah mengatakan itu pak ustadz memberikan ponsel kepada buk ustadzah.
📞"Tary lagi ngapain?"
📞"Masih baringan di atas tempat tidur."
📞"Ya sudah sana mandi terus antar Zainel ke kantor kelurahan."
📞"Baiklah buk ustadzah."
Tary keluar dari rumah dengan memakai baju kaos lengan pendek berwarna hijau serta celana jeans panjang berwarna cokelat. Tary naik ke atas motornya lalu dia mengendarai motornya ke arah rumah kontrakan. Dalam sekali tarikan gas motor yang Tary kendarai sudah berada di depan rumah kontrakan.
Tary memakirkan motornya di depan rumah kontrakan lalu dia turun dari motornya. Tary sudah berdiri di depan pintu rumah kontrakan yang di tempati Zainel.
Tok........... Tok
"Assalamu'alaikum." Tary mengetuk pintu rumah kontrakan yang di tempati Zainel.
Tary sudah mengetuk pintu rumah kontrakan yang di tempati Zainel sebanyak tiga kali.
"Assalamu'alaikum."
"Walaikumsalam."
"Lah kok suara wanita." Tary mendengar suara seorang wanita yang menjawab salam Tary, Tary menoleh ke arah sumber suara tersebut ternyata berasal dari seorang wanita patuh baya yang berjalan ke arah rumah kontrakan.
"Tar mau cari siapa?" Si wanita berjalan menghampiri Tary.
"Zainel, apa nenek tahu dia dimana?" Si wanita tersebut Nenek yang menepati rumah kontrakan yang paling ujung.
"Dia ada di mesjid Tar."
"Ngapain dia di mesjid nenek?"
"Tar lihat saja sendiri. Nenek mau masak dulu." Nenek berjalan ke arah rumah kontrakan yang dia tempati.
"Ah dari pada penasaran mendingan aku kesana saja. Nenek terimakasih informasinya." Setelah mengatakan itu Tary kembali berjalan ke arah motornya.
Tary sudah berdiri di depan mesjid, Tary melepaskan sandalnya lalu dia berjalan masuk ke dalam mesjid. Saat Tary sudah berada di dalam mesjid dia melihat Zainel yang sedang menyapu lantai mesjid.
"Hem hem hem, rajinnya nyapu mesjid setelah selesai nyapu mesjid batik sapu rumah aku ya." Tary berjalan ke arah Zainel, sambil dia dengan sengaja berdehem agar Zainel menyadari keberadaan nya.
"Eh, kamu sejak kapan di situ?" Zainel menoleh ke arah Tary.
"Barusan, kamu masih lama nyapu mesjid?" Tary sudah berada di hadapan Zainel.
"Tidak sebentar lagi juga siap, kenapa memangnya?"
"Pak ustadz menyuruh aku ngajarin kamu ke kantor kelurahan."
"Kapan?"
"Ya sekarang lah."
"Tapi aku belum siap nyapu mesjidnya."
"Kamu selesain saja nyapunya aku tunggu di luar." Setelah mengatakan itu Tary berjalan pergi meninggalkan Zainel.
Tary duduk di teras mesjid, ponsel Tary bergetar. Tary mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans nya. Tary melihat di layar ponsel ada chat masuk.
💌"Assalamu'alaikum calon kak ipar."
💌"Walaikumsalam, kamu siapa ya?"
💌"Ah, calon kak ipar udah lupa ya sama aku."
💌"Ah serius lah kamu itu siapa?"
💌"Aku itu calon adek ipar kamu."
💌"Aku itu jomblo, jadi aku gak mungkin punya calon adek ipar. Gak usah ngaku ngaku jadi calon adek ipar aku."
💌"Aku gak nyaku-nyaku Kak Tary itu emang calon kak ipar aku.
💌"Loh, kamu kok bisa tahu nama aku sih, sebenarnya kamu itu siapa sih?"
"Hm." Zainel sudah berdiri di samping Tary
"Udah selesai nyapunya?"
"Udah."
"Kalau gitu, let's go." Tary hendak berdiri dari lantai teras mesjid.
"Sini aku bantu." Zainel mengulurkan tangan kanan kepada Tary untuk membantu Tary.
"Tidak usah aku bisa sendiri." Tary menolak ukuran tangan Zainel, Dia bisa berdiri tanpa bantuan dari Zainel.
"Ya sudah kalau begitu."
Tary berjalan terlebih dahulu baru di ikuti oleh Zainel yang berada di belakang Tary. Mereka sudah berada di parkiran mesjid.
"Aku aja yang bawa motor kamu." Zainel menawarkan diri untuk membawa motor milik Tary.
"Baiklah kamu aja yang bawa motornya. Nih kunci motor nya." Tary memberikan kunci motornya kepada Zainel.
Zainel mengendarai motor Tary sedangkan Tary duduk di belakang Zaine.
"Kita lewat jalan tikus aja." Tary menunjukkan arah jalan alternatif kepada Zainel.
"Emang muat kita lewat jalan tikus?" Zainel mengendarai motor sesuai dengan Jalan yang di tunjuk oleh Tary.
"Hahahhaha." Tary tertawa terpingkal saat mendengar ucapan Zainel.
"Lah kamu kok tertawa sih, memangnya ada yang lucu?"
"Ada."
"Apa yang lucu?"
"Jalan tikus yang aku maksud berbeda dengan jalan tikus yang kamu pikirkan."
"Kan jalan tikus, jalan untuk tikus."
"Hahahaha, bukan itu." Tary tertawa mendengar kan ucapan Zainel.
"Terus apa dong?"
"Jalan tikus adalah istilah yang digunakan sebagai jalan tembus yang melewati jalan lingkungan yang kecil guna menghindari ruas jalan yang macet ataupun menghindari persimpang lampu merah. Selain itu juga untuk menghindari dari razia polisi."
"Oo jadi itu cuma istilah aja, aku pikir tadi itu jalan untuk tikus. Jadi ini sekarang yang kita lewati jalan tikus?"
"Iya ini namanya jalan tikus."
"Apa masih jauh kantor kelurahan?"
"Sedikit lagi kantor kelurahan sampai, kamu tinggal lurus aja setelah itu belok kanan."
"Berarti ini lurus, setelah itu nantik baru belok ke kanan." Zainel mengendarai motor Tary sesuai dengan arah petunjuk Tary.
"Iya."
Zainel memberhentikan motor yang dia kendarai, karena motor yang Zainel kendarai sudah berada di depan kantor kelurahan.
"Ini kantor kelurahan nya?" Zainel terlihat ragu saat sudah tiba di depan kantor kelurahan.
"Iya, kamu bisa bacakan?"
"Bisa."
"Kamu baca tuh ada tulisan besar." Tary menujuk ke arah tulisan tersebut.
"Kantor Kelurahan."
"Kamu mau di sini aja atau masuk?" Tary turun dari motor.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Rahma AR
iya Ry
2023-09-28
1
Rahma AR
si abang poilos benar
2023-09-26
0
💫GoodLooK!Ng☀️
qoutes kyk Gw
2023-09-13
1