Rumah Pak Ustadz

...Ibuku berkata...

"Hadiah terbaik adalah apa yang kamu miliki dan takdir terbaik adalah apa yang kamu jalani."

Rendy terdiam sambil berpikir sejenak, Rendy memang tidak memiliki tujuan tetapi dia merasa tidak enak untuk menerima bantuan dari orang yang baru di kenalnya.

"Kamu kenapa diam saja?"

"Maaf saya tidak bisa menerima tawaran pak Ustadz."

"Kenapa?"

"Saya merasa sungkan kepada pak Ustadz sedangkan kita baru saja berkenalan."

"Kamu tidak perlu sungkan dahulu saya juga pernah mengalami posisi seperti kamu."

"Maksud pak Ustadz?"

"Saya pergi merantau ke kota D untuk memperbaiki hidup saya di desa, saat saya sampai di kota D saya sama sekali tidak punya keluarga sehingga saya bingung mau tinggal di mana lalu saya bertemu dengan pak Haji. Dia mengajak saya ikut dengannya saya yang tidak punya pilihan pun ikut bersamanya."

"Kisah pak Ustad berbeda dengan saya, saya berasal dari kota B di pulau Jawa. Awalnya saya itu nonis lalu saya mendapatkan hidayah dari Allah sehingga saya menjadi seorang mualaf. Saya menjadi mualaf tanpa sepengetahuan keluarga saya. Setelah tiga bulan menjadi mualaf, tiga hari yang lalu Daddy mendapati saya sedang membaca alquran di dalam kamar sehingga Daddy pun mendesak saya untuk berbicara yang jujur. Saya mengakui kepada Daddy bahwa saya sudah menjadi seorang mualaf. Daddy marah saat mengetahui bahwa saya mualaf sehingga Daddy mengusir saya."

"Kamu yang sabar ya." Pak ustadz memegang bahu Rendy.

"Ini sudah menjadi jalan takdir hidup saya pak Ustadz."

"Maka nya kamu ikut saya, agar kamu bisa lebih memperdalam ilmu agama islam."

"Apakah saya tidak merepotkan pak ustadz?"

"Tidak merepotkan sama sekali, malah saya senang bisa membantu kamu mempelajari ilmu agama."

"Baiklah saya mau ikut pak ustadz.

Siang harinya mobil bus yang kami tumpangi berhenti di teriman bus. Semua penumpang bus tersebut turun begitu juga dengan Rendy dan pak ustadz yang sudah turun dari bus.

"Ayo sekarang kita cari angkot!"

"Saya ngikut pak Ustadz saja."

Mereka sudah berdiri di pinggir jalan raya untuk menyari angkot yang kosong. Tetapi angkot belum juga terlihat di sana. Mereka melihat mobil pribadi dan motor yang dari tadi lalu lalang di jalan raya tersebut. Mereka berdiri di bawah terik panasnya matahari.

"Uh panasnya." Keringat Rendy sudah bercucuran membasahi wajahnya.

"Kota D termasuk salah satu kota terpanas di Indonesia." Pak Ustad menoleh ke arah Rendy yang wajahnya sudah memerah selain itu keringat bercucuran di wajah Rendy.

"Pantas saja pak Ustadz." Rendy melap keringat yang bercucuran di wajahnya dengan lengan jaketnya.

"Itu ada angkot." Pak Ustadz melihat sebuah angkot mendekat ke arah mereka.

Sebuah angkot berhenti di hadapan mereka, si kernet angkot turun dari bangkunya.

"Pak mau kemana?"

"Ke perumnas tahap 1."

"Kalau begitu naik aja pak."

"Apa ada dua bangku kosong?"

"Ada pak."

"Kamu naik dulu."

"Baik pak."Rendy masuk ke dalam mobil angkot, dia duduk di bangku kanan yang ujung.

Setelah itu pak ustadz masuk ke dalam angkot, pak ustadz duduk di bangku kosong yang berada di depan Rendy. Pak supir melajukan angkotnya dengan kecepatan standar. Ketika angkot yang mereka tumpangi sudah bergerak maka Rendy pun menoleh ke arah kaca yang berada di belakang pak ustadz.

