Salah Paham

Ketika selesai semuanya kami kembali ke kamar. Mas Bagas terlihat tidak sehat. Aku yang cemas menarik celananya keatas.

Nampak luka memar yang berada di kaki Mas Bagas.Teringat dengan sosok yang dilemparkan lilin oleh Mbak Tati.

Aku mengambilkan air hangat dan mengompres kaki Mas Bagas yang terluka.

"Ini kenapa Mas kenapa bisa luka gini? "

"Tidak sengaja kesenggol sama Pak Bisma tadi. Jadi terkilir Dek"

Mungkinkah sosok pria misterius itu adalah Pak Bisma?

Tentu saja kecurigaan ku semakin nyata kepada Pak Bisma. Banyak gerak-geriknya yang akhir-akhir ini memicu itu.

Bahkan kakinya juga terluka meskipun tidak bisa memastikan tetapi mungkin saja dia sengaja membuat Mas Bagas juga terluka agar tidak ada yang mencurigainya.

Aku menceritakan pendapatku kepada Mas Bagas yang hanya dibalas dengan anggukan setuju.

Mas Bagas merasa lebih baik dan akhirnya tertidur dengan nyaman.

Lama aku membalikkan tubuhku ke kiri dan ke kanan tetapi belum juga mataku bisa terpejam.

Rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Saat kami turun ke bawah hotel dalam keadaan sunyi.

Padahal tadi sebelum ritual hotel sangat ramai dengan para hantu yang datang berpesta atau sekedar berdiri saja menyaksikan.

Ku lirik jam dinding sudah pukul 3 pagi. Namun mataku tidak juga bisa diajak kerja sama.

Tanpa sengaja aku mendengar kegaduhan dari bawah entah kenapa suaranya bisa sampai ke atas sini.

Rasa penasaran menyeret kakiku untuk mencari tahu. Rupanya semua ini berasal dari para dukun yang sedang berdebat sengit.

Kakek Ruwo berdecak pinggang memegang kris sedangkan Mbah Pardi bersiap dengan tinjunya.

"Andaikan kamu bisa menjaga wanita itu dia tidak mungkin kabur. " Ucap Mbah Pardi menatap kearah Kakek Ruwo dengan tatapan tajam.

"Kamu pasti sengaja membebaskannya" Tambah Mbah Melati juga menyulut emosi.

"Aku sama sekali tidak tahu kemana wanita siluman itu pergi. " Ujar Kakek Ruwo menjelaskan.

Tetapi semua tidak berlangsung lama karena Mbah Joko melerai mereka. berdua dibantu dengan Pak Bisma.

Mereka akhirnya menjadi tenang dan akan mencari siluman itu sebelum membunuh orang lagi.

"Siluman? "

"Wanita? "

"Gudang? "

Aku baru teringat dengan wanita yang aku selamatkan dari gudang Kakek Ruwo akankah siluman itu yang mereka maksudkan.

Jika benar maka semua orang di Rumah sakit akan terancan keselamatannya.

Meskipun begitu aku tidak bisa berbuat banyak karena diluar sangat gelap.

Semoga wanita yang aku selamatkan bukanlah yang mereka ceritakan saat ini.

"Sejak kapan kamu disitu Nduk"

Suara lembut Mbah Melati mengagetkanku. Semua matapun tertuju kepadaku dengan intens.

Aku menunduk malu-malu untuk bergabung meskipun sangat sungkan tetapi aku tetapi duduk diantara mereka.

Dengan hati-hati aku bertanya tentang apa yang mereka ceritakan. Karena jujur saja aku masih tidak percaya bahwa di dunia ini benar ada siluman.

Kakek Ruwo kemudian menjelaskan tentang siluman ular yang menyembunyikan identitasnya. Dengan kedua tangannya sendiri dia menyelamatkan wanita muda ini saat tertimpa kesialan di tabrak motor.

Kakek Ruwo bahkan juga memberikan pekerjaan dan tempat tinggal. Dia tidak mengetahui apapun tentang rupa siluman jika menyerupai manusia.

Semenjak kehadiran wanita itu banyak sapi yang mati mengerikan dengan isi perutnya keluar semua dan badannya menjadi kering. Banyak juga bangkai hewan seperti tikus, cicak, bahkan kucing yang Kakek Ruwo temukan.

Lambat laun Kakek Ruwo mulai kehilangan stok daging yang cukup jadi menggantinya dengan daging dari desa lain yang penyembelihannya tidak islami dan sudah sakit-sakitan.

