Dirumah sakit wanita penjual daging aku percayakan kepada Dr. Cahya dan aku akan kembali keesokan harinya.
Sesampainya dihotel aku tidak dapat menemukan siapapun.
Entah itu Mas Bagas, Pak Bisma ataupun Mbak Tati.
Lama aku mencari tetap tidak ada juga hasilnya.
Terpaksa aku bertanya keluar kepada orang-orang. Tetapi tidak ada juga yang tahu.
"Lantai 5."
Buru-buru aku masuk kedalam hotel lagi.
Benar saja aku mendengar suara Mbak Tati disini.
Saat mendekati ruangan di sudut hotel. Ternyata tidak ada apapun.
Entah dari mana sumber suara Mbak Tati barusan yang aku dengar.
Aku baru ingat jika Mas Bagas pergi menemani Kakek Ruwo. Hanya Mbak Tati dan Pak Bisma yang tidak bisa aku temukan.
Entah apa yang aku fikirkan kenapa seperti orang linglung seperti ini.
Dari pada pusing sendiri aku memilih duduk di balik meja resepsionis Mbak Tati.
Aku membuka lacinya meskipun aku hampir tidak pernah melihat Mbak Tati membuka laci ini. Tetapi keadaannya sangatlah bersih.
Di laci paling bawah ada sebuah album foto kecil yang sepertinya sudah cukup lama. Karena kepo aku membukanya.
Aku membalik-balikkan halaman. Tampak foto Mbak Tati dengan Pak Bisma yang sudah cukup lama. Ternyata mereka dulu sudah pacaran sampai akhirnya menikah.
Ada satu foto yang menarik perhatianku foto Jasmine yang menatap tajam ke arah Pak Bisma.
Sampai siang hari Sampai siang hari akhirnya Mbak Tati dan Pak Bisma datang juga.
Mereka ternyata dari pasar untuk membeli bahan-bahan makanan dan beberapa perlengkapan yang di butuhkan oleh Kakek Ruwo.
Hampir saja aku lupa bahwa akan datang teman-teman Kakek Ruwo yang akan turut membantu.
Tidak lama Mas Bagas dan Kakek Ruwo juga sudah datang.
Mereka sangat antusias untuk mengusir arwah itu karena selama dua hari belakangan ini arwah itu sudah tidak mengganggu lagi. Mereka sangat yakin jika kekuatannya sudah melemah.
Kakek Ruwo datang bersama tiga orang. Dua laki-laki yang seumuran dengannya dan satu perempuan yang sama tuanya.
Mbak Tati kemudian menyiapkan makan siang dan kami mengobrol seputar hal-hal mistis.
Mereka akan melakukan ritual pengusiran nanti malam tepat ketika hotel sudah ramai agar bisa mengusir arwah yang lainnya juga.
Upacara ritual nantinya akan di lakukan secara khusus oleh mereka. Aku dan Mas Bagas diminta untuk membantu juga.
Jujur saja aku takut tetapi ini demi kemaslahatan aku juga. Keuntungan akan mengalir deras jika Hotel ini bebas dari rumor negatif.
Terlebih di desa ini sementara dibangun area wisata yang nantinya pasti akan banyak di kunjungi oleh orang-orang.
Banyak pendatang yang pasti ingin menginap di hotel. Jadi aku hanya bisa mengiyakan apapun yang di suruhkan nantinya.
Pak Bisma dan Mbak Tati juha bersedia untuk ikut hadir.
Ini adalah kali pertama Mbak Tati dan Pak Bisma tidak pulang sebelum malam hari.
Ketika makan siang sudah selesai aku mengobrol dengan perempuan yang ikut dengan Kakek Ruwo dia bernama Mbah Melati.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai dukun yang pandai meramal masa depan dan juga membaca garis tangan manusia.
Dia juga bisa membaca kehadiran arwah yang tidak nampak, dia juga bisa energi dari setiap arwah.
Sejenak aku di buat tertegun dengan kemampuannya. Sekedar berbasa-basi aku meminta untuk diramal oleh Mbak Melati.
Mbah Melati kemudian memegang tanganku dengan terus merapal mantra. Dia sangat fokus dan terus memejamkan kedua matanya.
Mbak Melati tiba-tiba langsung melepaskan genggaman tangannya dan terlihat tidak nyaman.
"Mbah kenapa? " Ucapku bingung.
"Kamu ternyata... "
Mbah Melati menahan ucapannya dan mengalihkan percakapan dengan menjelaskan tentang perjalanan asmaraku yang akan hancur dan keuangan ku yang akan meningkat pesat.