Angkot tersebut terus melaju dengan kecepatan standar.

" Abang kiri kiri." Seorang si ibuk penumpang angkot meminta supir angkot berhenti.

Pak supir pun menginjak rem angkot sehingga angkot berhenti. Setelah angkot tersebut berhenti maka si ibuk pun turun dari angkot. Si ibuk sudah berada di luar angkot lalu dia membayar ongkos kepada si kernet.

"Jalan pir." Si kernet masuk ke dalam angkot lalu dia menyuruh supir untuk melajukan motornya.

Pak Supir kembali melajukan angkotnya, Rendy melihat ke arah penumpang di angkot kebanyakan ibuk-ibuk.

"Apakah masih jauh rumah pak ustadz?"

"Sebentar lagi sampai."

"Memang bapak tinggal dimana?" Si ibuk tersebut melihat ke arah pak ustadz.

"Di perumnas tahap 1."

"Sebentar lagi juga sampai."

"Abang kiri kiri."

Pak supir menepikan angkotnya lalu dia menginjak rem angkotnya sehingga angkotnya berhenti.

"Ayo kita turun!"

"Iya pak ustadz."

Rendy terlebih dahulu turun baru di susul oleh pak ustadz. Pak ustadz membayar ongkos mereka berdua. Setelah itu angkot tersebut melaju meninggalkan mereka yang masih berdiri di pinggir jalan raya.

"Mari kita menyeberangi jalan raya!"

"Iya Pak ustadz.

Setelah keadaan jalan raya sepi mereka menyeberangi jalan raya bersamaan. Mereka sudah berada di depan gapura perumnas tahap 1.

"Rumah saya ada di komplek perumahan itu." Pak Ustadz menujukan jarinya ke arah gapura perumnas.

"Kalau begitu ayo kita kesana pak ustadz!"

"Apa kamu tidak keberatan kalau kita berjalan untuk sampai ke rumah aku?"

"Tidak, saya lebih senang kalau kita berjalan kaki pak ustadz. Saya sudah bosan 3 hari 3 malam di dalam bus."

Mereka berjalan bersama-sama melewati gapura perumnas. Mereka berjalan sambil mengobrol sehingga tidak terasa mereka sudah berada di blok pertama perumahan. Mereka berjalan melewati perumahan, seorang pria keluar dari rumahnya lalu dia melihat pak ustadz.

"Assalamu'alaikum pak ustadz."

"Walaikumsalam pak." Mereka berhenti berjalan, lalu mereka menjawab salam dari si pria tersebut.

"Pak ustadz dari mana?"

"Dari kota P."

"Dia siapa pak Ustadz?"

"Dia saudara saya, kalau begitu kami pamit dulu"

Mereka sudah berada di depan pintu rumah pak ustadz.

Tok................ Tok

"Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam Abi."Pintu rumah terbuka seorang perempuan memakai gamis serta jilbab syari berdiri di depan pintu rumah. Si perempuan tersebut langsung menyalim punggung tangan pak Ustadz.

" Rendy perkenalkan ini istri saya."

"Saya Rendy buk." Rendy mengulurkan tangan ke arah Istri pak ustadz.

"Nama saya Adelia." Buk Ade menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Mari kita masuk ke dalam rumah!"

"Iya pak ustadz."

Mereka sudah duduk di atas tikar yang berada di ruangan tamu.

"Abi dan Rendy mau minum apa?"

"Air putih dingin aja umi. Kalau Rendy mau minum apa?"

"Samain kayak pak ustadz saja buk ustadzah."

"Kalau begitu Umi ambil minum dulu."

"Ya seperti ini lah keadaan rumah saya Rendy."

"Alhamdulillah pak ustadz sudah punya rumah tempat berteduh sementara saya masih bingung malam ini mau tidur dimana?"

"Kamu tidak usah bingung malam ini kamu bisa tidur di rumah saya."

"Tapi saya mau tidur dimana pak ustadz?" Rendy melihat kamar di rumah pak ustadz hanya ada satu, selain itu cuma ada ruangan tamu dapur dan kamar mandi di belakang.

