Mas Bagas Sakit

"Maaf Jasmine, aku belum menemukan bukti apapun. "

Ucapku kepada Jasmine yang dibalas dengan diam saja.

Keadaan diantara kami senyap dan sunyi. Aku dan Jasmine duduk bersama di loteng rumahku. Dia tidak merespon apapun meskipun sudah berusaha aku jelaskan.

Wajah Jasmine langsung berubah, matanya menyala merah.

Aku mundur selangkah menggunakan tanganku ke belakangku.

"Jadi kamu... "

Aku sangat terkejut dengan mata merah yang dari awal meneror ku adalah Jasmine. "

Dia terus tertawa cekikian membuat semua bulu kudukku menjadi merinding. Sangat menyedihkan raungan tangisnya tetapi membuatku sangat gelisah.

a

Beranjak langsung saja aku meninggalkannya. Benar-bener merepotkan fikirku.

Aku sangat ingin kembali ke kota jika seperti ini terus, Jasmine sangat mengganggu dan membuatku putus asa.

Di dalam kamar air kembali mengalir deras dan Mas Bagas yang tidak ada di kamar karena dia membantu penyelidikan polisi di lantai 5.

Saat mengecek toilet ada tulisan merah lagi disana.

"Jangan percaya siapapun. "

Setelah mencoba fokus tulisan itu sudah menghilang. Lantas percaya bagaimana yang di maksudkan disini.

Semakin tidak nyaman rasanya berada terus menerus di kamar ini. Aku turun kebawah dan menanyakan kepada Mbak Tati tentang polisi yang datang.

Tetapi anehnya Pak Bisma dan Mbak Tati saling menatap heran.

"Polisi gak datang hari ini Bu. Mungkin lusa. "

Aku langsung meninggalkan mereka berdua tanpa kata apapun lagi.

Langkahku menarik aku ke lantai 5. Entah apa yang dilakukan suamiku diatas. Perasaan ku campur aduk, takut jika terjadi apa-apa dengan Mas Bagas.

Semua area di lantai 5 sudah di tutupi oleh tanda larangan polisi. Aku langsung tertuju kamar di pojok dimana mayat Jasmine di temukan.

Untung saja ada lubang di pintu yang bisa aku manfaatkan untuk melihat keadaan di dalam karena pintunya terkunci.

Perlu sedikit effort dengan menjinjit untuk mencapai penglihatan kedalam kamar.

Mataku membulat sempurna, emosi membuat darahku mendidih dan benar-bener membuatku kehilangan akal sehat.

Langsung saja aku ketuk pintu dengan keras dan tidak sabaran.

Mas Bagas seolah di bius oleh waktu dan kenikmatan dia tidak juga beranjak membuka pintu yang membuatku semakin emosi.

Berulang kali aku menggedor-gedor pintu dan menarik perhatian Pak Bisma. Beliau menyusul aku ke lantai 5 dan bertanya situasi macam apa yang sedang terjadi.

Aku terduduk di depan pintu menatap sayu kepada Pak Bisma dan menunjuk kearah pintu.

"Astaghfirullah."

Pak Bisma sangat terkejut bahkan dia nampak tidak percaya dengan apa yang dia lihatnya.

Beliau membantuku mendobrak pintu. Aku hanya bisa mencoba menyadarkan Mas Bagas. Karena aku yakin semua ini dibawah kendali setan jahat itu.

Ketika masuk dia juga tidak menghilang. Aku berteriak mengutuknya. Dan pantas mati mengenaskan.

Saat akan membawa Mas Bagas semua barang-barang di dalam ruangan mulai berjatuhan dan sosok tawa Jasmine kembali menggema, dengan segera aku dan Pak Bisma berlari keluar dengan memapah Mas Bagas.

"Tempat ini sudah berbahaya bagi kalian Bu. " Ujar Pak Bisma.

"Sebaiknya untuk sementara waktu Ibu tinggal di rumah saya saja dulu. "

Aku hanya mengangguk untuk merespon saran dari Pak Bisma.

Mbak Tati yang melihat kami memapah Mas Bagas langsung membantu dan Pak Bisma kemudian menjelaskan semuanya.

Saat itu juga kami bergerak pergi dari hotel ke rumah Pak Bisma dan Mbak Tati.

Kembali aku teringat tulisan di kamar mandi tadi "Jangan percaya siapapun. "

Tetapi aku yakin Mbak Tati dan Pak Bisma orang-orang yang baik. Hanya mereka berdua yang aku kenal dan andalkan disini.

Betapa terkejutnya aku melihat rumah mereka berdua.

Rumah yang sangat besar dan mewah, bahkan pagarnya terbuat dari keramik berkualitas tinggi.

Banyak pertanyaan dan kecurigaan di kepalaku tetapi aku pilih menyimpan semuanya saja.