Dia berusaha menekan pengeluaran agar tetap bisa membiayai karyawan dan mendapatkan penghasilan.

Hal ini juga yang diketahui oleh Mbak Tati karena tempat dia mengambil daging adalah tempat saudara jauhnya di desa lain yang merupakan juga pedagang bakso tikus.

Sampai satu hari Mbah Pardi datang berkunjung ke pasar dimana dia biasa berjualan.

Disaat itu juga Kakek Ruwo diberitahu bahwa wanita yang dia jadikan sebagai pegawai adalah seorang siluman ular hijau.

Kakek Ruwo yang mendengar itu tentu saja tidak percaya namun kemampuan Mbah Pardi adalah mengetahui wujud nyata dari makhluk dengan mudahnya dia berhasil memperlihatkan wujud nyata wanita yang bernama Dewi itu di hadapan Kakek Ruwo.

Dia merasa sangat tertipu jadi hari itu juga dia meminta pengawalnya untuk membunuh Dewi. Mereka kemudian menyekap dan memasukkan Dewi kedalam karung untuk mudah di bawa masuk ke atas Truk.

Dewi bukan hanya di pukuli habis-habisan tetapi juga tidak diberi makan sama sekali. Anehnya Dewi bahkan tidak melawan sama sekali. Dia seolah pasrah dengan hidupnya.

Namun kata Mbah Pardi siluman ular akan kehilangan kendali ketika dia sudah berganti sisik ketujuhnya dan di penglihatannya Dewi adalah siluman ular sisik 6. Sekali lagi berganti sisik maka Dewi tidak bisa di kendalikan lagi. Dia akan menjadi sosok yang haus darah manusia.

Sembari Kakek Pardi menjelaskan aku memperhatikan Pak Bisma yang menahan kain celananya agar tidak menyentuh kulit.

Tepat ketika Mbah Pardi selesai menjelaskan aku langsung berbasa-basi dengan Pak Bisma.

"Kakinya kenapa Pak? " tanyaku penuh selidik.

"Oh ini Bu, kena air panas tadi. "

"Hmm loh kok bisa sih Pak. " Ucapku dengan rasa simpati ku buat-buat.

Percakapan kami dipotong oleh Mbah Joko bahwa keesokan harinya mereka harus menangkap siluman itu sebelum berganti kulit.

Dengan itu juga Pak Bisma bebas dariku. Bisa aku lihat jelas dia terlihat gugup dan tidak ingin menatap mataku.

Sangat ingin rasanya aku mengungkapkan tebtang siluman ular yang aku bawa ke rumah sakit tetapi aku yakin semuanya akan memakan waktu introgasi yang panjang dan aku tidak mau disalahkan.

Setelah suasana menjadi tenang kami pun bubar dan aku kembali ke kamar lagi. Kali ini akhirnya aku bisa tidur dengan nyaman.

Keesokan paginya tanganku meraba-raba bantal Mas Bagas tetapi dia sudah tidak ada disini. Aku melirik jam ternyata sudah pukul 9. Begini jadinya jika begadang semalaman.

Buku-buku aku langsung mandi dan siap-siap kerumah sakit. Tetapi di pelataran sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Mas Bagas begitu juga yang lain.

Ketika membuka pintu hotel untuk keluar mataku membulat sempurna seekor ular besar sudah menghadang di hadapan mataku. Kulitnya hijau terang dan matanya menyala merah.

Anehnya Mas Bagas dan Mbah yang lain yang sedang menikmati sarapan di luar sama sekali tidak melihatnya.

Ular ini memang berada di depanku tetapi dia tidak ingin menyakitiku. Dia bahkan sangat tenang.

Meskipun suara desisnya menakutkan tetapi dia sama sekali tidak melukaiku. Ular itu malah melewatiku dan masuk ke dalam hotel.

"Dewi.... "

Aku memberanikan diri memanggilnya dia juga menoleh sebentar lalu masuk kedalam.

Tentu saja itu tidak cukup untukku aku langsung berlari menyusul Dewi yang sudah merubah wujudnya sebagai manusia lagi.

Terpopuler

Comments

🥑⃟Riana~

🥑⃟Riana~

Berasa aneh,mereka semua dukun. Tapi kok enggak ada yg tahu siapa yang membebaskan wanita itu🤔

2023-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!