"Untuk sementara kamu tidur di ruangan ini, besok baru kita cari kontrakan buat kamu."

"Terimakasih pak ustadz."

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Zoe evarqlisha

Zoe evarqlisha

kak maaf boom like, bagus ceritanya 🤧🙏🏻

2025-01-04

1

Rahma AR

Rahma AR

buat quite nya bagus bagus loh

2023-09-24

1

ᥫ᭡⃠RaKa❤Ryᥫ᭡⃠

ᥫ᭡⃠RaKa❤Ryᥫ᭡⃠

Semangat Pesek @🌻⃟RyBerCyaNdaa🌞⃠

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Itu Shalat?
2 Mengurung Diri
3 Apa Yang Mereka Baca?
4 Belajar Mengaji
5 Kucing Tertabrak
6 Ketahuan Daddy
7 Di Usir Dari Rumah
8 Rumah Pak Ustadz
9 Masuk Dulu Baru Bayar
10 Rebutan Sapu
11 Di Suruh Kerumah Pak Ustadz
12 Nitip Zainel
13 Jalan Tikus
14 Apa Aku Ganteng?
15 Jangan Jangan Apa?
16 Memang Jalan Ini Punya Bapakmu
17 Seperti Lilin
18 Itu Suara Siapa?
19 Pengacara
20 Hari Pertama Berkerja
21 Mati Lampu
22 Bertemu Mama Tary
23 Tangisan Bayi
24 Menginap Di Rumah Tary
25 Tidak Mau
26 Baby Jane
27 Mencium Baby Jane
28 Sarapan Bersama
29 Baby Jane Di Cubit
30 Jane Bobok
31 Bertemu Bibik
32 Imunisasi Baby Jane
33 Tary & Baby Jane Menangis
34 Menjaga Baby Jane
35 Bocil Kecentilan
36 Tertidur Di Sofa
37 Dikira Suami Istri
38 Warung Bakso
39 Apa Ry Kangen sama Aku?
40 Mama
41 Milih Malu Atau Kelaparan?
42 Makan Malam Di Rumah Nenek Dan Kakek
43 Bukan Berdua Tapi Bertiga
44 Ke Panti Asuhan
45 Ry Perempuan Paling Cantik
46 Balon
47 Sarung
48 Menggoda
49 Mengurus Baby Jane Sendirian
50 Malam Minggu
51 Aku Anak Sehat
52 Mirip Pup Baby Jane
53 Kamu Nanya Bertanya-Tanya
54 Lembaran Jawaban Lea
55 Begitu Sulit Lupakan Reyhan
56 Membeli Baju Baby Jane
57 Biar Aku Yang Bayar
58 Fitri Merasa Pernah Bertemu Zainel
59 Cari Angin
60 Kamu Tahu Gak?
61 Fitri Mencari Zainel
62 Boncengin Zainel
63 Kamar Hotel
64 Fitri Dan Zainel di Cafe
65 Pilihlah Aku
66 Secangkir Kopi
67 Rebutan Sebotol Air Mineral
68 Zainel Pulang Terlambat
69 Sssttt Jangan Berisik
70 Gombalan Fitri
71 Jangan Duduk Di Sini
72 Hareudang
73 Hah Itu Aku
74 Masih Cantikan Aku Lagi
75 Naik Jabatan
76 Tunggu Dulu Ry
77 Menghubungi Koko Sam
78 Tuan Muda
79 Bertemu Mommy
80 Lea
81 Pulang Bawak Istri Dan Anak
82 Mommy Shock
83 Di Usir Lagi Oleh Daddy
84 Ternyata Hanya Mimpi
85 Si Wanita Misterius
86 Baby Jane Merangkak
87 Ada Belek
88 Taman Komplek Perumahan
89 Perdebatan Ry Dan Zaza
90 Sarapan Di Bawah Pohon
91 Pacar Zaza
92 Baby Jane Rewel
93 Ribut-Ribut
94 Suara Tangisan
95 Noda Merah
96 PMS
97 Kiri Kiri
98 Toko Perhiasan
99 Berbelanja
100 Ry Keselek
101 Fitri Menutup Matanya
102 Berbeda