Kami di persilahkan duduk di ruang tamu, mataku melihat sekitar ruangan penuh dengan barang-barang antik dan indah.

Tak lama dari itu keluarlah gadis kecil yang cantik membawakan kami teh dan kue.

Mas Bagas berangsur-angsur juga sudah memperoleh kesadarannya kembali.

"Siapa gadis itu Mbak? "

"Dia cucu kami Bu. "

"Kedua orangtuanya merantau di kota Mbak. "

"Karena mereka berdua jugalah kami bisa hidup di rumah yang mewah seperti ini. "

"Kenapa Mbak masih mau bekerja di hotel? "

"Pak Juan sudah membantu kami banyak hal jadi pengabdian terakhir kami adalah membantu beliau menjaga satu-satunya harta yang dia cintai. "

"Cintai? "

"Benar Mbak, hotel ini sangat Pak Juan sayangi. "

"Bahkan setelah kejadian tidak menyenangkan terjadi Pak Juan tetap menjaga hotel ini. "

Menurut Mbak Tati dan Pak Bisma seolah ayah terjebak dengan cinta pertama disini, meskipun sudah berkali-kali kehilangan modal tetapi akhirnya tetap beliau jaga.

Mas Bagas yang sudah mendingan malah terus berteriak memanggil nama Jasmine. Aku yang sangat tidak sabaran menggoyangkan bahu Mas Bagas dengan kasar.

Pak Bisma pergi memanggil orang pintar untuk membantu menyembuhkan Mas Bagas yang menurut beliau terkena jebakan ilusi Jasmine. Lebih tepatnya terobsesi sosok Jasmine.

Di kamar di lantai 5 aku melihat suamiku bercinta dengan Jasmine. Hatiku terasa sangat sakit bagaimana tidak Mas Bagas mengkhianati ku dengan tidur bersama setan. Tidak masuk akal dan diluar prediksi BMKG. Namun benar nyata dan terjadi. Pak Bisma juga menyaksikan langsung.

Mas Bagas ingin terus berlari keluar untuk kembali ke hotel, dia benar-bener sudah tidak sadar. Dia bahkan berkali-kali memanggil nama seorang wanita tetapi bukan Jasmine melainkan Nilam.

"Siapa Nilam? "

Bertambah sudah beban fikiranku saat ini padahal saat ini harusnya aku bersantai menjaga kandunganku.

Tidak lama dari itu akhirnya Pak Bisma datang bersama seorang kakek.

"Kakek itu..... "

Benar! Kakek itu seorang psychopath. Kakek yang aku lihat di pabrik tua.

"Kenalin Bu ini Kakek Ruwo, beliau tetuah di kampung ini. "

Dari ekspresinya beliau sepertinya tidak mengenaliku. Aku tidak ingin berfikir yang lain yang terpenting saat ini adalah keselamatan Mas Bagas.

Beliau kemudian meminta Mas Bagas untuk dibaringkan. Jadi Mbak Tati mengambilkan karpet dan merebahkan tubuh Mas Bagas.

Kakek itu juga memanggil anggotanya untuk membantu menahan Mas Bagas yang sangat kuat.

Semakin aku tercengang dan berkeringat dingin. Tiga laki-laki yang masuk adalah tiga laki-laki yang menyekap dan berkontribusi dengan kematian Jasmine.

Namun hanya beliau yang bisa menyelamatkan Mas Bagas, jadi aku hanya bisa menahan ketakutan dalam diriku demi keselamatan suamiku.

Kakek mengambil sejumput garam dan membuat lingkaran di tubuh Mas Bagas. Lalu dia menyalakan api.

Mas Bagas merespon dengan amukan dan teriakan rasa sakit. Aku sangat tidak kuat mendengarnya namun Mbak Tati mencoba menenangkan karena ini demi keselamatan Mas Bagas juga.

Selanjutnya Kakek Ruwo mengikat tubuh Mas Bagas dengan akar tumbuhan dengan membacakan mantra yang entah apa.

Mas Bagas terus berteriak dan mengamuk. meskipun di tahan oleh empat pria dewasa tetapi kekuatan Maa Bagas sangat luar biasa.

Kakek Ruwo mencoba banyak hal untuk ritual penyembuhan Mas Bagas. Tetapi tetap tidak berhasil. Mereka juga sudah sangat lelah.

"Hanya ada satu cari Nduk. "

Ujar Kakek Ruwo seketika.

"Apa itu Kek? "

"Kita harus menyiapkan ritual untuk memanggil arwah Jasmine dan menghancurkannya untuk menyelamatkan suamimu Nduk. "

Baru saja selesai mengucapakannya Mas Bagas sudah mengamuk lagi.

"YaAllah ada apa dengan suamiku"

Terpopuler

Comments

🥑⃟Riana~

🥑⃟Riana~

lanjut thor... semakin seru😊

2023-06-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!