Meskipun sulit di percaya tetapi memang perasaanku dengan Mas Bagas saat ini seakan surut seperti air laut.
Aku masih ingin bertanya tentang apa yang dimaksud tadi oleh Mbah Melati. Aku ternyata apa? Namun Mbah Melati tidak ingin membicarakan apapun lagi.
Semua persiapan untuk ritual mulai dilakukan. Jadi Mbah Melati menyudahi semuanya.
Kakek Ruwo meminta kepada Mbah Joko yang memimpin semua instruksi pengadaan ritual.
Semua pekerjaan harus di lakukan dengan teliti dan tidak boleh ada tempat yang terlewatkan.
Ketika semua selesai kami menyusul ke lantai 5. Mereka berempat duduk bersila, meminta kami ikut bergabung untuk membentuk lingkaran.
Ada satu botol disimpan di tengah sebagai wadah untuk jiwa Jasmine.
Mbak Ruwo terlebih dahulu sudah membuka semua segel di kamar lantai 5.
Tepat saat itu juga sosok hitam berdiri di depan jendela. Suara tawa mencekik semua keberanian dalam diriku.
Tawanya benar-benar menakutkan, tawa yang menggema mengendalikan barang-barang di ruangan menjadi terlempar satu persatu.
Lingkaran yang tadinya terbentuk utuh saat ini hancur untuk menyelamatkan diri dari lemparan barang-barang yang terbang.
Bersamaan dengan itu kegelapan menutupi semua ruangan. Ketika Mas Bagas berhasil menyalakan lampu.
Tubuh Mbah Melati sudah melayang dengan sendirinya. Jasmine masuk ke dalam tubuhnya. Matanya berubah merah dan bangkit dengan menakutkan.
Dia kali ini menangis dan menyerang salah satu Mbah yang lain dia mencekiknya sampai kehilangan nafas. Mbah Joko dan Kakek Ruwo membantu tetapi tidak juga berhasil. Malah mereka terlempar jauh.
Aku menggengam erat tangan Mbak Tati yang sama takutnya denganku. Pak Bisma dan Mas Bagas mencoba juga untuk membantu namun tetap tidak berhasil.
Kekuatan Mbah Melati berkali lipat kuatnya tidak bisa goyah. Bersamaan kegagalan itu teman Kakek Ruwo yang bernama Mbah Pardi pingsan.
Mbah Melati kembali menangis dan terisak-isak dia terus meneriakkan kata pembunuh berulang kali.
Aku mendekati Mbah Melati yang menangis.
"Jasmine kami akan membantumu"
Dia mengangkat kepalanya ke atas, raut wajahnya sudah berubah. Bukan wajah Mbah Melati lagi.
Suaranya juga berubah dengan cepat.
"Pembunuh itu ada disini... "
Ucap Mbah Melati dengan suara yang menggema.
"Pembunuh... "
Tepat ketika Mbah Melati akan menunjuk pembunuh itu, lampu ruangan langsung padam.
Sosok misterius lewat dibalik kegelapan. Mbah Melati berteriak kesakitan. Sosok itu memukul punggung Mbah Melati hingga pingsan.
Bersamaan itu sosok Jasmine keluar dari tubuhnya. Dan berkat itu juga Mbah Joko berhasil menghancurkan arwah Jasmine dengan air suci dan mantranya.
Satu ruangan bisa mendengar teriakan yang menyedihkan dan menyayat hati. Sampai arwah Jasmine menghilang.
Sosok misterius itu juga bersiap untuk lari tetapi Mas Bagas melemparkan lilin yang masih menyala dan mengenai pergelangan tangannya.
Namun dia tetap lari dan menahan kesakitannya. Aku dan Mbak Tati membantu Mbah Melati.
Kakek Ruwo membantu Mbah Pardi dan Kakek Joko yang sibuk dengan arwah Jasmine hingga benar-benar hilang dan hancur.
Lampu kemudian menyala dengan terang, Pak Bisma datang dan mengatakan bahwa dia mengurus lampu.
Kamipun diarahkan oleh Kakek Ruwo untuk turun kebawah dan berkumpul di aula setelah Mbah Melati dan Mbah Pardi sadar kembali. Di tangga mataku terfokus dengan cara jalan Pak Bisma yang sedikit pincang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
🥑⃟Riana~
Mungkinkah pembunuh itu adalah pak bisma,😱
2023-06-23
1