103 Mejemput Zaza
104 Aku Tidak Baik-Baik Saja?
105 Tengah Malam
106 Zaza Sakit
107 Sakit Membawa Berkah
108 Pagi Sayang
109 Gara-Gara Kentut
110 Sup Ayam
111 Baby Jane Tidak Ada
112 Baby Jane Hilang
113 Mencari Baby Jane
114 Masih Mencari Baby Jane
115 Kantor Polisi
116 Panggilan Telpon
117 Menemui Penculik Baby Jane
118 Penculik Baby Jane
119 Jangan Pakai Otot Tapi Pakai Otak
120 Pov Yudhi
121 Meletakkan Bayi Di Depan Pintu
122 Tary Vs Penculik Baby Jane
123 Perasaan Tidak Enak
124 Obsesi Yudhi
125 Siapa?
126 Dia Siapa?
127 Nenek Baby Jane
128 Awas Saja Kamu Tary
129 Mandi Bola
130 Pum It Up
131 Menyeberang
132 Tertabrak
133 Pergi Ke Rs
134 Otw Ke Rs
135 Nenek Sadar
136 Titip Baby Jane
137 Nenek Meninggal
138 TPU
139 Siapa Itu???
140 Dikejar-Kejar Hantu
141 Seperti Nyata
142 Masuk Ke Kamar Ry
143 Terkejut
144 Pelaku Tertangkap
145 Air Mata Bawang
146 Kecewa
147 Kedatangan Kedua Orang Tua Fitri
148 Ooo Tidak Bisa
149 Hukuman Untuk Fitri
150 2 Tahun Kemudian
151 Ren
152 Perdebatan Sam dan Ren
153 Suara Itu
154 Bertemu Kembali
155 Restaurant Mewah
156 Western Food
157 Flashback
158 Saranghae
159 Menagih Janji
160 Seperti Ibu Dan Anak
161 Bertemu Baby Jane Di Mall
162 Kejujuran Ren
163 Aisyah Menemui Ry
164 Saya Sakit Apa?
165 Gagal Ginjal
166 Donor Ginjal
167 Pendonor Ginjal
168 Aku Bukan Pelakor
169 Aisyah Mundur
170 Jauhi PutraKu
171 Ingin Bercerai
172 Pernikahan
173 Tamat
174 Curhatan Penulis
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Apa Itu Shalat?
2
Mengurung Diri
3
Apa Yang Mereka Baca?
4
Belajar Mengaji
5
Kucing Tertabrak
6
Ketahuan Daddy
7
Di Usir Dari Rumah
8
Rumah Pak Ustadz
9
Masuk Dulu Baru Bayar
10
Rebutan Sapu
11
Di Suruh Kerumah Pak Ustadz
12
Nitip Zainel
13
Jalan Tikus
14
Apa Aku Ganteng?
15
Jangan Jangan Apa?
16
Memang Jalan Ini Punya Bapakmu
17
Seperti Lilin
18
Itu Suara Siapa?
19
Pengacara
20
Hari Pertama Berkerja
21
Mati Lampu
22
Bertemu Mama Tary
23
Tangisan Bayi
24
Menginap Di Rumah Tary
25
Tidak Mau
26
Baby Jane
27
Mencium Baby Jane
28
Sarapan Bersama
29
Baby Jane Di Cubit
30
Jane Bobok
31
Bertemu Bibik
32
Imunisasi Baby Jane
33
Tary & Baby Jane Menangis
34
Menjaga Baby Jane
35
Bocil Kecentilan
36
Tertidur Di Sofa
37
Dikira Suami Istri
38
Warung Bakso
39
Apa Ry Kangen sama Aku?
40
Mama
41
Milih Malu Atau Kelaparan?
42
Makan Malam Di Rumah Nenek Dan Kakek
43
Bukan Berdua Tapi Bertiga
44
Ke Panti Asuhan
45
Ry Perempuan Paling Cantik
46
Balon
47
Sarung
48
Menggoda
49
Mengurus Baby Jane Sendirian
50
Malam Minggu
51
Aku Anak Sehat
52
Mirip Pup Baby Jane
53
Kamu Nanya Bertanya-Tanya
54
Lembaran Jawaban Lea
55
Begitu Sulit Lupakan Reyhan
56
Membeli Baju Baby Jane
57
Biar Aku Yang Bayar
58
Fitri Merasa Pernah Bertemu Zainel
59
Cari Angin
60
Kamu Tahu Gak?
61
Fitri Mencari Zainel
62
Boncengin Zainel
63
Kamar Hotel
64
Fitri Dan Zainel di Cafe
65
Pilihlah Aku
66
Secangkir Kopi
67
Rebutan Sebotol Air Mineral
68
Zainel Pulang Terlambat
69
Sssttt Jangan Berisik
70
Gombalan Fitri
71
Jangan Duduk Di Sini
72
Hareudang
73
Hah Itu Aku
74
Masih Cantikan Aku Lagi
75
Naik Jabatan
76
Tunggu Dulu Ry
77
Menghubungi Koko Sam
78
Tuan Muda
79
Bertemu Mommy
80
Lea
81
Pulang Bawak Istri Dan Anak
82
Mommy Shock
83
Di Usir Lagi Oleh Daddy
84
Ternyata Hanya Mimpi
85
Si Wanita Misterius
86
Baby Jane Merangkak
87
Ada Belek
88
Taman Komplek Perumahan
89
Perdebatan Ry Dan Zaza
90
Sarapan Di Bawah Pohon
91
Pacar Zaza
92
Baby Jane Rewel
93
Ribut-Ribut
94
Suara Tangisan
95
Noda Merah
96
PMS
97
Kiri Kiri
98
Toko Perhiasan
99
Berbelanja
100
Ry Keselek
101
Fitri Menutup Matanya
102
Berbeda
103
Mejemput Zaza
104
Aku Tidak Baik-Baik Saja?
105
Tengah Malam
106
Zaza Sakit
107
Sakit Membawa Berkah
108
Pagi Sayang
109
Gara-Gara Kentut
110
Sup Ayam
111
Baby Jane Tidak Ada
112
Baby Jane Hilang
113
Mencari Baby Jane
114
Masih Mencari Baby Jane
115
Kantor Polisi
116
Panggilan Telpon
117
Menemui Penculik Baby Jane
118
Penculik Baby Jane
119
Jangan Pakai Otot Tapi Pakai Otak
120
Pov Yudhi
121
Meletakkan Bayi Di Depan Pintu
122
Tary Vs Penculik Baby Jane
123
Perasaan Tidak Enak
124
Obsesi Yudhi
125
Siapa?
126
Dia Siapa?
127
Nenek Baby Jane
128
Awas Saja Kamu Tary
129
Mandi Bola
130
Pum It Up
131
Menyeberang
132
Tertabrak
133
Pergi Ke Rs
134
Otw Ke Rs
135
Nenek Sadar
136
Titip Baby Jane
137
Nenek Meninggal
138
TPU
139
Siapa Itu???
140
Dikejar-Kejar Hantu
141
Seperti Nyata
142
Masuk Ke Kamar Ry
143
Terkejut
144
Pelaku Tertangkap
145
Air Mata Bawang
146
Kecewa
147
Kedatangan Kedua Orang Tua Fitri
148
Ooo Tidak Bisa
149
Hukuman Untuk Fitri
150
2 Tahun Kemudian
151
Ren
152
Perdebatan Sam dan Ren
153
Suara Itu
154
Bertemu Kembali
155
Restaurant Mewah
156
Western Food
157
Flashback
158
Saranghae
159
Menagih Janji
160
Seperti Ibu Dan Anak
161
Bertemu Baby Jane Di Mall
162
Kejujuran Ren
163
Aisyah Menemui Ry
164
Saya Sakit Apa?
165
Gagal Ginjal
166
Donor Ginjal
167
Pendonor Ginjal
168
Aku Bukan Pelakor
169
Aisyah Mundur
170
Jauhi PutraKu
171
Ingin Bercerai
172
Pernikahan
173
Tamat
174
Curhatan Penulis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!